60
mengalami penurunan, sehingga berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Data penelitian menunjukkan terdapat 9 perusahaan
mengalami penurunan harga saham dalam periode penelitian, sedangkan 5 perusahaan diantaranya mengalami peningkatan laba
EPS yang cukup signifikan. Perilaku investor yang sedemikian rupa dapat menyebabkan ketidakberaturan di pasar modal atau
anomali pasar. Anomali pasar menciptakan hubungan yang tidak rasional antara informasi publik yang tersedia dengan harga
saham, hal tersebut menjadikan sulit untuk dijelaskan.
b. Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan
Koefisien regresi variabel struktur modal yang diproksikan dengan debt to equity ratio DER sebesar 0,001
dengan signifikansi 0,994. Nilai signifikansi DER yang lebih besar dari signifikansi yang diharapkan 0,05 menunjukkan
bahwa variabel struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2011-2013, sehingga hipotesis kedua ditolak. Dari hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa DER
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian tidak sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Durrotun Nasehah dan Endang Tri Widaryati 2012 yang
menyatakan bahwa DER berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan. Peneliti sebelumnya menjelaskan
61
bahwa semakin tinggi penggunaan hutang untuk pembiayaan operasional perusahaan, maka beban yang ditanggung perusahaan
juga besar sehingga menurunkan nilai perusahaan. Menurut teori trade-off, dalam kaitan penggunaan hutang
optimal untuk meningkatkan nilai dalam penelitian ini mungkin belum optimal. Kemungkinan tersebut dapat disebabkan karena
perusahaan belum memaksimalkan manfaat tax shield dari penambahan hutang sehingga penggunaan hutang belum
mencapai titik optimal. Koefisien regresi yang menunjukkan angka positif menandakan bahwa penggunaan hutang masih
bermanfaat dan masih mampu meningkatkan nilai perusahaan. Hasil pengamatan peneliti diperoleh bahwa 14 perusahaan
mengalami kenaikan pada sisi modal yang nilainya relatif lebih besar dari hutang yang dimiliki. Hasil statistik deskriptif
menunjukkan bahwa rata-rata nilai DER perusahaan sampel sebesar 0,8255 yang menunjukkan penggunaan hutang yang lebih
sedikit dari modal yang dimiliki. Peningkatan penggunaan hutang oleh perusahaan sampel dalam periode penelitan hanya sebesar
50 9 perusahaan dari total perusahaan sampel yang diperoleh. Besarnya nilai modal perusahaan yang relatif lebih besar dari
hutang menjadikan nilai DER semakin rendah dan membuat kemampuan
perusahaan manufaktur
dalam memenuhi
kewajibannya tidak diragukan lagi. Struktur modal yang
62
sedemikian rupa membuat investor tidak lagi khawatir perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya, sehingga indikator DER
dianggap kurang berpengaruh dalam keputusan investasi. Hal ini dapat disimpulkan bahwa struktur modal tidak berpengaruh
terhadap keputusan investasi sehingga tidak memengaruhi harga saham yang menjadi dasar perhitungan nilai perusahaan.
c. Pengaruh Return On Equity terhadap Nilai Perusahaan