insentif pada saran pertama. Oleh karena itu sanksi atau denda ini juga perlu dikaji secara hati-hati dan disertai landasan hukum hukum yang kuat.
3. Pemerintah disarankan membuat peraturan yang diperlukan untuk mengatur durasi sewa-menyewa lahan. Jika petani menyewa lahan untuk satu atau dua
musim tanam saja, maka tidak ada insentif untuk melakukan konservasi tanah yang disewanya. Lahan sewa yang cukup panjang memungkinkan petani
penyewa memperoleh manfaat dari konservasi tanah yang dilakukannya. Pengaturan durasi sewa lahan juga perlu dikaji secara hati-hati dan mendalam.
4. Kepada petani sayuran di Pangalengan disarankan untuk diberi penyuluhan menginformasikan bahwa keberlanjutan produksi kentang di lahannya saat ini
karena ditopang pupuk yang disubsidi pemerintah. Jika subsidi dicabut dan harga pupuk menjadi mahal maka akan terlihat keunggulan dari adopsi pertanian
konservasi. Usahatani yang tidak mengadopsi konservasi menjadi boros dalam menggunakan pupuk, sehingga menyebabkan biaya meningkat dan keuntungan
usahatani mengecil. 5. Perlu peningkatan pengetahuan bagi petani maupun PPL, serta pihak terkait
lainnya aparat desa, dinas-dinas: pertanian, kehutanan, perkebunan, dan lainnya tentang manfaat atau keuntungan jangka panjang yang diperoleh dari
menerapkan pertanian konservasi. Pengetahuan tentang manfaat dan keuntungan jangka dari pertanian konservasi dapat ditingkatkan melalui kursus
atau pelatihan secara bersama-sama antar petani, PPL, aparat desa dan dinas.
6.3. Saran Untuk Penelitian Lanjutan
1. Penelitian yang dimaksud dengan konservasi hanyalah sebatas konservasi mekanik dalam bentuk penanaman pada guludan searah kontur dan penanaman
dengan teras. Konservasi tanah tidak saja secara mekanik tetapi juga secara vegetatif dan kimia. Oleh sebab itu disarankan agar dikaji kombinasi teknik
konservasi yang paling menguntungkan dan mudah diaplikasikan daripada membuat teras bangku yang dianggap mengurangi luas lahan.
2. Dalam penelitian ini aspek finansial lebih ditekankan pada manfaat dan biaya yang dipandang dari sudut petani saja. Untuk masa yang akan datang
disarankan agar dilakukan kajian yang lebih rinci terkait dengan aspek biaya off- site. Biaya off-site juga perlu dihitung dalam perspektif jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurachman, A. 2001. Prospek pengembangan pertanian lahan darat dan keperluan penelitiannya di Indonesia. Prosiding seminar pengelolaan lahan kering
berlereng dan terdegradasi. Bogor, 9-11 Agustus 2001. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat Bogor. Hlm.1-11.
Abdurahman, A dan S. Sutono. 2002. Teknologi pengendalian erosi lahan berlereng. teknologi pengelolaan lahan kering. Menuju pertanian produktif dan ramah
lingkungan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat Bogor. Hlm. 103-146.
Abujamin, S., A. Abdurachman, and Sudjarwo. 1985. Countour grass strip as a low cost conservation practice. SAPAC Food and Fertilizer Technology Center.
Ext. Bull. Nr.221. Alimaras, R.R., G.W. Langdale, P.W. Unger, R.H. Downey, and D.M. Van Doren.
1991. Adoption of conservation tillage and associated planting systems. In R. Lal and F. J. Pierce ed. Soil management for sustainability. Published by
Soil and Water Conservation Society. Iowa. Antle, J.M., R.O.Valdivia, C.C.Crissman, J.J.Stoorvogel, and D.Yanggen. 2004.
Spatial heterogeneity and adoption of soil conservation investments: integrated assessment of slow formation terraces in Andes. Working paper,
Department of Agricultural Economics, Montana State University, Bozeman. Aomine, S. and M.L. Jackson. 1959. Allophane determination in Andisol. Soil.Sci.
Soc. Amer.Proc. 23: 210-220. Arifin, B. 2002. Tekanan penduduk dan degradasi sumberdaya alam di tengah upaya
pemulihan ekonomi. Di dalam Prosiding Seminar Tekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan, Hlm.23 – 51.
Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. Cet. 3. IPB Press. Banuwa, S.I. 1994. Dinamika Aliran Permukaan dan Erosi Akibat Tindakan
Konservasi Tanah Pada Andosol, Pangalengan, Jawa Barat [Tesis]. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
Barbier, E.B. 1990. The farm level economics of soil conservation: the uplands of Java. Land Econ. 66 2 :199-211.
Barbier E.B. 1995. The Economic of soil erosion: theory, methodology and examples. Spesial paper. Paper based on a presentation to the fifth biannual workshop
on economy and environment in Southeast Asia. Singapore, November 28- 30, 1995.