BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Minyak bumi merupakan salah satu bahan bakar fosil, dimana suplai sudah semakin menipis. Penggunaan bahan bakar fosil juga telah menimbulkan dampak
negatif pada lingkungan. Perubahan suhu yang semakin meningkat merupakan permasalahan yang sangat mengkwatirkan bagi dunia saat ini. Hal ini disebut
dengan pemanasan global global warning yaitu adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Salah satu penyebab pemanasan global
yaitu peningkatan emisi gas rumah kaca di atmosfer. Dimana yang termasuk dalam kelompok gas rumah kaca adalah karbondioksida CO
2
, metana CH
4
, dinitrooksidaN
2
O, hidrofluorokarbon HFC, perfluorokarbon PFC dan sulfur heksafluorida SF
6
. Jenis gas rumah kaca yang memberikan sumbangan paling besar bagi emisi gas rumah kaca adalah karbondioksida CO
2
. Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi
industri pada abab ke-18. Pada saat itu, batu bara menjadi sumber energi dominan untuk kemudian digantikan oleh minyak bumi pada pertengahan abab ke-19.
Sumber utama penghasil emisi karbondioksida secara global 2 macam. Pertama, pembangkit listrik bertenaga batu bara. Kedua, pembakaran pada mesin kendaraan
bermotor. Maka untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan sumber energi alternatif yang dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil sekaligus dapat
mengurangi emisi karbondioksida. Salah satu jenis bahan bakar alternatif yang dimungkinkan untuk menggantikan bahan bakar minyak terutama yang digunakan
untuk kendaraan bermotor adalah Bahan Bakar Gas BBG Bahan Bakar Gas merupakan gas alam dengan komponen utamanya
methana, jenis bahan bakar ini banyak ditemukan di hampir semua ladang minyak di Indonesia baik di daratan maupun dilepas pantai. Penggunaan BBG untuk
kendaraan bermotor membutuhkan perangkat tambahan yang disebut dengan converter, atau memodifikasi karburaturnya. Tetapi kendala yang dijumpai pada
perangkat konversi iniuntuk kendaraan bermotor masih belum memberikan fungsi
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
yang optimal, yaitu motor cenderung memiliki putaran tinggi pada kondisi idle, selain itu untuk melakukan akselerasi selalu akan terjadi keterlambatan dalam
suplai bahan bakar ke ruang bakar sehingga menurunkan kinerja dari motor. Untuk mengatasi permasalahan tersebut ditambahkan suatu perangkat sistem
injeksi BBG yang dikendalikan secara elektronik. Bahan bakar gas atau BBG mulai diperkenalkan sebagai bahan bakar
kendaraan bermotor ataupun mesin-mesin lainnya di Indonesia pada tahun 1986. Pada tahun 1986 BBG mulai dipasarkan secara komersial dengan target
pemasaran angkutan publik seperti mikrolet, bis kota dan taksi. Pada saat ini, bahan bakar gas telah digunakan pada mesin generator set dengan memodifikasi
karburator. Pemodifikasian ini hanya dilakukan pada mesin generator set tipe bensin.
Generator set atau sering disebut genset adalah sebuah perangkat yang
berfungsi menghasilkan daya listrik. Disebut sebagai generator set dengan pengertian adalah satu set peralatan gabungan dari dua perangkat berbeda yaitu
mesin dan generator atau alternator. Mesin sebagai perangkat pemutar sedangkan generator atau alternator sebagai perangkat pembangkit listrik. Mesin
dapat berupa perangkat mesin diesel berbahan bakar solar atau mesin berbahan bakar premium, sedangkan generator atau alternator merupakan kumparan atau
gulungan tembaga yang terdiri dari stator kumparan statis dan rotor kumparan berputar.
1.2 Tujuan Penelitian