Pengaruh Return On Capital Employed (ROCE), Return On Asset (ROA), Dan Return On Equity (ROE) Terhadap Earnings Per Share (EPS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH RETURN ON CAPITAL EMPLOYED (ROCE), RETURN ON ASSET (ROA), DAN RETURN ON EQUITY (ROE) TERHADAP EARNINGS

PER SHARE (EPS) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH :

HERLINA

090503190

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

i PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : “Pengaruh Return On Capital Employed (ROCE), Return On Asset (ROA), dan Return On Equity (ROE) terhadap Earnings Per Share (EPS) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Ekstensi S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 22 November 2012 Yang membuat pernyataan,

NIM : 090503190 Herlina


(3)

ii ABSTRAK

PENGARUH RETURN ON CAPITAL EMPLOYED (ROCE), RETURN ON ASSET (ROA), DAN RETURN ON EQUITY (ROE) TERHADAP EARNINGS

PER SHARE (EPS) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk melihat variabel ROCE, ROA, dan ROE secara parsial maupun secara simultan berpengaruh terhadap EPS pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris mengenai pengaruh ROCE, ROA, dan ROE secara parsial maupun secara simultan terhadap EPS pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ROCE, ROA, dan ROE berpengaruh terhadap EPS serta ROCE, ROA, dan ROE secara simultan berpengaruh terhadap EPS.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Penelitian ini menggunakan jenis data kombinasi antara time series dan cross section atau sering disebut dengan pooling data. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dan teknik analisis regresi berganda untuk seluruh hipotesis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel ROCE dan ROA berpengaruh terhadap EPS dan secara parsial variabel ROE tidak berpengaruh terhadap EPS. Secara simultan baik ROCE, ROA, dan ROE berpengaruh terhadap EPS pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(4)

iii ABSTRACT

EFFECT RETURN ON CAPITAL EMPLOYED (ROCE), RETURN ON ASSET (ROA) AND RETURN ON EQUITY (ROE) TO EARNINGS PER SHARE (EPS)

OF MANUFACTURE AT INDONESIAN STOCK EXCHANGE

Formulation of this research shows that the variables ROCE, ROA, and ROE partially and also simultan to Earnings Per Share (EPS) of manufacture firms at Indonesian Stock Exchange.

The hypothesis in this research are ROCE, ROA, and ROE effect on Earnings Per Share (EPS) and ROCE, ROA, and ROE simultaneously to Earnings Per Share (EPS).

The data used in this research is secondary data. This research uses a combination of data between the data time series and cross section which is often called by pooling data. The analytical method used is descriptive analysis techniques and multiple regression analysis techniques to the entire hypothesis.

The result indicates that partially ROCE and ROA variables significantly influence on EPS and ROE variable have no significant influence on EPS. Nevertheless, ROCE, ROA, and ROE variables have simultaneously influenced Earnings Per Share (EPS) of manufacture firms at Indonesian Stock Exchange.


(5)

iv KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan anugerah-Nya, sehingga Penulis mampu menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ” Pengaruh Retun On Capital Employed (ROCE), Return On Asset

(ROA), dan Return On Equity (ROE) Terhadap Earnings Per Share (EPS) pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” dengan baik dan tepat waktu

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan , yaitu kepada :

1. Bapak Drs. H. Arifin Lubis, MM, Ak. selaku Plt. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Sektetaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

v 4. Bapak Keulana Erwin, SE, Msi, Ak., selaku Dosen Pembimbing dan Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak. Selaku Dosen Pembaca yang telah memberikan bimbingan , arahan, masukan dan motivasi kepada penulis terhadap skripsi ini.

5. Secara khusus Penulis persembahkan kepada Ibunda yang sangat penulis sayangi, Alm. Wong Tji Jap serta abang kandung penulis, Hermanto, dan segenap keluarga penulis atas dukungan dan doa serta kasih sayang yang telah diberikan selama ini.

6. Teman-teman di fakultas Ekonomi angkatan 2009 serta seluruh staf pengajar, staf departemen akuntansi, dan staf administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata, Penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi pembaca.

Medan,22 November 2012 Penulis

NIM: 090503190 Herlina


(7)

vi DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN……….. i

ABSTRAK……… ii

ABSTRACT………. iii

KATA PENGANTAR………. iv

DAFTAR ISI……… vi

DAFTAR TABEL………viii

DAFTAR GAMBAR……… ix

DAFTAR LAMPIRAN……… x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………... 1

1.2 Perumusan Masalah………. 6

1.3 Tujuan Penelitian………. 6

1.4 Manfaat Penelitian………... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Saham……….. 9

2.1.2 Return On Capital Employed (ROCE)………... 14

2.1.3 Return On Asset (ROA)……….. 16

2.1.4 Return On Equity (ROE)………. 17

2.1.5 Earnings Per Share (EPS)……….. 20

2.2 Review Penelitian Terdahulu………... 24

2.3 Kerangka Konseptual………... 29

2.4 Hipotesis Penelitian………. 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian……….36

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian………. 36

3.3 Batasan Operasional………... 36

3.4 Definisi Operasional……….... 37

3.5 Skala Pengukuran Variabel……….. 40

3.6 Populasi Dan Sampel Penelitian………... 41

3.7 Jenis Data………. 42

3.8 Metode Pengumpulan Data... 42

3.9 Teknik Analisis Data……… 43

3.10 Jadwal Penelitian………... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Objek Penelitian……….. 48


(8)

vii 4.2 Hasil Penelitian Dan Pembahasan

4.2.1 Statistik Deskriptif……….. 49

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik……… 51

a. Pengujian Normalitas……….. 51

b. Uji Autokorelasi……….. 56

c. Uji Heterokedastisitas………. 57

d. Uji Multikolinearitas………... 58

4.2.3 Analisis Regresi……….. 59

a. Persamaan Regresi……….. 59

b. Analisis Koefisien Korelasi Dan Koefisien Determinasi………. 61

4.2.4 Pengujian Hipotesis Penelitian………... 62

a. Uji Simultan (Uji F Statistik)……….. 62

b. Uji Parsial (Uji T Statistik)………. 64

4.2.5 Pembahasan Hasil Penelitian……….. 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……….. 71

B. Saran……… 72

DAFTAR PUSTAKA……….. 74


(9)

viii DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu………. 24

Tabel 3.1 Skala Pengukuran Variabel Penelitian………... 40

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian………... 47

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif………. 50

Tabel 4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test (Sebelum Transformasi Data)……… 52

Tabel 4.3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test (Setelah Transformasi Data)……… 53

Tabel 4.4 Pengujian Autokorelasi……….. 56

Tabel 4.5 Pengujian Multikolinearitas………... 58

Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi……… 59

Tabel 4.7 Model Summaryb Tabel 4.8 Uji F Statistik……… 63

………... 61


(10)

ix DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual………. 29

Gambar 4.1 Histogram………... 54

Gambar 4.2 Normal P-P Plot……… 55


(11)

x DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran i Daftar Sampel Perusahaan………. 77

Lampiran ii Daftar ROCE, ROA, dan ROE Tahun 2009………. 78

Lampiran iii Daftar ROCE, ROA, dan ROE Tahun 2010………. 79


(12)

ii ABSTRAK

PENGARUH RETURN ON CAPITAL EMPLOYED (ROCE), RETURN ON ASSET (ROA), DAN RETURN ON EQUITY (ROE) TERHADAP EARNINGS

PER SHARE (EPS) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk melihat variabel ROCE, ROA, dan ROE secara parsial maupun secara simultan berpengaruh terhadap EPS pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris mengenai pengaruh ROCE, ROA, dan ROE secara parsial maupun secara simultan terhadap EPS pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ROCE, ROA, dan ROE berpengaruh terhadap EPS serta ROCE, ROA, dan ROE secara simultan berpengaruh terhadap EPS.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Penelitian ini menggunakan jenis data kombinasi antara time series dan cross section atau sering disebut dengan pooling data. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dan teknik analisis regresi berganda untuk seluruh hipotesis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel ROCE dan ROA berpengaruh terhadap EPS dan secara parsial variabel ROE tidak berpengaruh terhadap EPS. Secara simultan baik ROCE, ROA, dan ROE berpengaruh terhadap EPS pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(13)

iii ABSTRACT

EFFECT RETURN ON CAPITAL EMPLOYED (ROCE), RETURN ON ASSET (ROA) AND RETURN ON EQUITY (ROE) TO EARNINGS PER SHARE (EPS)

OF MANUFACTURE AT INDONESIAN STOCK EXCHANGE

Formulation of this research shows that the variables ROCE, ROA, and ROE partially and also simultan to Earnings Per Share (EPS) of manufacture firms at Indonesian Stock Exchange.

The hypothesis in this research are ROCE, ROA, and ROE effect on Earnings Per Share (EPS) and ROCE, ROA, and ROE simultaneously to Earnings Per Share (EPS).

The data used in this research is secondary data. This research uses a combination of data between the data time series and cross section which is often called by pooling data. The analytical method used is descriptive analysis techniques and multiple regression analysis techniques to the entire hypothesis.

The result indicates that partially ROCE and ROA variables significantly influence on EPS and ROE variable have no significant influence on EPS. Nevertheless, ROCE, ROA, and ROE variables have simultaneously influenced Earnings Per Share (EPS) of manufacture firms at Indonesian Stock Exchange.


(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi adalah untuk memperoleh keuntungan serta meningkatkan kesejahteraan investor baik sekarang maupun di masa yang akan datang. (Dhuwita, 2003). Dalam hal ini, kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang dilihat investor untuk menentukan pilihan dalam membeli saham. Agar saham tetap eksis dan diminati investor, maka perusahaan perlu menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan.

Hal yang perlu diperhatikan bagi seorang calon investor sebelum melakukan investasi pada perusahaan tertentu adalah memastikan bahwa apakah investasinya tersebut mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return) yang diharapkan atau tidak. Untuk memastikan apakah investasinya akan memberikan tingkat pengembalian yang diharapkan, maka calon investor perlu melakukan penilaian terlebih dahulu terhadap kinerja pada perusahaan yang akan menjadi tempat kegiatan investasinya. Dengan demikian perusahaan yang memiliki kinerja yang baik akan dapat memberikan tingkat pengembalian (rate of return) yang diharapkan bagi investor.


(15)

2 Semakin baik kinerja suatu perusahaan maka semakin kecil kemungkinan risiko investasi yang akan ditanggung investor dan semakin besar kemungkinan return

yang akan diperoleh, ini akan mengakibatkan semakin banyak investor akan berinvestasi pada saham perusahaan tersebut (Muammarsyah, 2012 : 1). Rasio profitabilitas adalah salah satu cara untuk menilai secara tepat sejauh mana tingkat pengembalian yang akan didapat dari aktivitas investasinya. Jika kondisi perusahaan dikategorikan menguntungkan atau menjanjikan keuntungan di masa mendatang maka banyak investor yang akan menanamkan dananya untuk membeli saham tersebut. Dan hal itu tentu saja mendorong harga saham naik menjadi lebih tinggi.

Analisis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Capital Employed (ROCE), Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE). Perusahaan yang memiliki kinerja yang baik dapat memberikan tingkat pengembalian yang lebih baik. Tingkat pengembalian itu akan dapat meyakinkan investor untuk menanamkan sahamnya di perusahaan tersebut.

Rasio keuangan terdiri dari : (1) rasio likuiditas; (2) rasio aktivitas; (3) rasio profitabilitas; (4) rasio solvabilitas (leverage); dan (5) rasio pasar/penilaian. (Muammarsyah, 2012 : 5). Dari kelima rasio keuangan tersebut, rasio profitabilitas merupakan rasio keuangan yang sering dipakai peneliti untuk dijadikan sebagai informasi dalam penelitian yang berkaitan dengan dampak atau pengaruh yang diberikan terhadap earnings per share perusahaan manufaktur.


(16)

3 Dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi indikator rasio keuangan pada

return on capital employed (ROCE), return on asset (ROA) dan return on equity

(ROE) terhadap earnings per share (EPS) perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Earnings Per Share (EPS) merupakan alat analisis tingkat profitabilitas perusahaan yang menggunakan konsep laba konvensional. EPS adalah salah satu dari dua alat ukur yang sering digunakan untuk mengevaluasi biasa disamping price earning ratio (PER) dalam lingkaran keuangan (Fabozzi, 1999: 359).

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Muammarsyah (2012) dengan judul penelitian : “Pengaruh Return on Asset, Return on Equity, Earnings Per Share, Laba

Unexpected dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” dimana penelitian ini dilakukan pada 35 perusahaan manufaktur sebagai perusahaan sampel. Hasil penelitian menunjukkan variabel ROA, ROE, EPS, laba unexpected dan ukuran perusahaan sebagai variabel independen secara simultan menunjukkan tidak adanya pengaruh terhadap return saham sebagai variabel dependen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian sebelumnya variabel bebas yang digunakan adalah ROA, ROE, EPS, laba unexpected

dan ukuran perusahaan, sementara dalam penelitian ini, variabel bebas yang digunakan adalah ROCE, ROA, dan ROE. Selain itu, pada penelitian sebelumnya menggunakan


(17)

4

return saham sebagai variabel terikat sedangkan pada penelitian ini menggunakan

Earnings Per Share (EPS) sebagai variabel terikat. Perbedaan lainnya adalah objek penelitian pada penelitian sebelumnya menggunakan 35 sampel perusahaan manufaktur sedangkan pada penelitian ini.

Alasan EPS dijadikan sebagai variabel dependen dikarenakan peneliti melihat belum adanya penelitian yang menjadikan EPS sebagai variabel dependen melainkan sebagai variabel independen. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti EPS sebagai variabel dependen dimana EPS memiliki peran penting sebagai suatu pertimbangan bagi investor untuk memilih saham yang akan dibeli dan EPS dapat dijadikan sebagai indikator harga/nilai saham.

Alasan penambahan variabel ROCE adalah karena peneliti melihat hampir belum ada penelitian mengenai ROCE padahal peran ROCE sangat berguna bagi perusahaan untuk menambah profit karena ROCE mengindikasikan seberapa baik kinerja perusahaan dalam memanfaatkan modalnya untuk memperoleh profit yang maksimal. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti ROCE sebagai salah satu variabel independen dan pengaruhnya terhadap laba per saham perusahaan.

Alasan penggunaan variabel ROA dalam penelitian ini adalah karena peneliti mengambil ruang lingkup rasio profitabilitas yang salah satunya adalah ROA yang berfungsi untuk mengukur kemampuan manajemen dan efisiensi dalam menggunakan aset perusahaan untuk menghasilkan keuntungan serta melaporkan total pengembalian yang diperoleh untuk semua penyedia modal. Semakin tinggi ROA dalam suatu


(18)

5 perusahaan menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dalam hal ini laba yang diperoleh semakin besar juga.

Alasan penggunaan rasio ROE dalam penelitian ini adalah ROE merupakan salah satu rasio profitabilitas selain rasio ROA dimana peneliti mengambil ruang lingkup rasio profitabilitas dalam penelitian ini. Rasio ROE sering digunakan oleh para pemegang saham untuk menilai kinerja perusahaan dan mengukur besarnya tingkat pengembalian modal perusahaan ini dimana peneliti mengambil ruang lingkup rasio profitabilitas dalam penelitian ini.

Earnings Per Share (EPS) berkaitan dengan laba bersih setelah pajak, dividen saham preferen, dan rata-rata jumlah saham beredar. Laba bersih setelah pajak yang merupakan unsur EPS dapat digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan, oleh karena itu, penulis mengambil variabel dengan ruang lingkup rasio profitabilitas yaitu ROCE, ROA, dan ROE sebagai variabel independen untuk melihat apakah ketiga rasio tersebut memiliki hubungan terhadap EPS baik secara parsial maupun simultan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis melakukan penelitian ini dengan judul “Pengaruh Return On Capital Employed (ROCE), Return On Asset (ROA), dan

Return On Equity (ROE) terhadap Earnings Per Share (EPS) pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia “.


(19)

6 1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dibentuk sebagai berikut :

1. Apakah Return On Capital Employed (ROCE) berpengaruh terhadap Earnings Per Share (EPS) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap Earnings Per Share

(EPS) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 3. Apakah Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap Earnings Per

Share (EPS) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

4. Apakah Return On Capital Employed (ROCE), Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) berpengaruh secara simultan terhadap

Earnings Per Share (EPS) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk membuktikan secara empiris mengenai pengaruh Return On Capital Employed (ROCE) terhadap Earnings Per Share (EPS) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(20)

7 2. Untuk membuktikan secara empiris mengenai pengaruh Return On Asset

(ROA) terhadap Earnings Per Share (EPS) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk membuktikan secara empiris mengenai pengaruh Return On Equity

(ROE) terhadap Earnings Per Share (EPS) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Untuk membuktikan secara empiris mengenai pengaruh Return On Capital Employed (ROCE), Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) secara simultan terhadap Earnings Per Share (EPS) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

a) Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam melakukan penelitian-penelitian selanjutnya yang sejenis.

b) Bagi Emiten Investor

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan mengambil kebijaksanaan serta keputusan terutama yang berhubungan dengan pencapaian keuntungan atau laba pada perusahaan manufaktur.


(21)

8 c) Bagi peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan pola pikir peneliti sendiri.


(22)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Saham

Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas yang memberi hak atas dividen dan lain-lain menurut besar kecilnya modal disetor. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. (Tjiptono Darmadji, 2001 : 5).

Berikut berbagai definisi saham yang dikemukakan oleh beberapa ahli: a) Menurut Gitman

Saham adalah bentuk paling murni dan sederhana dari kepemilikan perusahaan (Gitman, 2000 : 7)

b) Menurut Bernstein

Saham adalah selembar kertas yang menyatakan kepemilikan dari sebagian perusahaan (Bernstein, 1995 : 197)

c) Menurut Mishkin

Saham adalah suatu sekuritas yang memiliki klaim terhadap pendapatan dan aset sebuah perusahaan. Sekuritas sendiri dapat diartikan sebagai klaim atas


(23)

10 pendapatan masa depan seorang peminjam yang dijual oleh peminjam kepada yang meminjamkan, sering juga disebut instrumen keuangan. (Mishkin, 2001 : 4).

Berdasarkan hak kepemilikannya, maka saham dapat dibagi 2 jenis (Fakhruddin dan Hadianto, 2001: 12), yaitu:

a) Saham Biasa (common stocks)

Merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling junior dalam hal pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Saham biasa ini merupakan saham yang paling banyak dikenal dan diperdagangkan di pasar. Sebagai pemilik perusahaan pemegang saham biasanya memiliki hak yaitu:

• Hak Kontrol - Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk

memilih dewan direksi. Hal ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa saja yang akan memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi di rapat tahunan pemegang saham atau tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham.

• Hak menerima Pembagian Keuntungan - Sebagai pemilik

perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Tidak semua laba dibagikan, tetapi


(24)

11 sebagian laba akan ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. Laba yang ditahan ini (retained earning) merupakan sumber dana intern perusahaan sedangkan laba yang tidak ditahan diberikan kepada pemilik saham dalam bentuk dividen.

• Hak Preemtive - Hak preemtive (preetive right) merupakan hak

untuk mendapatkan persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase kepemilikan saham yang lama akan turun. Hak preemtive memberi prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham baru, sehingga persentase kepemilikan tidak berubah.

b) Saham Preferen (preferred stocks)

Saham ini mempunyai karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa karena bisa menghasilkan pendapatan tetap, tetapi bisa juga mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Ada dua hal penyebab saham preferen serupa dengan saham biasa yaitu mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut dan membayar dividen. Perbedaan saham preferen dengan obligasi terletak pada tiga hal yaitu klaim atas laba dan


(25)

12 aktiva, dividen tetap selama masa berlaku dari saham, mewakili hak tebus dan dapat ditukar dengan saham biasa.

Bebarapa karakteristik saham preferen adalah sebagai berikut: 1. Preferen terhadap dividen

• Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan pemegang saham biasa.

• Saham preferen umumnya memberikan hak dividen kumulatif, yaitu memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan, dan dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima dividennya.

2. Preferen pada waktu likuidasi

Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadi likuidasi. Besarnya hak atas aktiva adalah sebesar nilai nominal saham preferennya termasuk semua dividen yang belum dibayarkan jika bersifat kumulatif.

Harga saham (Hartono, 1998: 69) adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada waktu tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar yaitu permintaan dan penawaran


(26)

13 pasar. Harga saham dipengaruhi oleh 4 aspek yaitu: pendapatan, dividen, aliran kas, dan pertumbuhan. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan, yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan bagi manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan.

Harga saham menurut Susanto (2002:12), yaitu “harga yang ditentukan secara lelang kontinu.” Sedangkan, menurut Sartono (2001:70), “harga pasar saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal”.

Ada 3 jenis penilaian saham (Hartono, 2000 : 79), yaitu :

a) Nilai buku

Nilai buku adalah aset yang tersisa setelah dikurangi kewajiban perusahaan jika dibagikan. Nilai buku hanya mencerminkan berapa besar jaminan atau seberapa besar aktiva bersih untuk saham yang dimiliki investor.

b) Nilai pasar

Nilai pasar merupakan harga yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran saham di pasar modal atau disebut juga dengan harga pasar sekunder. Nilai pasar tidak lagi dipengaruhi oleh emiten atau pihak pinjaman emisi, sehingga boleh jadi harga inilah yang sebenarnya mewakili nilai suatu perusahaan.


(27)

14 Nilai intrinsik adalah nilai saham yang menentukan harga wajar suatu saham agar saham tersebut mencerminkan nilai saham yang sebenarnya sehingga tidak terlalu mahal. Perhitungan nilai intrinsik ini adalah mencari nilai sekarang dari semua aliran kas di masa mendatang baik yang berasal dari dividen maupun capital gain. (Sulistyastuti, 2002)

2.1.2 Return On Capital Employed (ROCE)

Return on capital employed (ROCE) sering digunakan sebagai dasar untuk berbagai keputusan manajerial. Mengingat tujuan utama perusahaan yaitu menghasilkan laba, maka semakin tinggi ROCE, semakin tinggi pula efisiensi perusahaan dalam menggunakan modal dan dana perusahaan tersebut. Oleh karena itu, ROCE yang tinggi menandakan keberhasilan pertumbuhan perusahaan.

Konsep ROCE secara sederhana dapat dinyatakan sebagai ukuran return yang diperoleh oleh perusahaan dari modal yang telah digunakan. ROCE termasuk salah satu rasio yang penting dalam menilai profitabilitas perusahaan. Dengan kata lain, ROCE mengindikasikan seberapa baik kinerja perusahaan dalam memanfaatkan modalnya untuk memperoleh profit yang maksimal. Umumnya ROCE dapat diungkapkan dengan dua pendekatan, yaitu gross capital employed dan net capital employed. Gross capital employed sering diartikan sebagai total aset, harta tetap dan harta lancar, sedangkan net capital employed mengacu pada total aset dikurang hutang. Di lain pihak, ROCE juga berarti total modal, cadangan modal, cadangan


(28)

15 pendapatan, surat hutang dan hutang jangka panjang. (Beatrice Magdalena Mailoa, 2011 : 2)

Return On Capital Employed (ROCE) adalah rasio yang menunjukkan efisiensi dan profitabilitas dari investasi modal perusahaan. Dengan kata lain, ROCE merupakan indikator seberapa baiknya perusahaan dalam memanfaatkan modal untuk menghasilkan pendapatan. ROCE biasanya harus lebih tinggi daripada tingkat pinjaman perusahaan, jika tidak, maka setiap peningkatan pinjaman akan mengurangi laba pemegang saham.

ROCE dapat dirumuskan sebagai berikut (Richard D. Irwin, 1982 : 67) :

EBIT

Return On Capital Employed (ROCE) = --- (Total Asset – Current Liabilities)

Keterangan :

EBIT (Earning Before Interest and Tax) adalah Laba sebelum Bunga dan Pajak

Total Asset adalah total aktiva yang dimiliki perusahaan


(29)

16 2.1.3 Return On Assets (ROA)

Return On Assets (ROA) yang sering disebut juga sebagai return on investment (ROI) digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya dengan tanpa mengindahkan dari sumber mana modal tersebut berasal atau keseluruhan modal (Djarwanto, 2002). ROA mengukur kemampuan manajemen dan efisiensi dalam menggunakan aset perusahaan untuk menghasilkan keuntungan serta melaporkan total pengembalian yang diperoleh untuk semua penyedia modal

Menurut Gitman (2009:68) “ROA measures the overall effectiveness of management in generating profits with its available assets”. Sedangkan menurut Tambunan (2008:147) adalah suatu rasio untuk mengukur imbal-hasil perusahaan berdasarkan pendayagunaan Total Asset. Return on assets (ROA) yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang digunakan untuk beroperasi mampu memberikan laba kepada perusahaan. Sebaliknya apabila return on assets yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang digunakan, perusahaan mengalami kerugian. Sehingga jika suatu perusahaan mempunyai ROA yang tinggi yang positif maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan modal sendiri. Tetapi sebaliknya, jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak menghasilkan laba maka akan menghambat pertumbuhan modal sendiri.

.

ROA merupakan rasio antara laba setelah pajak (NIAT) terhadap total assets.

ROA mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih setelah pajak dari total assets yang digunakan untuk operasional perusahaan. Semakin tinggi


(30)

17 rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak, yang juga dapat diartikan bahwa kinerja perusahaan semakin efektif (Tangkilisan, 2003). Jika kinerja perusahaan semakin efektif maka dapat meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut semakin diminati investor, karena tingkat pengembalian akan semakin besar (Ang, 1997).

Secara matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut (White, Sondhi, Fried, 2003 : 134) :

Net Income after Tax Return on Assets(ROA) = ---

Average Total Assets

Keterangan :

Net Income After Tax adalah laba bersih setelah pajak

Average Total Assets adalah rata-rata total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan

2.1.4 Return On Equity (ROE)

Return on Equity (ROE), yaitu indikator kemampuan suatu unit usaha dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan laba bersih. ROE dapat diperoleh


(31)

18 dengan cara menghitung rasio antara laba setelah pajak dengan total ekuitas (Net Income dibagi Total Equity).

Rasio ini menggunakan hubungan antara keuntungan setelah pajak dengan modal sendiri yang digunakan perusahaan. Yang dianggap modal sendiri adalah saham biasa, agio saham, laba ditahan, saham preferen dan cadangan-cadangan lain. Return On Equity diperoleh dari Net Income after tax dibagi equity. Semakin tinggi rasio ini menandakan kinerja perusahaan semakin baik atau efisien, nilai equity perusahaan akan meningkat dengan peningkatan rasio ini. Return On Equity (ROE) yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen.

Definisi ROE menurut Sutrisno (2005:239) :

Return On Equity (ROE) adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan modal sendiri yang dimiliki.”

Definisi ROE menurut Sawir (2005:20) :

Return On Equity (ROE) merupakan sebuah rasio yang sering dipergunakan oleh pemegang saham untuk menilai kinerja perusahaan yang bersangkutan. ROE mengukur besarnya tingkat pengembalian modal dari perusahaan.”

Definisi ROE menurut Tambun (2007:146) :

Return On Equity (ROE) digunakan untuk mengukur Rate of Return (tingkat imbal hasil) ekuitas. Para analis sekuritas dan pemegang saham umumnya sangat


(32)

19 memperhatikan rasio ini. Semakin tinggi return yang dihasilkan sebuah perusahaan, akan semakin tinggi harganya.”

Definisi ROE menurut Peter M (2002:279) :

Return On Equity (ROE) mengukur laba entitas pada modal yang diinvestasikan oleh pemegang saham umum. Rasio ini tidak termasuk kreditur dan pemegang saham. Hanya dana mereka yang disediakan oleh pemegang saham umum dan digunakan untuk menghitung

Dari keterangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa ROE adalah sebuah rasio yang sering digunakan oleh para pemegang saham untuk menilai kinerja perusahaan dan mengukur besarnya tingkat pengembalian modal perusahaan.Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (White, Sondhi, Fried, 2003 : 135) :

ROE”

Net Income after Tax Return on Equity (ROE) = ---

Average Common Equity

Keterangan :

Net Income After Tax adalah laba setelah pajak


(33)

20 Semakin besar rasio ROE menunjukkan kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan. Ada hubungan yang positif antara ROE dengan harga saham perusahaan yang dapat meningkatkan nilai buku saham perusahaan. (Higgins,1998)

2.1.5 Earnings Per Share (EPS)

Earnings Per Share (EPS) adalah jumlah pendapatan yang diperoleh pemegang saham untuk tiap lembar saham beredar yang dimilikinya dalam satu periode tertentu. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemilik saham per lembarnya. Selain itu, rasio ini juga dapat digunakan oleh manajemen perusahaan untuk menentukan dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham dan dapat digunakan oleh investor untuk mengawasi perkembangan perusahaan. Earnings Per Share (EPS) digunakan untuk membandingkan kinerja operasi dan untuk tujuan penilaian baik secara langsung maupun bersama-sama dan menyediakan analisis dengan ukuran umum dari kinerja operasi. Ini mengukur jumlah pendapatan yang diterima oleh masing-masing saham biasa, dan harus diungkapkan dalam laporan laba rugi

Jika EPS semakin besar maka pandangan investor tentang keberhasilan perusahaan di masa yang akan datang juga semakin besar sehingga investor berani menawar saham dengan harga lebih tinggi sehingga return saham juga akan semakin besar. Demikian sebaliknya, jika EPS semakin kecil maka pandangan investor akan keberhasilan perusahaan di masa yang akan dating semakin kecil sehingga investor


(34)

21 tidak tertarik untuk membeli saham yang dapat menyebabkan return saham akan semakin kecil pula.

Definisi Earnings Per Share menurut Darmadji & Fakhruddin (2006:195), menerangkan bahwa:

Earnings Per Share merupakan rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham yang diperoleh investor.”

Sedangkan menurut Sawidji Widoatmodjo (2005:102), menerangkan bahwa :

Earnings Per Share merupakan rasio antara pendapatan setelah pajak dengan jumlah saham yang beredar”.

Dengan mengetahui EPS, kita bisa menilai berapa kira-kira potensi pendapatan yang akan diterima jika seandainya kita menjadi investor saham. Dengan demikian, EPS mencerminkan pendapatan di masa depan. Di dalam perdagangan saham, EPS sangat berpengaruh pada harga pasar saham.

Sawwidji Widoatmodjo (2005:102) mengemukakan:

“Semakin tinggi EPS, maka semakin mahal harga suatu saham, dan sebaliknya”.


(35)

22 Darmadji & Fakhruddin (2006:195-196) mengemukakan bahwa:

“Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menyebabkan semakin besar laba sehingga mengakibatkan harga pasar saham naik karena permintaan dan penawaran meningkat.”

Eduardus Tandelilin (2001:236) mengemukakan bahwa :

“Jika laba perusahaan tinggi maka para investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut, sehingga harga saham tersebut akan mengalami kenaikan”.

Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (Peter M., Bergevin, 2002 : 247) :

Net Income – Preferred Dividens

Earnings Per Share (EPS) = --- Average Number Of Common Share Outstanding

Keterangan :

Net Income adalah laba bersih setelah pajak

Preferred Dividens adalah dividen saham preferen

Average Number Of Common Share Outstanding adalah rata-rata jumlah saham beredar


(36)

23 Berdasarkan rumus di atas, dijelaskan perhitungan menggunakan bagian laba khusus untuk pemegang saham biasa. Apabila tidak ada perubahan jumlah saham beredar maka sebagai penyebut dalam persamaan tersebut adalah jumlah lembar saham biasa pada akhir tahun. Namun, apabila terdapat penerbitan saham baru, pemecahan saham maka jumlah saham biasa sebagai penyebut adalah rata-rata tertimbang jumlah saham beredar. Earnings per share memiliki arti sangat penting bagi perusahaan karena menyangkut laba yang diperoleh oleh tiap pemegang saham dalam perusahaan tersebut. Banyak perusahaan menampilkan earnings per share pada halaman depan laporan keuangannya untuk menarik perhatian calon investor dan agar investor yang telah terlebih dahulu menanamkan modalnya di perusahaan tersebut tidak berpindah ke perusahan lain.

Faktor penyebab kenaikan dan penurunan EarningsPer Share (EPS) : 1. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham yang beredar tetap. 2. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham yang beredar turun. 3. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham yang beredar turun.

4. Persentase kenaikan laba bersih lebih besar daripada persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar.

5. Persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar daripada persentase penurunan laba bersih.

Sedangkan penurunan laba per saham dapat disebabkan karena : 1. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham yang beredar naik. 2. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham yang beredar tetap.


(37)

24 3. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham yang beredar naik.

4. Persentase penurunan laba bersih lebih besar daripada persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar.

5. Persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar daripada persentase kenaikan laba bersih.

2.2 Review Penelitian Terdahulu

Berikut disajikan tabel 2.1 tentang review hasil penelitian terdahulu beserta penjelasannya untuk mendukung kerangka konseptual penelitian.

Tabel 2.1

Review Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti

Judul Variabel Penelitian Teknik Analisis

Kesimpulan Penelitian

Saran Dependen Independen

Muammarsyah (2012)

Pengaruh Return On Asset, Return On Equity, Earnings Per Share, Laba

Unexpected dan Ukuran

Perusahaan Terhadap Return

Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Return

Saham

Return On Asset (ROA),

Return On Equity

(ROE),

Earnings Per Share (EPS),

Laba Unexpected, Ukuran Perusahaan Metode analisis deskritif dan metode analisis statistik dengan menggunaka n teknik analisis deskriptif dan teknik analisis regresi berganda Variabel ROA, ROE, EPS, Laba

unexpected dan ukuran perusahaan sebagai variabel independen secara simultan dan secara parsial menunjukkan tidak adanya perngaruh terhadap return saham sebagai variabel dependen Pada penelitian selanjutnya lebih memperhatika n tingkat keakuratan rasio keuangan, memperpanjan g periode pengamatan, dan menggunakan metode sampel yangberbeda


(38)

25 Trisnaeni (2007) Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap

Return Saham Perusahaan Manufaktur di BEJ Return Saham Earnings Per Sahare (EPS), Price Earning Ratio

(PER), Debt Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) Uji asumsi klasik, koefisien determinasi dan pengujian hipotesis Variabel PER mempunyai pengaruh parsial terhadap return

saham.

Sedangkan EPS, DER, ROA, dan ROE tidak berpengaruh terhadap return saham. Secara simultan, variabel-variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap return saham Untuk penelitian selanjutnya agar menambahka n rasio keuangan lainnya Ngaisah (2009) Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Leverage

Terhadap

Return Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Tahun 2004-2006 Return Saham Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Debt To Total Asset (DTA) Pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis Secara simultan, semua variabel independen berpengaruh terhadap return saham. Secara parsial, variabel

return on equity

memiliki

pengaruh positif yang signifikan, sedangkan

return on asset

dan debt to total assets memiliki pengaruh negatif yang signifikan. Raharjo (2006) Analisa Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap

Return Saham pada Perusahaan Return Saham Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Return On Uji asumsi klasik, koefisien determinasi dan pengujian hipotesis Variabel ROA, ROE, dan PER mempunyai pengaruh parsial terhadap return

saham. Sedangkan DER, NPM, Sebaiknya perlu menguji variabel lain yang berpengaruh terhadap return saham


(39)

26 1. Muammarsyah (2012)

Judul penelitian adalah Pengaruh Return On Asset, Return On Equity, Earnings Per Share, Laba Unexpected dan Ukuran Perusahaan Terhadap

Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan menggunakan jenis data kombinasi antara data time series dan

cross section atau sering disebut dengan pooling data. Skala pengukuran yang digunakan adalah variabel independen (bebas) : Return on assets (ROA),

return on equity (ROE), earnings per share (EPS), laba unexpected, ukuran perusahaan dan variabel dependen (terikat) return saham. Teknik

LQ-45 di BEJ Equity

(ROE), Net Profit Margin (NPM), Operating Profit Margin (OPM), Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), Earnings Per Share (EPS)

OPM, PBV, dan EPS tidak berpengaruh terhadap return

saham. Secara simultan, variabel-variabel tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham


(40)

27 analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ROA, ROE, EPS, laba unexpected

dan ukuran perusahaan secara simultan dan secara parsial menujukkan tidak adanya pengaruh terhadap return saham. Adapun saran dari penelitian Muammarsyah ini adalah pada penelitian selanjutnya lebih memperhatikan tingkat keakuratan rasio keuangan, memperpanjang periode pengamatan, dan menggunakan metode sampel yangberbeda.

2. Dyah Kumala Trisnaeni (2007)

Judul penelitian adalah Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ. Metode data yang digunakan adalah data sekunder berupa catatan-catatan, laporan keuangan maupun informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Skala pengukuran dalam penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah earnings per share, price earning ratio, debt to equity ratio, return on investment, dan

return to equity sedangkan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah return saham, yang berupa perubahan harga saham pada suatu periode. Teknik analisis yang digunakan adalah uji asumsi klasik, koefisien determinasi dan pengujian hipotesis. Hasil penelitian menujukkan bahwa secara simultan keseluruhan variabel independen tidak berpengaruh terhadap return saham. Namun, pengujian secara parsial menunjukkan bahwa


(41)

28 hanya price earning ratio yang berpengaruh terhadap return saham. Saran dalam penelitian ini adalah untuk penelitian selanjutnya agar menambahkan rasio keuangan lainnya.

3. Siti Ngaisah (2009)

Judul penelitian adalah Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Leverage Terhadap

Return Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Tahun 2004-2006. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah data eksternal. Data eksternal adalah data yang dicari secara manual dengan cara mendapatkannya dari luar perusahaan. Skala pengukuran yang digunakan adalah variabel independen (bebas) : Return on assets (ROA), return on equity

(ROE), debt to total asset (DTA) dan variabel independen (terikat) return

saham. Teknik analisis yang digunakan adalah pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa return on assets dan

debt to total asset berpengaruh signifikan negatif terhadap return saham, sedangkan return on equity berpengaruh signifikan positif terhadap return

saham. Secara simultan, seluruh variabel independen berpengaruh terhadap

return saham. Saran dari penelitian ini adalah sebaiknya untuk penelitian selanjutnya menambahkan variabel lain sehingga akan menambah informasi yang berguna bagi investor.

4. Susilo Raharjo (2006)

Judul penelitian adalah Analisa Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return


(42)

29 data sekunder berupa catatan-catatan, laporan keuangan maupun informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Skala pengukuran dalam penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen. Variabel dependen dengan menggunakan delapan rasio keuangan yaitu Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Operating Profit Margin (OPM), Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), Earning per Share (EPS) dan variabel independennya yaitu return saham. Teknik analisis yang digunakan adalah uji asumsi klasik, koefisien determinasi dan pengujian hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROA, ROE, dan PER mempunyai pengaruh parsial terhadap return saham. Sedangkan DER, NPM, OPM, PBV, dan EPS tidak berpengaruh terhadap return saham. Secara simultan, variabel-variabel tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Adapun saran dari penelitian ini adalah sebaiknya perlu menguji variabel lain yang berpengaruh terhadap return saham.

2.3 Kerangka Konseptual

Berdasarkan uraian teoritis dan review pengujian terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka konseptual pada gambar 2.1


(43)

30 H

H 1

H 2 3

H

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

4

Kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah peneliti identifikasikan sebagai masalah penting. Berdasarkan kerangka konseptual di atas ditentukan bahwa variabel ROCE, ROA, dan ROE sebagai variabel independen dan variabel earnings per share (EPS) sebagai variabel dependen. Semakin tinggi ROCE, semakin tinggi pula efisiensi perusahaan dalam menggunakan modal dan dana perusahaan tersebut. Oleh karena itu, ROCE yang tinggi menandakan keberhasilan pertumbuhan perusahaan. Semakin tinggi ROA berarti perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi ROA berarti kinerja perusahaan semakin efektif, karena tingkat pengembalian akan semakin besar (Brigham, 2001:90). Semakin tinggi ROE maka kinerja perusahaan semakin efektif. Rasio ini juga digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan

ROCE ROA

ROE

Earning Per Share (EPS)


(44)

31 keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen. Peningkatan harga saham perusahaan akan memberikan keuntungan (return) yang tinggi pula bagi para investor.

Menurut Tjiptono dan Darmadji (2001:156) mengatakan semakin tinggi nilai EPS akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. EPS yang tinggi menandakan bahwa perusahaan mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang lebih baik kepada pemegang saham sedangkan EPS yang rendah menandakan bahwa perusahaan gagal memberikan tingkat kesejahteraan sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham (Trisnaeni,2007)

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis atau jawaban sementara atas permasalahan yang dikemukakan berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual. Berikut ini diuraikan pembahasan hipotesis penelitian H1 sampai dengan H

ROCE berpengaruh terhadap EPS

4.

ROCE adalah rasio yang menunjukkan efisiensi dan profitabilitas dari investasi modal perusahaan. Dengan kata lain, ROCE merupakan indikator seberapa baiknya perusahaan dalam memanfaatkan modal untuk menghasilkan pendapatan.

ROCE yang semakin meningkat menunjukkan efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan modal untuk memperoleh profit yang maksimal. Dengan semakin tinggi efisiensi perusahaan maka kinerja perusahaan semakin baik dan mendapatkan


(45)

32 profit yang tinggi pula. Jika profit perusahaan meningkat maka daya tarik investor atau calon investor untuk menanamkan dananya ke perusahaan tersebut juga semkin tinggi. Dengan demikian, maka laba per saham/earnings per share (EPS) yang dimiliki oleh investor tersebut akan meningkat.

Berdasarkan uraian mengenai pengaruh ROCE terhadap EPS maka dapat dirumuskan hipotesis pertama dalam penelitian ini sebagai berikut:

H1 : Return On Capital Employed (ROCE) berpengaruh terhadap Earnings Per Share (EPS) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

ROA berpengaruh terhadap EPS

ROA adalah salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan atas seluruh dana yang ditanamkan untuk aktivitas operasi perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

Semakin tinggi ROA ini berarti perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi ROA berarti kinerja perusahaan semakin efektif, karena tingkat pengembalian akan semakin besar. Hal ini ditandai dengan meningkatnya laba/profit perusahaan yang semakin meningkat pula. Dengan meningkatnya laba/profit perusahaan akan turut meningkatkan laba dari setiap lembar saham yang beredar.


(46)

33 Berdasarkan uraian mengenai pengaruh ROA terhadap EPS maka dapat dirumuskan hipotesis pertama dalam penelitian ini sebagai berikut:

H2 : Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap Earnings Per Share (EPS) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

ROE berpengaruh terhadap EPS

ROE adalah perbandingan antara laba bersih perusahaan dengan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan (Fara Dharmastuti, 2004). ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang mejadi hak pemilik modal sendiri (saham). ROE adalah rasio yang memberikan informasi pada para investor tentang seberapa besar tingkat pengembalian modal dari perusahaan yang berasal dari kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba.

Semakin tinggi ROE ini berarti perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan modal sehingga tingkat pengembalian atas modal semakin tinggi. Dengan demikian kinerja perusahaan juga akan semakin efektif, karena tingkat pengembalian semakin besar. Hal ini ditandai dengan meningkatnya laba/profit

perusahaan yang semakin meningkat pula. Dengan meningkatnya laba/profit

perusahaan akan turut meningkatkan laba dari setiap lembar saham yang beredar. Berdasarkan uraian mengenai pengaruh ROE terhadap EPS maka dapat dirumuskan hipotesis pertama dalam penelitian ini sebagai berikut:


(47)

34 H3 : Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap Earnings Per

Share (EPS) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

ROCE, ROA, dan ROE secara simultan berpengaruh terhadap EPS

Variabel ROCE, ROA dan ROE sebagai variabel independen dan variabel EPS sebagai variabel dependen. Semakin tinggi ROCE, semakin tinggi pula efisiensi perusahaan dalam menggunakan modal dan dana perusahaan tersebut. Oleh karena itu, ROCE yang tinggi menandakan keberhasilan pertumbuhan perusahaan. Semakin tinggi ROA berarti perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi ROA berarti kinerja perusahaan semakin efektif, karena tingkat pengembalian akan semakin besar (Brigham, 2001:90). Semakin tinggi ROE maka kinerja perusahaan semakin efektif. Rasio ini juga digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen. Peningkatan harga saham perusahaan akan memberikan keuntungan (return) yang tinggi pula bagi para investor.

Menurut Tjiptono dan Darmadji (2001:156) mengatakan semakin tinggi nilai EPS akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. EPS yang tinggi menandakan bahwa perusahaan mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang lebih baik kepada pemegang saham


(48)

35 sedangkan EPS yang rendah menandakan bahwa perusahaan gagal memberikan tingkat kesejahteraan sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham (Trisnaeni,2007). Oleh karena itu, hipotesis keempat dirumuskan sebagai berikut:

H4 : ROCE, ROA dan ROE secara simultan berpengaruh terhadap Earnings Per Share (EPS) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(49)

36 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilaksanakan berupa penelitian kausal komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat berdasarkan pengamatan antara variabel bebas terhadap variable terikat. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROCE, ROA, dan ROE sebagai variabel terikat (independen) serta EPS sebagai variabel bebas (dependen).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan situs

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan sejak September 2012 sampai dengan Januari 2013

3.3 Batasan Operasional

Adapun yang menjadi batasan operasional penelitian penulis, yaitu :

1. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2011.


(50)

37 2. Data laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan audited

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2011.

3. Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap dari variabel yang diteliti.

4. Laporan keuangan sampel adalah laporan keuangan yang menggunakan mata uang Rupiah Indonesia.

3.4 Definisi Operasional

Menurut (Indriantoro dan Supomo, 2002:147), “Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen (bebas) dan variable dependen (terikat).

1. Variabel terikat (Dependen variable)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Earnings Per Share (EPS). Adapun rumus pengukuran variabelnya dengan rumus sebagai berikut :

Net Income – Preferred Dividens

Earnings Per Share (EPS) = --- Average Number Of Common Share Outstanding


(51)

38 Keterangan :

Net Income adalah laba bersih setelah pajak

Preferred Dividens adalah dividen saham preferen

Average Number Of Common Share Outstanding adalah rata-rata jumlah saham beredar.

2. Variabel bebas (Independent Variable) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah : a) ROCE

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa baiknya perusahaan dalam memanfaatkan modal untuk menghasilkan pendapatan.

EBIT

Return On Capital Employed (ROCE) = --- (Total Asset – Current Liabilities)

Keterangan :

EBIT (Earning Before Interest and Tax) adalah Laba sebelum Bunga dan Pajak

Total Asset adalah total aktiva yang dimiliki perusahaan


(52)

39 b) ROA

Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya dengan tanpa mengindahkan dari sumber mana modal tersebut berasal atau keseluruhan modal.

Net Income after Tax Return on Assets(ROA) = ---

Average Total Assets

Keterangan :

Net Income After Tax adalah laba bersih setelah pajak

Average Total Assets adalah rata-rata total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.

c) ROE

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan suatu unit usaha dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan laba bersih.

Net Income after Tax Return on Equity (ROE) = ---


(53)

40 Keterangan :

Net Income After Tax adalah laba setelah pajak

Average Common Equity adalah rata-rata total saham biasa

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel adalah skala yang digunakan untuk mengukur suatu variabel dalam rumusan penelitian. Adapun skala pengukuran variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1

Skala Pengukuran Variabel Penilitian

No. Variabel Indikator Skala

1. Variabel Terikat EPS

EPS = ��� ������−��������� ��������

������� ������ �� ������ �ℎ��� ����������� Rasio 2. Variabel Bebas

a. ROCE

ROCE = ����

����� ����� – ������� ����������� Rasio

b. ROA

ROA = ��� ������ ����� ���

������� ����� ������ Rasio

c. ROE

ROE = ��� ������ ����� ���


(54)

41 3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2011. Adapun jumlah sampelnya sebanyak 30 perusahaan. Pemilihan sampel ini berdasarkan random sampling, yaitu teknik menentukan suatu elemen untuk menjadi sampel secara acak karena setiap populasi derajat dan kualifikasinya sama atau setara, jadi setiap anggota atau subyek-subyek atau elemen-elemen dalam populasi itu memiliki peluang atau kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Perusahaan yang menjadi sampel dipilih berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2011.

2. Data laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan audited perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2011.

3. Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap dari variabel yang diteliti.

4. Laporan keuangan sampel adalah laporan keuangan yang menggunakan mata uang Rupiah Indonesia.

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut di atas maka terpilih 30 perusahaan sampel (Lampiran 1).


(55)

42 3.7 Jenis Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Indriantoro dan Supomo (2002 : 147), “Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain)”. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.

Penelitian ini menggunakan jenis data kombinasi antara data time series dan

cross section atau sering disebut dengan pooling data. Data time series atau disebut juga data deret waktu merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, atau tahunan. Sementara itu, data cross section atau sering disebut data satu waktu merupakan sekumpulan data suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu saja. (Umar, 2008 : 61).

3.8 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka berupa jurnal,skripsi, tesis dan buku-buku referensi untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan data sekunder yang diperlukan yaitu laporan-laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) di


(56)

43 3.9 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik sebagai berikut :

1. Teknik Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan dan digolongkan kemudian dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif.

2. Teknik Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh ROCE, ROA, dan ROE terhadap EPS pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Persamaan regresi berganda yang dipakai adalah sebagi berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 Keterangan :

+ e

Y = Earnings Per Share (EPS) a = Konstanta

X1 X

= ROCE

2 X

= ROA

3 X

= ROE

4 b

= ROCE, ROA, dan ROE

1 b

= Koefisien Regresi Variabel ROCE


(57)

44 b3

b

= Koefisien Regresi Variabel ROE

4

e = Standar Error

= Koefisien Regresi Variabel ROCE, ROA, dan ROE

Adapun syarat uji normalitas dan uji asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis lebih lanjut adalah sebagai berikut:

a. Pengujian Normalitas

Uji normalitas atau distribusi normal dilakukan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi, variabel independen, variabel dependen, atau keduanya berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Uji ini dilakukan melalui kolmogorov-smirnov.

b. Uji Multikolineritas

Uji multikolineritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear antar variabel independen dalam satu model. Hubungan linear antara variabel independen inilah yang disebut multikolineritas.

c. Uji Autokorelasi

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode sebelumnya. Jika terjadi autokorelasi maka dikatakan ada


(58)

45 bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi ini menggunakan uji Durbin Watson (DW).

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah sesuatu model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan sama, pengamatan lainnya tetap, maka disebut homokedastisitas, tetapi jika varians residualnya berbeda disebut heterokedastisitas. Model yang baik adalah tidak terdapat heterokedastisitas.

e. Koefisien Determinasi

Pengujian determinasi (R2) akan menunjukkan besarnya persentase ROCE, ROA, dan ROE terhadap EPS, dimana 0<R2<1. Hal ini berarti bahwa nilai R2

3. Pengujian Hipotesis Penelitian (H

semakin mendekati 1 merupakan indikator yang menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

a

Uji Hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifikan. Ada dua jenis koefisien regresi yang dapat dilakukan, yaitu uji-F dan uji-t.

)


(59)

46 Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara simultan dapat diterima menjadi model penelitian terhadap variabel terikat.

Hipotesis yang diuji dengan uji F adalah: Ha : Tidak semua bi (b1,b2,b3,b4

Kriteria oengambilan keputusan:

) sama dengan nol, maka dianggap variabel independen telah memenuhi model penelitian dan berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha diterima jika Fhitung > Ftabel H

pada α = 5%

a tidak dapat diterima jika Fhitung < Ftabel 2) Uji-t (Uji Parsial)

pada α = 5%

Digunakan untuk menguji koefisien regresi secara individual. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah secara parsial masing-masing variabel bebas mempunyai pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Setelah didapat nilai thitung maka selanjutnya nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel. Pada penelitian ini thitung akan dibandingkan dengan ttabel

Kriteria pengambilan keputusan :

pada tingkat signifikansi (α) =

5%.

Ha diterima jika –ttabel > thitung > ttabel H

pada α = 5%


(60)

47 3.10 Jadwal Penelitian

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian

Tahapan Penelitian Sept ‘12 Okt ‘12 Nov‘12 Des ‘12 Jan ‘13

Pengajuan Judul

Penyelesaian Proposal

Bimbingan Proposal

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Bimbingan dan Penyelesaian Skripsi


(61)

48 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Objek Penelitian

Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengubah bahan baku menjadi barang jadi atau perusahaan yang menjalankan proses pembuatan suatu produk. Sebuah perusahaan dapat dikatakan sebagai perusahaan manufaktur apabila ada tahapan input-proses-output yang akhirnya menghasilkan suatu produk.

Karateristik kegiatan utama manufaktur adalah mengolah sumber daya menjadi barang jadi melalui proses suatu pabrikasi. Aktivitas perusahaan yang tergolong dalam kelompok industry manufaktur mempunyai tiga kegiatan utama yaitu :

1. Kegiatan utama untuk memperoleh atau menyimpan input atau bahan baku. 2. Kegiatan pengolahan atau pabrikasi atau perakitan atas bahan baku menjadi

bahan jadi.

3. Kegiatan menyimpan atau memasarkan barang jadi.

Ketiga kegiatan utama tersebut harus tercermin dalam laporan keuangan perusahaan pada perusahaan industri manufaktur. Dari segi produk yang dihasilkan aktivitas perusahaan industri manufaktur mencakup berbagai jenis usaha yang terdiri dari 3 sektor dan 17 subsektor usaha, yakni :

1. Industri Dasar dan Kimia


(62)

49 b. Logam dan sejenisnya

c. Kimia

d. Plastik dan kemasan e. Pakan Ternak

f. Kayu dan pengolahannya g. Pulp dan kertas

2. Aneka Industri

a. Otomotif dan komponennya b. Tekstil dan garmen

c. Alas kaki d. Kabel e. Elektronika

3. Industri Barang Konsumsi a. Makanan dan minuman b. Rokok

c. Farmasi

d. Kosmetik dan barang keperluan rumah tangga e. Peralatan rumah tangga

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.2.1 Statistik Deskriptif


(63)

50 Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi dari variabel-variabel independen maupun dependen. Berikut ini ditampilkan gambaran data penelitian pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

ROCE ROA ROE EPS

N 90 90 90 90

Minimum -1.110 -.060 -1.050 -80.960 Maximum 3.240 .670 1.620 24074.000 Mean .26989 .09849 .19900 1642.81511 Std. Deviation .435935 .118389 .335646 4164.855970

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2012.

a. Variabel ROCE mempunyai nilai minimum -1,110, nilai maksimum 3,240, nilai rata-rata 0,26989, dan standar deviasi 0,435935 dengan jumlah pengamatan sebanyak 90.

b. Variabel ROA mempunyai nilai minimum -0,06, nilai maksimum 0,67, nilai rata-rata 0,09849, dan standar deviasi 0,435935 dengan jumlah pengamatan sebanyak 90.


(64)

51 c. Variabel ROE mempunyai nilai minimum -1,050, nilai maksimum 1,620, nilai

rata-rata 0,199, dan standar deviasi 0,335646 dengan jumlah pengamatan sebanyak 90.

d. Variabel EPS mempunyai nilai minimum -80,96, nilai maksimum 24.074, nilai rata-rata 1642,81511, dan standar deviasi 4164,855970 dengan jumlah pengamatan sebanyak 90.

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik a. Pengujian Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal serta untuk menghindari bias dalam model regresi. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis :

Ha

H

: Data residual berdistribusi normal

0

Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 berarti H : Data residual tidak berdistribusi normal

a diterima, sedangkan jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 berarti Ha tidak dapat diterima.


(1)

75

Higgins, Robert C., 1998, Analysis for Financial Management, Fifth Edition,

McGraw-Hill Book Co., Singapore.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, 2002. Metodologi Penelitian, Indeks, Jakarta.

Irwin, Richard D., 1982. Principles Of Management, Homewood, Illinois, USA.

Jones, C. P, 2004. Investment Analysis and Management, Ninth Edition, John Wiley

& Sons, Inc.

Mailoa, Beatrice Magdalena, 2011. “Analisis Pengukuran Kinerja Dengan

Menggunakan Return On Capital Employed (ROCE) Pada PT Trakindo Utama

Cabang Makassar”, Skripsi, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Mishkin, Federic S. dan Stanley G. Eakins, 2000. Financial Markets and Institutions,

Third Edition, Addison-Wesley Publishing Company, USA.

Ngaisah, Siti, 2009. “Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Leverage Terhadap Return

Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Tahun

2004-2006”, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Muammarsyah, 2012. “Pengaruh Return On Asset, Return On Equity, Earnings Per

Share, Laba Unexpected Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham

Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”,

Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Peter L., Bernstein, 1995.

The Portable MBA in Investment, John Wiley and Sons,

Inc., Canada.

Raharjo, Siti, 2002. “Keterkaitan Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Return Saham

pada Perusahaan LQ-45 di BEJ”, Skripsi, Universitas Islam Indonesia,

Yogyakarta.

Sartono, Agus, 2001. Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi), Edisi Keempat,

BPFE, Yogyakarta.

Sawir, Agnes, 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan

Perusahaan, Edisi Kelima, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sulistyastuti, Dyah Ratih, 2002. Saham dan Obligasi, Universitas Atma Jaya,

Yogyakarta.


(2)

76

Susanto, 2002.

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan dividen di

Bursa Efek Jakarta periode 1999.

Sutrisno, 2005. Manajemen Keuangan Teori Konsep dan Aplikasi, Ekonosia,

Yogyakarta.

Tambun, R., 2006. Buku Ajar Teknologi Oleokimia,

Departemen Teknik Kimia,

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Tambunan, Tulus T.H., 2009. UMKM di Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Tandelilin, Eduardus, 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi

Pertama, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Tangkilisan, Hesel Nogi, 2003.

Implementasi Kebijakan Publik, Lukman Offset

YPAPI, Yogyakarta.

Trisnaeni, Dyah Kumala, 2007. “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ”,

Skripsi

, Fakultas Ekonomi,

Universitas Sumatera Utara, Medan.

Umar, Husein, 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisi Kedua,

Cetakan Keempat, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.

White, Gerald I., Ashwinpaul C. Sondhi, and Dov Fried, 2003. The Analysis and Use

Of Financial Statements, Wiley & Sons, Inc., USA.

Widoatmojo. J. W, Sawidji, 2005.

Cara Sehat Investasi di Pasar Modal (Pengantar

Menjadi Investor Profesional),

Cetakan pertama, Edisi Revisi, Elex Media

Komputindo, Jakarta.


(3)

77 Lampiran i Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Selama Periode 2009-2011

No. Nama Perusahaan Kode Sektor Usaha

1. PT Astra International Tbk ASII Manufaktur

2. PT Gudang Garam Tbk GGRM Manufaktur

3. PT Holcim Indonesia Tbk SMCB Manufaktur

4. PT Semen Gresik Tbk SMGR Manufaktur

5. PT Unilever Indonesia Tbk UNVR Manufaktur

6. PT Mustika Ratu Tbk MRAT Manufaktur

7. PT Indo Acidatama Tbk SRSN Manufaktur

8. PT Goodyear Indonesia Tbk GDYR Manufaktur

9. PT Asahimas Flat Glass Tbk AMFG Manufaktur

10. PT Indal Aluminium Industry Tbk INAI Manufaktur

11. PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk KIAS Manufaktur

12. PT Kedaung Indah Can Tbk KICI Manufaktur

13. PT Merck Tbk MERK Manufaktur

14. PT Hanson International Tbk MYRX Manufaktur

15. PT Pelangi Indah Canindo Tbk PICO Manufaktur

16. PT Sat Nusapersada Tbk PTSN Manufaktur

17. PT Ricky Putra Globalindo Tbk RICY Manufaktur

18. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI Manufaktur

19. PT Sekawan Intipratama Tbk SIAP Manufaktur

20. PT Voksel Electric Tbk VOKS Manufaktur

21 PT Akasha Wira International Tbk. ADES Manufaktur

22 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN Manufaktur

23 PT Cahaya Kalbar Tbk. CEKA Manufaktur

24 PT Delta Djakarta Tbk. DLTA Manufaktur

25 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP Manufaktur

26 PT Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF Manufaktur

27 PT Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI Manufaktur

28 PT Mayora Indah Tbk. MYOR Manufaktur

29 PT Sekar Laut Tbk. SKLT Manufaktur


(4)

78 Lampiran ii DAFTAR ROCE, ROA, ROE, DAN EPS PERUSAHAAN SAMPEL TAHUN 2009

No.

Nama Perusahaan

2009

ROCE

ROA

ROE

EPS

1.

PT Astra International Tbk

0,26

0,08

0,18

2.480

2.

PT Gudang Garam Tbk

0,27

0,1

0,16

4.502

3.

PT Holcim Indonesia Tbk

0,28

0,03

0,09

117

4.

PT Semen Gresik Tbk

0,4

0,2

0,27

566

5.

PT Unilever Indonesia Tbk

1,08

0,11

0,8

399

6.

PT Mustika Ratu Tbk

0,08

0,05

0,06

49

7.

PT Indo Acidatama Tbk

0,18

0,07

0,11

422

8.

PT Goodyear Indonesia Tbk

0,3

0,09

0,26

2.520

9. PT Asahimas Flat Glass Tbk

0,05

0,03

0,04

155

10. PT Indal Aluminium Industry Tbk

0,11

-0,03

-0,15

-80,96

11. PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk

0,07

0,02

0,05

3,24

12. PT Kedaung Indah Can Tbk

-0,05

-0,06

-0,08

-37,79

13. PT Merck Tbk

0,56

0,30

0,36

6549

14. PT Hanson International Tbk

-0,13

0,04

-0,14

3

15. PT Pelangi Indah Canindo Tbk

0,26

0,02

0,07

22,27

16. PT Sat Nusapersada Tbk

0,12

-0,04

-0,08

-20,5

17. PT Ricky Putra Globalindo Tbk

0,09

0,01

0,01

5,57

18. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk

0,36

0,10

0,15

66,37

19. PT Sekawan Intipratama Tbk

0,14

0,03

0,05

5,2

20. PT Voksel Electric Tbk

0,29

0,04

0,13

64,45

21 PT Akasha Wira International Tbk. 0,12 0,06 0,17 28 22 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. 0,30 0,03 0,21 23

23 PT Cahaya Kalbar Tbk. 0,19 0,13 0,28 166,36

24 PT Delta Djakarta Tbk. 0,26 0,18 0,22 7900

25 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 0,58 0,02 0,03 46 26 PT Indofood Sukses Makmur Tbk. 0,16 0,67 1,62 236 27 PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 3,24 0,30 0,92 16158

28 PT Mayora Indah Tbk. 0,23 0,08 0,19 485

29 PT Sekar Laut Tbk. 0,10 0,06 0,11 18,53

30 PT Ultrajaya Milk Industry and Trading


(5)

79 Lampiran iii DAFTAR ROCE, ROA, ROE, DAN EPS PERUSAHAAN SAMPEL TAHUN 2010

No.

Nama Perusahaan

2010

ROCE

ROA

ROE

EPS

1.

PT Astra International Tbk

0,27

0,04

0,26

3.549

2.

PT Gudang Garam Tbk

0,26

0,13

0,19

5.199

3.

PT Holcim Indonesia Tbk

0,15

0,03

0,09

108

4.

PT Semen Gresik Tbk

0,35

0,23

0,3

613

5.

PT Unilever Indonesia Tbk

1,05

0,13

0,9

444

6.

PT Mustika Ratu Tbk

0,09

0,06

0,07

57

7.

PT Indo Acidatama Tbk

0,08

0,03

0,04

163

8.

PT Goodyear Indonesia Tbk

0,16

0,06

0,17

1.620

9. PT Asahimas Flat Glass Tbk

0,21

0,14

0,18

763

10. PT Indal Aluminium Industry Tbk

0,4

0,03

0,19

100,54

11. PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk

0,08

0,01

0,03

1,73

12. PT Kedaung Indah Can Tbk

0,05

0,04

0,05

23,62

13. PT Merck Tbk

0,4

0,25

0,29

5303

14. PT Hanson International Tbk

-1,11

0,10

-0,35

6

15. PT Pelangi Indah Canindo Tbk

0,21

0,02

0,07

21,22

16. PT Sat Nusapersada Tbk

0,03

-0,02

-0,03

-7,12

17. PT Ricky Putra Globalindo Tbk

0,09

0,02

0,03

16,86

18. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk

0,29

0,18

0,26

106,38

19. PT Sekawan Intipratama Tbk

0,11

0,03

0,05

6,7

20. PT Voksel Electric Tbk

0,1

0,01

0,02

12,35

21 PT Akasha Wira International Tbk. 0,16 0,12 0,32 54 22 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. 0,21 0,01 0,08 9

23 PT Cahaya Kalbar Tbk. 0,12 0,04 0,09 99,37

24 PT Delta Djakarta Tbk. 0,29 0,19 0,24 8716

25 PT Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk. 0,24 0,13 0,24 344

26 PT Indofood Sukses Makmur Tbk. 0,17 0,06 0,15 336 27 PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 1,22 0,40 1,20 21021

28 PT Mayora Indah Tbk. 0,22 0,10 0,24 631

29 PT Sekar Laut Tbk. 0,06 0,02 0,04 7

30 PT Ultrajaya Milk Industry and


(6)

80 Lampiran iv DAFTAR ROCE, ROA, ROE, DAN EPS PERUSAHAAN SAMPEL TAHUN 2011

No.

Nama Perusahaan

2011

ROCE

ROA

ROE

EPS

1.

PT Astra International Tbk

0,25

0,06

0,38

4.393

2.

PT Gudang Garam Tbk

0,27

0,15

0,23

2.544

3.

PT Holcim Indonesia Tbk

0,17

0,04

0,11

139

4.

PT Semen Gresik Tbk

0,3

0,25

0,32

662

5.

PT Unilever Indonesia Tbk

1,3

0,16

1,09

546

6.

PT Mustika Ratu Tbk

0,1

0,07

0,08

65

7.

PT Indo Acidatama Tbk

0,14

0,06

0,1

398

8.

PT Goodyear Indonesia Tbk

0,07

0,02

0,05

450

9. PT Asahimas Flat Glass Tbk

0,19

0,14

0,18

776

10. PT Indal Aluminium Industry Tbk

0,19

0,06

0,32

166,39

11. PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk

0,06

-0,01

-0,04

-2,46

12. PT Kedaung Indah Can Tbk

0,01

0,004

0,01

2,59

13. PT Merck Tbk

0,55

0,48

0,57

10320

14. PT Hanson International Tbk

0,76

0,31

-1,05

15

15. PT Pelangi Indah Canindo Tbk

0,21

0,02

0,07

21,68

16. PT Sat Nusapersada Tbk

0,02

-0,01

-0,02

-4,17

17. PT Ricky Putra Globalindo Tbk

0,08

0,02

0,04

19,36

18. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk

0,25

0,21

0,30

114,52

19. PT Sekawan Intipratama Tbk

0,07

0,02

0,03

3,4

20. PT Voksel Electric Tbk

0,31

0,08

0,26

133,01

21 PT Akasha Wira International Tbk. 0,12 0,09 0,26 44 22 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. 0,20 0,02 0,15 9

23 PT Cahaya Kalbar Tbk. 0,33 0,13 0,28 324

24 PT Delta Djakarta Tbk. 0,32 0,21 0,26 9060

25 PT Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk. 0,21 0,16 0,30 339

26 PT Indofood Sukses Makmur Tbk. 0,17 0,10 0,25 350 27 PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 1,20 0,45 1,38 24074

28 PT Mayora Indah Tbk. 0,16 0,10 0,24 614

29 PT Sekar Laut Tbk. 0,08 0,03 0,05 8,65

30 PT Ultrajaya Milk Industry and


Dokumen yang terkait

Pengaruh Return on Equity (ROE), Return on Asset (ROA) dan Earning Per Share (EPS) terhadap Return saham Pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

10 166 91

Pengaruh Rasio Camel Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 44 97

Pengaruh Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Price Earnings Ratio Terhadap Price to Book Value Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

30 283 90

Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV) dan Earnings Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Peusahaan Perbankan yang Teraftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) (2009-2011)

2 39 104

Pengaruh Return on Asset (ROA), Earning per Share (EPS) dan Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham : Studi Empiris di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012

0 35 85

Analisis Pengaruh Financial Leverage Terhadap Return on Equity dan Earning per Share Pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 49 98

Pengaruh Leverage terhadap Return On Equity Pada Industri Otomotif Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

1 37 78

Pengaruh Financial Leverage, Return on Equity (ROE), Ukuran Dan Umur Perusahaan Terhadap Tingkat Underpricing Pada Perusahaan Yang Melakukan IPO Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 30 95

Analisis Pengaruh Laba Bersih Akuntansi, Return On Equity (ROE), Return On Asset (ROA) Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 33 86

Pengaruh Return On Capital Employed (ROCE), Return On Asset (ROA), Dan Return On Equity (ROE) Terhadap Earnings Per Share (EPS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 11