Prakiraan Kebutuhan Energi Listrik di Pulau Nias Dengan Metode Ekonometri

(1)

LAMPIRAN

1. DATA PENGAMATAN

Tabel Data Jumlah Pelanggan Rumah Tangga, Jumlah Rumah Tangga dan Jumlah Penduduk di Pulau Nias

Tahun Jumlah Pelanggan Rumah Tangga Jumlah Rumah Tangga Jumlah Penduduk (Jiwa)

2011 55709 132745 763140

2012 64163 118419 766500

2013 68383 140898 770666

2014 73116 161422 791319

2015 76722 163361 799205

Tabel Data Jumlah Pelanggan per Sektor Area Nias dan Jumlah Total Pelanggan Pulau Nias

Tahun Jumlah Pelanggan RT Jumlah Pelanggan Komersil Jumlah Pelanggan Publik Jumlah Pelanggan Industri Jumlah Total Pelanggan

2010 48574 993 1916 12 51495

2011 55709 1028 2110 12 58930

2012 64163 1018 2396 13 67680

2013 68383 1073 2666 13 72627

2014 73116 1256 2931 14 77328

2015 76722 1324 3137 15 81199

Tabel Data Konsumsi Energi Listrik Pelanggan per Sektor dan Konsumsi Total Pulau Nias

Tahun Konsumsi Pelanggan RT Konsumsi Pelanggan Komersil Konsumsi Pelanggan Publik Konsumsi Pelanggan Industri Konsumsi Total Pelanggan

(kWh) (kWh) (kWh) (kWh) (kWh)

2010 38.131.944 6.016.464 4.763.000 1.052.949 52.412.503 2011 54.356.429 7.315.308 6.392.756 1.273.355 72.341.398 2012 67.654.525 5.601.631 7.675.616 1.640.378 85.482.704 2013 54.126.238 5.406.074 8.416.273 1.772.418 73.547.768 2014 63.716.836 9.557.778 10.977.479 1.935.880 87.844.484 2015 74.525.299 11.824.788 12.684.022 1.731.657 100.842.216


(2)

Tabel Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Pulau Nias Tahun PDRB Rumah Tangga

(Milyar Rupiah)

PDRB Industri (Milyar Rupiah)

2011 3550,29 532,5435

2012 3760,83 564,1245

2013 3982,24 597,3360

2014 4189,53 628,4295

2015 4396,82 659,5230

Tabel Data Kapasitas Terpasang dan Kapasitas Mampu Pulau Nias Tahun Kapasitas Terpasang

(kW)

Kapasitas Mampu (kW)

2011 31185 22205

2012 35835 20570

2013 54699 35165

2014 51489 30105

2015 33860 27720

Tabel Jumlah Energi Listrik Dibangkitkan, Disalurkan dan Pemakaian Sendiri Tahun Jumlah Energi Dibangkitkan (kWh) Jumlah Energi Disalurkan (kWh) Jumlah Energi Pemakaian Sendiri (kWh) 2011 86.247.747 85.850.665 397.082 2012 99.316.541 98.881.568 434.973 2013 105.835.711 105.572.364 263.347 2014 113.136.037 112.913.987 208.850 2015 122.572.367 122.246.853 113.147

2. DATA HASIL PERHITUNGAN

Tabel Data Nilai Rasio Elektrifikasi (RE) Pulau Nias Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Rasio Elektrifikasi (%) 41,96 54,18 48,53 45,29 46.96


(3)

Tabel Data Hasil Prediksi Kebutuhan Energi Listrik Pelanggan Per Sektor dan Kebutuhan Energi Listrik Total

Tahun Kebutuhan Pelanggan RT Kebutuhan Pelanggan Komersil Kebutuhan Pelanggan Publik Kebutuhan Pelanggan Industri Kebutuhan Total Pelanggan

(GWh) (GWh) (GWh) (GWh) (GWh)

2016 102,28476 18,32546 23,16752 1,92717 145,70491 2017 113,35267 22,02010 29,97215 2,09369 167,43861 2018 128,12343 26,45963 38,77539 2,27461 195,63306 2019 144,81893 31,79422 50,16426 2,47116 229,24857 2020 163,69000 38,20433 64,89820 2,68469 269,47722 2021 185,02011 45,90680 83,95971 2,91667 317,80329

Tabel Data Jumlah Penyediaan Listrik dan Susut Energi

Tahun Jumlah Penyediaan Listrik (GW) Susut Energi (kWh)

2011 72,739 13.112.185

2012 85.918 12.963.891

2013 73.812 31.761.249

2014 88.067 24.860.653

2015 101,167 21.292.490

Tabel Data Hasil Prediksi Kebutuhan Total Pelanggan dan Hasil Prediksi Jumlah Penyediaan Listrik di Pulau Nias

Tahun Kebutuhan Total Pelanggan

Jumlah Penyediaan Listrik

(GWh) (GW)

2016 145,70491 146,28773

2017 167,43861 168,10837

2018 195,63306 196,41560

2019 229,24857 230,16557

2020 269,47722 270,55513


(4)

Tabel Data Jumlah Daya Dibangkitkan, Daya Mampu, Beban Puncak Tahun Jumlah Daya

Dibangkitkan (kWh)

Daya Mampu (kW)

Beban Puncak (kW)

2011 86.247.747 22205 19880

2012 99.316.541 20570 20585

2013 105.835.711 35165 25928

2014 113.136.037 30105 27509

2015 122.572.367 27720 27450

Tabel Data Neraca Daya Pulau Nias

Unit 2011 2012 2013 2014 2015 Daya Terpasang kW 31185 35835 54699 51489 33860 Daya Mampu kW 22205 20570 35165 30105 27720 Beban Puncak kW 19880 20585 25928 27509 27450

LF % 49,52 55,08 46,6 46,95 50,98

CF % 44,34 55,12 34,36 42,9 50,48

RM MW 11,6952 -0,073 35,6256 9,437 0,98


(5)

DAFTAR PUSTAKA

1. Statistik PLN, Sekretariat Perusahaan PT PLN, 2013: Jakarta

2. Marsudi, Djiteng, “Pembangkitan Energi Listrik,” 2011. Erlangga : Jakarta 3. Stevenson, W.D.,”Analisis Sistem Tenaga Listrik,” Edisi Keempat. 1983.

Penerbit Erlangga, Jakarta.

4. Suswanto, Daman. Sistem Distribusi Tenaga Listrik. Padang: Universitas Negeri Padang.2009.

5. PT PLN (Persero). 2014. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2015-2024. Jakarta: PT PLN (Persero).

6. Pindyck, R.S., & D.L. Rubinfield. 1976. Econometric Models and Economic Forecasts. New York: McGraw-Hill.

7. Soliman, S.A., & Ahmad M.A. 2010. Electrical Load Forecasting: Modelling and Contruction. United State of America: Elsevier.

8. Kasim, Surya Tarmizi, “ Pengaruh Infrastruktur Listrik Terhadap Pengembangan Pulau Nias”.2008, Medan.

9. Sitanggang, Bintang Harapan, Evaluasi Kinerja PT PLN (PERSERO) Pulau Nias Pasca Perubahan Status. Makalah Seminar Tugas Akhir,

Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara, Medan, 2016

10. Dafoni, Liza Putri, Peramalan Beban Listrik Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015-2025 dengan Metode Ekonometrik. Makalah Seminar Tugas Akhir, Teknik Elektro Universitas Brawijaya, Malang, 2015.


(6)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di PLN Wilayah Sumatera Utara. Penelitian akan dilaksanakan setelah selesai seminar proposal telah disetujui. Lama penelitian direncanakan selama 2 (dua) minggu.

3.2 Bahan dan Peralatan

Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah data gangguan yang terjadi pada PLN Wilayah Sumatera Utara, Area Nias. Peralatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat lunak Microsoft Excel.

3.3 Pelaksanaan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian, dilakukan pengambilan data yang dibutuhkan terlebih dahulu. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel untuk mendapatkan nilai parameter-parameter kinerja tenaga listrik pada PLN Wilayah Sumatera Utara, Area Nias. Data yang diterima dari hasil perhitungan tersebut kemudian dilakukan analisis terhadapnya.

3.4 Data dan Variabel yang Diamati

Adapun data-data yang diamati dalam penelitian ini adalah data jumlah rumah tangga, jumlah penduduk, jumlah pelanggan, jumlah konsumsi energi listrik, PDRB dan kapasitas mampu dan terpasang.


(7)

- Data jumlah pelanggan rumah tangga, jumlah rumah tangga dan jumlah penduduk Nias Tahun Jumlah Rumah Tangga (RT) Jumlah Penduduk (Jiwa)

2010 133048 756338

2011 132745 763140

2012 118419 766500

2013 140898 770666

2014 161422 791679

2015 163361 799205

- Data Jumlah Total pelanggan & Jumlah Pelanggan per Sektor Area Nias

Tahun Jumlah Pelanggan RT Jumlah Pelanggan Komersil Jumlah Pelanggan Publik Jumlah Pelanggan Industri Jumlah Total Pelanggan

2010 48574 993 1916 12 51495

2011 55709 1028 2110 12 58930

2012 64163 1018 2396 13 67680

2013 68383 1073 2666 13 72627

2014 73116 1256 2931 14 77328

2015 76722 1324 3137 15 81199

- Data Konsumsi Energi Listrik Total & Pelanggan per Sektor, Area Nias

Tahun Konsumsi Pelanggan RT Konsumsi Pelanggan Komersil Konsumsi Pelanggan Publik Konsumsi Pelanggan Industri Konsumsi Total

(kWh) (kWh) (kWh) (kWh) (kWh)

2010 38.131.944 6.016.464 4.763.000 1.052.949 52.412.503 2011 54.356.429 7.315.308 6.392.756 1.273.355 72.341.398 2012 67.654.525 5.601.631 7.675.616 1.640.378 85.482.704 2013 54.126.238 5.406.074 8.416.273 1.772.418 73.547.768 2014 63.716.836 9.557.778 10.977.479 1.935.880 87.844.484 2015 74.525.299 11.824.788 12.684.022 1.731.657 100.842.216


(8)

- Data Produk Domestik Regional Bruto Area Nias

Tahun PDRB Rumah Tangga (Milyar Rupiah)

PDRB Industri (Milyar Rupiah)

2011 3550,29 532,5435

2012 3760,83 564,1245

2013 3982,24 597,3360

2014 4189,53 628,4295

2015 4396,82 659,5230

- Data Kapasitas Terpasang dan Kapasitas Mampu

Tahun Kapasitas Terpasang (kW)

Kapasitas Mampu (kW)

2011 31185 22205

2012 35835 20570

2013 54699 35165

2014 51489 30105

2015 33860 27720

3.5 Prosedur Penelitian

Prosedur yang akan dilakukan tahap sebagai berikut 3.5.1 Studi Literatur

Studi literatur yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan mencari teori- teori yang menunjang penelitian ini, melalui jurnal-jurnal yang memiliki studi kasus yang sejenis, buku-buku, maupun melaui internet. Teori yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain:

1. Teori mengenai peramalan beban listrik jangka panjang 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi peramalan


(9)

3. Teori statistika yang terdiri dari teori regresi, uji statistik

4. Teori mengenai metode yang digunakan yaitu metode ekonometrik

3.5.2 Tahap Pengambilan Data

Terdiri dari beberapa proses, yaitu : a. Menentukan daerah sampel

Pencarian informasi dan data adalah Pulau Nias. Alasan dipilihnya daerah ini, karena kita ketahui bahwa Pulau Nias merupakan salah satu daerah terisolasi tapi memiliki banyak potensi seperti di bidang pertanian, perikanan, pertambangan dan terutama di bidang pariwisata . Tidak dapat dipungkiri bahwa di daerah tersebut akan banyak pendatang atau wisatawan yang akan menyebabkan peningkatan konsumsi listrik nantinya. Contoh, jika banyak wisatawan maka penginapan seperti hotel atau guesthouse akan menyebabkan peningkatan konsumsi listrik.

b. Permintaan data beban listrik PLN Wilayah Sumatera Utara

Data beban yang dibutuhkan pada penelitian ini terdiri dari jumlah energi listrik (kWh) jual pada tahun-tahun sebelumnya, jumlah pelanggan, kapasitas terpasang, kapasitas mampu dan kelompok jenis beban.

c. Pengambilan data Badan Pusat Statistik Area Pulau Nias

Data penduduk Area Pulau Nias yakni meliputi jumlah penduduk, dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang merupakan


(10)

faktor-faktor yang akan mempengaruhi dalam peramalan atau prakiraan beban listrik.

3.5.3 Tahap Pengolahan Data

Tahapan selanjutnya setelah mendapatkan data dan informasi adalah pengolahan data dengan menentukan pola beban historis per bualan dan tahun, serta memeriksa kevalidan data dan informasi sebelum dilakukan peramalan beban. Proses pengolahan data dapat digambarkan melalui Gambar (3.1) blok diagram, sebagai berikut :

Gambar 3.1 Blok Diagram Proses Pengolahan Data

Adapun data yang didapatkan, antara lain:

1. Data konsumsi energi listrik per sektor PT PLN (Persero) Area Nias tahun 2010 hingga tahun 2015.

Data Historis PDRB & Kapasitas Mampu Penyeleksian

Data Data Historis

Beban Listrik

Metode Peramalan Ekonometrik Penyeleksian

Data

Hasil Peramalan

Metode Ekonometrik


(11)

2. Data jumlah pelanggan per sektor PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara, Area Nias tahun 2010 hingga tahun 2015.

3. Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), data jumlah rumah tangga dan data jumlah penduduk Area Nias, tahun 2010 hingga tahun 2015.

4. Data kapasitas terpasang dan data kapasitas mampu cabang Nias tahun 2011-2015

Sebelum melakukan proses analisis maka terlebih dahulu harus dihitung nilai parameter metode ekonometrik peramalan kebutuhan energi listrik..Perhitungan peramalan energi listrik ini dilakukan secara manual dan juga dengan menggunakan bantuan software pendukung Microsoft Excel. Setelah diperoleh semua parameter-parameter peramalan beban listrik, maka dilanjutkan dengan menampilkan hasil dalam bentuk grafik.

3.5.4 Tahap Analisis Data

Setelah melakukan pengolahan data, tahap selanjutnya adalah proses peramalan beban listrik, dimana pemilihan metode yang tepat sangat berpengaruh pada hasil akhir. Pemilihan metode ini berdasarkan data yang tersedia. Pada penelitian ini digunakan metode ekonometrik yang memanfaatkan metode analisis regresi linier. Dan dari data grafik yang didapat dari perhitungan, akan dapat dilihat berapa konsumsi energi listrik tahun yang akan datang yakni tahun 2016-2021.


(12)

3.6 Diagram Alir Penelitian

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian Mulai

Pengumpulan Data

Seleksi Data

Data Terpenuhi?

Iya Tidak

Pengolahan Data Dengan Metode

Prakiraan

Hasil Prakiraan Kebutuhan Energi Listrik Tahun

2016-2021


(13)

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS

4.1 Analisis Rasio Elektrifikasi

Tabel 4.1 Data jumlah pelanggan dan rumah tangga di Pulau Nias

Tahun

Jumlah Pelanggan Rumah Tangga

Jumlah Rumah Tangga

Jumlah Penduduk

2011 55709 132745 763140

2012 64163 118419 766500

2013 68383 140898 770666

2014 73116 161422 791319

2015 76722 163361 799205

Persamaan untuk mendapatkan nilai Rasio Elektrifikasi (RE) adalah �� =�����ℎ�������������ℎ������

�����ℎ����ℎ������ � 100%

a. Rasio Elektrifikasi (RE) pada tahun 2011 �� = �����ℎ���������

�����ℎ����ℎ������ � 100% �� = 55709

132745� 100% �� = 41,96 %

b. Rasio Elektrifikasi (RE) pada tahun 2012 �� = �����ℎ���������

�����ℎ����ℎ������ � 100% �� = 64163


(14)

�� = 54,18 %

c. Rasio Elektrifikasi (RE) pada tahun 2013 �� = �����ℎ���������

�����ℎ����ℎ������ � 100% �� = 68383

140898� 100% �� = 48,53 %

d. Rasio Elektrifikasi (RE) pada tahun 2014 �� = �����ℎ���������

�����ℎ����ℎ������ � 100% �� = 73116

161422� 100% �� = 45,29 %

e. Rasio Elektrifikasi (RE) pada tahun 2015 �� = �����ℎ���������

�����ℎ����ℎ������ � 100% �� = 76722

163361� 100% �� = 46,96 %

Berikut tabel rasio elektrifikasi di pulau Nias berdasarkan perhitungan diatas :


(15)

Tabel 4.2 Nilai Rasio Elektrifikasi (2011-2015)

Berikut adalah grafik Rasio Elektrifikasi pulau Nias :

Gambar 4.1 Grafik Rasio Elektrifikasi Area Nias (2011-2015)

Berdasarkan nilai rasio elektrifikasi yang diperoleh, dapat dinyatakan bahwa nilai rasio elektrifikasi mengalami peningkatan sebesar 10,46 % dari tahun 2010 sampai 2015 yakni dari 36,5 % hingga 46,96 % . Namun nilai RE ini juga menunjukkan bahwa masih banyak rumah tangga di Pulau Nias yang belum dialiri listrik.

0 10 20 30 40 50 60

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Rasio

Elektrifikasi (%) Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Rasio Elektrifikasi (%) 41,96 54,18 48,53 45,29 46.96


(16)

4.2 Analisis Prakiraan Kebutuhan Energi Listrik

Tabel 4.3 Data Konsumsi Listrik per Sektor Pelanggan dan Konsumsi Total Cabang Nias

Tahun Konsumsi Pelanggan RT Konsumsi Pelanggan Komersil Konsumsi Pelanggan Publik Konsumsi Pelanggan Industri Konsumsi Total

(kWh) (kWh) (kWh) (kWh) (kWh)

2010 38.131.944 6.016.464 4.763.000 1.052.949 52.412.503 2011 54.356.429 7.315.308 6.392.756 1.273.355 72.341.398 2012 67.654.525 5.601.631 7.675.616 1.640.378 85.482.704 2013 54.126.238 5.406.074 8.416.273 1.772.418 73.547.768 2014 63.716.836 9.557.778 10.977.479 1.935.880 87.844.484 2015 74.525.299 11.824.788 12.684.022 1.731.657 100.842.216

Tabel 4.4 Data Kapasitas Terpasang dan Kapasitas Mampu Cabang Nias Tahun Kapasitas Terpasang

(kW)

Kapasitas Mampu (kW)

2011 31185 22205

2012 35835 20570

2013 54699 35165

2014 51489 30105

2015 33860 27720

Tabel 4.5 Data PDRB rumah tangga dan PDRB industri

Tahun PDRB Rumah Tangga (Milyar Rupiah) PDRB Industri (Milyar Rupiah) Pertumbuhan Rata-rata PDRB (Milyar Rupiah)

2011 3550,29 532,5435 Rumah Tangga

(211,6325) Industri (31,717875)

2012 3760,83 564,1245

2013 3982,24 597,3360

2014 4189,53 628,4295

2015 4396,82 659,5230

Analisis prakiraan kebutuhan energi listrik dibagi berdasarkan jenis pelanggan atau per sektor pelanggan, yakni sektor rumah tangga, sektor


(17)

komersil/bisnis, sektor publik/umum, dan sektor industri. Berikut perhitungan dan analisisnya.

4.2.1 Analisis Prakiraan Sektor Rumah Tangga

Persamaan untuk mendapatkan nilai prakiraan atau prediksi kebutuhan energi listrik sektor rumah tangga (RT) tahun yang akan datang (2016-2021) :

RTn = RT0 ( l + irt )n

Dimana;

RTn = Kebutuhan energi listrik konsumen rumah tangga tahun ke-n (kWh)

RT0 = Konsumsi energi listrik rumah tangga ditahun awal pengamatan

(kWh)

irt = Laju pertumbuhan kebutuhan listrik konsumen Rumah Tangga

n = Tahun yang dilewati

Untuk mendapatkan nilai laju pertumbuhan kebutuhan listrik rumah tangga (irt) :

irt= (εrp . ipdrb) + (εrs . is)

dimana :

εrp = Elastisitas laju pertumbuhan konsumsi listrik rumah tangga

terhadap laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) rumah tangga

εrs = Elastisitas laju pertumbuhan konsumsi listrik rumah tangga

terhadap laju pertumbuhan kemampuan penyediaan daya (kapasitas mampu)


(18)

ipdrb = Laju pertumbuhan PDRB

is = Laju pertumbuhan kemampuan penyediaan daya

Persamaan untuk mendapat nilai ipdrb (2011-2015) :

�����=��������ℎ����ℎ������������ ������ℎ���������������� �

1/∆��ℎ��

− 1� × 100% �����=��4396,82

3550,29�

1/5

− 1� × 100% �����= (1,0437−1 ) × 100%

�����= 4,37 %

Untuk mendapatkan nilai is (2011-2015) :

��=������������������ℎ����ℎ������������ ����������������ℎ���������������� �

1/∆��ℎ��

− 1� × 100% ��=��27720

22205�

1/5

− 1� × 100% ��= (1,04537−1 ) × 100% ��= 4,537 %

Untuk mencari nilai εrp dan nilai εrs dibutuhkan nilai laju

pertumbuhan konsumsi listrik rumah tangga (Lp Rt) tahun 2011 – 2015 : ����=��������ℎ����ℎ������������

������ℎ���������������� �

1/∆��ℎ��

− 1� × 100% ����=��74.525.299

54.356.429�

1/5

− 1� × 100% ����= (1,06515−1 ) × 100%

����= 6,515 %

Untuk nilai εrp dan εrs didapat dengan persamaan :

ε

rp= Lp Rt / ipdrb= 6,515 / 4,37 = 1,491


(19)

ε

rs =Lp Rt / is

= 6,515 / 4,537 = 1,436

Untuk nilai laju pertumbuhan kebutuhan listrik rumah tangga (irt) :

irt= (εrp . ipdrb) + (εrs . is)

irt = (1,491 x 0,0437) + (1,436 x 0,04537)

irt = 0,0651567 + 0,0651513

irt = 0,130308

- Prediksi kebutuhan listrik sektor rumah tangga tahun 2016 : RTn = RT0 ( l + irt )n

RT2016 = RT2011 ( l + irt )5

RT2016 = 54.356.429 (1 + 0,130308)5

RT2016 = 102.284.756,58698 kWh

RT2016 ≈ 102,28476 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor rumah tangga tahun 2017 adalah : RTn = RT0 ( l + irt )n

RT2017 = RT2011 ( l + irt )6

RT2017 = 54.356.429 (1 + 0,130308)6

RT2017 = 113.352.662,64831 kWh

RT2017 ≈ 113,35267 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor rumah tangga tahun 2018 adalah : RTn = RT0 ( l + irt )n

RT2018 = RT2011 ( l + irt )7

RT2018 = 54.356.429 (1 + 0,130308)7


(20)

RT2018 ≈ 128,12343 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor rumah tangga tahun 2019 adalah : RTn = RT0 ( l + irt )n

RT2019 = RT2011 ( l + irt )8

RT2019 = 54.356.429 (1 + 0,130308)8

RT2019 = 144.818.928,21014 kWh

RT2019 ≈ 144,81893 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor rumah tangga tahun 2020 adalah : RTn = RT0 ( l + irt )n

RT2020 = RT2011 ( l + irt )9

RT2020 = 54.356.429 (1 + 0,130308)9

RT2020 = 163.689.993,10735 kWh

RT2020 ≈ 163,69 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor rumah tangga tahun 2021 adalah : RTn = RT0 ( l + irt )n

RT2021 = RT2011 ( l + irt )10

RT2021 = 54.356.429 (1 + 0,130308)10

RT2021 = 185.020.108,72917 kWh

RT2021 ≈ 185,02011 GWh

4.2.2 Analisis Prakiraan Sektor Komersil

Persamaan untuk mendapatkan nilai prakiraan atau prediksi kebutuhan energi listrik sektor komersil tahun yang akan datang (2016-2021) :


(21)

Kon = Ko0 (1+iko)n

Dimana;

Kon = Kebutuhan energi listrik konsumen komersil pada tahun ke-n (kWh)

Ko0 = Konsumsi energi listrik Komersil di tahun awal pengamatan (kWh)

iko = Laju pertumbuhan kebutuhan energi listrik konsumen Komersil

n = Tahun yang dilewati

Untuk melakukan peramalan kebutuhan energi listrik sektor komersil bisa ditempuh beberapa cara, salah satunya adalah dengan menganggap bahwa ada hubungan elastisitas antara kebutuhan energi sektor komersil (KO) dengan kebutuhan energi sektor rumah tangga (RT). Sehingga nilai laju kebutuhan energi listrik sektor komersil (iko) dapat

dinyatakan dengan :

iko= εkr . irt

Dimana nilai εkr adalah nilai elastisitas kebutuhan energi sektor komersil

(KO) terhadap kebutuhan energi sektor rumah tangga (RT), yang mana dalam hal ini dapat dinyatakan dengan :

��

=

∆��

�� (���� −����) ∆��

�� (���� −����)

Atau

��

=

���� (���� −����)

���� (���� −����)

Dimana Lp Ko adalah nilai laju pertumbuhan konsumsi energi listrik sektor komersil (2011-2015) dan Lp Rt adalah nilai laju pertumbuhan konsumsi energi listrik sektor rumah tangga (2011-2015).


(22)

Adapun nilai Lp Rt telah didapat dari perhitungan sektor rumah tangga yakni 8,2 %. Jadi untuk mendapatkan nilai laju pertumbuhan konsumsi energi listrik sektor komersil (Lp Ko) :

����=��������ℎ����ℎ������������ ������ℎ���������������� �

1/∆��ℎ��

− 1� × 100% ����=��11.824.788

7.315.308�

1/5

− 1� × 100% ����= (1,1008−1 ) × 100%

����= 10,08 %

Jadi nilai elastisitas kebutuhan energi sektor komersil (KO) terhadap kebutuhan energi sektor rumah tangga (RT) :

��� =����

(���� − ����) ���� (���� − ����) ��� =

10,08 6,515 ��� = 1,5472

Setelah mendapatkan nilai εkr dan nilai irt dari perhitungan

kebutuhan energi sektor rumah tangga, maka nilai laju kebutuhan energi listrik sektor komersil (iko) :

iko= εkr . irt

iko = 1,5472 × 0,130308

iko = 0,2016125

- Prediksi kebutuhan listrik sektor komersil tahun 2016 adalah : Kon = Ko0 ( l + iko )n


(23)

Ko2016 = 7.315.308 (1 + 0,2016125)5

Ko2016 = 18.325.456, 571699 kWh

Ko2016 ≈ 18,32546 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor komersil tahun 2017 adalah : Kon = Ko0 ( l + iko )n

Ko2017 = Ko2011 ( l + iko )6

Ko2017 = 7.315.308 (1 + 0,2016125)6

Ko2017 = 22.020.097,684761 kWh

Ko2017 ≈ 22,0201 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor komersil tahun 2018 adalah : Kon = Ko0 ( l + iko )n

Ko2018 = Ko2011 ( l + iko )7

Ko2018 = 7.315.308 (1 + 0,2016125)7

Ko2018 = 26.459.624,62923 kWh

Ko2018 ≈ 26,45963 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor komersil tahun 2019 adalah : Kon = Ko0 ( l + iko )n

Ko2019 = Ko2011 ( l + iko )8

Ko2019 = 7.315.308 (1 + 0,2016125)8

Ko2019 = 31.794.215,699791 kWh

Ko2019 ≈ 31,79422 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor komersil tahun 2020 adalah : Kon = Ko0 ( l + iko )n


(24)

Ko2020 = 7.315.308 (1 + 0,2016125)9

Ko2020 = 38.204.327,012565 kWh

Ko2020 ≈ 38,20433 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor komersil tahun 2021 adalah : Kon = Ko0 ( l + iko )n

Ko2021 = Ko2011 ( l + iko )10

Ko2021 = 7.315.308 (1 + 0,2016125)10

Ko2021 = 45.906.796,892386 kWh

Ko2021 ≈ 45,9068 GWh

4.2.3 Analisis Prakiraan Sektor Publik

Persamaan untuk mendapatkan nilai prakiraan atau prediksi kebutuhan energi listrik sektor komersil tahun yang akan datang (2016-2021) :

Pbn = Pb0 (1+ipb)n

Dimana;

Pbn = Kebutuhan energi listrik konsumen komersil pada tahun ke-n (kWh)

Pb0 = Konsumsi energi listrik Komersil di tahun awal pengamatan (kWh)

ipb = Laju pertumbuhan kebutuhan energi listrik konsumen Komersil

n = Tahun yang dilewati

Untuk melakukan peramalan kebutuhan energi listrik sektor publik bisa ditempuh beberapa cara, salah satunya adalah dengan menganggap bahwa ada hubungan elastisitas antara kebutuhan energi sektor publik (Pb)


(25)

dengan kebutuhan energi sektor rumah tangga (RT). Sehingga nilai laju kebutuhan energi listrik sektor publik (ipb) dapat dinyatakan dengan :

ipb= εpr . irt

Dimana nilai εpr adalah nilai elastisitas kebutuhan energi sektor publik (Pb)

terhadap kebutuhan energi sektor rumah tangga (RT), yang mana dalam hal ini dapat dinyatakan dengan :

��

=

∆��

�� (���� −����) ∆��

�� (���� −����) Atau

��

=

���� (���� −����)

���� (���� −����)

Dimana Lp Pb adalah nilai laju pertumbuhan konsumsi energi listrik sektor publik (2011-2015) dan Lp Rt adalah nilai laju pertumbuhan konsumsi energi listrik sektor rumah tangga (2011-2015).

Adapun nilai Lp Rt telah didapat dari perhitungan sektor rumah tangga yakni 8,2 %. Jadi untuk mendapatkan nilai laju pertumbuhan konsumsi energi listrik sektor publik (Lp Pb) :

����=��������ℎ����ℎ������������ ������ℎ���������������� �

1/∆��ℎ��

− 1� × 100% ����=��12.684.022

6.392.756�

1/5

− 1� × 100% ����= (1,14687−1 ) × 100%

����= 14,687 %

Jadi nilai elastisitas kebutuhan energi sektor publik (Pb) terhadap kebutuhan energi sektor rumah tangga (RT) :

��� =����

(���� − ����) ���� (���� − ����)


(26)

��� =14,687 6,515 ��� = 2,254

Setelah mendapatkan nilai εpr dan nilai irt dari perhitungan

kebutuhan energi sektor rumah tangga, maka nilai laju kebutuhan energi listrik sektor publik (ipb) :

ipb= εpr . irt

ipb =2,254 ×0,130308

ipb =0,293714

- Prediksi kebutuhan listrik sektor publik tahun 2016 adalah : Pbn = Pb0 ( l + ipb )n

Pb2016 = Pb2011 ( l + ipb )5

Pb2016 = 6.392.756 (1 + 0,293714)5

Pb2016 = 23.167.518,478864 kWh

Pb2016 ≈ 23,16752 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor publik tahun 2017 adalah : Pbn = Pb0 ( l + ipb )n

Pb2017 = Pb2011 ( l + ipb )6

Pb2017 = 6.392.756 (1 + 0,293714)6

Pb2017 = 29.972.143,001365 kWh

Pb2017 ≈ 29,97215 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor publik tahun 2018 adalah : Pbn = Pb0 ( l + ipb )n


(27)

Pb2018 = 6.392.756 (1 + 0,293714)7

Pb2018 = 38.775.381,010868 kWh

Pb2018 ≈ 38,77539 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor publik tahun 2019 adalah : Pbn = Pb0 ( l + ipb )n

Pb2019 = Pb2011 ( l + ipb )8

Pb2019 = 6.392.756 (1 + 0,293714)8

Pb2019 = 50.164.253,269094 kWh

Pb2019 ≈ 50,16426 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor publik tahun 2020 adalah : Pbn = Pb0 ( l + ipb )n

Pb2020 = Pb2011 ( l + ipb )9

Pb2020 = 6.392.756 (1 + 0,293714)9

Pb2020 = 64.898.196,753775 kWh

Pb2020 ≈ 64,8982 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor publik tahun 2021 adalah : Pbn = Pb0 ( l + ipb )n

Pb2021 = Pb2011 ( l + ipb )10

Pb2021 = 6.392.756 (1 + 0,293714)10

Pb2021 = 83.959.705,71511 kWh


(28)

4.2.4 Analisa Prakiraan Sektor Industri

Persamaan untuk mendapatkan nilai prakiraan atau prediksi kebutuhan energi listrik sektor industri tahun yang akan datang (2016-2021) :

Inn = Ino (1 + iin)n

Dimana :

Inn = Kebutuhan energi listrik konsumen Industri pada tahun ke-n (kWh)

Ino = Konsumsi energi listrik industri di awal tahun pengamatan (kWh)

iin = Laju pertumbuhan kebutuhan energi listrik konsumen Industri

n = Tahun yang dilewati

Untuk melakukan peramalan kebutuhan energi listrik sektor publik bisa ditempuh beberapa cara, salah satunya adalah dengan menganggap bahwa ada hubungan elastisitas antara kebutuhan energi sektor industri terhadap PDRB industri. Sehingga nilai laju kebutuhan energi listrik sektor industri (iin) dapat dinyatakan dengan :

iin= εip . ipi

Dimana nilai εip adalah nilai elastisitas kebutuhan energi sektor industri

(In) terhadap PDRB industri (pi), yang mana dalam hal ini dapat dinyatakan dengan :

��

=

∆��

�� (���� −����) ∆��

�� (���� −����) Atau

��

=

���� (���� −����)


(29)

Dimana Lp In adalah nilai laju pertumbuhan konsumsi energi listrik sektor industri (2011-2015) dan Lp pi adalah nilai laju pertumbuhan PDRB industri (2011-2015).

Jadi untuk mendapatkan nilai laju pertumbuhan konsumsi energi listrik sektor industri (Lp In) :

����=��������ℎ����ℎ������������ ������ℎ���������������� �

1/∆��ℎ��

− 1� × 100% ����=��1.731.657

1.273.355�

1/5

− 1� × 100% ����= (1,0634−1 ) × 100%

����= 6,34 %

Dan untuk mendapatkan nilai laju pertumbuhan PDRB sektor industri (Lp pi) :

����=��������ℎ����ℎ������������ ������ℎ���������������� �

1/∆��ℎ��

− 1� × 100% ����=��659,5230 �

532,5435 ��

1/5

− 1� × 100% ����= (1,0437−1 ) × 100%

����= 4,37 %

Jadi nilai elastisitas kebutuhan energi sektor industri (In) terhadap Produk Domestik Regional Bruto industri (pi) :

��� =����

(���� − ����) ���� (���� − ����) ��� =

6,34 4,37 ��� = 1,4508


(30)

Setelah mendapatkan nilai εip dan nilai ipi dari data PDRB industri,

maka nilai laju kebutuhan energi listrik sektor industri (iin) :

iin= εip . ipi

iin = 1,4508 × 0,05956

iin = 0,08641

- Prediksi kebutuhan listrik sektor industri tahun 2016 adalah : Inn = In0 ( l + iin )n

In2016 = In2011 ( l + iin )5

In2016 = 1.273.355 (1 + 0,08641)5

In2016 = 1.927.162,2073187 kWh

In2016 ≈ 1,92717 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor industri tahun 2017 adalah : Inn = In0 ( l + iin )n

In2017 = In2011 ( l + iin )6

In2017 = 1.273.355 (1 + 0,08641)6

In2017 = 2.093.688,2936531 kWh

In2017 ≈ 2,09369 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor industri tahun 2018 adalah : Inn = In0 ( l + iin )n

In2018 = In2011 ( l + iin )7

In2018 = 1.273.355 (1 + 0,08641)7

In2018 = 2.274.603,8991077 kWh


(31)

- Prediksi kebutuhan listrik sektor industri tahun 2019 adalah : Inn = In0 ( l + iin )n

In2019 = In2011 ( l + iin )8

In2019 = 1.273.355 (1 + 0,08641)8

In2019 = 2.471.152,4220296 kWh

In2019 ≈ 2,47116 GW

- Prediksi kebutuhan listrik sektor industri tahun 2020 adalah : Inn = In0 ( l + iin )n

In2020 = In2011 ( l + iin )9

In2020 = 1.273.355 (1 + 0,08641)9

In2020 = 2.684.684,7028172 kWh

In2020 ≈ 2,68469 GWh

- Prediksi kebutuhan listrik sektor industri tahun 2021 adalah : Inn = In0 ( l + iin )n

In2021 = In2011 ( l + iin )10

In2021 = 1.273.355 (1 + 0,08641)10

In2021 = 2.916.668,3079876 kWh

In2021 ≈ 2,91667 GWh

4.2.5 Analisa Prakiraan Total Kebutuhan Energi Listrik

Kebutuhan energi listrik total bisa diperoleh dengan menjumlahkan kebutuhan empat sektor yakni sektor rumah tangga, sektor komersil, sektor publik dan sektor industri :


(32)

Dimana :

TOTn = Total kebutuhan energi listrik tahun ke-n (GWh)

RTn = Kebutuhan energi listrik sektor rumah tangga tahun ke-n (GWh)

KOn = Kebutuhan energi listrik sektor komersil tahun ke-n (GWh)

Pbn = Kebutuhan energi listrik sektor publik tahun ke-n (GWh)

Inn = Kebutuhan energi listrik sektor industri tahun ke-n (GWh)

- Prediksi total kebutuhan energi listrik tahun 2016 adalah : TOTn = RTn + KOn + Pbn + Inn

TOT2016 = RT2016 + KO2016 + Pb2016 + In2016

TOT2016 = 102,28476 + 18,32546 + 23,16752 + 1,92717

TOT2016 = 145,70491 GWh

- Prediksi total kebutuhan energi listrik tahun 2017 adalah : TOTn = RTn + KOn + Pbn + Inn

TOT2017 = RT2017 + KO2017 + Pb2017 + In2017

TOT2017 = 113,35267 + 22,0201 + 29,97215 + 2,09369

TOT2017 = 167,43861 GWh

- Prediksi total kebutuhan energi listrik tahun 2018 adalah : TOTn = RTn + KOn + Pbn + Inn

TOT2018 = RT2018 + KO2018 + Pb2018 + In2018

TOT2018 = 128,12343 + 26,45963 + 38,77539 + 2,27461


(33)

- Prediksi total kebutuhan energi listrik tahun 2019 adalah : TOTn = RTn + KOn + Pbn + Inn

TOT2019 = RT2019 + KO2019 + Pb2019 + In2019

TOT2019 = 144,81893 + 31,79422 + 50,16426 + 2,47116

TOT2019 = 229,24857 GWh

- Prediksi total kebutuhan energi listrik tahun 2020 adalah : TOTn = RTn + KOn + Pbn + Inn

TOT2020 = RT2020 + KO2020 + Pb2020 + In2020

TOT2020 = 163,69 + 38,20433 + 64,8982 + 2,68469

TOT2020 = 269,47722 GWh

- Prediksi total kebutuhan energi listrik tahun 2021 adalah : TOTn = RTn + KOn + Pbn + Inn

TOT2021 = RT2021 + KO2021 + Pb2021 + In2021

TOT2021 = 185,02011 + 45,9068 + 83,95971 + 2,91667

TOT2021 = 317,80329 GWh

Tabel 4.6 Data Hasil Prediksi Kebutuhan Energi Listrik Pelanggan per Sektor dan Kebutuhan Total Pelanggan

Tahun Kebutuhan Pelanggan RT Kebutuhan Pelanggan Komersil Kebutuhan Pelanggan Publik Kebutuhan Pelanggan Industri Kebutuhan Total Pelanggan

(GWh) (GWh) (GWh) (GWh) (GWh)

2016 102,28476 18,32546 23,16752 1,92717 145,70491 2017 113,35267 22,02010 29,97215 2,09369 167,43861 2018 128,12343 26,45963 38,77539 2,27461 195,63306 2019 144,81893 31,79422 50,16426 2,47116 229,24857 2020 163,69000 38,20433 64,89820 2,68469 269,47722 2021 185,02011 45,90680 83,95971 2,91667 317,80329


(34)

4.3 Analisis Penyediaan Listrik dan Neraca Daya 4.3.1 Analisis Penyediaan Listrik 2011-2015

Tabel 4.7 Data Jumlah Energi Dibangkitkan, Disalurkan dan Pemakaian Sendiri

Tahun

Jumlah Energi Dibangkitkan

(kW)

Jumlah Energi Disalurkan

(kWh)

Jumlah Energi Pemakaian Sendiri (kWh) 2011 86.247.747 85.850.665 397.082 2012 99.316.541 98.881.568 434.973 2013 105.835.711 105.572.364 263.347 2014 113.136.037 112.913.987 208.850 2015 122.572.367 122.246.853 113.147

Penyediaan Listrik (kW) = Σ Produksi – Σ (Energi Pemakaian sendiri + Susut Energi)

Dimana Susut Energi didapat dengan :

Susut Energi = Energi yang disalurkan (kWh) – {Energi Pemakaian Sendiri (kWh) + Energi yang terjual (kWh)}

Untuk tahun 2011 :

• Susut Energi = 85.850.665 – 397.082 – 72.341.398 = 13.112.185 kWh

• Penyediaan Listrik = 86.247.747 – (397.082 + 13.112.185) = 72.738.480 kW ≈ 72,739 GW\

Untuk tahun 2012 :

• Susut Energi = 98.881.568 – 434.973 – 85.482.704 = 12.963.891 kWh

• Penyediaan Listrik = 99.316.541 – (434.973 + 12.963.891) = 85.917.677 kW ≈ 85.918 GW


(35)

Untuk tahun 2013 :

• Susut Energi = 105.572.364 – 263.347 – 73.547.768 = 31.761.249 kWh

• Penyediaan Listrik = 105.835.711 – (263.347 + 31.761.249) = 73.811.115 kW ≈ 73.812 GW

Untuk tahun 2014 :

• Susut Energi = 112.913.987 – 208.850 – 87.844.484 = 24.860.653 kWh

• Penyediaan Listrik = 113.136.037 – (208.850 + 24.860.653) = 88.066.534 kW ≈ 88.067 GW

Untuk tahun 2015 :

• Susut Energi = 122.246.853 – 113.147 – 100.842.21 = 21.292.490 kWh

• Penyediaan Listrik = 122.572.367 – (113.147 + 21.292.490) = 101.166.730 kW ≈ 101,167 GW

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Jumlah Penyediaan Listrik dan Susut Energi Tahun

Jumlah Penyediaan Listrik

(GW)

Susut Energi (kWh)

2011 72,739 13.112.185

2012 85.918 12.963.891

2013 73.812 31.761.249

2014 88.067 24.860.653


(36)

4.3.2 Analisis Prediksi Penyediaan Listrik 2016-2021

Tabel 4.9 Data Jumlah kWh Terjual dan Jumlah Penyediaan Listrik

Dengan menggunakan rumus statistik sederhana pada data historis (2011-2015) didapat pertambahan energi listrik rata-rata sekitar 0.004 % dari jumlah konsumsi listrik, sehingga untuk prediksi penyediaan listrik :

Jumlah Penyediaan Listrik = 0.004 % (Jumlah Kebutuhan Listrik) + Jumlah Kebutuhan Listrik

Tabel 4.10 Hasil Prediksi Kebutuhan Total Pelanggan di Pulau Nias Tahun Kebutuhan Total Pelanggan

(GWh)

2016 145,70491

2017 167,43861

2018 195,63306

2019 229,24857

2020 269,47722

2021 317,80329

• Prediksi Jumlah Penyediaan Listrik Tahun 2016

JPL 2016 = 0.004 (Prediksi Jumlah Kebutuhan Listrik 2016) + Jumlah Prediksi Kebutuhan Listrik 2016

Tahun

Jumlah Konsumsi Listrik

(kWh)

Jumlah Penyediaan Listrik

(GW)

2011 72.341.398 72,739

2012 85.482.704 85.918

2013 73.547.768 73.812

2014 87.844.484 88.067


(37)

JPL 2016 = 0.004 (145,70491) + 145,70491 = 146.28772964

≈ 146,28773 GW

• Prediksi Jumlah Penyediaan Listrik Tahun 2017

JPL 2017 = 0.004 (Prediksi Jumlah Kebutuhan Listrik 2017) + Jumlah Prediksi Kebutuhan Listrik 2017

JPL 2017 = 0.004 (167,43861) + 167,43861 = 168,10836444

≈ 168,10837 GW

• Prediksi Jumlah Penyediaan Listrik Tahun 2018

JPL 2018 = 0.004 (Prediksi Jumlah Kebutuhan Listrik 2018) + Jumlah Prediksi Kebutuhan Listrik 2018

JPL 2018 = 0.004 (195,63306) + 195,63306 = 196,41559224

≈ 196,4156 GW

• Prediksi Jumlah Penyediaan Listrik Tahun 2019

JPL 2019 = 0.004 (Prediksi Jumlah Kebutuhan Listrik 2019) + Jumlah Prediksi Kebutuhan Listrik 2019

JPL 2019 = 0.004 (229,24857) + 229,24857 = 230,16556428


(38)

• Prediksi Jumlah Penyediaan Listrik Tahun 2020

JPL 2020 = 0.004 (Prediksi Jumlah Kebutuhan Listrik 2020) + Jumlah Prediksi Kebutuhan Listrik 2020

JPL 2020 = 0.004 (269,47722) + 269,47722 = 270.55512888

≈ 270,55513 GW

• Prediksi Jumlah Penyediaan Listrik Tahun 2021

JPL 2021 = 0.004 (Prediksi Jumlah Kebutuhan Listrik 2021) + Jumlah Prediksi Kebutuhan Listrik 2021

JPL 2021 = 0.004 (317,80329) + 317,80329 = 319,07450316

≈ 319,07451 GW

Tabel 4.11 Hasil Prediksi Kebutuhan Total Pelanggan dan Hasil Prediksi Jumlah Penyediaan Listrik di Pulau Nias

Tahun Kebutuhan Total Pelanggan

Jumlah Penyediaan Listrik

(GWh) (GW)

2016 145,70491 146,28773

2017 167,43861 168,10837

2018 195,63306 196,41560

2019 229,24857 230,16557

2020 269,47722 270,55513


(39)

4.3.3 Neraca Daya

Tabel 4.12 Data Jumlah Daya Dibangkitkan, Daya Mampu, Beban Puncak Tahun Jumlah Daya

Dibangkitkan (kWh)

Daya Mampu (kW)

Beban Puncak (kW)

2011 86.247.747 22205 19880

2012 99.316.541 20570 20585

2013 105.835.711 35165 25928

2014 113.136.037 30105 27509

2015 122.572.367 27720 27450

Untuk mendapatkan neraca daya dibutuhkan nilai-nilai yakni Beban Puncak, Kapasitas atau Daya Terpasang, Kapasitas atau Daya Mampu Load Factor (LF) atau faktor beban, nilai Capacity Factor (CF), Reserve Margin (RM), Cadangan Daya (CD):

LF = {Daya yang dibangkitkan / (Beban Puncak × 8760)} × 100% CF = {Daya yang dibangkitkan / (Daya Mampu × 8760)} × 100% RM = 100 × (Daya Mampu – Beban Puncak) / Beban Puncak CD = Daya Mampu – Beban Puncak

• Untuk Tahun 2011

LF = {86.247.747 / (19880 × 8760)} × 100% ≈ 49,52 % CF = {86.247.747 / (22205 × 8760)} × 100% ≈ 44,34 % RM = 100 × (22205 – 19880) / 19880 ≈ 11,6952 MW CD = 22205 – 19880 = 2.325 kW ≈ 2,325 MW • Untuk Tahun 2012

LF = {99.316.541 / (20585 × 8760)} × 100% ≈ 55,08 % CF = {99.316.541 / 20570 × 8760)} × 100% ≈ 55,12 %


(40)

RM = 100 × (20570 – 20585) / 20585 ≈ - 0,073 MW CD = 20570 – 20585 = - 15 kW ≈ - 0,015 MW • Untuk Tahun 2013

LF = {105.835.711 / (25928 × 8760)} × 100% ≈ 46,6 % CF = {105.835.711 / (35165 × 8760)} × 100% ≈ 34,36 % RM = 100 × (35165 – 25928) / 25928 ≈ 35,6256 MW CD = 35165 – 25928 = 9.237 kW ≈ 9,237 MW • Untuk Tahun 2014

LF = {113.136.037 / (27509 × 8760)} × 100% ≈ 46,95 % CF = {113.136.037 / (30105 × 8760)} × 100% ≈ 42,9 % RM = 100 × (30105 – 27509) / 27509 ≈ 9,437 MW CD = 30105 – 27509 = 2596 kW ≈ 2,596 MW • Untuk Tahun 2015

LF = {122.572.367 / (27450 × 8760)} × 100% ≈ 50,98 % CF = {122.572.367 / (27720 × 8760)} × 100% ≈ 50,48 % RM = 100 × (27720 – 27450) / 27450 ≈ 0,98 MW CD = 27720 – 27450 = 270 kW ≈ 0,27 MW

Tabel 4.13 Data Neraca Daya Pulau Nias

Unit 2011 2012 2013 2014 2015 Daya Terpasang kW 31185 35835 54699 51489 33860 Daya Mampu kW 22205 20570 35165 30105 27720 Beban Puncak kW 19880 20585 25928 27509 27450

LF % 49,52 55,08 46,6 46,95 50,98

CF % 44,34 55,12 34,36 42,9 50,48

RM MW 11,6952 -0,073 35,6256 9,437 0,98


(41)

4.4 Analisa Grafik Kebutuhan Energi Listrik 4.4.1 Analisa Grafik Sektor Rumah Tangga

Gambar 4.2 Grafik Konsumsi Energi Listrik Sektor Rumah Tangga Area Nias Tahun 2011 hingga 2015

Gambar 4.3 Grafik Prediksi Kebutuhan Energi Listrik Sektor Rumah Tangga Area Nias Tahun 2016 hingga 2021

0 10 20 30 40 50 60 70 80

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Konsumsi Listrik Rumah Tangga (GWh)

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Kebutuhan Energi Listrik Sektor Rumah Tangga (GWh)


(42)

Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa konsumsi energi listrik sektor rumah tangga tahun 2011 adalah 54.356.429 kWh dan tahun 2015 adalah 74.525.299 kWh, dimana mengalami peningkatan sebesar 20.168.870 kWh atau sekitar 20,169 GWh. Dan dapat dilihat bahwa pertumbuhan rata-rata konsumsi energi listrik sektor rumah tangga per tahun dari 2011 hingga 2015 adalah sekitar 4,0338 GWh atau sekitar 7,42 % per tahunnya. Dan dari gambar 4.3 dapat dilihat bahwa prediksi konsumsi atau kebutuhan energi listrik sektor rumah tangga pada tahun 2016 adalah 102,28476 GWh, dimana mengalami peningkatan sebesar 27.759.461 kWh atau sekitar 27,7595 GWh dari tahun 2015, dan akan terus meningkat hingga 185,02011 GWh pada tahun 2021 atau dapat dikatakan mengalami sekitar dua setengah kali lipat dari tahun 2015, sehingga prediksi pertumbuhan kebutuhan energi listrik sektor rumah tangga dari 2016 hingga 2021 mengalami peningkatan sebesar 82,73535 GWh. dan dapat dilihat bahwa bahwa pertumbuhan rata-rata prediksi kebutuhan energi listrik sektor rumah tangga per tahun dari 2016 hingga 2021 adalah 13,78923 GWh atau sekitar 13,48 % per tahunnya.

Jadi dapat dilihat bahwa kebutuhan energi listrik sektor rumah tangga di area nias dari tahun 2011 hingga 2021 mengalami peningkatan yang signifikan yakni sebesar 130.663.681 kWh atau sekitar 130,6637 GWh, sehingga dapat dilihat bahwa pertumbuhan rata-rata kebutuhan energi listrik sektor rumah tangga per tahun dari 2011 hingga 2021 adalah 11.878.518 kWh atau sekitar 11,87852 GWh per tahunnya.


(43)

4.4.2 Analisa Grafik Sektor Komersil

Gambar 4.4 Grafik Konsumsi Energi Listrik Sektor Komersil Area Nias Tahun 2011 hingga 2015

Gambar 4.5 Grafik Prediksi Kebutuhan Energi Listrik Sektor Komersil Area Nias Tahun 2016 hingga 2021

0 2 4 6 8 10 12 14

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Konsumsi Listrik Sektor Komersil (GWh)

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Kebutuhan Listrik Sektor Publik (GWh)


(44)

Dari gambar 4.4 dapat dilihat bahwa konsumsi energi listrik sektor komersil tahun 2011 adalah 7.315.308 kWh dan tahun 2015 adalah 11.824.788 kWh, dimana mengalami peningkatan sebesar 4.509.480 kWh atau sekitar 4,50948 GWh. Dan dapat dilihat bahwa pertumbuhan rata-rata konsumsi energi listrik sektor komersil per tahun dari 2011 hingga 2015 adalah sekitar 0,901896 GWh atau sekitar 12,33 % per tahunnya.

Dan dari gambar 4.5 dapat dilihat bahwa prediksi konsumsi atau kebutuhan energi listrik sektor komersil pada tahun 2016 adalah 18,32546 GWh, dimana mengalami peningkatan sebesar 6.499.772 kWh atau sekitar 6,5 GWh dari tahun 2015, dan akan terus meningkat hingga 45,9068 GWh pada tahun 2021, sehingga prediksi pertumbuhan kebutuhan energi listrik sektor komersil dari 2016 hingga 2021 mengalami peningkatan sebesar 27,58134 GWh. Dan dapat dilihat bahwa bahwa prediksi pertumbuhan rata-rata kebutuhan energi listrik komersil per tahun dari 2016 hingga 2021 adalah 4,59689 GWh atau sekitar 25,085 % per tahunnya.

Jadi dapat dilihat bahwa kebutuhan energi listrik sektor komersil di area nias dari tahun 2011 hingga 2021 mengalami peningkatan yang signifikan seperti juga sektor rumah tangga yakni sebesar 38.591.492 kWh atau sekitar 38,5915 GWh, sehingga dapat dilihat bahwa pertumbuhan rata-rata kebutuhan energi listrik sektor publik per tahun dari 2011 hingga 2021 adalah 3.508.319 kWh atau sekitar 3,50832 GWh per tahunnya.


(45)

4.4.3 Analisa Grafik Sektor Publik

Gambar 4.6 Grafik Konsumsi Energi Listrik Sektor Publik Area Nias Tahun 2011 hingga 2015

Gambar 4.7 Grafik Prediksi Kebutuhan Energi Listrik Sektor Komersil Area Nias Tahun 2016 hingga 2021

0 2 4 6 8 10 12 14

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Konsumsi Listrik Sektor Publik (GWh)

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Kebutuhan Listrik Sektor Publik (GWh)


(46)

Dari gambar 4.6 dapat dilihat bahwa konsumsi energi listrik sektor publik tahun 2011 adalah 6.392.756 kWh dan tahun 2015 adalah 12.684.022 kWh, dimana mengalami peningkatan sebesar 6.291.266 kWh atau sekitar 6,29127 GWh. Dan dapat dilihat bahwa pertumbuhan rata-rata konsumsi energi listrik sektor publik per tahun dari 2011 hingga 2015 adalah sekitar 1,25826 GWh atau sekitar 19,68 % per tahunnya.

Dan dari gambar 4.7 dapat dilihat bahwa prediksi konsumsi atau kebutuhan energi listrik sektor publik pada tahun 2016 adalah 23,16752 GWh, dimana mengalami peningkatan sebesar 10.483.498 kWh atau sekitar 10,4835 GWh dari tahun 2015, dan akan terus meningkat hingga 83,95971 GWh pada tahun 2021, sehingga prediksi pertumbuhan kebutuhan energi listrik sektor publik dari 2016 hingga 2021 mengalami peningkatan sebesar 60,79219 GWh. Dan dapat dilihat bahwa bahwa prediksi pertumbuhan rata-rata kebutuhan energi listrik publik per tahun dari 2016 hingga 2021 adalah 10,13203 GWh atau sekitar 43,73 % per tahunnya.

Jadi dapat dilihat bahwa kebutuhan energi listrik sektor publik di area nias dari tahun 2011 hingga 2021 mengalami peningkatan yang signifikan seperti juga sektor rumah tangga dan komersil yakni sebesar 77.566.954 kWh atau sekitar 77,56696 GWh, sehingga dapat dilihat bahwa pertumbuhan rata-rata kebutuhan energi listrik sektor publik per tahun dari 2011 hingga 2021 adalah 7.051.541,4545 kWh atau sekitar 7,05155 GWh per tahunnya.


(47)

4.4.4 Analisa Grafik Sektor Industri

Gambar 4.8 Grafik Konsumsi Energi Listrik Sektor Industri Area Nias Tahun 2011 hingga 2015

Gambar 4.9 Grafik Prediksi Kebutuhan Energi Listrik Sektor Industri Area Nias Tahun 2016 hingga 2021

0 1 2 3

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Konsumsi Listrik Sektor Industri (GWh)

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Kebutuhan Listrik Sektor Industri (GWh)


(48)

Dari gambar 4.8 dapat dilihat bahwa konsumsi energi listrik sektor industri tahun 2011 adalah 1.273.355 kWh dan tahun 2015 adalah 1.731.657 kWh, dimana mengalami peningkatan sebesar 458.302 kWh atau sekitar 0,4583 GWh. Dan dapat dilihat bahwa pertumbuhan rata-rata konsumsi energi listrik sektor industri per tahun dari 2011 hingga 2015 adalah sekitar 91.660,4 kWh atau sekitar 7,2 % per tahunnya.

Dan dari gambar 4.9 dapat dilihat bahwa prediksi konsumsi atau kebutuhan energi listrik sektor industri pada tahun 2016 adalah 1,92717 GWh, dimana mengalami peningkatan sebesar 195.513 kWh atau sekitar 0,19552 GWh dari tahun 2015, dan akan terus meningkat hingga 2,91667 GWh pada tahun 2021, sehingga prediksi pertumbuhan kebutuhan energi listrik sektor industri dari 2016 hingga 2021 mengalami peningkatan sebesar 0.9895 GWh. Dan dapat dilihat bahwa bahwa prediksi pertumbuhan rata-rata kebutuhan energi listrik industri per tahun dari 2016 hingga 2021 adalah 0,165 GWh atau sekitar 8,56 % per tahunnya.

Jadi dapat dilihat bahwa kebutuhan energi listrik sektor industri di area nias dari tahun 2011 hingga 2021 mengalami peningkatan yang sangat rendah jika dibandingkan dengan tiga sektor lainnya yakni sebesar 1.643.315 kWh atau sekitar 1,64332 GWh, sehingga dapat dilihat bahwa pertumbuhan rata-rata kebutuhan energi listrik sektor publik per tahun dari 2011 hingga 2021 adalah 149.393 kWh atau sekitar 0,1494 GWh per tahunnya.


(49)

4.4.5 Analisa Grafik Total Kebutuhan Energi Listrik

Gambar 4.10 Grafik Total Konsumsi Energi Listrik Semua Sektor Area Nias Tahun 2011 hingga 2015

Gambar 4.11 Grafik Prediksi Total Kebutuhan Energi Listrik Seluruh Sektor Area Nias Tahun 2016 hingga 2021

0 20 40 60 80 100 120

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Total Konsumsi Listrik Semua Sektor (GWh)

0 50 100 150 200 250 300 350

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Total Kebutuhan Listrik Seluruh Sektor (GWh)


(50)

Dari gambar 4.10 dapat dilihat bahwa total konsumsi energi listrik semua sektor tahun 2011 adalah 72.341.398 kWh dan tahun 2015 adalah 100.842.216 kWh, dimana mengalami peningkatan sebesar 28.500.818 kWh atau sekitar 28,50082 GWh. Dan dapat dilihat bahwa pertumbuhan rata-rata total konsumsi energi listrik seluruh sektor per tahun dari 2011 hingga 2015 adalah sekitar 5.7002 GWh atau sekitar 7,88 % per tahunnya. Dan dari gambar 4.11 dapat dilihat bahwa prediksi total konsumsi atau total kebutuhan energi listrik seluruh sektor pada tahun 2016 adalah 145,70491 GWh, dimana mengalami peningkatan sebesar 44.862.694 kWh atau sekitar 44,8627 GWh dari tahun 2015, dan akan terus meningkat hingga 317,80329 GWh pada tahun 2021, sehingga prediksi pertumbuhan total kebutuhan energi listrik seluruh sektor dari 2016 hingga 2021 mengalami peningkatan sebesar 172.098.380 kWh atau sekitar 172,09838 GWh. Dan dapat dilihat bahwa bahwa prediksi pertumbuhan rata-rata total kebutuhan energi listrik seluruh sektor per tahun dari 2016 hingga 2021 adalah sekitar 28,68307 GWh atau sekitar 19,685 % per tahunnya.

Jadi dapat dilihat bahwa total kebutuhan energi listrik seluruh sektor di area nias dari tahun 2011 hingga 2021 mengalami peningkatan yang cukup besar yakni sebesar 243.461.892 kWh atau sekitar 243,4619 GWh, jumlah ini sama dengan tiga kali lipat lebih jumlah total kebutuhan listrik dari tahun awal pengamatan, sehingga dapat dilihat bahwa pertumbuhan rata-rata kebutuhan energi listrik sektor publik per tahun dari 2011 hingga 2021 adalah 22.132.899,2727 kWh atau sekitar 22,1329 GWh per tahunnya.


(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Hasil prakiraan atau peramalan pertumbuhan beban listrik dengan metode ekonometrik di area pulau Nias dari tahun 2016-2021 selalu mengalami peningkatan, dengan rata-rata pertumbuhan 13,48% (rumah tangga), 25,085% (komersial), 43,73% (publik), dan 8,56% (industri) per tahun. Pada tahun 2021 jumlah konsumsi listrik seluruhnya telah mencapai 317,80329 GWh yang meningkat hingga sekitar 315,15 % dari tahun 2015.

2. Meski rata-rata pertumbuhan tertinggi adalah sektor publik dan komersil, konsumsi energi listrik terbesar adalah sektor rumah tangga dimana konsumsi sektor rumah tangga hampir selalu diatas 60% dari total konsumsi tiap tahunnya dan konsumsi energi listrik terkecil adalah sektor industri dimana konsumsi sektor industri selalu dibawah 2% dari total konsumsi tiap tahunnya.

3. Nilai Rasio Elektrifikasi (RE) yang diperoleh cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, namun nilai RE tertinggi hanya 54,18 %. Hal ini berarti masih ada sekitar 45,82% rumah tangga yang belum dialiri arus listrik. Jumlah pelanggan juga mengalami peningkatan yang cukup besar, namun kapasitas terpasang dan kapasitas mampu tidak banyak mengalami peningkatan.


(52)

5.1 Saran

1. Selain peramalan beban listrik jangka menengah, sebaiknya dilakukan peramalan beban listrik jangka panjang agar perkembangan beban listrik dapat selalu ditinjau jika terdapat perubahan yang cukup besar 2. Untuk menambah keakuratan prakiraan atau prediksi kebutuhan

energi listrik sebaiknya digunakan data historis yang lebih lama dari penelitian ini seperti RUPTL 2015-2024 PLN.


(53)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Geografis Pulau Nias

Gambar 2.1 Letak Pulau Nias di provinsi Sumatera Utara

Nias adalah sebuah pulau yang terletak di sebelah barat pulau Sumatera, Indonesia. Pulau dengan luas wilayah 5625 km2 ini, berpenduduk 700.000 jiwa, mempunyai jarak ± 85 mil laut dari sibolga (daerah provinsi sumatera utara) serta dikelilingi oleh samudera Hindia. Menurut letak Geografis, pulau Nias terletak pada garis 0012’ – 1032’ Lintang Utara (LU), dan 970 – 980 Bujur Timur (BT) dekat garis Khatulistiwa dengan batas – batas wilayah :

• Sebelah Utara berbatasan dengan Pulau Banyak Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD)


(54)

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia.

• Sebelah Timur berbatasan dengan Pulau Mursala kabupaten Tapanuli Tengah Propinsi Sumatera Utara.

• Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.

Keadaan iklim Pulau Nias dipengaruhi oleh Samudera Hindia. Suhu udara dalam satu tahun rata- rata 25,90C perbulan dengan rata – rata minimum 21,20C dan rata – rata maksimum 30,30C. Kecepatan angin rata-rata dalam satu tahun adalah sebesar 5,6 knot per jam dan bisa mencapai rata – rata kecepatan maksimum sebesar 19,8 knot/jam dengan arah angin terbanyak berasal dari arah utara. Kondisi seperti ini disamping curah hujan yang tinggi mengakibatkan sering terjadinya badai besar.


(55)

Seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.2, Pulau Nias saat ini telah dimekarkan menjadi 4 kabupaten dan satu kota, yaitu kaupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Nias Utara, dan Kota Gunug Sitoli.

Daerah Kabupaten Nias, merupakan daerah Kepulauan yang memiliki pulau – pulau kecil sebanyak 27 buah. Banyaknya pulau – pulau kecil yang dihuni oleh penduduk adalah sebanyak 11 buah, dan yang tidak dihuni ada sebanyak 16 buah.

Kondisi pulau Nias mempunyai area dengan kondisi tanah datar dan berbukit sedangkan luas ± 15 ha yang dibutuhkan untuk lokasi rencana pembangunan PLTU Batubara tersebut yang berdekatan dengan jaringan 20 kV eksisting dan pembangkit eksisting.

Kabupaten Nias merupakan salah satu daerah yang mengalami krisis energi listrik. Apabila salah satu unit pembangkit mengalami gangguan atau dilakukan pemeliharaan, maka akan terjadi pemadaman bergilir di sistem kelistrikan Nias tersebut. Selain itu selama beberapa waktu terakhir PLN tidak dapat memenuhi permintaan sambungan baru dari masyarakat.

2.2. Kondisi Ketenagalistrikan Pulau Nias

2.2.1 Sejarah Singkat PT.PLN (Persero) Cabang Nias

Sejarah listrik di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau listrik dimulai ada di wilayah Indonesia tahun 1893 di daerah Batavia (Jakarta sekarang), maka 30 tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan.


(56)

Sentralnya dibangun di tanah pertapakan kantor PLN Cabang Medan yang sekarang di jalan listrik no 12 Medan, dibangun oleh NV NIGEM / OGEM perusahaan swasta Belanda. Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung pura dan pangkaalan brandan (1924), tebing tinggi (1927), Sibolga (NV ANIWM) Berastagi dan Tarutung (1929), Tanjung Balai pada tahun 1931 (milik Gemeente-Kotapraja), Labuhan bilik (1936) dan Tanjung Tiram (1937).

Pada masa penjajahan Jepang, Jepang hanya mengambil alih pengelolaan perusahaan listrik milik swasta Belanda tanpa ada penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerjanya dibagi menjadi perusahaan listrik dibagi menjadi perusahaan listrik Sumatera Utara, Perusahaan listrik Jawa dan seterusnya sesuai struktrur organisasi pemerintahan tentara Jepang waktu itu.

Setelah proklamasi kemerdekaan RI 17 agustus 1945 dikumandangkanlah kesatuan aksi karyawan perusahaan listrik bekas milik swasta Belanda dari tangan tentara Jepang. Perusahaan listrik yang sudah diambil alih itu diserahkan kepada RI dalam hal ini departemen pekerjaan umum. Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu, maka dengan penetapan pemerintah no. 1 SD/45 ditetapkan tanggal 27 oktober sebagai hari listrik. Sejarah memang membuktikan kemudian bahwa dalam suasana yang makin memburuk dalam hubungan Indonesia-Belanda, tanggal 3 oktober 1953 keluar surat keputusan Presiden no. 163 yang memuat ketentuan nasionalisasi perusahaan listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat (2) UUD 1945. Setelah aksi ambil alih itu, sejak


(57)

1955 di Medan berdiri perusahaan listrik negara distribusi cabang Sumatera Utara (Sumatra Timur dan Tapanuli) yang mula-mula dikepalai R. Sukarno (merangkap kepala di Aceh), tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifulla. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK menteri PUT no. 16/1/20 tanggal 20 mei 1961, maka organisasi kelistrikan diubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau menjadi PLN Eksploitasi I.

Pada tahun 1965, BTU PLN dibubarkan dengan peraturan menteri No. PU No 9/PRT/64 dan dengan peraturan mentri no. 1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja menjadi 15 kesatuaan daerah Eksploitasi I. Sumatera Utara tetap menjadi daerah Eksploitasi I.

Dari Eksploitasi I menjadi Eksploitasi II sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Eksploitasi Sumatera Utara tersebut, maka dengan keputusan Presiden Direksi PLN no. KPTS 009/ Dir PLN/ 66 tanggal 14 april 1966, PLN Eksploitasi I dibagi menjadi 4 dan satu sektor Medan, Binjai, Sibolga dan Siantar. PLN sibolga ini membawahi PLN Nias.

Pada tahun 1985 beroperasi 2 buah PLTD di gunung Sitoli untuk memenuhi kebutuhan listrik di pulau Nias dengan kapasitas terpasang masing-masing 560 kW dan daya mampu masing-masing 350 kW.

PLN Nias berada di bawah naungan PLN cabang Sibolga, yaitu PLN Ranting Nias, Kemudian pada akhir tahun 2008 PLN Nias pisah dari PLN cabang Sibolga, dan menjadi PLN cabang Nias, dan memiliki dua ranting yaitu ranting Gunung Sitoli dan ranting Teluk Dalam. Alasan mengapa dibentuknya PLN cabang Nias adalah :


(58)

• Lokasi pulai Nias yang Isolated, terpisah dari Pulau Sumatera

• Rentang Kendali PLN cabang Sibolga yang sangat jauh ke Pulau Nias (± 120 km).

• Tuntutan pelayanan yang semakin tinggi

• Tingginya pertumbuhan konsumsi listrik pasca bencana tsunami dan gempa.

• Memudahkan koordinaasi dengan otoritas daerah setempat.

Adapun sistem ketenagalistrikan pulau Nias ditunjukkan oleh gambar berikut :


(59)

2015

 Pengadaan PLTD kapasitas 1,2 MW Pulau Terluar yang ditempatkan di Nias Selatan kota Teluk Dalam, terdiri dari :

a) PLTD Lasondre 2 × 0,1 MW b) PLTD Tanah Masa 2×0,2 MW c) PLTD Tanah Bala 3×0,2 MW • 2016

 PLN membangun PLTG MPP (Mobile Power Plant) 25 MW di Gunung sitoli yang akan beroperasi Pada Juli 2016.

2017

 Pengadaan PLTMG MPP 25 MW di Nias akan COD (Commercial Operation Date).

2018

 Rencana Pembangunan Transmisi 70 kV Nias – Gunung Sitoli untuk perbaikan penyaluran tenaga listrik di system Nias akan COD.

2.2.2 Profil PLN Cabang Nias

PLN cabang Nias efektif statusnya menjadi cabang Desember 2008 yang memiliki dua unit ranting yaitu ranting Gunug Sitoli dan Ranting Teluk Dalam, sebelum Tahun 2008 kedua ranting ini berada di bawah naungan PN cabang Sibolga. Mengingat daerah Pulau Nias yang secara Geografis sangat jauh dari Kota Sibolga yang selama ini menjadi ranting dari cabgn PLN Sibolga. Desember 2008, dalam rangka meningkatkan pelayanan, direksi PLN menaikan status kelistrikan di Kepulauan Nias dari


(60)

ranting menjadi cabang, dengan wilayah kerjanya meliputi rantng Gunug Sitoli, Ranting Teluk Dalam, PLTD Gunung Sitoli, dan PLTD teluk dalam.

Dalam 2 tahun terakhir, Mei 2009 hingga Desember 2010, PLN Nias sudah menambah kapasitas pembangkitan dengan sistem sewa di 3 lokasi, yaitu teluk dalam 3MW, gunung Sitoli 5MW, Pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) Mowao 4 MW. Penambahan kapasitas ini telah meningkatkan kemampuan pebangkit sndiri yang sebelumnya sudah ada yaitu di Teluk Dalam 2MW, di Gunung Sitoli 6 – 7 MW dan di Pulau Tello 400 KW.

Meningkatnya kapasitas ternyata diikuti dengan peningkatan kebutuhan masyarakat yang terus bertambah. Saat ini jumlah pelanggan sudah mencapai 53.033 meningkat dari 47.000 lebih dua tahun sebelumnya. Pada akhir 2010, kebutuhan listrik sudah mencapai sekitar 15 MW. Meski sudah melakukan peningkatan kapasitas sebesar itu, saat ini, kepulauan Nias baru mencapai rasio elektrifikasi (perbandingan pelanggan PLN dengan jumlah KK) sekitar 40 persen. Artinya 60 persen lagi kebutuhan belum terpenuhi. Angka ini masih jauh di bawah rata – rata elektrifikasi profinsi sumatera utara yang kini sudah mencapai di atas 70%. Berbagai faktor penyebabnya adalah keterbatasan investasi untuk listrik, sulitnya akses ke desa – desa sehingga tidak semua memiliki jalan yang bisa dilalui oleh kendaraan mobilisasi peralatan, listrik desa yang sangat terbatas. Sejauh ini untuk melayani pelanggan baru di daerah seperti ini didanai melalui anggaran APBN.


(61)

2.2.3 Struktur Organisasi PLN Cabang Nias

Struktur Organisasi adalah suatu bentuk kerjasama dari sejumlah orang dalam suatu wadah tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas maka, dapat dikethui posisi tugas dan wewenang setiap tanggung jawab yang diberikan kepada setiap pegawai sehingga tidak terjadi tumpang tindih antar fungsi dari masing –masing bagian. Struktur organisasi yang dianut oleh PLN Nias adalah struktur organisasi garis. Adapun tugas masing – masing adalah sebagai berikut : • Manajer cabang

Manajer Cabang bertanggung jawab mengelola dan melaksanakan kegiatan penjualan tenaga listrik, pelayanan pelanggan, pegoperasian, dan pemeliharaan jaringan distribusi tenaga listrik seluruh Nias, secara efisien dan efektif. Manajer caang membawahi 6 pimpinan yaitu :

o Bagian teknik o Bagian pembangkitn

o Bagian pengukuran dan proteksi

o Bagian Niaga dan Pelayanan Pelanggan o Bagian ADM dan keuangan

o Bagian yang membawahi PLTD (Pembangkit Tenaga Diesel)

• Bagian Teknik

Bagian ini bertugas untuk mengkordinasi perencnaan, pengoperasian dan pemeliharaan sarana pendistribusian tenaga listrik yang efektif dan efisien dengan mutu yang baik.


(62)

Bagian ini menjaga, memeriksa jaringan agar distribusi listrik tetap terjaga, mengukur rangkaian jaringan, sambungan untuk pelanggan, selain menjaga jaringan tegangan tinggi, tegangan menengah dan menjaga untuk pembatasan.

• Bagian Niaga dan Pelayanan Pelanggan

• Bagian ini bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan penyusunan perkiraan kebutuhan tenaga listrik, penjualan tenaga listrik, penyuluhan dan survei data pelanggan tenaga listrik di wilayah kerjanya • Bagian ADM dan Keuangan

Bagian keuangan bertanggung jawab untuk mengkoordinirkan pengelolaan anggaran, keuangan, perpajakan, dan asuransi sesuai dengan prinsip – prinsip manajemen dan membuat laporan keuangan dan akutansi yang akurat dan tepat waktu.

2.3 Data

Data adalah sesuatu yang diketahui dari berbagai hal atau kejadian secara nyata atau merupakan hasil pengamatan. Data terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Berdasarkan Sifat

• Data Kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka dan lebih bersifat pernyataan.

• Data Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka-angka. 2. Berdasarkan Sumber

• Data Internal adalah data yang menggambarkan keadaan suatu perusahaan atau organisasi.


(63)

• Data Eksternal adalah data yang menggambarkan keadaan di luar suatu organisasi yang dapat mempengaruhi hasil kerja organisasi tersebut.

3. Berdasarkan Cara Memperoleh

• Data Primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan atau suatu organisasi secara langsung dari hasil pengamatan objek yang diteliti.

• Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui suatu pihak atau organisasi baik dari publikasi maupun permintahan kepada perusahaan yang berwenang atas pengumpulan data tersebut.

4. Berdasarkan Waktu Pengumpulan

• Data Cross Section adalah data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu saja (at a point of time).

• Data Berkala (time series) adalah data yang dikumpulkan pada rentang waktu tertentu untuk menggambarkan pertumbuhan suatu objek.

2.4 Klasifikasi Pola Data Berkala (Time Series)

Pada klasifikasi pola data time series terbagi menjadi empat jenis yang memiliki karakteristik berbeda, yaitu:

1. Random (Stationer)

Pola acak yang yang disebabkan oleh peristiwa yang tidak dapat diprediksi atau tidak beraturan, seperti perang, pemilu, longsor maupun bencana alam lainnya.


(64)

2. Tren (Trend)

Pola perkembangan data ini membentuk karakteristik yang mendekati garis linier. Naik turunnya gradient menunjukkan adanya peningkatan dan penurunan nilai data berdasarkan waktu.

3. Musiman (Seasonality)

Pola yang terbentuk karena terdapat pola kebiasaan dari data dalam suatu periode kecil sehingga menghasilkan grafik yang serupa pada jangka waktu tertentu secara berulang-ulang.

4. Siklis (Cycle)

Pola yang memiliki karakteeristik mirip seperti pola musiman, namun memiliki periode perulangan yang lebih panjang. Berikut Gambar 2.1 merupakan klasifikasi pola data berkala.

Gambar 2.4 Pola Data Berkala (Time Series) (Sumber: PT PLN (Persero), 2014)


(65)

2.5 Prakiraan Beban Listrik

Prakiraan atau peramalan adalah suatu dugaan atau perkiraan atas terjadinya peristiwa di waktu yang akan datang. Ramalan beban listrik merupakan alat yang penting dan digunakan untuk memastikan bahwa energi yang disediakan oleh penyedia (PLN) memenuhi beban ditambah dengan rugi energi pada sistem. Ramalan dapat memiliki sifat kualitatif atau kuantitatif seperti pada penjelasan mengenai data sebelumnya. Ramalan kuantitatif terbagi menjadi dua yaitu ramalan tunggal (point forecast) dan ramalan selang (interval forecast).

Menurut S.A.Soliman (2010:15), peramalan beban listrik berdasarkan jangka waktu terbagi menjadi tiga kategori, yaitu:

1. Long-range forecasting (peramalan jangka panjang) digunakan untuk memprediksi beban hingga 50 tahun ke depan sehingga perencanaan pengembangan dapat difasilitasi.

2. Medium-range forecasting (peramalan jangka menengah) digunakan untuk memprediksi beban mingguan, bulanan, dan beban puncak tahuanan hingga 10 tahun ke depan sehingga perencanaan operasional yang efisien dapat dilakukan.

3. Short-range forecasting (peramalan jangka pendek) digunakan untuk memprediksi beban hingga seminggu ke depan yang dilakukan setiap harinya.

Ketiga jenis peramalan beban listrik tersebut memiliki perbedaan pada metode yang digunakan. Selain itu, ketersedian data juga mempengaruhi jenis peramalan beban listrik yang akan digunakan.


(66)

2.6 Metode Prakiraan Beban Listrik

Keluaran dari peramalan beban umumnya berupa perkiraan penjualan energi tahunan. Penyedia energi listrik biasanya memperkirakan penjualan energi tahunan pertama dan penggunaan penjualan energi dalam menentukan perkiraan permintaan beban puncak tahunan. Terdapat tiga metode yang digunakan dalam peramalan beban energi listrik, yaitu metode ekonometrik (econometric regression analysis), metode saturasi terapan (appliance saturation method), dan metode penggunaan energi akhir (end-use energy method).

2.6.1 Metode Ekonometrik (Econometric Regression Analysis)

Analisis regresi ekonometrik adalah metode yang menggunakan histori energi tahunan dan data ekonomi untuk menentukan elastisitas pelanggan. Elastisitas adalah ukuran bagaimana pelanggan akan mengubah pola pembelian dalam menanggapi perubahan harga, kenyamanan, keandalan, serta faktor lainnya. Berdasarkan elastisitas pelanggan, dan dengan asumsi bahwa elastisitas ini tidak berubah dari waktu ke waktu maka perkiraan energi dapat dibuat. Metode ini secara luas diterapkan pada peramalan konsumsi energi listrik (kilowatt-jam) (Pindyck, 1976:169).

2.6.2 Metode Saturasi Terapan (Appliance Saturation Method)

Metode saturasi terapan adalah jenis metodologi "teknik" dengan melakukan survei penelitian beban untuk menentukan jumlah pelanggan menggunakan alat tertentu (misalnya, sentral ac) dan jumlah energi tahunan yang dikonsumsi oleh alat tersebut. Berdasarkan perkiraan jumlah


(67)

peralatan yang diharapkan di masa depan, dan perkiraan penggunaan energi tahunan per alat akan berubah maka perkiraan beban energi dibuat. Metode ini umumnya digunakan untuk meramalkan penjualan energi sektor perumahan (Pindyck, 1976:169).

2.6.3 Metode Penggunaan Energi Akhir (End-Use Energy Method)

Metode penggunaan energi akhir mirip dengan metode saturasi alat, tetapi penggunaan alat menjadi dasar ramalan pada metode saturasi alat, sedangkan metode penggunaan energi akhir menggunakan histori penggunaan terakhir sebagai dasar peramalan. Sebenarnya pendekatan ini lebih akurat namun sangat sensitif terhadap data acuan konsumen dan minim data historis beban. Misalnya, metode ini dapat digunakan untuk meramalkan sektor komersial (Pindyck, 1976:169).

2.7 Prakiraan Beban Listrik dengan Metode Ekonometrik

Ekonometrika adalah hasil dari suatu tinjauan tertentu tentang peran ilmu ekonomi, mencakup aplikasi statistik matematik atas data ekonomi guna memberikan dukungan empiris terhadap model yang disusun berdasarkan matematika ekonomi serta memperoleh hasil berupa angka-angka. Metode ekonometrik menggunakan analisis regresi untuk mendapatkan model yang digunakan dalam peramalan beban listrik.

Prakiraan kebutuhan energi listrik dengan metode ekonometrik didasarkan pada historis data untuk mendapatkan model matematis baik berupa model linier maupun log-linier. Pada umumnya untuk prakiraan beban listrik sering digunakan model log-linier karena angka yang


(68)

dihasilkan lebih sederhana. Tujuan peramalan beban listrik dengan ekonometrik adalah untuk meramalkan penjualan listrik berdasarkan perkiraan makroekonomi. Variabel makroekonomi antara lain produk domestik regional bruto (PDRB), jumlah konsumsi energi listrik, jumlah penduduk (demografi) dan tarif tenaga listrik.

2.7.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Energi Listrik

Dalam penelitian ini akan digunakan tiga faktor yang dianggap mempengaruhi kebutuhan energi listrik yang akan datang. Faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi yaitu produk domestik regional bruto (PDRB), jumlah pelanggan listrik, dan tarif tenaga listrik (TTL).

a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah. Adapun PDRB sesuai kelompok tarif terbagi menjadi empat, yaitu PDRB kelompok rumah tangga (total without oil, gas & product), PDRB kelompok komersial (construction, trade, restaurant, hotel, transportation, communication, finance, rent of build, and business service), PDRB

kelompok publik (services), dan PDRB kelompok industri (mining, quarriying, manufacturing industries, electric, gas, and water supply).


(69)

b. Jumlah Pelanggan Listrik

Pada data statistik PLN, menyebutkan bahwa pelanggan terbagi menjadi : - Kelompok rumah tangga, adalah penjumlahan golongan tarif S-1, R-1,

R-2, dan R-3.

- Kelompok bisnis atau komersial, adalah penjumlahan golongan tarif B-1, B-2, B-3, T ( Traksi / PT KAI ), C ( Pemegang izin usaha ketenagalistrikan ), M ( Multiguna, Pelayanan dengan kualitas khusus). - Kelompok industri, adalah penjumlahan golongan tarif I-1, I-2, I-3, dan

I-4

- Kelompok sosial, adalah penjumlahan golongan tarif S-2 dan S-3. - Kelompok gedung kantor pemerintah, adalah penjumlahan golongan

tarif P-1 dan P-2.

- Kelompok penerangan jalan umum, adalah golongan tarif P-3.


(70)

Pada perhitungan digunakan empat golongan pelanggan, yaitu rumah tangga, komersial, industri, dan publik (kelompok gedung kantor pemerintah dan penerangan jalan umum).

c. Tarif Tenaga Listrik

Penentuan tarif tenaga listrik (TTL) telah diatur dan ditentukan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2011 tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT Perusahaan Listrik Negara. Dalam peraturan tersebut, menyatakan bahwa tarif tenaga listrik yang disediakan oleh PT PLN dinyatakan dalam Tarif Dasar Listrik berdasarkan Golongan Tarif Dasar Listrik.

2.7.2 Model Regresi Linier

Regresi linier menurut Gurajati (2006) adalah kajian terhadap hubungan satu variabel yang disebut sebagai variabel yang diterangkan (the explained variable atau variabel tergantung) dengan satu atau dua variabel yang menerangkan (the explanatory atau variabel bebas). Jika variabel bebas lebih dari satu, maka analisis regresi disebut regresi linier berganda. “Harus selalu dicamkan bahwa regresi tidak selalu menyiratkan hubungan sebab-akibat. Hubungan sebab-akibat harus dilandasi, atau

disimpulkan, dari teori yang mendasari fenomena yang diuji secara

empiris”. (Gujarati, 2006:116).

Pada perhitungan peramalan listrik ini digunakan empat variabel yang terdiri dari satu variabel terikat atau tak bebas dan tiga variabel


(71)

bebas, sehingga untuk mendapatkan model ekonometrik digunakan analisis linier berganda dengan menggunakan model log-linier.

Ada 4 buah indikator yang bisa digunakan untuk indikator keberhasilan dari model regresi, yakni :

1. Ketetapan penaksiran parameter �0

2. Ketetapan penaksiran parameter �1

3. Ketetapan penaksiran Y

4. Kedudukan hubungan (korelasi) antara variabel x variabel Y

2.7.3 Regresi Linier Berganda

Dalam banyak kasus, satu variabel bebas tidak sepenuhnya dapat

menjelaskan besar konsumsi energi listrik, sehingga diperlukan regresi berganda dimana beberapa faktor dapat mempengaruhi variabel tergantung. Regresi berganda merupakan perkembangan dari regresi tunggal. Regresi berganda ditulis dalam notasi matriks, namun mirip dengan regresi tunggal. Pada jenis regresi ini, terdapat Yi sebagai variabel tak bebas pada data tahun

ke-i yang diramalkan dalam kasus ini adalah konsumsi energi listrik. Xi1, Xi2,

dan Xi3 sebagai variabel bebas pada data tahun ke-i. �0, �1, �2, dan �3 sebagai

koefisien regresi.

Pada Persamaan (2.1) berikut menunjukkan rumus untuk regresi

berganda, dimana Yi adalah konsumsi energi listrik (GWh), Xi1 adalah PDRB,

Xi2 adalah jumlah pelanggan listrik, dan Xi3 adalah tarif tenaga listrik, yang

dapat dituliskan sebagai berikut: (Gujarati, 2006:181)


(72)

Dimana, � adalah kesalahan antara nilai aktual dan nilai prediksi dari varabel tak bebas. Untuk mengetahui besar nilai koefisien regresi dapat digunakan metode kuadrat terkecil pada Persamaan (2.2) dengan meminimumkan bentuk kuadrat, sebagai berikut :

�= �� εi2

�=1 =∑

�=1 (��−�0−�1��1−�2��2−�3��3)2��=1 (2.2)

Nilai minimum diperoleh dengan mencari turunan J terhadap �0, �1, �2, dan �3 yang menghasilkan Persamaan (2.3) dengan mengubah �0,

�1, �2, dan �3 dengan penaksirnya b0, b1, b2, dan b3. ��/��0 = −2Σ(��−�0−��1��1 −�2��2 −�3��3) = 0

��/��1 = −2Σ(��−�0− ��1��1 −�2��2 −�3��3)��1 = 0 (2.3)

��/��2 = −2Σ(��−�0− ��1��1 −�2��2 −�3��3)��2 = 0

��/��3 = −2Σ(��−�0− ��1��1 −�2��2 −�3��3)��3 = 0

Sehingga dapat disederhanakan menjadi Persamaan (2.4), berikut (Gujarati, 2006:185):

��0 + �1��1 + �2��2 + �3��3 = ��

�0��1 + �1��12 + �2��1��2 + �3��1��3 = ����1 (2.4)

�0��2 + �1��1��2 + �2��22 + �3��2��3 = ����2 �0��3 + �1��1��3 + �2��2��3 + �3��32 = ����3

Untuk mempermudah perhitungan dapat menggunakan matriks yang dapat dituliskan menjadi Persamaan (2.5) berikut :


(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 LATAR BELAKANG ... 1

1.2 PERUMUSAN MASALAH ... 3

1.3 BATASAN MASALAH ... 3

1.4 TUJUAN ... 4

1.5 MANFAAT ... 4

1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 KONDISI GEOGRAFIS PULAU NIAS ... 6

2.2 KONDISI KETENAGALISTRIKAN PULAU NIAS ... 8

2.2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Cabang Nias ... . 8

2.2.2 Profil PLN Cabang Nias ... 12

2.2.3 Struktur Organisasi PLN Cabang Nias ... 14

2.3 DATA ... 15

2.4 KLASIFIKASI POLA DATA BERKALA (TIME SERIES) ... 16

2.5 PRAKIRAAN BEBAN LISTRIK ... 18

2.6 METODE PRAKIRAAN BEBAN LISTRIK ... 19


(2)

2.6.2 Metode Saturasi Terapan ... 19

2.6.3 Metode Penggunaan Energi Akhir ... 20

2.7 PRAKIRAAN BEBAN LISTRIK DENGAN METODE EKONOMETRIK ... 20

2.7.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Listrik ... 21

2.7.2 Model Regresi Linier ... 23

2.7.3 Regresi Linier Berganda ... 24

2.7.4 Model Log Linier ... 26

2.8 PERAMALAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK PER SEKTOR PELANGGAN ... 27

2.8.1 Sektor Rumah Tangga ... 27

2.8.2 Sektor Komersil ... 29

2.8.3 Sektor Publik ... 31

2.8.4 Sektor Industri ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34

3.1 Tempat dan Waktu ... 34

3.2 Bahan dan Peralatan ... 34

3.3 Pelaksanaan Penelitian ... 34

3.4 Variabel yang Diamati ... 34

3.5 Prosedur Penelitian ... 36

3.5.1 Studi Literatur ... 36

3.5.2 Tahap Pengambilan Data ... 37

3.5.3 Tahap Pengolahan Data ... 38

3.5.4 Tahap Analisis Data ... 39

3.6 Diagram Alir Penelitian ... 40

BAB IV HASIL DAN ANALISIS ... 41

4.1 Analisa Rasio Elektrifikasi ... 41

4.2 Analisa Prakiraan Kebutuhan Energi Listrik ... 44

4.2.1 Analisa Prakiraan Sektor Rumah Tangga ... 45


(3)

4.2.2 Analisa Prakiraan Sektor Komersil ... 48

4.2.3 Analisa Prakiraan Sektor Publik ... 52

4.2.4 Analisa Prakiraan Sektor Industri ... 56

4.2.5 Analisa Prakiraan Total Kebutuhan Energi Listrik ... 59

4.3 Analisa Penyediaan Listrik Dan Neraca Daya ... 62

4.3.1 Analisa Penyediaan Listrik 2011-2015 ... 62

4.3.2 Analisa Prediksi Penyediaan Listrik 2016-2021 ... 64

4.3.2 Analisa Prediksi Penyediaan Listrik 2016-2021 ... 67

4.4. Analisa Grafik Kebutuhan Energi Listrik ... 69

4.4.1 Analisa Grafik Sektor Rumah Tangga ... 69

4.4.2 Analisa Grafik Sektor Komersil ... 71

4.4.3 Analisa Grafik Sektor Publik ... 73

4.4.4 Analisa Grafik Sektor Industri ... 75

4.4.5 Analisa Grafik Total Kebutuhan Energi Listrik ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 79

5.1. Kesimpulan ... 79

5.2 Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Letak Pulau Nias di Provinsi Sumatera Utara ... 6

Gambar 2.2 Pulau Nias Berdasarkan Wilayah Kabupaten dan Kota ... 7

Gambar 2.3 Sistem Ketenagalistrikan Pulau Nias ... 11

Gambar 2.4 Pola Data Berkala (Time Series) ... 17

Gambar 2.5 Penggolongan Pelanggan Listrik PLN ... 22

Gambar 3.1 Blok Diagram Proses Pengolahan Data ... 38

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian ... 40

Gambar 4.1 Grafik Rasio Elektrifikasi Area Nias (2011-2015) ... 43

Gambar 4.2 Grafik Konsumsi Energi Listrik Sektor Rumah Tangga Area Nias Tahun 2011 hingga 2015 ... 69

Gambar 4.3 Grafik Prediksi Kebutuhan Energi Listrik Sektor Rumah Tangga Area Nias Tahun 2016 hingga 2021 ... 69

Gambar 4.4 Grafik Konsumsi Energi Listrik Sektor Komersil Area Nias Tahun 2011 hingga 2015 ... 71

Gambar 4.5 Grafik Prediksi Kebutuhan Energi Listrik Sektor Komersil Area Nias Tahun 2016 hingga 2021 ... 71

Gambar 4.6 Grafik Konsumsi Energi Listrik Sektor Publik Area Nias Tahun 2011 hingga 2015 ... 73

Gambar 4.7 Grafik Prediksi Kebutuhan Energi Listrik Sektor Publik Area Nias Tahun 2016 hingga 2021 ... 73


(5)

Gambar 4.8 Grafik Konsumsi Energi Listrik Sektor Industri Area Nias

Tahun 2011 hingga 2015 ... 75 Gambar 4.9 Grafik Prediksi Kebutuhan Energi Listrik Sektor Industri

Area Nias Tahun 2016 hingga 2021 ... 75 Gambar 4.10 Grafik Total Konsumsi Energi Listrik Semua Sektor

Area Nias Tahun 2011 hingga 2015 ... 77 Gambar 4.11 Grafik Prediksi Total Konsumsi Energi Listrik Semua Sektor


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Jumlah Pelanggan dan Jumlah Rumah Tangga

di Pulau Nias ... 41

Tabel 4.2 Nilai Rasio Elektrifikasi Pulau Nias (2011-2015) ... 43

Tabel 4.3 Data Konsumsi Listrik per Sektor Pelanggan dan Konsumsi Total Cabang Nias ... 44

Tabel 4.4 Data Kapasitas Terpasang dan Kapasitas Mampu Cabang Nias. ... 44

Tabel 4.5 Data PDRB Rumah Tangga dan PDRB Industri ... 44

Tabel 4.6 Data Hasil Prediksi Kebutuhan Energi Listrik Pelanggan per Sektor dan Kebutuhan Total Pelanggan ... 61

Tabel 4.7 Data Jumlah Energi Dibangkitkan, Disalurkan dan Pemakaian Sendiri ... 62

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Jumlah Penyediaan Listrik dan Susut Energi ... 63

Tabel 4.9 Data Jumlah kWh Terjual dan Jumlah Peneyediaan Listrik ... 64

Tabel 4.10 Hasil Prediksi Kebutuhan Total Pelanggan di Pulau Nias ... 64

Tabel 4.11 Hasil Prediksi Kebutuhan Total Pelanggan dan Hasil Prediksi Jumlah Penyediaan Listrik di Pulau Nias ... 66

Tabel 4.12 Data Jumlah Daya Dibangkitkan, Daya Mampu, Beban Puncak ... 67

Tabel 4.13 Data Neraca Daya Pulau Nias ... 68