7.2. Hasil Pendugaan Blok Penggunaan dan Penawaran Tenaga Kerja
Penggunaan tenaga kerja keluarga pada studi ini dapat dilihat dari dua sisi, yakni sebagai curahan kerja rumahtangga pada usaha diluar, baik pada usahatani
maupun usaha non pertanian, dan sebagai tenaga kerja usahatani sendiri terhadap tenaga kerja keluarga. Sebagai permintaan tenaga kerja keluarga oleh usahatani
sendiri berarti penggunaan tenaga kerja dilihat dari sisi kegiatan usahatani. Penggunaan tenaga kerja keluarga dialokasikan untuk usaha padi dan
usaha sapi, sedangkan curahan tenaga kerja dialokasikan sebagai buruh pada usahatani milik orang lain, dan buruh usaha non pertanian. Permintaan tenaga
kerja luar keluarga dilaksanakan untuk usaha padi. Penggunaan tenaga kerja keluarga ini masing-masing dibedakan menurut tenaga kerja laki-laki, perempuan
dan anak-anak dengan perhitungan jumlah jam kerja dalam setahun. Tabel 11 menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja keluarga pada
usaha padi JTKDP dipengaruhi dan berhubungan negatif oleh penggunaan tenaga kerja keluarga pada usaha sapi JTKDS dan curahan tenaga kerja keluarga
pada usaha lain JCK. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar penggunaaan tenaga kerja keluarga pada usaha sapi maupun curahannya terhadap usaha lain
akan mengakibatkan semakin berkurangnya alokasi penggunaan tenaga kerja keluarga untuk usaha padi. Hasil pendugaan menyatakan bahwa terdapat
hubungan substitusi antara penggunaan tenaga kerja keluarga pada usaha padi dan usaha sapi. Hal ini serupa dengan laporan Heatubun 2001 yang menyatakan
bahwa meningkatnya penggunaan tenaga kerja keluarga satu HOK untuk usaha selain tanaman pangan akan menurunkan penggunaan penggunaan tenaga kerja
keluarga pada usaha tanaman pangan sebesar 0.16 HOK selama satu tahun.
Pengeluaran rumahtangga petani yang terdiri dari komponen total biaya konsumsi dan investasi juga menunjukkan perbedaan yang nyata dan berhubungan
positif terhadap penggunaan tenaga kerja keluarga pada usaha padi. Upah tenaga kerja UTK tidak memberikan pengaruh, dan perhitungan nilai elastisitas
menunjukkan bahwa JTKDP tidak responsif terhadap peubah-peubah penjelas tersebut.
Tabel 11. Hasil Parameter Dugaan dan Elastisitas Blok Penggunaan dan Penawaran Tenaga Kerja Keluarga
Peubah Parameter
Dugaan Elastisitas Nama
Peubah
Penggunaan TK keluarga usaha padi JTKDP
INTERCEP JTKDS
JCK UTK
EXP 1362.720167
-1.378069 -0.296539
-0.000717 0.000012411
- - 0.6298
- 0.3822 - 0.0189
0.1261 Intersep
Pnggnaan TK kel sapi Crhan TK kel ush lain
Upah TK Pengeluaran
Penggunaan TK luar kelrga usaha padi JTKLP
INTERCEP JTKDS
JCK UTK
PUT 948.221442
1.390172 -0.214911
- 0.000726 0.000004954
- 1.1835
- 0.5159 - 0.0357
0.2661 Intersep
Pnggnaan TK kel sapi Crhan TK kel ush lain
Upah TK Penerimaan usaha tani
Penggunaan TK keluarga usaha sapi JTKDS
INTERCEP JTKDP
JCK UM
EXP 377.520515
-0.206860 -0.048985
2.375223 0.000003763
- - 0.4526
- 0.1381 0.3525
0.8368 Intersep
Pnggnaan TK kel padi Crhan TK kel ush lain
Umur KK Pengeluaran
Curahan TK keluarga JCK
INTERCEP JTKDP
JTKDS ED
UTK 1572.824803
-1.023292 -1.504072
29.569819 0.019815
- - 0.7940
- 0.5333 0.2162
0.4054 Intersep
Pnggnaan TK kel padi Pnggnaan TK kel sapi
Pendidikan Upah TK
Keterangan :
: P 0.15
Permintaan terhadap tenaga kerja luar keluarga untuk usaha padi JTKLP dipengaruhi oleh JTKDS, JCK, UTK dan penerimaan usahatani PUT. Semakin
rendah penggunaan tenaga kerja keluarga untuk usaha diluar akan semakin tinggi permintaan tenaga kerja luar keluarga untuk usaha padi. Demikian pula halnya
dengan semakin tingginya penggunaan tenaga kerja keluarga pada usaha sapi, JTKLP juga semakin besar. Nilai elastisitas menunjukkan bahwa JTKLP responsif
terhadap penggunaan tenaga kerja keluarga untuk usaha sapi. Hal ini berarti bahwa JTKDS memiliki dampak yang cukup besar terhadap permintaan tenaga
kerja luar keluarga untuk usaha padi. Hasil ini semakin menguatkan bahwa terdapat hubungan substitusi antara penggunaan tenaga kerja keluarga untuk usaha
sapi dengan usaha padi. Semakin banyak alokasi tenaga kerja keluarga pada usaha sapi, akan semakin sedikit penggunaan tenaga kerja keluarga untuk usaha padi,
sehingga memerlukan tenaga kerja dari luar keluarga untuk usaha padi. Peubah upah tenaga kerja menunjukkan tanda negatif sesuai dengan
harapan dari fungsi permintaan tenaga kerja. Hasil pendugaan mengindikasikan bahwa permintaan tenaga kerja luar keluarga pada rumahtangga petani ditentukan
oleh mekanisme pasar tenaga kerja, dimana hal ini dipengaruhi oleh tingkat upah yang berlaku, meskipun tidak responsif terhadap upah tersebut. Penggunaan
tenaga kerja luar keluarga ini dapat terjadi karena kebutuhan proses kerja usaha padi yang perlu diselesaikan pada waktu tertentu, seperti penanaman, pengolahan
lahan dan panen. JTKLP juga dipengaruhi oleh penerimaan usaha tani dan berhubungan positif. Hal ini berarti bahwa PUT dapat dipergunakan sebagai salah
satu sumber pendanaan untuk membayar sewa dari upah tenaga kerja dari luar keluarga untuk usaha padi. Semakin besar penerimaan usahatani yang diperoleh,
akan semakin banyak pula penggunaan JTKLP. Permintaan tenaga kerja keluarga untuk usaha sapi dipengaruhi dan
berhubungan negatif dengan penggunaan tenaga kerja keluarga pada usaha padi dan curahan tenaga kerja keluarga untuk usaha lain. Semakin sedikit alokasi
penggunaan tenaga kerja tersebut, semakin besar permintaan tenaga kerja keluarga untuk usaha sapi. Hasil pendugaan ini juga menguatkan temuan pada
studi ini bahwa terjadi substitusi antara penggunaan tenaga kerja keluarga antara usaha padi dan usaha sapi. Peubah umur dan pengeluaran juga mempengaruhi
terhadap JTKDS, dimana semakin dewasa tenaga kerja keluarga dan semakin tinggi pengeluaran rumahtangga petani akan semakin besar JTKDS. Hasil
perhitungan elastisitas menunjukkan bahwa permintaan tenaga kerja keluarga untuk usaha sapi tidak responsif terhadap peubah-peubah penjelas tersebut.
Kegiatan rumahtangga petani di luar usahatani sendiri diukur dengan jumlah curahan jam kerja dalam setahun dari anggota keluarga baik suami, istri
maupun anak JCK. JTKDP, JTKDS, dan penerimaan dari usaha luar berpengaruh terhadap JCK. Semakin sedikit alokasi penggunaan tenaga kerja
keluarga untuk usaha padi dan usaha sapi, semakin banyak tenaga kerja keluarga yang mencurahkan waktunya untuk usaha diluar. Perhitungan nilai elastisitas
menunjukkan bahwa JCK tidak responsif terhadap faktor-faktor tersebut. Secara umum dapat dinyatakan bahwa penggunaan dan curahan tenaga kerja keluarga
untuk kegiatan usaha padi dan usaha sapi saling terkait satu sama lain, sehingga hal ini menjadi faktor yang penting bagi petani dalam mengambil keputusan untuk
mengalokasikan waktu kerja yang efektif.
7.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Input Produksi Usaha Padi