PENYELENGGARA PEMILIHAN ProdukHukum DalamNegri UU No.11 Th.2006

1 Penyelidikan dan penyidikan terhadap GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan walikotawakil walikota dilaksanakan setelah adanya persetujuan tertulis dari Presiden atas permintaan penyidik. 2 Apabila persetujuan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak diberikan oleh Presiden dalam waktu paling lambat 60 enam puluh hari terhitung sejak diterimanya permohonan, proses penyelidikan dan penyidikan dapat dilakukan. 3 Penyidikan yang dilanjutkan dengan tindakan penahanan diperlukan persetujuan tertulis sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2. 4 Hal-hal yang dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah: a. tertangkap tangan melakukan tindak pidana kejahatan; atau b. disangka telah melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana mati, atau telah melakukan tindak pidana kejahatan terhadap keamanan negara. 5 Tindakan penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 4, wajib dilaporkan kepada Presiden paling lambat dalam waktu 2 x 24 dua kali dua puluh empat jam.

BAB IX PENYELENGGARA PEMILIHAN

Bagian Kesatu Komisi Independen Pemilihan Pasal 56 1 KIP Aceh menyelenggarakan pemilihan umum PresidenWakil Presiden, anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, anggota DPRA, dan pemilihan gubernurwakil gubernur. 2 KIP kabupatenkota menyelenggarakan pemilihan umum PresidenWakil Presiden, anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, anggota DPRA, DPRK, dan pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan walikotawakil walikota. 3 Dalam hal pemilihan GubernurWakil Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat 1, KIP kabupatenkota merupakan bagian dari penyelenggara pemilihan GubernurWakil Gubernur. 4 Anggota KIP Aceh diusulkan oleh DPRA dan ditetapkan oleh KPU dan diresmikan oleh Gubernur. 5 Anggota KIP kabupatenkota diusulkan oleh DPRK ditetapkan oleh KPU dan diresmikan oleh bupatiwalikota. 6 Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 4 dan ayat 5, DPRADPRK membentuk tim independen yang bersifat ad hoc untuk melakukan penjaringan dan penyaringan calon anggota KIP. 7 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan, mekanisme kerja, dan masa kerja tim independen sebagaimana dimaksud pada ayat 6 diatur dengan qanun. Pasal 57 1 Anggota KIP Aceh berjumlah 7 tujuh orang dan anggota KIP kabupatenkota berjumlah 5 lima orang yang berasal dari unsur masyarakat. 2 Masa kerja anggota KIP adalah 5 lima tahun terhitung sejak tanggal pelantikan. Bagian Kedua Tugas, Wewenang, dan Kewajiban Pasal 58 1 Tugas dan wewenang KIP: a. merencanakan dan menyelenggarakan pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan walikotawakil walikota; b. menetapkan tata cara pelaksanaan pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan walikotawakil walikota; c. mengoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahap pelaksanaan pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan walikotawakil walikota; d. menetapkan tanggal dan tata cara pelaksanaan kampanye serta pemungutan suara pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan walikotawakil walikota; e. menerima pendaftaran pasangan calon sebagai peserta pemilihan; f. meneliti persyaratan calon GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan walikotawakil walikota yang diusulkan; g. menetapkan pasangan calon yang telah memenuhi persyaratan; h. menerima pendaftaran dan mengumumkan tim kampanye; i. melakukan audit dan mengumumkan laporan sumbangan dana kampanye; j. menetapkan hasil rekapitulasi perhitungan suara dan mengumumkan hasil pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan walikotawakil walikota melalui rapat pleno; k. melakukan evaluasi dan memberikan laporan kepada DPRADPRK terhadap pelaksanaan pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan walikotawakil walikota; dan l. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam peraturan perundang- undangan. 2 Untuk membantu KIP dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dibentuk Sekretariat KIP sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 59 KIP berkewajiban: a. memperlakukan pasangan calon secara adil dan setara; b. menetapkan standardisasi serta kebutuhan barang dan jasa yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupati wakil bupati, dan walikotawakil walikota berdasarkan peraturan perundang-undangan; c. menyampaikan laporan setiap tahap pelaksanaan pemilihan kepada DPRA untuk KIP Aceh dan DPRK untuk KIP kabupatenkota dan menyampaikan informasi kegiatannya kepada masyarakat; d. memelihara arsip dan dokumen pemilihan serta mengelola barang inventaris KIP berdasarkan peraturan perundang-undangan; e. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran kepada Gubernur, dan bupatiwalikota sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan f. melaksanakan semua tahap pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan walikotawakil walikota secara tepat waktu. Bagian Ketiga Panitia Pengawas Pemilihan Pasal 60 1 Panitia Pengawas Pemilihan Aceh dan kabupatenkota dibentuk oleh panitia pengawas tingkat nasional dan bersifat ad hoc. 2 Pembentukan Panitia Pengawas Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan setelah Undang-Undang ini diundangkan. 3 Anggota Panitia Pengawas Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2, masing-masing sebanyak 5 lima orang yang diusulkan oleh DPRADPRK. 4 Masa kerja Panitia Pengawas Pemilihan berakhir 3 tiga bulan setelah pelantikan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan walikotawakil walikota. Bagian Keempat Tugas dan Wewenang Panitia Pengawas Pemilihan Pasal 61 1 Tugas dan wewenang Panitia Pengawas Pemilihan: a. melakukan pengawasan pelaksanaan pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan walikotawakil walikota; dan b. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. 2 Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 62 Tugas dan wewenang Panitia Pengawas Pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 dilakukan melalui: a. pengawasan semua tahap penyelenggaraan pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan walikotawakil walikota; b. penyelesaian sengketa yang timbul dalam pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan walikotawakil walikota; c. penerusan temuan dan laporan yang tidak dapat diselesaikan kepada instansi yang berwenang; dan d. pengaturan hubungan koordinasi antara panitia pengawas pada semua tingkatan. Pasal 63 Hal-hal yang belum diatur dalam Undang-Undang ini mengenai pengawasan pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan walikota wakil walikota berpedoman kepada ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagian Kelima Pemantauan Pasal 64 1 Pemantauan pelaksanaan pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan walikotawakil walikota dapat dilakukan oleh pemantau lokal, pemantau nasional dan pemantau asing. 2 Pemantau pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan walikotawakil walikota sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus: a. bersifat independen; dan b. mempunyai sumber dana yang jelas. 3 Pemantau asing sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus memenuhi prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. 4 Pemantau pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan walikotawakil walikota sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dan ayat 3, harus terdaftar di KIP sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB X PEMILIHAN GUBERNURWAKIL GUBERNUR,