HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMAN 1 BELALAU TAHUN PELAJARAN 2012-2013

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN BELAJAR DAN MINAT
BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI
SISWA KELAS XI IPS SMAN 1 BELALAU
TAHUN PELAJARAN 2012-2013

Oleh

AKUIN SANDO

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang hubungan lingkungan belajar
dan minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMAN 1 Belalau
Tahun Pelajaran 2012-2013. Penelitian ini menggunakan metode korelasional.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMAN 1 belalau sebanyak 77
siswa. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, dokumentasi dan
kuesioner. Analisis data menggunakan korelasi product moment. Hasil penelitian:
(1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan
prestasi belajar siswa, berarti semakin baik lingkungan belajar siswa maka
prestasi belajar siswa akan meningkat. (2) Ada hubungan yang positif dan
signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa, berarti semakin

tinggi minat belajar siswa maka akan tinggi prestasi belajar siswa.

Kata kunci: lingkungan belajar, minat belajar, prestasi belajar

DAFTAR ISI

Halaman
I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................
B. Identifikasi Masalah .............................................................................
D. Rumusan Masalah ................................................................................
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................
F. Kegunaan Penelitian .............................................................................
G. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................

1
6
7

7
7
8

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka ..................................................................................
1. Pengertian Belajar ............................................................................
2. Faktor-faktor Belajar ........................................................................
3. Lingkungan yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ..........................
4. Minat Belajar ....................................................................................
5. Prestasi Belajar .................................................................................
B. Skala Pengukuran Instrumen ...............................................................
C. Kerangka Pikir.. ...................................................................................
D. Hipotesis..............................................................................................

9
9
9
10
16

19
19
20
21

III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian ................................................................................
B. Populasi dan Sampel ............................................................................
1. Populasi ............................................................................................
2. Sampel............ ..................................................................................
C. Variabel Penelitian ...............................................................................
D. Definisi Operasional Variabel ..............................................................
1. Lingkungan Belajar ..........................................................................
2. Minat Belajar Geografi.....................................................................
3. Prestasi Belajar .................................................................................
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................
1. Teknik Observasi .............................................................................
2. Teknik Dokumentasi ........................................................................
3. Teknik Kuesioner .............................................................................


22
22
22
23
23
24
24
25
26
26
26
26
27

F. Uji Persyaratan Instrumen ....................................................................
1. Uji Validitas .....................................................................................
2. Uji Reliabilitas..................................................................................
G. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan .................................................
H. Kriteria Uji Hipotesis ..........................................................................


27
27
28
30
30

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................................
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMAN 1 Belalau .................................
2. Profil Sekolah ..................................................................................
3. Visi, Misi, dan Tujuan SMAN 1 Belalau ........................................
4. Situasi dan Kondisi SMAN 1 Belalau…………………………….
5. Sarana dan Prasarana SMAN 1 Belalau…………………………...
6. Proses Belajar Mengajar…………………………………… ..........
7. Gambaran Umum Responden………………………………. .........
8. Struktur Organisasi Sekolah……………………………………….
B. Deskripsi Data . ……………………………………………………….
1. Data Lingkungan Belajar (X1) .........................................................
2. Data Minat Belajar (X2)...................................................................
3. Data Prestasi Belajar (Y) .................................................................

C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ..................................................
1. Hipotesis Pertama ............................................................................
2. Hipotesis Kedua...............................................................................
3. Pembahasan ... .................................................................................

32
32
36
37
38
38
39
39
39
40
40
42
44
45
46

47
48

V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..... ....................................................................................
B. Saran ............... ....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

54
55

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan tolak ukur kemajuan suatu bangsa, dengan pendidikan maka
bangsa Indonesia diharapkan mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas secara

intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita
mampu untuk bersaing dengan negara lain di mana arus globalisasi saat ini yang
semakin terasa kehadirannya. Di dalam undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
nomor 20 tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Sehubungan dengan adanya tujuan tersebut, maka segenap masyarakat bersama
dengan pemerintah berusaha keras untuk mewujudkan tujuan tersebut. Usaha
yang dilakukan adalah dengan mendirikan lembaga pendidikan Indonesia, baik
lembaga formal maupun lembaga non formal sehingga semua lembaga
berkewajiban untuk mewujudkan tujuan tersebut. Sekolah merupakan lembaga
formal yang memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia (SDM). Sekolah juga merupakan tempat

2

berlangsungnya


kegiatan

belajar

mengajar

(KBM).

Sebagai

tempat

berlangsungnya KBM, maka di sekolah terjadi proses belajar.

Melalui sekolah, kemampuan individu dapat dikembangkan, dari yang tidak tahu
menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Potensi yang dikembangkan
melalui bangku persekolahan adalah aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap)
dan psikomotor (perbuatan atau kemampuan melakukan sesuatu). Oleh karena
itulah, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal harus senantiasa aktif untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi.

Keberhasilan seseorang dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil
belajarnya, oleh sebab itu hasil belajar sangat penting peranannya untuk
mengetahui peserta didik sudah mampu atau belum dalam menempuh pendidikan
suatu mata pelajaran. Berdasarkan hasil observasi pada SMA Negeri 1 Belalau
Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat pada Bulan Februari 2013
diperoleh informasi bahwa nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) untuk
Mata Pelajaran Geografi adalah nilai 75 (kurikulum SMA Negeri 1 Belalau 20122013:34). Prestasi belajar geografi yang diperoleh siswa kelas XI IPS Semester I
SMA Negeri 1 Belalau Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat tahun
pelajaran 2012-2013, seperti yang tercantum pada tabel berikut:

3

Tabel 1 Rata-rata nilai Ujian Akhir Semester geografi siswa kelas XI IPS semester
ganjil SMAN 1 Belalau tahun pelajaran 2012-2013.
No.
1
2
3


Kelas
XI IPS 1
XI IPS 2
XI IPS 3
Jumlah

Nilai
≤ 75
14
16
15
45

≥ 76
9
10
13
32

Jumlah Siswa
23
26
28
77

Sumber: Kurikulum dan Data Guru Geografi SMAN 1 Belalau Kabupaten
Lampung Barat tahun pelajaran 2012-2013
Dari data di atas dapat dilihat bahwa hasil nilai ujian siswa kelas XI IPS di SMA
Negeri 1 Belalau pada semester ganjil tahun pelajaran 2012-2013 dengan jumlah
45 siswa mendapat nilai UAS semester ganjil dibawah nilai KKM.

Menurut Kartini Kartono (1985:1) yaitu ada dua faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa: Faktor Intern: kecerdasan, bakat, minat, perhatian, motif,
kesehatan jasmani dan cara belajar. Faktor Ekstern: lingkungan alam, keluarga,
masyarakat, sekolah dan peralatan belajar atau sarana prasarana.

Menurut Slameto (2003:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru, secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dalam
lingkungannya. Keberhasilan proses belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor
salah satunya adalah faktor lingkungan belajar dan minat belajar. Dari kedua
faktor tersebut peneliti akan mengkaji apakah lingkungan belajar dan minat
belajar geografi mempunyai hubungan dengan prestasi belajar siswa yang belum
memenuhi KKM.
Lingkungan menurut Tatang (2012:153) “lingkungan adalah ruang dan waktu yang
menjadi tempat eksistensi manusia. Dalam konsep ajaran pendidikan, lingkungan yang

4

baik adalah lingkungan yang kondusif dan strategis untuk melaksanakan proses
pembelajaran”. Lingkungan merupakan alam sekitar di luar diri individu atau manusia.
Lingkungan itu mencakup segala material dan stimulus di dalam dan di luar individu,
baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosio-kultural.

Lingkungan pendidikan terdiri atas tiga macam yaitu, lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama
dalam proses pendidikan. Sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak
adalah di dalam lingkungan keluarga. Lingkungan sekolah merupakan tempat bekal
keahlian dan ilmu pengetahuan. Karena tidak semua pendidikan dilaksanakan oleh
keluarga, maka anak dimasukkan ke sekolah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan
dengan sistem pendidikan persekolahan yang formal. Lingkungan masyarakat
merupakan lingkungan tempat tinggal anak.

Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang sangat menunjang keberhasilan
siswa dalam studinya. Lingkungan belajar yang dimaksud ialah keadaan ruang belajar
yang bersih, nyaman, segar dan terang serta ventilasi yang cukup menjadikan suasana
belajar yang menyenangkan. Sedangkan hubungan siswa dengan guru terjalin dengan
baik akan menumbuhkan semangat siswa dalam menerima materi yang diberikan guru.

Lingkungan belajar yang ada di sekitar siswa baik di sekolah maupun di rumah
diantaranya lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang utama bagi anak, karena dalam
keluarga sebagian besar kehidupan anak berada dalam lingkungan keluarga sehingga
pendidikan yang paling banyak diterima anak adalah di dalam lingkungan keluarga.
Orang tua memegang peranan yang sangat penting dalam kesuksesan dan keberhasilan

5

belajar anak sehingga dapat dikatakan bahwa partisipasi orang tua dalam pendidikan
keluarga juga menentukan keberhasilan belajar anak yang terwujud dalam prestasi
belajar yang meliputi segala bidang.

Lingkungan sekolah merupakan bagian pendidikan yang sekaligus merupakan lembaga
pendidikan formal yang mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap
berlangsungnya proses pendidikan. Dalam lingkungan sekolah anak didik mendapatkan
bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk kehidupannya nanti di masyarakat.
Sedangkan lingkungan masyarakat merupakan sekelompok orang yang berada di
sekitar tempat tinggal anak. Lingkungan masyarakat mempunyai peran yang penting
dalam membentuk karakter dan sifat-sifat peserta didik yang merupakan hasil dari
proses belajar. Lingkungan masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang
berpendidikan dan mempunyai moral yang baik, akan mendorong siswa untuk lebih
giat belajar begitu juga sebalik.

Selain lingkungan belajar, untuk mencapai prestasi belajar yang baik dan maksimal,
minat belajar juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.
Minat menurut Slameto (2003:180) adalah “suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan
pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh”. Minat belajar yang tinggi akan
memudahkan siswa dalam menangkap materi yang akan disampaikan oleh guru di
sekolah sehingga ada kemungkinan siswa dapat memperoleh prestasi belajar yang
lebih baik lagi. Minat belajar geografi yang tinggi akan dapat meningkatkan prestasi
belajar geografi siswa, karena dengan adanya minat belajar geografi yang tinggi, akan
memberikan kemudahan pada diri anak dalam proses belajarnya, karena pikiran anak
akan terkonsentrasi kepada masalah materi pelajaran.

6

Hal ini didukung oleh pendapat Slameto (2003:57) yang menyatakan bahwa:
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari
tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya,
karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh
kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah
dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas lingkungan belajar dan minat belajar geografi
yang tinggi, dapat meningkatkan prestasi belajar. Rendahnya minat belajar dapat
menimbulkan akibat negatif, antara lain siswa jadi malas belajar sehingga sulit
diharapkan untuk mancapai prestasi yang tinggi, oleh sebab itu lingkungan belajar dan
minat belajar sangat penting dalam proses belajar. Dari uraian di atas maka peneliti
bermaksud mengkajinya dalam skripsi dengan judul “Hubungan Antara Lingkungan
Belajar dan Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XI Semester
Ganjil SMA Negeri 1 Belalau Tahun Pelajaran 2012-2013”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah:

1.

Hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar siswa SMA
Negeri 1 Belalau Kelas XI IPS.

2.

Hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa SMA Negeri 1
Belalau Kelas IX IPS.

3.

Prestasi Belajar siswa SMA Negeri 1 Belalau Kelas XI IPS.

7

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:

1.

Adakah hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar geografi
siswa kelas XI SMAN 1 Belalau tahun pelajaran 2012-2013?

2.

Adakah hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar geografi siswa
kelas XI SMAN 1 Belalau tahun pelajaran 2012-2013?

D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1.

Untuk mengetahui hubungan antara lingkungan belajar geografi dengan prestasi
belajar geografi siswa kelas XI SMAN 1 Belalau tahun pelajaran 2012-2013.

2.

Untuk mengetahui hubungan antara minat belajar geografi dengan prestasi
belajar geografi siswa kelas XI SMAN 1 Belalau tahun pelajaran 2012-2013.

E. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah:
1.

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana pada Program Studi
Pendidikan Geografi Jurusan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas
Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2.

Hasil penilitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai sumbangan
pemikiran bagi guru geografi khususnya bagi guru geografi di SMAN 1
Belalau dalam upaya menumbuhkan lingkungan belajar yang baik dan minat
belajar geografi siswa.

8

3.

Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai bidang pendidikan,
khususnya arti penting akan minat belajar siswa dalam peroses belajar
mengajar.

4.

Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis.

F. Ruang Lingkup Penelitian
1.

Ruang lingkup objek penelitian adalah hubungan antara lingkungan belajar
dan minat belajar geografi siswa dengan prestasi belajar geografi .

2.

Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN 1 Belalau.

3.

Ruang lingkup tempat penelitian ini adalah di SMAN 1 Belalau.

4.

Ruang lingkup waktu penelitian ini adalah tahun ajaran 2012-2013.

5.

Ruang lingkup ilmu adalah pengajaran geografi. Pengajaran geografi
hakikatnya adalah pengajaran tentang aspek–aspek keruangan permukaan
bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia
dengan variasi kewilayahannya. Dengan kata lain, pengajaran geografi
merupakan pengajaran tentang hakikat geografi yang diajarkan di sekolah dan
disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak pada jenjang
pendidikan masing–masing (Nursid sumaatmadja,1997:12).

9

II. TINJAUAN PUSTAKA, KARANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1.

Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses atau suatu rangkaian aktivitas yang menuju kepada
perubahan-perubahan fungsional, sebagaimana pendapat Slameto (2003:2) belajar ialah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan
tingkah laku untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya, kemampuan
pada seseorang dari yang tidak tahu menjadi tahu berkat pengalamannya dan latihan
serta interaksi dengan lingkungannya.
2.

Faktor-Faktor Belajar

Dalam proses belajar ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Slameto (2003:54)
mengemukakan bahwa:

“faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak

jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja yaitu faktor intern dan
faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang
belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individunya.”

10

Menurut Kartini Kartono (1985:1) yaitu ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa:
1.

Faktor Intern: kecerdasan, bakat, minat, perhatian, motif, kesehatan jasmani dan
cara belajar

2.

Faktor Ekstern: lingkungan alam, keluarga, masyarakat, sekolah dan peralatan
belajar atau sarana prasarana

Dari pendapat tersebut, diketahui bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar siswa yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktorfaktor yang berasal dari dalam individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu
sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang
juga dapat mempengaruhi hasil belajar. Namun dalam penelitian ini faktor yang
dibahas adalah faktor keluarga, faktor sekolah, dan minat belajar. Hal ini dikarenakan
dalam penelitian ini akan mengkaji apakah ada hubungan antara faktor-faktor tersebut
terhadap prestasi belajar.

3.

Lingkungan yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Lingkungan belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dengan peserta didik,
sebab lingkungan belajar merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar peserta didik
yang dapat menunjang kegiatan belajarnya. Martinis (2001:4) lingkungan belajar
adalah benda-benda di sekitar tempat belajar itu yang teratur rapi dan sedap dipandang
serta lengkap peralatan belajarnya. Sedangkan

Menurut Slameto (2003:60-72),

lingkungan belajar siswa yang berpengaruh terhadap prestasi belajar terdiri dari
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

11

a.

Lingkungan Keluarga

Menurut Ngalim Purwanto (2007:80) pendidikan keluarga sebagai unsur pertama
dalam kehidupan masyarakat. Lingkungan keluarga dikatakan lingkungan yang
pertama bagi anak, karena dalam keluarga anak pertama-tama mendapatkan pendidikan
dan dikatakan lingkungan yang utama adalah karena sebagian besar kehidupan anak
berada pada lingkungan keluarga sehingga pendidikan yang paling banyak diterima
oleh anak adalah di dalam lingkungan keluarga. Dengan demikian, keluarga memiliki
pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan kepribadian dan pendidikan anak.

Sedangkan Abu Ahmadi (2007:264) mengemukakan bahwa faktor orang tua
merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar anak. Orang tua
yang dapat mendidik anak-anaknya dengan cara memberikan pendidikan yang baik
tentu akan sukses dalam belajarnya. Sebaliknya orang tua yang acuh tak acuh, bahkan
tidak memperhatikan sama sekali terhadap pendidikan anaknya, tentu anak tidak akan
berhasil dalam belajarnya. Tidak hanya itu, suasana rumah, pendidikan orang tua,
keadaan ekonomi keluarga dan hubungan antara anggota keluarga, orang tua, anak,
kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar
dengan baik.
Martinis (2001:4) mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua,
maka semakin baik prestasi anak. Termasuk juga sejauh mana keluarga mampu
menyediakan fasilitas tertentu untuk anak (televisi, internet, dan buku bacaan).

Dengan demikian, orang tua memegang peranan yang sangat penting dalam kesuksesan
dan keberhasilan belajar anak sehingga dapat dikatakan bahwa partisipasi orang tua
dalam pendidikan keluarga juga menentukan keberhasilan belajar anak yang terwujud
dalam prestasi belajar yang meliputi segala bidang.
Lingkungan keluarga yang baik diantaranya adalah:

12

1.

Cara orang tua mendidik

Menurut Slameto (2003:60) cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya
terhadap belajar anak. Orang tua yang tidak atau kurang perhatian misalnya
keacuhan orang tua tidak menyediakan peralatan sekolah, akan menyebabkan
anak kurang berhasil dalam belajar. Dalam mendidik anak hendaknya orang tua
harus memberikan kebebasan pada anak untuk belajar sesuai keinginan dan
kemampuannya, tetapi juga harus memberikan arahan dan bimbingan. Orang tua dapat
menolong anak yang mengalami kesulitan dalam belajar dengan bimbingan tersebut.

2.

Relasi antar keluarga

Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dan anaknya
Slameto (2003:62). Relasi antar anggota keluarga terutama relasi anak dengan
orang tua dan relasi dengan anggota keluarga lain sangat penting bagi
keberhasilan belajar anak. Demi kelancaran keberhasilan belajar siswa, perlu
diusahakan relasi yang baik dalam keluarga tersebut. Hubungan yang baik di
dalam keluarga akan mensukseskan belajar anak tersebut.

3.

Suasana rumah

Suasana rumah yang dimaksudkan adalah kejadian atau situasi atau kejadian-kejadian
yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dan belajar Slameto
(2003:63). Agar anak dapat belajar dengan baik perlu diciptakan suasana rumah yang
tenang dan tenteram sehingga anak betah di rumah dan dapat belajar dengan baik.

4.

Keadaan ekonomi keluarga

Menurut Slameto (2003:63) Keadaan ekonomi keluarga erat kaitanya dengan belajar
anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal
makanan, pakaian perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas

13

belajar seperti, ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat-alat tulis menulis buku-buku
dan lain lain.

Dengan keadaan ekonomi keluarga yang tercukupi maka sarana belajar anak pun juga
terpenuhi. Sarana belajar ini dapat berupa sumber belajar (buku ajar, LKS, koran,
kliping, majalah dan sebagainya), media belajar (peta, globe,atlas, internet), alat belajar
(pena, pensil, penggaris, penghapus, jangka, busur, kertas, dan sebagainya),
kepemilikan ruang belajar di rumah, penerangan di ruang belajar di rumah, dan
perabotan belajar (meja, kursi, rak buku, ventilasi dan sebagainya).

5.

Pengertian orang tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua (Slameto 2003:64). Biasanya
anak kurang bersemangat dalam belajar, di sinilah peran orang tua wajib memberikan
pengertian dan dorongan untuk menghadapi masalah di sekolah. Bila anak sedang belajar
jangan diganggu dengan tugas-tugas rumah agar konsentrasi anak tidak terpecah.

6.

Latar belakang kebudayaan

Tingkat pendidikan dan kebiasaan di dalam keluarga juga berpengaruh terhadap sikap
anak dalam belajar Slameto (2003:64). Maka perlu ditanamkan kebiasaan yang baik
agar dapat mendorong anak semangat belajar. Lingkungan belajar di keluarga dapat
disimpulkan bahwa lingkungan keluarga merupakan lingkungan belajar pertama bagi
anak untuk mendapatkan pendidikan karena sebagian besar kehidupan anak berada di
lingkungan keluarga. Keberhasilan orang tua dalam mensukseskan belajar anak
terletak pada bagaimana cara orang tua mendidik, relasi antar keluarga, suasana
rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang

14

kebudayaan. Apabila semuanya terpenuhi dan berjalan dengan baik maka anak akan
berprestasi dalam belajarnya.

b.

Lingkungan Sekolah

Perkembangan zaman yang semakin maju membuat persaingan dalam memperoleh
pekerjaan untuk mempertahankan dan memenuhi kebutuhan hidupnya semakin ketat,
hal ini yang akan menjadi tuntutan yang harus dipenuhi oleh setiap individu. Untuk
menjawab tantangan kemajuan zaman tersebut, maka tiap-tiap individu harus memiliki
keterampilan atau keahlian tertentu. Oleh karena itu, anak dikirim ke sekolah. Sebab,
tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam lingkungan
keluarga terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan.

Amir Daien Indrakusuma (1973:110) menyatakan bahwa sebenarnya pendidikan di
sekolah adalah bagian dari pendidikan dalam keluarga yang sekaligus juga merupakan
lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Di samping itu, kehidupan di sekolah adalah
merupakan jembatan bagi anak, yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga
dengan kehidupan masyarakat kelak. Wiji Suwarno (2006:42) mengemukakan sekolah
sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap
berlangsungnya proses pendidikan. Wiji Suwarno (2006:42) membagi tanggung jawab
itu menjadi tiga kategori, yaitu:
1. Tanggung jawab formal. Sesuai dengan fungsinya, lembaga pendidikan bertugas
untuk mencapai tujuan pendidikan berdasarkan undang-undang yang berlaku.
2. Tanggung jawab keilmuan. Berdasarkan bentuk, isi, dan tujuan, serta jenjang
pendidikan yang dipercayakan kepadanya oleh masyarakat.
3. Tanggung jawab fungsional. Tanggung jawab yang diterima sebagai pengelola
fungsional pendidikan oleh para pendidik yang pelaksanaannya berdasarkan
kurikulum.
Dari ketiga tanggung jawab tersebut, dapat dirangkum dalam satu tugas utama
dari sekolah yang dikemukakan oleh Amir Daien Indrakusuma (1973:111) yaitu

15

memberikan bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada anak untuk
kehidupannya nanti di masyarakat di bawah asuhan guru-guru. Adapun fungsi dan
peranan sekolah yang dikemukakan Hasbullah (2001:49-51) antara lain:
1.

2.

Peranan sekolah: membantu lingkungan keluarga dalam mendidik dan
mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang
dibawa dari keluarganya. Anak didik belajar bergaul sesama anak didik,
antara guru dengan anak didik, dan antara anak didik dengan orang yang
bukan guru. Anak didik belajar menaati peraturan sekolah. Mempersiapkan
anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama,
bangsa dan negara.
Fungsi sekolah: mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan
pengetahuan, spesialisasi, efisiensi, sosialisasi, konservasi dan transmisi
kultural, transisi dari rumah ke masyarakat.

Lingkungan sekolah yang baik dapat mendukung dan mendorong anak didik
untuk belajar dengan baik, sehingga dapat membantu anak didik mencapai
prestasi yang baik pula. Martinis (2001:8) mengemukakan untuk menciptakan
peserta didik belajar maka perlu diciptakan lingkungan sekolah yang baik adalah
lingkungan yang nyaman sehingga anak terdorong untuk belajar peserta didik
berprestasi serta membangun pengetahuannya sendiri.

Karaktristik lingkungan yang nyaman diantaranya, sekolah mempunyai komitmen
untuk mendukung semua usaha peserta didik agar sukses baik dalam bidang
akademik maupun sosial, adanya kurikulum yang menantang dan terarah, adanya
perhatian dan kepercayaan peserta didik serta orang tua terhadap sekolah, adanya
ketulusan dan keadilan bagi semua peserta didik, baik untuk peserta didik dengan
latar belakang keluarga yang berbeda, beda ras maupun etnik, adanya kebijakan
dan peraturan sekolah yang jelas. Misalnya panduan perilaku yang baik,
konsekuensi yang konsisten, penjelasan yang jelas, kesempatan menjalin interaksi
sosial serta kemampuan menyelesaikan masalah, adanya partisipasi peserta didik

16

dalam pembuatan kebijakan sekolah, adanya mekanisme tertentu sehingga peserta
didik dapat menyampaikan pendapatnya secara terbuka tanpa rasa takut,
mempunyai tujuan untuk meningkatkan perilaku prososial seperti berbagi
informasi, membantu dan bekerja sama, membangun kerja sama dengan
komunitas keluarga dan masyarakat, mengadakan kegiatan untuk mendiskusikan
isu-isu menarik dan spesial yang berkaitan dengan peserta didik.

Demikian pentingnya fungsi dan peranan sekolah pada masa sekarang ini,
sehingga sekolah perlu menyediakan segala kebutuhan peserta didik untuk
mencapai tujuan. Diantara kebutuhan tersebut adalah terciptanya lingkungan
sekolah yang mendukung kegiatan belajar.

Dari penjelasan tersebut, lingkungan belajar di sekolah dapat disimpulkan bahwa
lingkungan belajar di sekolah merupakan lembaga pendidikan formal bagi anak
yang mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap berlangsungnya proses
pendidikan bagi anak. Lingkungan sekolah dapat mendorong anak didik untuk
belajar dengan baik, sehingga dapat membantu anak didik mencapai prestasi yang baik.

4.

Minat Belajar

a.

Pengertian Minat Belajar

Salah satu faktor utama untuk mencapai sukses dalam segala bidang, baik berupa
studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun adalah minat. Hal ini karena dengan
tumbuhnya minat dalam diri sesorang akan melahirkan perhatian untuk
melakukan sesuatu dengan tekun dalan jangka waktu yang lama, lebih
berkonsentrasi, mudah untuk mengingat dan tidak mudah bosan dengan apa yang
dipelajari.

17
Menurut Muhibbin Syah (2008:136) yang mendefinisikan bahwa ”Minat
(interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan
yang besar terhadap sesuatu.” Begitu pun dengan Slameto (2003:180)
mengatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan
pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Hillgard dalam

Slameto (2003:57) memberi rumusan tentang minat sebagai berikut Interst is
persisting to pay attention to and enjoy some activity or content, yang berarti
bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan.

Dari pemaparan para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa minat adalah
ketertarikan dan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan atau terlibat
terhadap sesuatu hal karena menyadari pentingnya atau bernilainya hal tersebut.
Minat belajar dapat didefinisikan

sebagai ketertarikan

siswa dalam mengikuti

pelajaran. Tanpa adanya minat dalam diri siswa terhadap hal yang akan dipelajari,
maka ia akan ragu-ragu untuk belajar sehingga tidak menghasilkan hasil belajar
yang optimal atau seperti yang diharapkan. Dalam hal pembelajaran pada bidang
geografi, apabila seorang siswa mempunyai minat terhadap mata pelajaran tersebut
maka siswa tersebut akan merasa senang mempelajararinya, kemudian akan
memperhatikan materi pelajaran tersebut.

b. Indikator Minat Belajar
Pada umumnya minat seseorang terhadap sesuatu akan diekspresikan melalui
kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan minatnya. Sehingga untuk
mengetahui indikator minat dapat dilihat dengan cara menganalisa kegiatan-

18

kegiatan yang dilakukan individu atau objek yang disenanginya, karena minat
merupakan motif yang dipelajari yang mendorong individu untuk aktif dalam
kegiatan tertentu. Dengan demikian untuk menganalisa minat belajar dapat
digunakan beberapa indikator minat sebagai berikut:

Menurut Sukartini (Dewi Suhartini, 2001:26) analisa minat dapat dilakukan
terhadap hal-hal sebagai berikut:
1.

Keinginan untuk mengetahui/memiliki sesuatu

2.

Objek-objek atau kegiatan yang disenangi

3.

Jenis kegiatan untuk mencapai hal yang disenangi

4.

Usaha untuk merealisasikan keinginan atau rasa senang terhadap sesuatu

Pendapat tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan Slameto (2003:180),
bahwa: Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang
menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya,
dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Anak didik
yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberi perhatian
yang lebih besar terhadap subjek tersebut.

Selain itu menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002:132) mengungkapkan bahwa
minat dapat diekpresikan anak didik melalui:
1.

Pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya

2.

Partisipasi dalam aktif dalam suatu kegiatan

3.

Memberikan perhatian yang lebih besar yang lebih besar terhadap sesuatu
yang diminatinya tanpa menghiraukan yang lain (fokus).

Dari ketiga pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa dapat
dilihat dari bagaimana minatnya dalam melakukan aktivitas yang mereka senangi
dan ikut terlibat atau berpartisipasi dalam proses pembelajaran serta perhatian yang

19

mereka berikan. Dengan demikian, indikator minat yang digunakan sebagai acuan
penelitaian ini adalah indikator-indikator minat sebagaimana diuraikan sebelumnya
yakni meliputi keinginan untuk mengetahui sesuatu, kegiatan yang disenangi, jenis
kegiatan dan usaha untuk merealisasikannya. Minat yang diungkap melalui
penelitian ini adalah minat belajar siswa terhadap mata pelajaran geografi.

5.

Prestasi Belajar

Menurut Nana Sudjana (1991:3) prestasi belajar adalah proses pemberian nilai terhadap
hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Sedangkan menurut Suharsimi
Arikunto (2009:276) mengemukakan bahwa nilai prestasi harus mencerminkan
tingkatan-tingkatan siswa sejauh mana telah mencapai tujuan yang ditetapkan di setiap
bidang studi.

Dari pemaparan pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar mata pelajaran geografi adalah hasil yang dicapai siswa dalam mata pelajaran
geografi setelah siswa selesai mengikuti kegiatan proses belajar mengajar yang
dilaksanakan di sekolah. Hasil belajar geografi yang telah dicapai siswa akan nampak
dalam bentuk nilai nyata, prestasi belajar tersebut diperoleh dari rata-rata nilai ulangan
harian selama satu semester, nilai ujian tengah semester, nilai ujian akhir semester.
Prestasi belajar tersebut diperoleh dari guru bidang studi geografi kelas XI IPS SMAN
1 Belalau melalui penilaian baik dalam bentuk huruf maupun angka.

B. Skala Pengukuran Instrumen
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk
menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga bila
alat ukur tersebut digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data

20

kuantitatif. Dalam penelitian ini skala yang digunakan adalah sekala likert.
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel
yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang
dapat berupa pertanyaan atau pernyataan (Sugiyono 2006:104).

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata
antara lain:
a.
b.
c.
d.

Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah

Dari jawaban di atas kemudian diberi skor 4 bila menjawab selalu (S), skor 3 bila
menjawab sering (SR), skor 2 bila menjawab kadang-kadang (KK) dan skor 1 bila
menjawab tidak pernah (TP).

C. Kerangka Pikir
Belajar ialah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan

tingkah

laku

yang baru secara

keseluruhan, sebagai

hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Di dalam peroses belajar mengajar, lingkungan belajar dan minat belajar siswa
pada pelajaran memiliki peranan yang penting untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa. Apabila lingkungan belajar yang tidak nyaman dan minat belajar
siswa rendah maka kemauan dan usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan
belajarnya juga rendah sehingga prestasi yang dicapai juga rendah. Meningkatnya
lingkungan belajar siswa dan minat belajar

siswa terhadap pelajaran akan

21

mendorong siswa untuk melakukan gerak atau kegiatan belajar yang seakan–akan
menjadi kesenangannya. Bahkan dengan lingkungan yang nyaman dan minat
belajar siswa pada pelajaran yang tinggi, maka siswa akan menganggap kegiatan
belajar yang dilakukannya merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi di
dalam hidupnya, hal ini akan meningkatkan prestasi belajar siswa tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut karangka pikir dapat diuraikan sebagai berikut:
Lingkungan Belajar
Siswa(X1)

Prestasi Belajar Geografi
(Y)

Minat Belajar Siswa (X2)
Keterangan:
Hubungan variabel X1 dengan prestasi belajar (Y), hubungan
variabel X2 dengan prestasi belajar.
Gambar 1.

Diagram alur lingkungan belajar siswa dan minat belajar geografi
siswa dengan prestasi belajar geografi.

D. Hipotesis
1.

Ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan
prestasi belajar geografi pada bidang studi geografi siswa kelas XI SMAN 1
Belalau tahun pelajaran 2012-2013.

2.

Ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan
prestasi belajar geografi pada bidang studi geografi siswa kelas XI SMAN 1
Belalau tahun pelajaran 2012-2013.

22

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2006:2). Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Menurut Suharsimi Arikunto (2002:239)
penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada,
berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu. Korelasi merupakan
penelaah hubungan antara dua variabel pada satu situasi atau sekelompok subjek. Hal ini
dilakukan untuk melihat hubungan antara suatu variabel dengan variabel lain.

Dalam penelitian ini yang menjadi pusat perhatiannya yaitu hubungan antara lingkungan
belajar dan minat belajar siswa dengan prestasi belajar geografi di SMAN 1 Belalau.

B. Populasi dan Sampel
1.

Populasi

Sugiyono (2006:89) berpendapat populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Menurut Mardalis, (2010:53) yang dimaksud populasi adalah sekumpulan kasus
yang perlu memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah

23

Penelitian. Maka populasi dalam penelitian adalah semua siswa kelas XI IPS
SMA Negeri 1 Belalau Kab. Lampung Barat dengan jumlah siswa 77 orang.

2.

Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2006:90). Sampel merupakan bagian yang menjadi objek
sesungguhnya dari suatu penelitian. Dalam penelitian ini tidak menggunakan
sampel tetapi menggunakan populasi atau sampel jenuh (sensus). Sampel jenuh
(sensus) merupakan bila semua populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono,
2006:95). Jadi dalam penelitian ini populasi siswa kelas XI IPS, yang digunakan
dalam penelitian.

C. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Variabel
1.

Variabel penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya
Sugiyono (2006:42)
Variabel Bebas (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah lingkungan belajar (X1) dan minat
belajar siswa (X2)
Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar geografi siswa kelas
XI SMAN 1 Belalau.

24

D. Definisi Operasional Variabel
1.

Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lingkungan
keluarga dan lingkungan sekolah.
a. Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga merupakan unit terkecil yang terdapat dalam masyarakat di dunia
yang memiliki peranan penting dalam upaya mendidik anak. Indikator lingkungan
keluarga dalam penelitian ini diantaranya:
1.

Interaksi siswa dengan keluarga yang meliputi hubungan antara siswa dengan
anggota keluarga dan sikap siswa dalam mendukung aktivitas belajar siswa.

2.

Sarana belajar geografi di rumah yang meliputi sarana belajar yang ada di tempat
tinggal siswa dalam kegiatan belajar di rumah seperti: buku penunjang geografi,
peta, media belajar geografi (media elektronik, media cetak)

b.

Lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah merupakan tempat bekal keahlian dan ilmu pengetahuan yang
menggunakan sistem pendidikan dan pengajaran yang formal. Di dalam penelitian ini
indikator untuk lingkungan sekolah adalah:
1.

Interaksi siswa dengan guru dan siswa dengan siswa yang meliputi: komunikasi
antara siswa dengan guru, hubungan siswa dengan guru, hubungan antara sesama
teman di sekolah dan penyelesaian suatu masalah di sekolah.

2.

Peraturan sekolah beserta sanksi meliputi: disiplin peraturan dan sanksi yang
diberikan siswa dan harus dipatuhi oleh seluruh siswa serta dikenakan sanksi bagi
yang melanggar peraturan.

25

Dari indikator-indikator tersebut akan dibuat pertanyaan yang kemudian setiap jawaban
dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan
dengan kata kata sebagai berikut:
1.

Selalu (S) skor 4

2.

Sering (SR) skor 3

3.

Kadang-kadang (KK) skor 2

4.

Tidak Pernah (TP) skor 1

Untuk lingkungan belajar dapat diukur dengan menggunakan skor yang diperoleh dari
hasil angket pernyataan. Jumlah pertanyaan lingkungan belajar sebanyak 15 dengan
ketentuan jika Selalu (S) memperoleh skor 4, bila memilih Sering (SR) memperoleh
skor 3, bila memilih Kadang-kadang (KK) memperoleh skor 2, bila Tidak Pernah (TP)
memperoleh skor 1.

2. Minat Belajar Geografi
Menurut Joko Sudarsono (2003:8) minat merupakan bentuk sikap ketertarikan atau
sepenuhnya terlibat dengan suatu kegiatan karena menyadari pentingnya atau
bernilainya kegiatan tersebut. Minat siswa pada pelajaran ialah gejala psikis yang ada
pada diri siswa untuk merasa tertarik pada pelajaran sehingga ada kecenderungan
dalam diri siswa untuk mempelajari mata pelajaran tersebut dan senang hati ikut terlibat
dalam kegiatan proses belajar mengajar.

Indikator minat belajar dalam penelitian ini yakni

meliputi

keinginan

untuk

mengetahui sesuatu, kegiatan yang disenangi, jenis kegiatan dan usaha untuk
merealisasikannya. Untuk mendapatkan data mengenai minat siswa pada Mata
Pelajaran Geografi, siswa diberikan beberapa pertanyaan dalam bentuk kuesioner.

26

Jumlah pertanyaan dalam bentuk kuesioner sebanyak 15 buah. Skor yang diberikan
pada setiap item adalah skor 4 untuk jawaban yang digolongkan mempunyai minat
belajar tinggi, skor 3 untuk jawaban yang digolongkan mempunyai minat belajar
sedang dan skor 2 untuk jawaban yang digolongkan minat belajarnya rendah dan skor 1
untuk jawaban yang digolongkan tidak berminat belajar.

3. Prestasi belajar
Prestasi belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah rata–rata nilai
formatif siswa selama satu semester, Nilai ujian Tengah Semester (UTS) dan Nilai
Akhir Semester (UAS) bidang studi geografi kelas XI semester ganjil tahun pelajaran
2012-2013 yang diberikan oleh guru bidang studi geografi. Untuk mendapatkan data
mengenai prestasi belajar digunakan rumus:

E. Teknik Pengumpulan data
1.

Teknik Observasi

Menurut Margono (2000:158) observasi diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
Teknik observasi digunakan untuk mendapatkan data minat belajar geografi
siswa.

2.

Teknik Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasati notulen rapat, lengger, agenda, dan
sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2006:231).

27

Tehnik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data Ujian Akhir Semester (UAS)
siswa kelas XI IPS pada sub bidang studi geografi.

3.

Teknik Kuesioner

Menurut Sugiyono (2006:158) angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini kuesioner digunakan untuk
mendapatkan data tentang lingkungan belajar dan minat belajar.

Dalam penelitian ini, kuesioner dibagikan kepada seluruh responden yaitu siswa kelas
XI IPS yang menjadi sampel penelitian. Responden akan memilih salah satu alternatif
jawaban yang disediakan. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data primer dalam
penelitian, yaitu data mengenai lingkungan belajar dan minat belajar geografi.

F. Uji Persyaratan Instrumen
1. Uji Validitas Kuesioner

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat
ukur yang telah disusun dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur
secara tepat.

Uji validitas kuesioner dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus
Korelasi Product Moment

28

Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N

: Banyaknya sampel yang diambil

X

: Skor butir soal

Y

: Skor total (Sugiyono, 2011:357).

Kriteria pengujian apabila rhitung > rtabel dengan α= 0,05 maka item soal tersebut
dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila rhitung < rtabel maka item soal tersebut
dinyatakan tidak valid. Berdasarkan kriteria tersebut, hasil uji coba kuesioner pada
variabel lingkungan belajar kepada 20 responden dari 15 item soal (dapat dilihat
pada lampiran ke dua), kemudian dihitung mengunakan perangkat lunak SPSS
16.00. Hasil perhitungan kemudian dicocokkan dengan Tabel r Product Moment
dengan

0,05 adalah 0.444, maka maka diperoleh 13 item soal dinyatakan

valid dan 2 item soal tidak valid. Soal yang tidak valid dalam penelitian ini, soal
tersebut didrop. Dengan demikian, kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
berjumlah 13 soal. Sedangkan untuk variabel minat belajar dari 20 responden
dengan 15 item pertanyaan diperoleh 14 item soal dinyatakan valid dan 1 item
soal tidak valid. Item soal yang tidak valid tersebut didrop. Dengan demikian
kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 14 item soal.

2.

Uji Reliabilitas Kuesioner

Reliabilitas instrumen menggambarkan pada kemantapan dan keajegan alat ukur
yang digunakan. Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas atau keajegan
yang tinggi atau dapat dipercaya apabila alat ukur tersebut stabil (ajeg) sehingga
dapat diandalkan. Uji reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan rumus Alpha. Alfa Cronbach merupakan suatu koefisien reliabilitas

29

yang mencerminkan seberapa baik item pada suatu rangkaian berhubungan secara
positif satu dengan lainnya (Budi Koestoro dan Basrowi, 2006:243).
Teknik penghitungan reliabilitas dengan koefisien alpha sebagai berikut:

Rhitung

=

k
k 1

2

1

2
t

Keterangan:
Rhitung = reliabilitas yang dicari
k

= banyaknya butir soal

∑σi2 = jumlah varians skor tiap-tiap item
Σi2

= varians total

Kriteria uji reliabilitas dengan rumus alpha adalah jika rhitung > rtabel maka alat ukur
tersebut reliabel dan sebaliknya, jika rhitung < rtabel maka alat ukur tersebut tidak
reliabel.
Jika instrumen itu reliabel, maka kriteria penafsiran indeks korelasinya nilai r sebagai
berikut:

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 = sangat kuat
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 = kuat
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 = cukup/sedang
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 = rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 = sangat rendah (Sugiyono, 2006:207)

Berdasarkan perhitungan SPSS 16.00, diperoleh hasil perhitungan variabel lingkungan
belajar rhitung > rtabel, yaitu 0.847 > 0.444 (dapat dilihat pada Lampiran tiga). Hal ini
berarti alat instrumen yang digunakan adalah reliabel. Jika dilihat pada kriteria

30

penafsiran mengenai indeks korelasinya r = 0.847, maka memiliki tingkat reliabel
sangat tinggi sedangkan untuk variabel minat belajar hasil perhitungan SPSS 16,
diperoleh hasil rhitung > rtabel, yaitu 0.843 > 0.444. Hal ini berarti alat instrumen yang
digunakan adalah reliabel. Jika dilihat pada kriteria penafsiran mengenai indeks
korelasinya r = 0.843, maka memiliki tingkat reliabel sangat tinggi.

G. Pengujian Hipotesis
Analisa data yang digunakan dalam pengujian hipotesis ini adalah analisa data
korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:
rxy
n

= koefisien korelasi antara variabel x dan y
= jumlah responden/sampel
= Skor rata-rata dari X dan Y
= jumlah skor item

Dokumen yang terkait

Korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran al-qur’an hadits di Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi Cipondoh

2 7 91

HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 7 74

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA UTAMA WACANA METRO TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

1 2 39

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN BELAJAR DAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI JURUSAN IPS SMA NEGERI I PANINGGARAN KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008

0 4 87

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KELUARGA DAN DISIPLIN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS AN-NIZAM MEDAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 3 25

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA SWASTA AMIR HAMZAH MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 2 27

Hubungan motivasi belajar, kedisiplinan belajar, dan lingkungan belajar dengan hasil belajar siswa : studi kasus kelas XI IPS tahun pelajaran 2012/2013 SMA Negeri 1 Jogonalan Klaten.

0 0 150

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMAN 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 0 12

HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA, PEMBERIAN TUGAS, DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS DI SMAN 1 KALASAN.

0 0 173

Hubungan Antara Minat Belajar dan Flow Akademik dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS - Ubaya Repository

0 0 1