Latar Belakang Proses Kliring Berdasarkan Warkat Pada Bank Mandiri Cabang Medan Imam Bonjol

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyelenggaraan kliring awalnya dilaksanakan secara manual, sejalan dengan meningkatnya transaksi perekonomian nasional hal ini menyebabkan penyelenggaraan kliring secara manual tidak efektif dan tidak efisien. Melihat kondisi tersebut Direksi Bank Indonesia dengan SKBI No. 219KEPDIR tanggal 23 mei 1988, kemudian menetapkan untuk mengubah sistem pembayaran kliring lokal dari sistem manual menjadi sistem otamasi kliring. Walaupun demikian sistem otomasi kliring lokal untuk memproses kliring penyerahan baru diimplemetasikan pada tanggal 14 juni 1990. Sementara untuk proses kliring pengembalian tetap dilakukan secara manual, pada tahun 1994 diganti dengan sistem semi otomasi yang kemudian dikenal dengan SOKL Sistem Otomasi kliring Lokal. Dengan semakin berkembangnya kegiatan ekonomi maka semakin diperlukannya suatu jasa Bank dalam lalulintas pembayaran dan peredaran uang yaitu Kliring. Dapat diketahui bahwa kliring merupakan suatu mekanisme pertukaran dan perhitungan warkat antar peserta kliring dalam hal ini adalah Bank maupun atas nama nasabahnya yang diselesaikan pada waktu tertentu yang dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Bank Indonesia BI disuatu wilayah tertentu. Kliring dilaksanakan di Bank Indonesia BI dengan menggunakan SKN Sistem Kliring Nasional, dimana sistem ini baru diterapkan yang dimana Universitas Sumatera Utara sebelum menggunakan sistem SKN Kliring dilaksanakan dengan menggunakan SOKL Sitem Otomasi Kliring Lokal. Pada daerah didalam wilayah Indonesia yang tidak ada Bank Indonesia maka proses Kliring dilakukan oleh salah satu Bank yang ditunjuk oleh Bank Indonesia pada daerah tersebut sehingga selain berfungsi sebagai Bank Umum yang melayani nasabah, maka Bank yang telah ditunjuk tersebut berfungsi sebagai Bank pelaksana Kliring Lokal. Waktu Pelaksanaan kliring ditentukan oleh Bank Indonesia selaku koordinator kliring, waktu penyerahaan warkat Cek, Bilyet Giro, Travel Cheque dari seluruh Bank peserta kliring yaitu pukul 11:00 WIB. Warkat yang telah sampai di Bank Indonesia akan diproses dan dikelompokkan sesuai dengan tujuan Bank warkat. Setelah itu warkat tersebut akan diserahkan kepada Bank yang dituju Bank yang melakukan penerimaan, selanjutnya Bank tersebut akan memproses warkat yang telah masuk tersebut dan diperiksa keabsahannya dan di Debet oleh Bank yang bersangkutan. Namun bila ternyata warkat tersebut dikembalikan ke Bank Indonesia pada pukul 15:30 WIB, selanjutnya Bank Indonesia akan mengembalikan warkat yang ditolak tersebut kepada Bank yang bersangkutan Bank yang warkat nasabahnya ditolak. Dalam Kliring, dikatakan kalah kliring apabila nilai Debet Bank peserta kliring lebih besar dari nilai Kreditnya begitu juga sebaliknya dikatakan menang kliring apabila nilai Kredit Bank peserta kliring lebih besar dari nilai Debetnya. Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, maka penulis mengambil judul “ PROSES KLIRING BERDASARKAN WARKAT PADA BANK MANDIRI Persero Tbk CABANG MEDAN IMAM BONJOL”. Universitas Sumatera Utara B.Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas,perumusan masalah penelitian ini adalah: “Bagaimanakah Proses Kliring Yang Berdasarkan Warkat Pada BANK MANDIRI Persero Tbk CABANG MEDAN IMAM BONJOL”. C.Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : “Untuk mengetahui proses kliring berdasarkan warkat kliring pada Bank Mandiri Cabang Medan Imam Bonjol.”

D. Manfaat penelitian