pelarut organik yaitu tannin, asam lemak, resin, dan terpen. Pelarut organik yang biasa digunakan yaitu : Petrolium eter, methanol, alkohol benzena, dan etanol benzene.
2.3.5. Mineral
Mineral atau senyawa anorganik di dalam kayu mempunyai kadar kurang dari 1. Di dalam pulp senyawa ini kadang- kadang masih terkandung yang berasal dari bahan baku,
bahan kimia,dan air. Untuk mengetahui kadar mineral dalam pulp dilakukan pengabuaan dimana abu tersebut terdiri dari garam-garam karbonat, fosfat, oksalat, sulfat, dan sisanya
merupakan senyawa logam seperti besi, kalsium, tembaga dan mangan. Abu yang tidak larut dalam HCL 6 M biasanya mengandung banyak silikat terutama dalam bahan baku bukan
kayu. Adanya abu dalam pulp akan mengganggu pada hasil atas kualitas kertas.Anonim.1998.
2.4 Jenis – Jenis Kayu
Jenis kayu yang banyak digunakan dalam pembuatan pulp adalah :
1. Kayu Lunak
Kayu Lunak soft wood adalah kayu dari tumbuhan konifer contohnya pohon pinus. Secara khasnya kayu lunak tersusun atas serat-serat yang panjang, maka kayu lunak
merupakan bahan baku kelas prima pada pembuatan kertas yang kuat. Sjostrom E,1995. 2.
Kayu Keras Kayu keras hard wood, adalah kayu dari tumbuhan yang menggugurkan daunnya
setiap tahun. Kayu yang dibentuk oleh jenis pohon kayu keras sangat berbeda dengan yang dibentuk oleh jenis-jenis kayu lunak. Kayu lunak memiliki susunan yang seragam dengan
sedikit tipe sel, dan sering gambaran kayunya tidak jelas. Kayu keras dilain pihak, tersusun atau jenis-jenis sel yang sangat berbeda dengan variasi proporsi yang luas dan karenanya
sering menjadi unik dan bahkan memiliki gambaran kayu yang sangat indah. Karena
Universitas Sumatera Utara
gambaran unik yang banyak dimiliki oleh spesis-spesis kayu keras tersebut banyak digunakan untuk perabot rumah tangga, panil, dan tujuan-tujuan dekoratid yang lain. Haygreen,J.G
2.5 Proses Recausticizing
Reaksi pokok yang terjadi dalam sistem recausticizing adalah sangat sederhana, lime bereaksi dengan air untuk membentuk Calsium Hidroksida CaOH
2
dan secara berkesinambungan bereaksi dengan Sodium Carbonate Na
2
CO
3
yang ada dalam green liquor untuk membentuk Sodium Hidroksida NaOH dan Calsium Carbonate CaCO
3
. Reaksinya terjadi begitu cepat, kira-kira 80 reaksi recausticizing terjadi dalam
waktu 10 menit. Dalam green liquor selain Sodium Carbonate juga terdapat Sodium Sulfida, yang banyak berpengaruh dan harus dipertimbangkan dalam sistem Sodium Sulfida ini akan
terhidrolisis membentuk Sodium Hidroksida dan Sodium Hidrosulfida. Ion-ion hidroksil yang terjadi akan menghambat reaksi recausticizing. Untuk
mencapai CE 80 dibutuhkan waktu yang agak lama, waktu minimum yang diperlukan agar reaksi recausticizing komplit adalah 90 menit. Reaksi ini akan berlangsung dalam 4 buah
tangki caustising yang dilengkapi dengan agitator untuk mempercepat reaksi. Dari reaksi recausticizing, untuk menghasilkan 80 kg Sodium Hidroksida dibutuhkan 50 kg CaO 100
. Apabila jumlah kapurnya kurang maka white liquor yang dihasilkan akan mempunyai aktif alkali 100 . Apabila jumlah kapurnya kurang maka white liquor yang dihasilkan
akan mempunyai aktif alkali NaOH + Na
2
S yang rendah, sebaliknya apabila kapurnya terlalu banyak maka akan mempersulit pengendapan dan penyaringan karena Calsium
Hidroksida banyak terdapat dalam lime mud.
Universitas Sumatera Utara
Selain reaksi kimia dan reactor untuk reaksinya, pada sistem operasi recausticizing juga meliputi sistem pemisahan liquor dengan solid, operasi pemisahan liquor solid
meliputi: 1.
Pemisahan padatan, dreg dari green liquor 2.
Pengeringan dan mendaur ulang soda dari padatan dreg 3.
Pemisahan white liquor dari padatan lime mud 4.
Pengeringan dan mendaur ulang soda dari padatan mud Tujuan dari proses recausticizing adalah merubah Natrium Karbonat Na
2
CO
3
menjadi Natrium Hidroksida NaOH dan memmbersihkan berbagai kotoran yang berasal dari tungku pembakaranpembakaran kapur pada lime kiln.
2.6 Sifat- Sifat Lindi Putih sebagai bahan pemasak.
1. Natrium Hidroksida NaOH
Natrium Hidroksida NaOH merupakan zat padat yang berwarna putih. NaOH bila dilarutkan dalam air akan terionisasi dan terpecah menjadi ion. Hal ini karena NaOH adalah
bersifat basa kuat. Sifat- Sifat Natrium :
a. Mudah larut dalam air sambil mengeluarkan panas b. Higroskopis menyerap air dari udara
c. Korosif d. Berbentuk kristal putih, dan
e. Membirukan kertas lakmus merah Pada pembuatan pulp larutan NaOH berfungsi untuk melarutkan lignin dan ekstraktif
lainnya yang terdapat dalam bahan baku kayu, sehingga serat selulosa terlepas dari ikatannya. Keuntungan menggunakan larutan NaOH adalah lebih cepat bereaksi dengan lignin
sehingga waktu yang dibutuhkan untuk pemasakan lebih singkat. Selain itu NaOH dapat
Universitas Sumatera Utara
digunakan sebagai bahan pemasak untuk pembuatan pulp dari bahan baku non kayu dan harganya juga lebih murah.
2. Natrium Sulfida Na
2
S Natrium Sulfida Na
2
S adalah senyawa yang sangat mudah teroksidasi, oleh karena itu zat ini banyak dimanfaatkan terutama situasi dimana diperlukan bahan pereduksi yang tidak
terlalu kuat, misalnya untuk pemutihan wol, sutra dan sebagai anti klor sesuai pemutihan benang tenun, testil dan kertas sebagai pengawet bahan makanan. Sekitar 60 bahan yang
diperdagangkan digunakan dalam industri kertas. Natrium Sulfida dalam proses pemasakan chip berfungsi untuk :
a. Mengurangi kerusakan pada karbohidrat dan memberikan hasil yang lebih tinggi serta kekuatan pulp yang lebih tinggi.
b. Mempercepat terjadinya reaksi antara NaOH dengan lignin lewat penurunan energi aktifasi reaksi.
3. Natrium Karbonat Na
2
CO
3
Pada proses pembuatan pulp larutan Natrium Karbonat ini merupakan make up atau pengotor pada larutan pemasak White Liquor dimana larutan Natrium Karbonat ini
merupakan alkali yang tidak aktif pada proses pemasakan chips. Akan tetapi melalui proses recausticizing Natrium Hidroksida NaOH dengan penambahan Kalsium Karbonat CaCO
3
pada pengapuran di lime kiln. Dimana Natrium Hidroksida yang dihasilkan ini akan digunakan sebagai larutan pemasak utama untuk proses pemasakan chip selanjutnya.
Berikut ini adalah tahapan-tahapan pada proses recausticizing :
a.Melarutkan lelehan smelt yang keluar dari ruang bakar recovery boiler kedalam dissolving tank dengan lindi hijau green liquor encer.
b.Penjernihan lindi hijau green liquor dan dreg dipisahkan.
Universitas Sumatera Utara
c.Lindi hijau green liquor yang sudah jernih direaksikan dengan kapurlime CaO menjadi lindi putih white liquor.
d.Lindi putih white liquor dijernihkan dengan cara memisahkan lumpur kapurlime mud CaCO
3
dan selanjutnya siap digunakan untuk pemasakan pulp. Anonim,2002
Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi recausticizing : 1.
Suhu
Bila suhu 70 C reaksi sangat lambat dan bila 1050
C, bisa terjadi gejolak atau percikan didalam lime slaker
2. Tekanan
Tekanan disesuaikan dengan tekanan atmosfer.
3. Kapur berlebih
Reaksi causticizing merupakan reaksi berkesinambungan dan mempunyai efisiensi causticizing. Bila kapur terlalu berlebihan, akan mengakibatkan kecepatan pengendapan
lumpur kapur CaCO
3
lime mud menurun dan apabila penambahan kapur berkurang maka efisiensi reaksi causticizing menurun.
4. Waktu tinggal
Dengan pengaturan kondisi-kondisi yang baik diatas 1,2,3 dan apa yang ditambhakan cukup baik berlangsung selama 6-10 menit.
2.6 Komposisi Cairan Pemasak White Liquor dan Reaksi-reaksi yang Terjadi