Strategi Pemasaran pada“Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa Barat

STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” GURIH 7
BOGOR, JAWA BARAT

DINA MAILINA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Strategi Pemasaran
“Rumah Talas”Gurih 7 Bogor, Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, April 2014

Dina Mailina
NIM H34100050

i

ABSTRAK
DINA MAILINA. Strategi Pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa Barat.
Dibimbing oleh WAHYU BUDI PRIATNA.
“Rumah Talas” Gurih 7 merupakan perusahaan pionir yang memproduksi
produk olahan tepung talas seperti talas rol, lapis talas, brownies, dan masih
banyak lainnya sebagai oleh-oleh khas Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan, menganalisis alternatif
strategi dan merekomendasikan alternatif strategi. Penelitian menggunakan
matriks SWOT . Hasil penelitian menunjukkan kondisi internal perusahaan yaitu
tekstur produk, keragaman produk, lokasi perusahaan, inovasi, mutu produk,
saluran distribusi, tampilan produk, promosi, kuantitas produk, produk yang
dipajang, harga produk, dan sertifikasi produk. Penelitian juga menunjukkan
kondisi eksternal perusahaan yaitu pengeluaran penduduk, pertumbuhan

penduduk, daerah wisata, perkembangan teknologi, kekuatan tawar menawar
pemasok, produk substitusi, hambatan masuk industri, tingkat persaingan, dan
kekuatan tawar menawar pembeli. Hasil analisis SWOT menghasilkan sepuluh
alternatif strategi.
Kata kunci: Gurih 7, “Rumah Talas”, Strategi Pemasaran, SWOT

ABSTRACT
DINA MAILINA. Marketing Strategy “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, West Java.
Supervised by WAHYU BUDI PRIATNA.
“Rumah Talas” Gurih 7 is a First Company that produced taro product like
taro roll, layered cake, brownies, and etc as souvenirs of Bogor. The study aimed
to identify the internal and external factors, analyzing alternatif strategy, and
recommends alternative strategic. Research using the SWOT matrix. The result
show that the company’s internal condition of product texture, product diversity,
location, inovation, product quality, distributive channel, product display,
promotion, product quantity, price, and product certification. Research also show
the company’s external condition which pending population, increasing
population, tourist areas, development of technology, bargaining power of
suppliers, subtitution product, increasing competition, industry entry barriers, and
strength of buyers. Based on the SWOT analysis produced ten alternatif strategis.

Keywords: Gurih 7, Marketing Strategy, “Rumah Talas”, SWOT

ii

STRATEGI PEMASARAN PADA“RUMAH TALAS” GURIH 7
BOGOR, JAWA BARAT

DINA MAILINA

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
Pada
Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014


iii
Judul Skripsi : Strategi Pemasaran pada“Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa Barat
Nama
: Dina Mailina
NIM
: H34100050

Disetujui oleh

Dr Ir Wahyu Budi Priatna MSi
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Nunung Kusnadi MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:


iv

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2013 ini dengan
judul Strategi Pemasaran Pada “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor, Jawa Barat.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Wahyu Budi Priatna MSi
selaku pembimbing, serta Ibu Dr.Ir.Ratna Winandi, MS dan Ibu Eva Yolyna
Aviny, SP, MM selaku dosen penguji yang telah banyak memberi saran. Di
samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada bapak Heru Setiawan dari
pihak “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor dan Ir Dinar Dahlia Nalan dari pihak
Disperindagkop Kota Bogor yang telah membantu selama pengumpulan data.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga,
dan teman-teman atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, April 2014

Dina Mailina


v

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
KERANGKA PENELITIAN
Kerangka Penelitian Teoritis
Strategi Pemasaran
Analisis Lingkungan Perusahaan
Matriks SWOT

Kerangka Pemikiran Operasional
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Pengumpulan Data
Penentuan Responden
Analisis Data
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Sejarah Pendirian “Rumah Talas”
Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
Struktur Organisasi Perusahaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Lingkungan Perusahaan
Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis Lingkungan Internal
Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan
Analisis Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan)
Analisis Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman)
Analisis Matriks SWOT
SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP

v
vi
vi
vi
1
1
2
3
3
3
3
5
5
5
5

11
11
13
13
13
14
14
14
16
16
17
17
19
19
20
27
30
30
32
33

38
38
38
39
42

vi

DAFTAR TABEL
1 Jenis dan sumber data
2 Matriks SWOT
3 Produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga konstan
kota Bogor tahun 2006-2010
4 Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan Kota Bogor tahun 2008-2012
5 Perkembangan laju inflasi Kota Bogor pada tahun 2008-2012
6 Jumlah penduduk Kota Bogor tahun 2005-2010
7 Matriks SWOT strategi pemasaran "Rumah Talas" Gurih 7 Bogor

13
15

20
21
22
23
34

DAFTAR GAMBAR
1 Langkah-langkah dalam pemasaran
2 Kerangka Pemikiran Operasional strategi pemasaran pada usaha
Rumah Talas Gurih 7 Bogor
3 Struktur organisasi “Rumah Talas” Tahun 2013

6
12
19

DAFTAR LAMPIRAN
1 Daftar harga produk “Rumah Talas” Gurih 7 Bogor
2 Kemasan produk "Rumah Talas" Gurih 7 Bogor

402
413

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Program pemerintah mengenai pelaksanaan program diversifikasi pangan
menyebabkan tingginya minat masyarakat untuk melakukan inovasi bahan pangan
yang ada, sehingga menjadi produk olahan pangan yang dapat menggantikan
beras. Tingginya konsumsi beras menyebabkan Indonesia mengimpor beras untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap produk pangan utama tersebut. Salah
satu bahan pangan alternatif yang saat ini sudah dikembangkan adalah talas.
Tanaman talas menyebar hampir merata di seluruh wilayah Indonesia, meskipun
sentra produksinya terdapat di daerah tertentu. Hal ini disebabkan oleh kesesuaian
lahan dan budaya masyarakat dalam mengembangkan talas tersebut. Sentra
produksi talas di Indonesia adalah Bogor dan Malang. Beberapa daerah lain pun
mampu menghasilkan talas, namun dengan jumlah yang tidak terlalu besar. Data
produksi talas ini belum tercatat dengan lengkap di tingkat nasional (Purwono dan
Heni P 2007).
Kota Bogor telah lama dikenal sebagai daerah penghasil talas, yang lazim
disebut talas Bogor. Talas dikonsumsi sebagai makanan pokok dan makanan
tambahan. Talas mempunyai keragaman bentuk dan rasa umbinya memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi. Umbi, pelepah dan daunnya dapat dimanfaatkan
sebagai bahan makanan, obat, pembungkus, serta pakan ternak (Danuminarja
1978). Pemerintah daerah Bogor memberikan anggaran dana tersendiri bagi
pengembangan produktivitas tanaman yang berbahasa latin Colocasia Esculenia
(L.) Schott ini. Selain menjadi produk pangan alternatif, pengolahan talas ini juga
memberikan kontribusi positif bagi pendapatan kota dan kabupaten Bogor. Kota
Bogor sebagai salah satu tempat wisata ilmiah memberikan peluang untuk
mengembangkan komoditi talas tidak hanya dari aspek hulu (onfarm), tetapi
berpotensi juga di aspek hilir (off farm) khususnya bagi industri makanan. Di
daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah, talas dapat diolah menjadi tepung talas.
Tepung talas inilah yang bisa menjadi bahan baku berbagai jenis makanan.
Tepung talas tersebut dapat diolah menjadi brownies, bolu gulung, hingga lapis
talas.
Salah satu usaha yang memanfaatkan peluang ini adalah usaha “Rumah
Talas” Gurih 7. Usaha ini bergerak di bidang kulinari dengan bahan baku talas
yang merupakan komoditi utama yang berasal dari Bogor. Usaha Rumah Talas ini
juga memiliki pesaing sejenis yang pangsa pasarnya pun tidak diragukan. Produk
subtitusi tersebut seperti lapis surabaya dan masih banyak jenis brownies yang
menggunakan bahan pangan alternatif sebagai bahan bakunya. Selain itu juga
timbulnya usaha sejenis yang berbahan baku talas merupakan barrier tersendiri
pada usaha ini. Strategi pemasaran sangat diperlukan dalam menghadapi
persaingan usaha yang ada. Sehingga mampu bertahan dalam dunia usaha kulinari
secara konsisten.

2
Perumusan Masalah
Konsep paling dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan,
keinginan dan permintaan manusia terhadap sesuatu. Ketiga hal tersebut akan
tercapai apabila ada proses menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk
dengan pihak lain. Trend masyarakat saat ini menginginkan produk yang cepat
saji dan memuaskan. Disamping itu, semakin tingginya pengetahuan dan ilmu
yang dimiliki konsumen menyebabkan tingginya tingkat selektifitas masyarakat
terhadap produk pangan. “Rumah Talas” Gurih 7 adalah salah satu bisnis yang
melakukan hal tersebut. Usaha ini menjadikan talas yang merupakan komoditi
utama Kota Bogor sebagai bahan baku produknya. Usaha ini berdiri sejak
November tahun 2009. Usaha ini pun didorong dari potensi talas sebagai komoditi
alternatif yang bisa dijadikan buah tangan. Produk “Rumah Talas” pun mampu
menjadi pionir olahan tepung talas di Bogor.
Produk “Rumah Talas” memiliki begitu banyak keunggulan, baik dari segi
gizi maupun rasa. Keunggulan lain yang dimiliki usaha ini ialah konsistensinya
dalam memajukan produk tradisional khas Bogor, seperti bolu talas, brownies
talas, talas geulis.Kemudian pelayanan yang ramah dan cepat juga merupakan
keunggulan dari usaha ini.
Posisi perusahaan sebagai pionir usaha tidak menjamin meningkatnya
konsistensi perusahaan dalam persaingan. Hal ini sesuai mengingat usaha kulinari
dengan bahan baku talas sudah mulai menjamur. Bahkan pesaing usaha ini
memiliki pangsa pasar tersendiri. Penurunan konsumen sebanyak hampir 60%
menyebabkan perusahaan mengalami penurunan terutama dari segi laba. Bahkan
produk “Rumah Talas” kalah saing dengan produk baru “LBS” yang merupakan
brand baru. Merupakan hambatan tersendiri pada usaha Rumah Talas Gurih 7
dalam memasarkan produknya kedepan, terutama dalam mempertahankan
konsistensinya dalam menghadapi persaingan usaha.
Strategi pemasaran merupakan alat yang sangat penting dalam mencapai
keunggulan bersaing. Selain itu, strategi pemasaran juga mempunyai peranan
penting dalam mencapai keberhasilan suatu usaha. Pihak manajemen sebagai
pengambil keputusan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menentukan
dan menetapkan strategi pemasaran yang paling sesuai bagi perusahaan. Menurut
Kotler (1996), tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan
dan keinginan pelanggan sasaran. Kegiatan pemasaran itu terdiri dari unsur
pemasaran (segmentatiton, targetting dan positioning) dan bauran pemasaran
(product, price, place, promotion, people, process dan phisyc). Sedangkan faktorfaktor yang mempengaruhi strategi pemasaran pada suatu perusahaan adalah
faktor ekternal dan faktor internal dari perusahaan tersebut. Faktor-faktor tersebut
dapat membantu melancarkan usaha yang sedang dilakukan oleh perusahaan
dalam mencapai tujuan.
Dari uraian diatas, masih terdapat kendala dalam strategi pemasaran Rumah
Talas Gurih 7 ini, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1) Mengapa produk “Rumah Talas” kalah saing dengan produk merek “LBS”?
2) Faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang menjadi kekuatan dan
kelemahan serta peluang dan ancaman bagi usaha Rumah Talas Gurih 7?
3) Bagaimana rancangan strategi yang tepat dalam menghadapi persaingan usaha
sejenis kedepannya?

3
Tujuan Penelitian
Berbasiskan latar belakang dan perumusan masalah yang ada, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1) Menganalisis penyebab kemunduran “Rumah Talas” terhadap produk “LBS”.
2) Menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang menjadi
kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman bagi usaha Rumah Talas
Gurih 7.
3) Membuat rancangan strategi pemasaran bagi usaha Rumah Talas Gurih 7
dalam menghadapi persaingan usaha di daerah Bogor.
Manfaat Penelitian
Berbasiskan latar belakang dan perumusan masalah, maka manfaat
penelitian ini adalah:
1) Bagi penulis, hasil penelitian mampu memberikan pemahaman dan
pengetahuan baru mengenai strategi pemasaran yang ada guna
mengembangkan usaha yang telah dirintis.
2) Bagi perusahaan, hasil penelitian diharapkan mampu memberikan kontribusi
terutama dalam mempertahankan konsistensi usaha saat menjamurnya usaha
sejenis dan ketika usaha dalam kondisi menurun.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dibatasi dengan hanya mengkaji strategi pemasaran yang telah
dijalankan usaha Rumah Talas Gurih 7 ini. Kemudian memberikan alternatif
pemecahan masalah persaingan yang ada melalui pendekatan matriks SWOT.
Untuk implementasinya, diberikan kepada pihak manajemen Rumah Talas Gurih
7 sebagai pengambil keputusan akhir.

TINJAUAN PUSTAKA
Berbasiskan ketahanan pangan yang ada, maka diversifikasi produk pangan
non beras saat ini mulai digalakkan. Namun, minat dan mindset masyarakat yang
agak sulit diubah menyebabkan produk diversifikasi pangan ini hanya dijadikan
makanan selingan. Selain itu, makin maraknya usaha sejenis menyebabkan
masyarakat semakin jenuh. Mengingat produk olahan yang diperoleh mengalami
stagnansi. Berbasiskan penelitian terdahulu yaitu analisis strategi pemasaran
produk brownies kukus amanda, usaha ini menggunakan bauran pemasaran 4P.
Hal ini sesuai dengan pengaruh faktor internal dan eksternal pada usaha brownies
(Sartika 2008)
Pada pendekatan bauran pemasaran yang telah dijelaskan diatas,
sebenarnya usaha “Rumah Talas” ini perlu menekankan pemenuhan tingkat
permintaan yang ada. Usaha ini masih belum bisa memenuhi permintaan
konsumen yang ada. Padahal daerah Bogor sendiri merupakan sentra talas terbesar

4
di Indonesia. Hal ini mungkin juga disebabkan oleh kelompok tani talas yang
masih belum siap dalam menghadapi peningkatan produktivitas saat ini. Sebab itu
diperlukan permodalan kelembagaan yang kuat guna menopang produktivitas
petani. Sehingga petani mampu memenuhi permintaan industri hilir kedepannya
(Maflahah 2010).
Dari sisi lain, kurangnya promosi serta peningkatan dari segi pemasaran
yang ada menyebabkan produk “Rumah Talas” kalah bersaing dengan produk
merek lainnya. Diperlukan pemecahan permasalahan pemasaran ini melalui
pendekatan strategi yang ada. Berbasiskan penelitian analisis bauran pemasaran
restoran gumati disebutkan, strategi yang tepat untuk mencapai fokus pemilihan
strategi bauran pemasaran restoran Bukit Gumati Batutulis yaitu dengan
menerapkan alternatif strategi bauran pemasaran yang lebih fokus pada periklanan
dan dapat dipadukan dengan promosi penjualan (Sari 2011).
Pada Restoran Ayam Goreng Fatmawati Cilandak Town Square. Untuk
mengetahui strategi bauran pemasaran yang diterapkan oleh Restoran Ayam
Goreng Fatmawati di Cilandak Town Square, pihak manajemen restoran harus
mengidentifikasikan faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal sebelum
merumuskan alternatif-alternatif strategi pemasaran yang dapat dijalankan di masa
yang akan datang. Perumuskan alternatif strategi bauran pemasaran bisa
menggunakan alat analisis yang terdiri dari tiga tahap, yaitu Matriks IFE, Matriks
EFE, Matriks IE, dan Matriks SWOT. Tahap terakhir, yaitu tahap keputusan
menggunakan QSPM. Hasilnya diperoleh bahwa strategi bauran pemasaran yang
digunakan pada Restoran Ayam Goreng Fatmawati Cilandak Town Square
menggunakan bauran pemasaran yang terdiri dari 4P, yaitu strategi strategi
produk, strategi harga, strategi tempat, dan strategi promosi (Anggraeni 2004).
Formulasi strategi yang dilakukan pada restoran inilah yang menjadi basis
pembuatan strategi pemasaran pada “Rumah Talas” Gurih 7.
Lingkungan internal dan eksternal perusahaan memang sangat
berpengaruh bagi strategi pemasaran. Melalui hal tersebut, bisa diketahui
kelebihan dan kelemahaan perusahaan. Karenanya, “Rumah Talas” Gurih 7 perlu
mengetahui keadaan lingkungan usahanya baik dalam lingkungan internal
maupun eksternalnya. Hal ini terefleksi jelas pada analisis pengembangan usaha
yoghurt Dafarm. Pada analisis dijelaskan bahwa lingkungan Dafarm terbagi
menjadi lingkungan internal dan eksternal. lingkungan internal Dafarm terdiri dari
kekuatandan kelemahan. Kekuatan utama yang dimiliki Dafarm yaitu produk
bersertifikathalal dan memiliki mutu yang relatif baik. Kelemahan utama Dafarm
adalah produk belum memiliki izin dari BPOM dan labelisasi kemasan yang
belum lengkap.Sedangkan pada lingkungan eksternal faktor yang menjadi peluang
utama untuk Dafarm adalah permintaan produk yang belum seluruhnya terpenuhi,
dan faktor yang menjadi ancaman utama bagi usaha yoghurt yang dijalankan oleh
Dafarm yaitu potensi persaingan industri yoghurt yang cukup tinggi (Syafrul
2010).

5

KERANGKA PENELITIAN
Kerangka Penelitian Teoritis
Pemasaran dipandang sebagai fungsi bisnis yang bertugas untuk mengenali
kebutuhan dan keinginan pelanggan, menentukan pasar sasaran mana yang
dilayani dengan sebaik-baiknya oleh perusahaan serta menetapkan strategi
pemasaran yang akan dilakukan oleh perusahaan agar tujuannya tercapai dengan
baik.
Strategi Pemasaran
Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk
mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan organisasi dalam
menghadapi tantangan dan ancaman yang dihadapi dan potensial untuk dihadapi
di masa mendatang oleh organisasi. Strategi erat kaitannya dengan keputusan
arah bisnis organisasi dan alokasi sumber daya di antara bisnis yang dimasukinya
apabila organisasi tersebut memasuki lebih dari satu industri. Pada dasarnya
strategi digunakan untuk memenuhi tiga tujuan organisasi diantaranya adalah
sebagai pendukung untuk pengambilan keputusan, sarana koordinasi dan
komunikasi dapat dijadikan sebagai konsep.
Pemasaran merupakan suatu proses sosial yang didalamnya terdiri dari
individu maupun kelompok yang memiliki kebutuhan dan menginginkannya
dengan cara menciptakan, menawarkan dan secara bebas menukarkan produk
yang bernilai dengan pihak lain. Menurut Kotler dan Armstrong (1996), konsep
paling dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan, keinginan dan
permintaan manusia. Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kehilangan.
Keinginan adalah bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan
kepribadian individual. Sedangkan permintaan adalah keinginan akan produk
yang spesifik yang didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk
membelinya.
Strategi pemasaran adalah strategi yang disatukan, luas, terintegrasi dan
komprehensif yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan dari perusahaan
dapat dicapai melalui pelaksanaan pemasaran yang tepat oleh organisasi.
Perusahaan mampu memutuskan pelanggan mana yang akan dilayaninya
(segmentasi dan penetapan target) dan cara perusahaan melayaninya (positioning).
Kemudian, perusahaan merancang bauran pemasaran yang terdiri dari 4P yaitu
Product, Price, Place, Promotion. Perumusan strategi pemasaran didasarkan pada
analisis yang menyeluruh terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan eksternal
dan lingkungan internal perusahaan.
Analisis Lingkungan Perusahaan
Analisis keberadaan suatu perusahaan tidak terlepas dari pengaruh
lingkungan. Lingkungan perusahaan mengalami perubahan yang cukup drastis
dan dinamis yang mengakibatkan persaingan yang ketat antara perusahaan. Untuk
dapat berkembang atau setidak-tidaknya dapat bertahan pada kondisi lingkungan
yang selalu berubah, pihak manajemen dituntut untuk dapat membuat
perencanaan yang matang baik rencana jangka pendek maupun rencana jangka
panjang untuk mencapai tujuan perusahaan.

6
Analisis lingkungan secara sistematis dan efektif juga membantu perencana
strategi untuk mengembangkan sistem pencegahan dini untuk menghindari
ancaman atau mengembangkan strategi yang dapat mengubah ancaman menjadi
keuntungan bagi perusahaan. Analisis ini juga bertujuan agar manajer perusahaan
memiliki kemampuan untuk dapat meramalkan perubahan yang mungkin terjadi,
sehingga dapat mengantisipasi perubahan tersebut. Lingkungan perusahaan dibagi
menjadi dua, yaitu lingkungan internal dan eksternal.
1) Lingkungan Internal Perusahaan
Analisis internal perusahaan dikenal juga dengan nama analisis profil
perusahaan. Analisis lingkungan internal dilakukan untuk mengamati
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Kekuatan merupakan
potensi yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat digunakan untuk
memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang muncul dari luar.
Sedangkan kelemahan adalah segala keterbatasan dan kekurangan yang
dimiliki oleh perusahaan dan harus terus diperbaiki agar perusahaan mampu
bersaing di pasar.
Faktor faktor yang diperhatikan dalam aspek pemasaran adalah unsur
pemasaran STP (segmentation, targetting dan positioning) dan bauran
pemasaran 4P (product, price, place, promotion). Lingkungan internal terdiri
dari:
a) Unsur pemasaran
Pada pemasaran, penentuan pasar dalam rangka penawaran produk adalah
sesuatu yang penting, karena untuk sukses dipasar yang penuh dengan
persaingan, perusahaan harus menempatkan konsumen ditengah. Terdapat
banyak macam konsumen dengan kebutuhan dan keinginan yang berbedabeda. Sebab itu, perusahaan harus menyesuaikan produk dan program
pemasaran pada kebutuhan pelanggan yang spesifik. Pada pemasaran
terarah, ada tiga langkah yang harus diketahui perusahaan sebelum
memasuki pasar diantaranya adalah segmentasi pasar, mentargetkan pasar
dan memposisikan pasar. Langkah-langkah dalam pemasaran terarah
dapat dilihat pada Gambar 1.

Segmentasi Pasar

Pentargetan
Pasar

1 Mengenali bisnis
untuk membuat
segmen pasar.
2 Mengembangkan
profil dari segmen
yang dihasilkan.

1 Mengembangkan
ukuran daya tarik
segmen
2 Menyeleksi
segmen sasaran.

Gambar 1 Langkah-langkah dalam pemasaran
Sumber: Kotler dan Armstrong (1996)

Posisi Pasar

1

2

Mengembangkan
pemosisian untuk
tiap segmen
pasar.
Mengembangkan
bauran
pemasaran untuk
tiap segmen
sasaran.

7
Gambar 1 menunjukkan tiga langkah besar dalam pemasaran terarah.
Pertama segmentasi pasar (segmentation) adalah membagi pasar menjadi
kelompok pembeli yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan,
karakteristik, ataupun tingkah laku yang mungkin membutuhkan produk
atau bauran pemasaran terpisah. Langkah kedua adalah mentargetkan
pasar (Targetting) yaitu mengevaluasi setiap segmen pasar dan memilih
satu atau beberapa segmen sebagai calon target dengan potensi yang
paling besar untuk dimasuki. Langkah ketiga adalah memposisikan pasar
(Positioning) yaitu menetapkan pemosisian bersaing untuk produk dan
menciptakan bauran pemasaran yang terinci.
b) Bauran pemasaran
Bauran Pemasaran (Marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran
taktis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk
menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran (Kotler dan
Armstrong, 1997). Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang
dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya.
Secara umum, bauran pemasaran menekankan pada pengertian suatu
strategi yang mengintegrasikan produk, harga, promosi dan distribusi,
dimana kegiatan tersebut diarahkan untuk dapat menghasilkan omset
penjualan yang maksimal atas produk yang dipasarkan dengan
memberikan kepuasan pada para konsumen. Bauran pemasaran tersebut
terdiri dari 4p (product, place, price, promotion).
i) Product Mix
Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan kepada konsumen di pasar sasarannya (Kotler dan
Armstrong 1997). Produk juga merupakan segala sesuatu yang dapat
ditawarkan perusahaan untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli,
digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen di pasar sasaran sebagai
pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk
merupakan alat bauran pemasaran yang paling dasar. Produk tersebut
harus memiliki daya saing yang tinggi dibandingkan dengan produk
jasa lainnya. Bauran produk tersebut berupa produk turunan yang
dihasilkan oleh perusahaan.
ii) Price Mix
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk
memperoleh produk, dimana harga merupakan unsur bauran pemasaran
yang bersifat fleksibel. Harga yang bersifat fleksibel artinya dapat
berubah dengan cepat. Harga dapat diartikan sebagai pengeluaran
uang, waktu dan usaha oleh pelanggan untuk membeli dan
mengkonsumsi produk ataupun jasa. Penentuan harga dapat dilakukan
dengan melihat daya beli konsumen dan jumlah yang cukup dalam
menutupi ongkos produksi.
Pada dasarnya manajer harus berhati-hati menentukan harga yang akan
dijual di pasar. Penentuan harga yang tidak tepat akan merugikan bagi
perusahaan, karena harga yang ditentukan harus mampu menutupi
semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan atau bahkan melebihi
agar keuntungan yang diperoleh menjadi semakin besar. Namun,
penetapan harga yang terlalu tinggi mungkin menyebabkan produk

8
menjadi kurang kompetitif dari pada pesaingnya di pasar, pada akhirnya
kondisi tersebut akan merugikan perusahaan. Penetapan harga yang
lebih tinggi dari para pesaing dapat dilakukan apabila produk memiliki
diferensiasi yang kuat dan nilai yang unik dibandingkan para
pesaingnya.
Menurut Kotler dan Armstrong (1996), buram harga dibagi menjadi tiga
yaitu: skimming price, penetration price, dan premium price. Skimming
price, pada penetapan harga ini perusahaan menetapkan harga yang
sama atau mendekati pesaing. Penetration price, pada penetapan harga
ini perusahaan menetapkan harga yang murah dibandingkan pesaing
untuk menstimulasi permintaan. Premium price, pada penetapan harga
ini perusahaan menetapkan harga diatas harga produk pesaing.
iii) Place Mix
Tempat (Place) termasuk aktivitas perusahaan untuk membuat produk
yang ditawarkan kepada konsumen sasaran. Tempat juga merupakan
berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang
dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Keputusan
penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk memberikan jasa
kepada pelanggan melibatkan pemikiran tentang tata cara mengirimkan
atau menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana hal tersebut
akan dilakukan. Saluran distribusi dapat dilihat sebagai kumpulan
organisasi yang saling bergantungan satu dengan lainnya yang terlibat
dalam proses penyediaan sebuah produk/pelayanan untuk digunakan
atau dikonsumsi. Penyampaian dalam perusahaan jasa harus dapat
mencari agen dan lokasi untuk menjangkau populasi yang tersebar luas.
Berbasiskan teori sebagai salah satu variabel marketing mix, place
(distribusi) mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu
perusahaan memastikan produknya, karena tujuan dari distribusi adalah
menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh
konsumen pada waktu dan tempat yang tepat. Dasar pemilihan tempat
bagi suatu perusahaan ada empat, diantaranya adalah pertimbangan
pasar, barang, segi perusahaan dan lembaga perantara.
iv) Promotion Mix
Promosi merupakan aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan
produk dan membujuk konsumen untuk membelinya. Promosi juga
merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang digunakan oleh
perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya dan
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program
pemasaran. Menurut Alma (2004), tujuan utama promosi adalah
memberi informasi, menarik perhatian dan selanjutnya memberi
pengaruh meningkatkan penjualan.
Menurut kotler dan Armstrong (1996), buram promosi dibagi menjadi
lima yaitu : personal selling, mass selling, promosi penjualan, public
relation, direct marketing. Pada personal selling, penjualan dilakukan
melalui komunikasi langsung (tatap muka) dengan para konsumen.
Mass selling, merupakan promosi atau publikasi melalui media massa
baik elektronik maupun cetak. Promosi penjualan merupakan bentuk
persuasi langsung kepada konsumen dengan memberikan insentif

9
kepada konsumen. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan stimulasi
pembelian oleh para pelanggan. Public relation merupakan upaya
menyeluruh yang dilakukan oleh perusahaan dengan menjalin
hubungan kepada pelanggan. Hal ini dilakukan untuk membangun
persepsi dan loyalitas pelanggan. Direct marketing merupakan media
promosi secara langsung kepada konsumen melalui salah satu media
elektronik sehingga pelanggan mampu memesan produk secara
langsung dan terjaga kerahasiaannya.
2) Lingkungan Eksternal Perusahaan
Lingkungan eksternal perusahaan menjelaskan tentang peluang dan ancaman
besar yang dihadapi oleh suatu perusahaan di masa kini ataupun masa yang
akan datang, sehingga manajer dapat merumuskan strategi yang tepat guna
mengambil keuntungan dari berbagai peluang dan meminimalkan dampak
dari ancaman yang muncul. Proses yang dilakukan secara kontinyu untuk
melakukan analisis lingkungan eksternal adalah dengan melakukan
pemindaian (scanning), pengawasan (monitoring), peramalan (forecasting)
dan penilaian (assessing). Analisis lingkungan eksternal perusahaan dibagi
menjadi dua kategori diantaranya adalah lingkungan jauh dan lingkungan
industri. Lingkungan eksternal perusahaan terdiri dari:
a) Lingkungan Jauh
Lingkungan jauh adalah faktor-faktor yang bersumber dari luar dan
biasanya tidak berhubungan dengan situasi operasional suatu perusahaan.
Faktor-faktor tersebut meliputi faktor politik, ekonomi, sosial dan
teknologi (David 2009). Faktor politik adalah peraturan berupa undangundang dan kebijakan pemerintah pada tingkat nasional, propinsi maupun
daerah yang menentukan kegiatan operasional. Arah kebijakan dan
stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting dalam
mengidentifikasi peluang dan ancaman. Faktor ekonomi berkaitan dengan
sifat dan arah sistem ekonomi tempat suatu koperasi beroperasi. Beberapa
faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam menganalisis faktor ekonomi
adalah ketersediaan energi, iklim usaha, inflasi, suku bunga, investasi,
harga produk, produktivitas dan tenaga kerja. Faktor sosial sangat penting
untuk disadari oleh para pengambil keputusan strategi. Berbagai faktor
seperti keyakinan (kepercayaan), nilai dan sistem sosial, sikap, opini dan
gaya hidup. Faktor-faktor tersebut biasanya dikembangkan dari kondisi
kultural, demografis, religius, etnis dan pendidikan. Proses pengenalan ini
tidaklah mudah karena kenyataan menunjukkan bahwa faktor-faktor
tersebut selalu berubah dengan intensitas yang tinggi. Faktor teknologi
pada saat ini berkembang demikian pesatnya diikuti dengan semakin
majunya ilmu pengetahuan. Berbagai perangkat keras maupun lunak yang
mendukung kegiatan usaha kini semakin beranekaragam. Adaptasi
teknologi yang tepat guna, dapat membuka kemungkinan terciptanya
produk baru maupun penyempurnaan terhadap proses produksi dan produk
yang sudah ada.
b) Lingkungan Industri
Lingkungan industri merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
eksistensi dan kerja suatu industri, namun secara relatif masih berada
dalam wilayah kontrol perusahaan. Lingkungan industri meliputi

10
pelanggan, pesaing dan pemasok (David 2009). Selain itu yang harus
diperhatikan adalah pihak-pihak yang berkepentingan diluar pihak yang
terkait langsung dengan aktivitas-aktivitas pelaku bisnis (stakeholder).
Adapun beberapa hal dalam kondisi industri (kekuatan pesaing) yang
harus dinilai dan diperhitungkan adalah ancaman masuknya pesaing baru,
persaingan antar perusahaan dalam industri, ancaman masuknya produk
substitusi, kekuatan tawar menawar pemasok dan kekuatan tawar menawar
konsumen.
i) Pertama, ancaman masuknya pesaing baru adalah masuknya
perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah
implikasi bagi perusahaan yang ada, misalnya kapasitas menjadi
bertambah, terjadi perebutan pangsa pasar serta adanya perebutan
sumber daya produksi yang terbatas. Kondisi
seperti ini akan
menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang ada. Beberapa tindakan
yang dapat dilakukan untuk memperkuat posisi perusahaan dari
pendatang baru adalah dengan melakukan penurunan harga atas produk
yang ditawarkan, menambah aksen atau fitur-fitur sehingga konsumen
tidak beralih ke pendatang baru atau pesaing. Selain itu perusahaan juga
dapat menawarkan paket-paket hemat.
ii) Kedua, persaingan antar perusahaan dalam industri adalah Persaingan
antar perusahaan saingan merupakan faktor yang paling berpengaruh
dalam lingkungan industri perusahaan jika dibandingkan dengan empat
kekuatan lainnya. Strategi yang dijalankan oleh satu perusahaan dapat
berhasil hanya jika strategi itu memiliki keunggulan komperatif
dibandingkandengan strategi yang dijalankan perusahaan pesaing
(David 2009). Intensitas persaingan antar perusahaan saingan akan
cenderung meningkat apabila jumlah pesaing bertambah. Perubahan
dalam strategi oleh satu perusahaan ditanggapi dengan beberapa
langkah balasan diantaranya adalah persaingan harga, peningkatan
kualitas, perpanjangan garansi dan perang iklan.
iii) Ketiga, ancaman masuknya produk substitusi adalah perusahaanperusahaan yang berada pada suatu industri tertentu akan bersaing
dengan produk-produk pengganti dari perusahaan lain. Ancaman
produk subtitusi akan kuat jika konsumen dihadapkan pada harga yang
lebih murah dan berkualitas sama atau lebih baik dibandingkan dengan
produk dari industri tersebut sehingga konsumen tidak beralih ke
produk-produk pengganti dari perusahaan lain.
iv) Keempat, kekuatan tawar menawar pemasok adalah daya tawar
pemasok dapat mempengaruhi intensitas persaingan di suatu
perusahaan. Hal yang bisa dilakukan oleh pemasok adalah menaikkan
harga jual atau menurunkan kualitas produk atau pelayanannya. Suatu
perusahaan bekerja sama dengan pemasok dalam upaya mendapatkan
pengurangan harga atas produk yang ditawarkan, meningkatkan kualitas
dan mengurangi tingkat kerusakan produk dan yang terakhir adalah
mempercepat ketersediaan akan produk pada tahapan selanjutnya.
v) Kelima, kekuatan tawar menawar pembeli adalah Para pembeli dengan
kekuatan yang mereka miliki, mampu mempengaruhi perusahaan untuk
menurunkan harga produk dan meningkatkan mutu serta pelayanannya.

11
Demi mendapatkan loyalitas dari konsumen perusahaan berani
memberikan garansi yang panjang atau layanan khusus untuk para
konsumen. Daya tawar konsumen bisa menjadi kekuatan terpenting
dalam keunggulan kompetitif.
Matriks SWOT
Alat analisis yang digunakan pada penyusunan strategi pemasaran pada
penelitian ini adalah matriks SWOT. Menurut David (2009), SWOT merupakan
alat pencocokan yang penting untuk membantu para manajer mengembangkan
empat faktor (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) menjadi empat jenis
strategi. Empat jenis strategi tersebut adalah: S-O (kekuatan-peluang), W-O
(kelemahan-peluang), S-T (kekuatan-ancaman), dan W-T (kelemahan-ancaman).
Hasil dari matriks SWOT ini diharapkan mampu memberikan beberapa
alternative strategi yang tepat untuk meningkatkan pemasaran produk dari
perusahaan. Oleh karena itu, tidak semua strategi digunakan dalam strategi
pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan agar tujuannya tercapai. Matriks
SWOT digunakan secara luas dalam perencanaan strategis, namun analisis ini
memiliki kelemahan yaitu matriks ini tidak bias menunjukan cara untuk mencapai
keunggulan kompetitif, kemudian bias penelitian dapat terjadi karena terjadinya
kesubjektifan. Kelemahan lain adalah matriks SWOT membuat perusahaan hanya
melakukan penekanan pada salah satu lingkungan saja (internal atau eksternal).
Kerangka Pemikiran Operasional
Jawa barat merupakan salah satu provinsi penghasil talas yang banyak,
dengan Bogor sebagai penghasil tertinggi. Usaha “Rumah Talas” Gurih 7
merupakan salah satu produk yang memanfaatkan potensi talas. Produk ini
memiliki banyak keunggulan baik dari segi kualitas. Rumah talas pun
memproduksi banyak turunan produk yang bersal dari talas. Bolu gulung talas, pie
talas, brownies talas, lapis talas,hingga donat talas pun mampu diproduksi.
Namun, tidak selamanya usaha ini mampu mempertahankan konsistensinya
mengingat menjamurnya usaha sejenis. Persaingan ini disebabkan karena banyak
perusahaan lain yang ingin membidik pangsa pasar yang sama dengan harapan
dapat merebut pangsa pasar yang telah dimiliki pemimpin pasar.
Rendahnya promosi serta kurangnya strategi pemasaran yang ada
menyebabkan ketidakmampuan usaha ini dalam bersaing. Perlu strategi
pemasaran yang baik agar “Rumah Talas” gurih 7 ini mampu bertahan ditengah
persaingan yang semakin meningkat. Berkaitan dengan hal tersebut salah satu
upaya yang dilakukan adalah mengevaluasi kegiatan pemasaran yang telah
dilaksanakan “Rumah Talas” sejak awal didirikannya. Langkah awal dari
penelitian ini adalah mengidentifikasi potensi masalah yang ada pada “Rumah
Talas” gurih 7. Perumusan strategi pemasaran didasarkan pada analisis yang
menyeluruh terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal
perusahaan. Pada lingkungan internal aspek-aspek yang dianalisis meliputi
kekuatan serta kelemahan yang terdapat dalam usaha tersebut yaitu berdasarkan
aspek. Pada lingkungan eksternal aspek-aspek yang dianalisis meliputi peluang
dan ancaman yang diprediksikan dapat terjadi di dalam koperasi tersebut, yaitu
lingkungan jauh (politik, ekosospol), lingkungan industri. Lingkungan industri

12
terdiri dari ancaman masuknya pesaing baru, persaingan antar perusahaan dalam
industri, ancaman produk substitusi, kekuatan tawar menawar pemasok, kekuatan
tawar menawar pembeli.
Tahap selanjutnya Peluang dan ancaman perusahaan yang dianalisis
meliputi lingkungan jauh dan industri. Hasil analisa lingkungan internal dan
lingkungan eksternal dijadikan basis dalam penyusunan strategi pada matriks
SWOT. Langkah selanjutnya adalah menyusun faktor-faktor strategi bagi
perusahaan dengan menggunakan matriks SWOT. Matriks SWOT menghasilkan
beberapa alternatif strategi yang dapat dilakukan perusahaan. Secara singkat
kerangka operasional dapat dilihat pada Gambar 2.




Fenomena
Usaha Rumah Talas Gurih 7 merupakan salah satu usaha yang
mengembangkan potensi talas dengan baik.
“Rumah Talas” gurih 7 mengalami penurunan omset karena
munculnya usaha sejenis.

Permasalahan
Bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan
mengingat semakin tingginya usaha sejenis?

Tujuan
Menganalisis strategi pemasaran yang ada melalui kajian faktor
internal-eksternal dan bauran pemasaran. Serta memberikan alternatif
pemecahan masalah melalui pendekatan SWOT

Faktor Internal:
 Unsur-unsur
utama
pemasaran (STP)
 Bauran pemasaran (4P)

Faktor Eksternal:
 Lingkungan Jauh
 Lingkungan
Industri

Tahap penyusunan strategi melalui matriks SWOT

Alternatif strategi pemasaran

Gambar 2 Kerangka pemikiran operasional strategi pemasaran pada
“Rumah Talas” Gurih 7 Bogor

13

METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di pusat usaha Rumah Talas Gurih 7 yang berlokasi
di Jalan Padjajaran Kota Bogor. Usaha ini memiliki brand “Rumah Talas Gurih
7” dimana usaha ini memang khusus menjual produk oleh-oleh khas Bogor.
Usaha ini baru didirikan empat tahun lalu, tepatnya pada November 2009. Usaha
ini menjual olahan yang berasal dari talas seperti lapis talas, bolu gulung talas,
donat talas, brownies, dan muffin talas. Pemilihan lokasi di pusat usaha ini adalah
untuk mempermudah perolehan hasil penelitian berupa kuesioner dan wawancara
dengan petinggi perusahaan serta mempermudah observasi mengenai banyaknya
konsumen yang membeli produk per-hari. Penelitian dilaksanakan pada bulan
Desember 2013 hingga Januari 2014.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan untuk penelitian ini terdiri data primer dan data
sekunder yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data primer merupakan data
yang diperoleh dari sumber pertama, berupa pengamatan langsung dan wawancara
langsung untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari perusahaan. Sedangkan
data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pengumpulan data primer,
seperti referensi dari instansi atau lembaga. Jenis dan sumber data yang diperoleh
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Jenis dan sumber data
Jenis Data
Primer
(Wawancara
dan Kuesioner)

Sekunder

Sumber
Data
1 Direktur
operasional
2 Manajer
pemasaran
3 Pihak
disperindag
kop Bogor
1 BPS Kota
Bogor
2 Penelitian
Kepustakaa
n

Tujuan
1 Mengetahui unsur pemasaran
(STP) dan bauran pemasaran
(4P).
2 Mengetahui alternatif strategi
yang akan dilaksanakan.
3 Mengkaji peluang dan ancaman
yang akan dihadapi oleh “Rumah
Talas” Gurih 7 Bogor
1 Mengetahui data yang dibutuhkan
dari penelitian khususnya di
daerah kota Bogor
2 Literatur lain yang berkaitan
dengan topik penelitian.
3 Internet dan perpustakaan

14

Pengumpulan Data
Dalam pelaksanaan penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
i) Teknik Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan
promosi atau kegiatan yang berhubungan dengan memasarkan produknya
kepada konsumen sehingga tujuan dari usaha bisa tercapai.
ii) Kuesioner, yaitu pengisian kuesioner oleh pihak Rumah Talas Gurih 7 untuk
mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh
perusahaan dalam pencapaian tujuannya, yaitu mendapatkan pendapatan atau
keuntungan yang maksimal dari kegiatan sehari-harinya, yaitu memproduksi
dan menjual produk.
iii) Wawancara, yaitu mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan topik
penelitian kepada responden yang bersangkutan.
iv) Teknik Kepustakaan, yaitu membaca buku-buku yang terkait dengan judul
penelitian dan literatur lainnya yang menunjang dalam pelaksanaan penelitian,
seperti jurnal-jurnal dan majalah.
v) Studi Pendahuluan, yaitu mendatangi usaha Rumah Talas Gurih 7 untuk
melakukan pengamatan dan wawancara langsung dengan pihak yang
bersangkutan sebelum memulai penelitian menyusun skripsi.
vi) Teknik Pengisian Kuesioner, yaitu pengisian kuesioner dilakukan
kepadaresponden yang telah ditentukan, seperti pemilik, bagian pemasaran,
bagian keuangan, bagian produksi, dan bagian pelayanan konsumen.
Penentuan Responden
Penentuan responden dalam penelitian ini menggunakan metode judgment
sampling. Menurut Nazir (2005), Judgment sampling adalah proses pemilihan
sampel dari populasi didasarkan atas pertimbangan pribadi. Responden yang
dipilih adalah orang tepat untuk dijadikan responden dalam penelitian karena
bertanggungjawab dalam pengambilan keputusan di perusahaan. Responden ini
terdiri dari tiga responden, yaitu direktur operasional, manajer, dan pihak
Desperindakop kota Bogor. Responden dipilih dengan pertimbangan bahwa
ketiga responden ini merupakan orang yang sangat mengetahui kondisi
pemasaran, baik itu lingkungan internal maupun lingkungan eksternal serta faktor
penentu dari pengambilan keputusan pemasaran “Rumah Talas” Gurih 7.
Analisis Data
Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
melalui analisis SWOT. Matriks SWOT terdiri dari sembilan sel diantaranya
adalah empat sel
pertama menjadi faktor utama yang diberi nama S, W, O,
T,empat sel kedua merupakan strategi, yang diberi nama SO, WO, ST, WT dan
satu sel yang dibiarkan kosong yaitu sel kiri atas. Langkah-langkah untuk
menyusun matriks SWOT menurut David (2009) adalah sebagai berikut:
a) Membuat daftar peluang eksternal utama dari suatu perusahaan.

15
b)
c)
d)
e)

Membuat daftar ancaman eksternal utama dari suatu perusahaan.
Membuat daftar kekuatan internal utama dari suatu perusahaan.
Membuat daftar kelemahan internal utama dari suatu perusahaan.
Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catat hasilnya
dalam sel Strategi SO.
f) Mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catat hasilnya
dalam strategi WO.
g) Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catat hasilnya
dalam strategi ST.
h) Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan catat hasilnya
dalam strategi WT. Alternatif strategi dapat dilihat pada tabel 7 dibawah ini:
Tabel 2 Matriks SWOT
Analisis
Internal

Analisis
Eksternal
Peluang
(Opportunities-O)

Faktor-Faktor Peluang
Perusahaan
Ancaman
(Threats-T)

Faktor-Faktor Ancaman
Perusahaan

Kekuatan
(Strengths-S)

Kelemahan
(Weaknesses-W)

Faktor-Faktor Kekuatan
Perusahaan

Faktor-Faktor
Kelemahan Perusahaan

Strategi S-O
Ciptakan
strategi
yang
menggunakan
kekuatan
untuk
memanfaatkan
peluang.
Strategi S-T
Ciptakan
strategi
yang
menggunakan
kekuatan
untuk mengatasi ancaman.

Strategi W-O
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
untuk
memanfaatkan
peluang.
Strategi W-T
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
dan hindari ancaman.

Sumber: David (2009)

Masing-masing strategi yang terdapat pada matriks SWOT tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
a) Strategi SO (Strengths-Opportunities)
Strategi ini menggunakan kekuatan internal usaha Rumah Talas untuk meraih
peluang-peluang yang ada diluar usaha.
b) Strategi WO (Weaknesses-Opportunities)
Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal Usaha
Rumah Talas dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal.
c) Strategi ST (Strengths-Threats)
Strategi ini Usaha Rumah Talas berusaha untuk menghindari atau mengurangi
kelemahan internal serta menghindari ancaman.
d) Strategi WT (Weaknesses-Threats)
Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi
kelemahan internal serta menghindari ancaman. Adapun langkah-langkah

16
dalam membentuk matriks SWOT pada “Rumah Talas” Gurih 7 adalah sebagai
berikut:
i) Menentukan faktor-faktor kekuatan internal “Rumah Talas” Gurih 7
ii) Menentukan faktor-faktor kelemahan internal “Rumah Talas” Gurih 7
iii) Menentukan faktor-faktor peluang eksternal “Rumah Talas” Gurih 7
iv) Menentukan faktor-faktor ancaman eksternal “Rumah Talas” Gurih 7
e) Menyesuaikan kekuatan internal dengan peluang eksternal untuk mendapatkan
strategi S-O.
f) Menyesuaikan kelemahan internal dengan peluang eksternal untuk
mendapatkan strategi W-O.
g) Menyesuaikan kekuatan internal dengan ancaman eksternal untuk
mendapatkan strategi S-T.
h) Menyesuaikan kelemahan internal dengan ancaman eksternal untuk
mendapatkan strategi W-T.
Tujuan penyusunan strategi ini adalah untuk menghasilkan alternatif strategi yang
layak bagi Usaha Rumah Talas Gurih 7 agar mampu bersaing kedepannya.

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Sejarah Pendirian “Rumah Talas”
Rumah talas merupakan anak dari restoran Gurih 7 yang terletak di Jalan
Pajajaran No.102, Bogor. Awal berdirinya usaha ini adalah meningkatnya
permintaan oleh-oleh khas Bogor dengan bahan baku talas. Sebelum didirikan
“Rumah Talas” di restoran Gurih 7 ini hanya terdapat makanan khas Sunda.
Usaha ini resmi beroperasi mulai 22 November 2009 yang bertempat di bagian
atas restoran. Awal mulanya, “Rumah Talas” ini hanya sebuah usaha sampingan
saja. Pemilik bertujuan memperkenalkan olahan talas lain melalui usaha ini,
sehingga setiap pengunjung restoran Gurih 7 bisa membeli oleh-oleh khas Bogor
ketika mengunjungi restoran ini. “Rumah Talas” termasuk salah satu usaha yang
berhasil ketika awal pendiriannya, karena usaha ini merupakan pionir oleh-oleh
khas Bogor dengan olahan talas yang berbeda. Pemasarannya sendiri pada
awalnya dilakukan dengan membuka gerai kecil di bagian atas restoran.
“Rumah Talas” memiliki berbagai jenis produk olahan talas, antara lain
lapis talas, talas rol, talas cake, brownies talas, cupcake talas, hingga talas geulis.
Varian rasa masing-masing produk pun berbeda, untuk produk talas rol terdapat
rasa cokelat, Cream cheese, Green tes, moka, jeruk, tiramisu, blueberry, nanas,
dan strawberry. Kemudian untuk lapis talas terdaoat rasa keju, dan cokelat. Pada
produk talas cak terdapat rasa cokelat, blueberry, krim keju, dan original;
kemudian untuk brownies terdapat rasa cokelat. Disamping jenisnya yang
semakin beragam, maka saat ini “Rumah Talas” juga memiliki 2 outlet dan satu
gerai. Lokasi 2 outlet berada di Jalan Pajajaran No.102 dan Jalan Pajajaran
No.3C(Seberang Masjid Raya Bogor). Gerai “Rumah Talas” sendiri berada di
lantai 3 Botani Square, Bogor.
Pada awal berdirinya, “Rumah Talas” masih menggunakan peralatan
sederhana dan tradisional mengingat masih sedikitnya permintaan akan produk
olahan talas tersebut. Namun terdapat peningkatan setelah beberapa bulan

17
kemudian. Saat ini, pengolahan produk pada “Rumah Talas” sudah menggunakan
peralatan modern yang sudah terjamin kualitasnya. Penjualan belum ada
penurunan, namun meningkatnya persaingan usaha sejenis serta targeting yang
berubah menciptakan persaingan tersendiri bagi produk “Rumah Talas”
Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
“Rumah Talas” belum memiliki pernyataan yang tertulis mengenai visi dan
misi perusahaan. Namun secara umum ketiga hal tersebut telah tersirat dalam
wawancara dengan manajer pemasaran “Rumah Talas”. Hasil wawancara dengan
manajer pemasaran “Rumah Talas” menyatakan bahwa visi perusahaan adalah
menjadi pionir produsen olahan talas yang memiliki kualitas terbaik sehingga
mampu menciptakan loyalitas di hati pelanggan. Misi “Rumah Talas” adalah
mengutamakan kualitas produk yang baik dari segi rasa, variasi produk,
packaging, serta pelayanan terhadap pelanggan.
Berbasiskan visi dan misi “Rumah Talas” tersebut, maka tujuan perusahaan
adalah berupaya mengembangkan potensi pangan yang ada di Bogor yaitu talas
serta menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar pada umumnya. Usaha
“Rumah Talas” merupakan usaha kulinari yang mampu menyerap tenaga kerja,
hal ini terlihat dari bany