3.3 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Berikut ini dikemukakan cara pengujian validitas dan reliabilitas instrument yang akan digunakan untuk penelitian.
3.3.1 Uji validitas instrumen Tes
Dalam bukunya Duwi priyatno 2010:90, validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas sering
digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam kuisioner tersebut sudah tepat dalam mengukur apa yang ingin diukur.
Pada program SPSS 16.0 for window’s teknik pengujian yang sering digunakan untuk uji validitas adalah menggunakan korelasi Bivariate Pearson Produk Momen
Pearson dan Corrected Item- Total Correlation. Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pernyataan-pernyataan pada
kuesioner yang harus dibuangdiganti karena dianggap tidak relevan.Item instrumen dianggap valid jika lebih besar dari 0,3 atau bisa juga dengan membandingkannya dengan
r tabel. Jika r hitung r tabel maka valid.
3.3.2 Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama
akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain, reliabilitas instrumen mencirikan tingkat konsistensi. Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada nilai
Cronboach’s Alpha. Kriteria untuk menentukan besarnya koefisien reliabilitas menggunakan pedoman dari George dan Mallery 1995 sebagai berikut:
α 0,9 = Sangat bagus α 0,8 = Bagus
α 0,7 = Dapat diterima α 0,6 = Diragukan
α 0,5 = Jelek α 0,5 = Tidak dapat diterima.
3.3.3 Analisis Taraf Kesukaran Item Instrumen Menurut Nana Sudjana 2010:135, asumsi yang digunakan untuk memperoleh
kualitas soal yang baik, disamping memenuhi validitas dan realibilitas, adalah keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksudkan
adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar secara proporsional. Persoalan yang penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah
penentuan proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar. Artinya, sebagian soal berada dalam kategori sedang, sebagian lagi termasuk dalam kategori
mudah dan sukar dengan proporsi yang seimbang. Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal
tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal itu adalah sbb:
Contoh perhitungan adalah sbb: Misal contoh soal nomor 1
I = = = 0,85 Dengan demikian dari contoh soal nomor 1 termasuk kedalam kategori mudah.
Tabel 3.5 Indeks taraf kesukaran soal pretest Pilihan ganda
jumlah Mudah
Sedang Sukar
Mudah Sedang
sukar 1, 2, 3, 4, 11,
12, 14 5, 6, 7, 8, 10
9, 13, 15 7
5 3
I =
- 0, 30 = soal kategori sukar 0, 31 - 0, 70 = soal kategori sedang
0, 71 - 1, 00 = soal kategori mudah
Tabel 3.6 Indeks taraf kesukaran soal postest Pilihan Ganda
Jumlah Mudah
Sedang Sukar
Mudah Sedang
Sukar 1, 2, 5, 6, 7,
11 , 13 14, 3, 8, 9, 12
4, 10, 15 7
5 3
3.3.4 Tahap Deskripsi data