1 Penyelidikan dan penyidikan terhadap GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil
bupati, dan walikotawakil walikota dilaksanakan setelah adanya persetujuan tertulis dari Presiden atas permintaan penyidik.
2 Apabila persetujuan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak
diberikan oleh Presiden dalam waktu paling lambat 60 enam puluh hari terhitung sejak diterimanya permohonan, proses penyelidikan dan penyidikan dapat dilakukan.
3 Penyidikan yang dilanjutkan dengan tindakan penahanan diperlukan
persetujuan tertulis sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2.
4 Hal-hal yang dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
1 adalah: a.
tertangkap tangan melakukan tindak pidana kejahatan; atau b.
disangka telah melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana mati, atau telah melakukan tindak pidana kejahatan terhadap keamanan
negara. 5
Tindakan penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 4, wajib dilaporkan kepada Presiden paling lambat dalam waktu 2 x 24 dua kali dua puluh empat jam.
BAB IX PENYELENGGARA PEMILIHAN
Bagian Kesatu Komisi Independen Pemilihan
Pasal 56
1 KIP Aceh menyelenggarakan pemilihan umum PresidenWakil Presiden, anggota
Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, anggota DPRA, dan pemilihan gubernurwakil gubernur.
2 KIP kabupatenkota menyelenggarakan pemilihan umum PresidenWakil Presiden,
anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, anggota DPRA, DPRK, dan pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan walikotawakil
walikota.
3 Dalam hal pemilihan GubernurWakil Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat
1, KIP kabupatenkota merupakan bagian dari penyelenggara pemilihan GubernurWakil Gubernur.
4 Anggota KIP Aceh diusulkan oleh DPRA dan ditetapkan oleh KPU dan diresmikan
oleh Gubernur. 5
Anggota KIP kabupatenkota diusulkan oleh DPRK ditetapkan oleh KPU dan diresmikan oleh bupatiwalikota.
6 Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 4 dan ayat 5,
DPRADPRK membentuk tim independen yang bersifat ad hoc untuk melakukan penjaringan dan penyaringan calon anggota KIP.
7 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan, mekanisme kerja, dan
masa kerja tim independen sebagaimana dimaksud pada ayat 6 diatur dengan qanun.
Pasal 57
1 Anggota KIP Aceh berjumlah 7 tujuh orang dan anggota KIP kabupatenkota
berjumlah 5 lima orang yang berasal dari unsur masyarakat. 2
Masa kerja anggota KIP adalah 5 lima tahun terhitung sejak tanggal pelantikan.
Bagian Kedua Tugas, Wewenang, dan Kewajiban
Pasal 58
1 Tugas dan wewenang KIP:
a. merencanakan dan menyelenggarakan pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan walikotawakil walikota;
b. menetapkan tata cara pelaksanaan pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan walikotawakil walikota;
c. mengoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahap pelaksanaan pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan
walikotawakil walikota; d. menetapkan tanggal dan tata cara pelaksanaan kampanye serta pemungutan suara
pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan walikotawakil walikota; e. menerima pendaftaran pasangan calon sebagai peserta pemilihan;
f. meneliti persyaratan calon GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan walikotawakil walikota yang diusulkan;
g. menetapkan pasangan calon yang telah memenuhi persyaratan; h. menerima pendaftaran dan mengumumkan tim kampanye;
i. melakukan audit dan mengumumkan laporan sumbangan dana kampanye;
j. menetapkan hasil rekapitulasi perhitungan suara dan mengumumkan hasil pemilihan
GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan walikotawakil walikota melalui rapat pleno;
k. melakukan evaluasi dan memberikan laporan kepada DPRADPRK terhadap pelaksanaan pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan
walikotawakil walikota; dan l.
melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam peraturan perundang- undangan.
2 Untuk membantu KIP dalam melaksanakan tugas dan wewenang
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dibentuk Sekretariat KIP sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 59
KIP berkewajiban: a.
memperlakukan pasangan calon secara adil dan setara; b.
menetapkan standardisasi serta kebutuhan barang dan jasa yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupati wakil bupati, dan
walikotawakil walikota berdasarkan peraturan perundang-undangan; c.
menyampaikan laporan setiap tahap pelaksanaan pemilihan kepada DPRA untuk KIP Aceh dan DPRK untuk KIP kabupatenkota dan menyampaikan informasi
kegiatannya kepada masyarakat;
d. memelihara arsip dan dokumen pemilihan serta mengelola barang inventaris KIP
berdasarkan peraturan perundang-undangan; e.
mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran kepada Gubernur, dan bupatiwalikota sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan
f. melaksanakan semua tahap pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil
bupati, dan walikotawakil walikota secara tepat waktu.
Bagian Ketiga Panitia Pengawas Pemilihan
Pasal 60
1 Panitia Pengawas Pemilihan Aceh dan kabupatenkota dibentuk
oleh panitia pengawas tingkat nasional dan bersifat ad hoc. 2
Pembentukan Panitia Pengawas Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan setelah Undang-Undang ini diundangkan.
3 Anggota Panitia Pengawas Pemilihan sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 dan ayat 2, masing-masing sebanyak 5 lima orang yang diusulkan oleh DPRADPRK.
4 Masa kerja Panitia Pengawas Pemilihan berakhir 3 tiga bulan
setelah pelantikan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan walikotawakil walikota.
Bagian Keempat Tugas dan Wewenang Panitia Pengawas Pemilihan
Pasal 61
1 Tugas dan wewenang Panitia Pengawas Pemilihan:
a. melakukan pengawasan pelaksanaan pemilihan GubernurWakil Gubernur,
bupatiwakil bupati, dan walikotawakil walikota; dan b.
melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
2 Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 62
Tugas dan wewenang Panitia Pengawas Pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 dilakukan melalui:
a. pengawasan semua tahap penyelenggaraan pemilihan GubernurWakil Gubernur,
bupatiwakil bupati, dan walikotawakil walikota; b.
penyelesaian sengketa yang timbul dalam pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan walikotawakil walikota;
c. penerusan temuan dan laporan yang tidak dapat diselesaikan kepada instansi yang
berwenang; dan d.
pengaturan hubungan koordinasi antara panitia pengawas pada semua tingkatan.
Pasal 63
Hal-hal yang belum diatur dalam Undang-Undang ini mengenai pengawasan pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan walikota wakil walikota berpedoman
kepada ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Kelima Pemantauan
Pasal 64
1 Pemantauan pelaksanaan pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil
bupati, dan walikotawakil walikota dapat dilakukan oleh pemantau lokal, pemantau nasional dan pemantau asing.
2 Pemantau pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan
walikotawakil walikota sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus: a. bersifat independen; dan
b. mempunyai sumber dana yang jelas.
3 Pemantau asing sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus memenuhi
prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. 4
Pemantau pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan walikotawakil walikota sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dan ayat 3, harus
terdaftar di KIP sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
BAB X PEMILIHAN GUBERNURWAKIL GUBERNUR,