Minimnya Sarana dan Prasarana

benda-benda, jejak-jejak dan sebagainya, yang sebenarnya jika dilakukan dengan teliti dan menganggap penting terhadap apa saja atau seluruh yang ada di tempat kejadian perkara akan membuat jelas dan terang tentang telah terjadinya suatu tindak pidana. Hal demikian dapat terjadi karena disebabkan kekurangtahuan ataupun kurang pengalaman serta kurangnya pendidikan yang didapat penyidik sehingga pada akhirnya akan menyulitkan penyidik sendiri dalam mengungkap suatu tindak pidana. padahal walaupun pengolahan tempat kejadian perkara dapat diulang kembali apabila diperlukan namun sebenarnya untuk dapat menentukan dan mencari bukti hanya bisa sekali saja sebab dalam penanganan yang pertamalah benda-benda ataupun bukti-bukti lain masih tetap dalam keadaan asli belum tercampur dengan yang lain. Jika dilakukan kembali penanganan tempat kejadian perkara walaupun sedikit perubahannya tetapi tetatp saja benda-benda sekitar tempat kejadian perkara telah tercampur dengan jejak ataupun hal-hal yang lain. 88

2. Minimnya Sarana dan Prasarana

Harus diakui, guna mendukung proses pengolahan tempat kejadian perkara harus didukung dengan sarana dan prasarana yang lengkap, sehingga akan mempermudah penyidik dalam melakukan penanganan dan pencarian bukti yang ada ditempat kejadia perkara. Namun dalam kenyataannya banyak terjadi kendala dalam hal sarana dan prasarana, misalnya dalam hal sarana agar sampai ketempat kejadian perkara dibutuhkan kendaraan, di Polsek Percut Sei memang ada disediakan mobil patroli 88 Wawancara dengan Kapolsek Percut Sei M. Simanjuntak, dan Kanit Serse Percut Sei Tuan Anthoni Simamora. Selasa, tanggal 02 November 2010, Pukul 14.30 WIB. namun sudah dalam keadaan rusak sehingga tidak bisa dipakai. Sehingga terkadang harus menggunakan kendaraan pribadi jika ada, sehingga tidak efisien dalam hal waktu, sehingga dengan telah diketahuinya kejadian tindak pidana oleh masyarakat luas maka akan kemungkinan jejak-jejak yang ada pada tempat kejadian tersebut telah terkontaminasi dengan jejak masyarakat sebelum dilakukannya penutupan lokasi tersebut dengan garis polisi yang disebabkan keterlambatan polisi yang datang hanya karena ketiadaannya sarana transportasi. Dan hal ini mungkin saja terjadi. Dalam hal prasarana yakni alat-alat yang mendukung dilakukannya proses penanganan tempat kejadian perkara dalam hal pencarian bukti adanya tindak pidana, peralatan yang dimiliki sangat minim diluar dari standar yang ada, sehingga jika akan melakukan penanganan dan pencarian bukti harus menggunakan peralatan yang apa adanya saja, sehingga hasilnya dalam melakukan penanganan tempat kejadian perkara kurang efektif. 89 89 Wawancara dengan Penyidik Pembantu Polsek Percut Sei Tuan Hamzar Naudi. Selasa, tanggal 02 November 2010, pukul 15.00 WIB.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Tempat kejadian perkara merupakan tempat terjadinya suatu tindak pidana, sehingga untuk menentukan apakah peristiwa tersebut merupakan suatu tindak pidana, penyidik dalam penyelidikanya harus mencari dan menemukan bukti sehingga membuat terang kejadian tersebut apakah merupakan tindak pidana atau bukan. penanganan tempat kejadian perkara merupakan tahap awal dari penyidikan dan berfungsi untuk mencari bukti guna penyidikan selanjutnya, dalam melakukan tugas dan peranannya tersebut penyidik melakukan penyidikan pada proses penanganan tempat kejadian perkara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Pada umumnya setiap tindak pidana dapat dilakukan penanganan tempat kejadian perkara dan dalam melakukan penanganan tempat kejadian perkara memiliki tata cara sehingga memudahkan penyidik dalam mencari bukti-bukti secara terarah dan sistematis, dalam penanganan tempat kejadian perkara penyidik jika tidak dapat melakukan pengolahan tempat kejadian perkara sendiri, karena kewenangannya tersebut dapat meminta bantuan dari ahli yang mempunyai keahlian khusus dibidang tersebut. Guna penyidikan selanjutnya penyidik dapat melakukan pengambilan bukti-bukti pada proses penanganan tempat kejadian tersebut.