BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Plafon merupakan papan buatan jenis komposit yang terbuat dari partikel-partikel kayu atau bahan selulosa lainnya yang diikat dengan perekat organik dan dengan
bantuan tekanan dan panas hot press dalam waktu tertentu. Dewasa ini, pasokan kayu dari hutan untuk industri kayu yang terus menerus
dari tahun ke tahun, seiring dengan meningkatnya kebutuhan rumah tangga terhadap barang-barang yang terbuat dari papan partikel, seperti perkakas rumah
tangga, furnitur, meja belajar, meja komputer, dinding penyekat dan peredam suara. Dengan kata lain meningkatnya industri perkayuan di Indonesia,maka ketersediaan
kayu di hutan baik jumlah dan kualitasnya semakin terbatas. Plafon merupakan salah satu produk industri komposit yang memiliki
prospek yang cukup baik dimasa sekarang dan dimasa yang akan mendatang. Pada dasarnya bahan baku asbes berasal dari sisa pengolahan kertas dengan campuran
kapur, sehingga tidak memerlukan persyaratan kualitas bahan baku yang tinggi. Namun
,plafon yang
berasal dari
asbes mempunyai
beberapa kelemahan,diantaranya:
1.Asbes tidak tahan terhadap air,bila kene air asbes mudah patah rapuh 2..Asbes dapat menimbulkan penyakit asbestosis,karena setelah diteliti
ternyata asbes tergolong bahan beracun berbahaya TOXIC . Jadi bila ditinjau dari kesehatan , plafon yang berasal dari asbes tidak nyaman.; Internet http: gori
23.blogspot.com201006 asbes tergolong bahan beracun berbahayahtml selasa,04 Januari 2011 .
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu dewasa ini plafon dibuat dengan bahan dasar gipsum yang dicampur dengan bahan yang mengandung lignoselulosa dengan menggunakan perekat atau
lem. Gipsum merupakan bahan dasar dalam pembuatan plafon yang mempunyai
rumus kimia CaSO
4
2H
2
O . sehingga lebih dingin dan tahan terhadap api. Serat bambu bamboo fibre merupakan bahan yang mengandung
lignoselulosa yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternative bahan baku pembuatan plafon.. Optimisasi proses pembuatan plafon sangat dipengaruhi oleh
kadar perekat dan kerapatan terhadap sifat fisis dan mekanis. Proses pembuatan plafon berbahan baku serat bambu ini dapat dibuat dengan menggunakan perekat
lateks akrilik. Oleh karena itu plafon yang terbuat dari serat bambu ini dapat digunakan
sebagai bahan penyerap cairan, pengisi pada partisi atau dinding penyekat, pengganti papan busa styrofoam untuk kotak pembungkus bagian dalam bahan-
bahan yang tidak tahan banting seperti elektronik, barang gelas dan lain-lain yang ramah lingkungan.
Perekatan partikel pada umumnya dilakukan dengan menggunakan urea formaldehyde untuk penggunaan bagian dalam interior seperti mebel, lantai,
dinding penyekat. Tetapi dalam pembahasan kali ini perekat yang digunakan adalah lateks Akrilik. Lateks adalah suatu koloid dari patikel karet dalam air.Salah satu
hasil olahan lateks kebun adalah lateks pekat yang baik.Lateks pekat merupakan produk olahan latek alam yang dibuat dengan proses tertentu.Untuk memperkuat
daya ikat lateks , maka lateks dicampur dengan akriliks. Pemilihan lateks sebagai perekat dalam pembuatan plafon dengan bahan baku serat bambu karena
mempunyai sifat panas yang baik mudah didapat dan harga lebih terjangkau.
Universitas Sumatera Utara
1.1 Permasalahan