Simulasi Kebijakan METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian

dan Rubenfeld 1985 menyatakan bahwa validasi yang baik idealnya menghasilkan UM = US = 0 dan UC = 1.

4.7. Simulasi Kebijakan

Simulasi model persamaan simultan dilakukan untuk mengetahui dampak perubahan beberapa peubah yang dianggap relevan dengan penerapan suatu kebijakan pemerintah, atau sebagai peubah yang dianggap penting diketahui dampaknya terhadap perilaku ekonomi rumahtangga petani. Peubah-peubah tersebut dapat berupa peubah eksogen maupun peubah endogen yang diubah menjadi peubah eksogen. Salah satu kebijakan yang sering dilakukan pemerintah adalah mengintervensi pasar dengan menentukan harga output dan harga input produksi usahatani. Dampak dari kenaikan harga output dan harga input produksi serta kombinasi keduanya ingin diketahui pada penelitian ini. Demikian pula halnya dengan instrumen kebijakan lain, seperti peningkatan jumlah kredit dan suku bunga usahatani serta kombinasi keduanya dengan peningkatan harga output dan harga input produksi. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan simulasi pada berbagai skenario, yakni: I. Dampak kenaikan harga output dan harga input produksi: 1. Kenaikan harga gabah, sapi hidup dan kompos naik 10 persen 2. Kombinasi harga input padi HBP, HPU, HPS, HPK. HO dan HK, harga input sapi HBS, HKO, HJFN, dan HOS dan harga input kompos HKTR, HPR, HSG dan HKA serta upah tenaga kerja UTK naik 10 persen 3. Kombinasi 1 dan 2 II. Dampak kenaikan jumlah kredit dan tingkat suku bunga usahatani: 4. Jumlah kredit usaha padi JKRET dan usaha sapi JKRES naik 10 persen 5. Tingkat suku bunga usaha padi SBT dan usaha sapi SBS naik 10 persen III. Dampak kombinasi kenaikan jumlah kredit dan harga inpiut produksi: 6. JKRET naik 75 persen dan harga input padi naik 5 persen 7. JKRES naik 75 persen dan harga input sapi naik 5 persen 8. Kombinasi 6 dan 7 IV. Dampak kombinasi kenaikan tingkat suku bunga dan harga output : 9. SBT dan harga output padi masing-masing naik 10 persen 10. SBS dan harga output sapi masing-masing naik 10 persen 11. Kombinasi 9 dan 10 V. Dampak kenaikan upah dan curahan tenaga kerja keluarga dari luar usahatani: 12. Upah dan curahan tenaga kerja keluarga di luar usahatani masing-masing naik 10 persen

V. DESKRIPSI RUMAHTANGGA PETANI SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAK

Deskripsi statistik rumahtangga petani dilakukan pada peubah-peubah yang digunakan dalam model ekonometrika, sehingga dapat memberikan gambaran umum perilaku ekonomi rumahtangga petani di wilayah penelitian. Peubah- peubah tersebut dikelompokkan dalam 7 tujuh aspek, yakni: kondisi umum wilayah, karakteristik petani, penguasaan sumberdaya pertanian, produksi, alokasi penggunaan tenaga kerja keluarga, biaya sarana produksi, penerimaan dan kontribusi pendapatan serta alokasi pengeluaran. Seluruh deskripsi ini dibedakan menurut kelompok petani peserta program sistem integrasi tanaman-ternak SITT dan petani yang tidak tergabung dalam program tersebut Non SITT. Keadaan umum wilayah terbagi dalam 5 lima kabupaten penelitian, yaitu Sleman dan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta, Sragen dan Grobogan Jawa Tengah serta Bojonegoro. 5.1. Keadaan Umum Wilayah 5.1.1. Kabupaten Sleman Desa Tegaltirto berada dalam wilayah kecamatan Berbah, kabupaten Sleman, propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta DIY yang membujur dari utara ke selatan dengan luas wilayah 524.945 ha Desa Tegaltirto, 2005. Jarak desa Tegaltirto dari ibukota kecamatan sekitar 0,5 km serta masing-masing sekitar 23 km dan 13 km untuk mencapai ibukota kabupaten dan propinsi. Secara administratif desa ini terbagi kedalam 13 dusun, dimana dusun Semoyo, Karangwetan, Kuncen, Pendem dan Kuton merupakan sentral pengembangan ternak sapi potong.