8 34. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD
adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah pokok retribusi yang terutang.
35. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat SKRDLB adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah
kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada retribusi terutang atau seharusnya tidak terutang.
36. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi atau sanksi administrasi berupa
bunga dan atau denda. 37. Penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia atau Pejabat
Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh Undang- Undang untuk melakukan penyidikan.
38. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PPNS adalah penjabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah
yang diberi wewenang khusus oleh Undang-Undang untuk melakukan penyidikan.
39. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, danatau bukti yang dilaksanakan secara obyektif dan
professional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi danatau tujuan lain dalam
rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi daerah.
40. Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
membuat terang tindak pidana di bidang retribusi yang terjadi serta menemukan tersangkanya.
BAB II KEWAJIBAN DALAM PEMBANGUNAN
MENARA TELEKOMUNIKASI Pasal 2
1 Setiap orang dan atau Badan, sebelum melakukan pembangunan Menara Telekomunikasi, wajib memiliki izin dari Bupati atau pejabat
yang ditunjuk, yang bertujuan untuk mengatur, menata dan mengendalikan pendirian serta penggunaan menara telekomunikasi di
wilayah Daerah.
2 Izin sebagaimana dimaksud pada ayat 1 antara lain adalah : Izin Lokasi, Izin Gangguan dan Izin Mendirikan Bangunan Menara, serta izin
lain yang diperlukan dalam rangka penyelenggaraan telekomunikasi. 3 Syarat, ketentuan serta tata cara pemberian izin dan penyelenggaraan
pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 diselenggarakan berdasarkan ketentuan yang berlaku.
9
BAB III NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI
Pasal 3
Dengan nama Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi, dipungut retribusi atas pemanfaatan ruang untuk Menara Telekomunikasi dengan
memperhatikan aspek tata ruang, keamanan, dan kepentingan umum.
Pasal 4
Objek retribusi adalah pemanfaatan ruang untuk Menara Telekomunikasi dengan memperhatikan aspek tata ruang, keamanan, dan kepentingan
umum.
Pasal 5
Subjek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memanfaatkan ruang untuk pendirianpembangunan Menara Telekomunikasi.
BAB IV GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 6
Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi digolongkan sebagai retribusi jasa umum.
BAB V CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 7
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan frekuensi pelayanan pengawasan, pengendalian, pengecekan, dan pemantauan terhadap
perizinan menara telekomunikasi, keadaan fisik menara telekomunikasi dan potensi kemungkinan timbulnya gangguan atas berdirinya menara yang yang
dilaksanakan dan diberikan oleh Pemerintah Daerah.
BAB VI PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 8
1. Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi Jasa Umum ditetapkan dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa yang
10 bersangkutan, kemampuan masyarakat, aspek keadilan, dan efektivitas
pengendalian atas pelayanan tersebut. 2. Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi biaya operasi dan
pemeliharaan, biaya bunga, dan biaya modal. 3 dalam hal penetapan tarif sepenuhnya memperhatikan biaya penyediaan
jasa, penetapan tarif hanya untuk menutup sebagian biaya.
BAB VII BESARNYA TARIF RETRIBUSI