Relevansi Daya Aerobic Maksimal dan Ambang Anaerobic Relevansi Ambang Aerobic Kriteria Memilih Tes

dalam penggunaan oksigen akan lebih baik sehingga kesegaran jasmaninya akan baik pula.

2.1.4 Energi yang di suplai selama penentuan VO

2 max. Selama usaha maksimal yang digunakan diperoleh dari perpaduan seimbang dan optimum antara metabolism aerobic dan metabolism anaerobic. Menurut Burke yang dikutip oleh Sutardji 2002: 27 membuat persamaan sederhana untuk pemahaman pengeluaran dalam konteks usaha maksimal yaitu, pengeluaran energi maksimal = Daya aerobik maksimal + daya anaerobic maksimal. Namun menurut Jansen yang dikutip oleh Agus Hartono 2002: 24 menyimpulkan bahwa suplai oksigen selama usaha VO 2 max adalah pengambilan oksigen selama usaha maksimum. Karena pengaruh latihan, VO 2 max akan meningkat, jadi kesimpulannya adalah bahwa latihan juga mempengaruhi suplai oksigen.

2.1.5 Relevansi Daya Aerobic Maksimal dan Ambang Anaerobic

Evaluasi kapasitas atlet untuk menghasilkan energi dari sumber aerobic hanya akan relevan dengan cabang olahraga dan event yang prestasinya dipengaruhi oleh pembatasan proses. Dengan demikian pengukuran kapasitas aerobic atlet akan berkurang nilainya untuk memperkirakan potensi tanding yang membutuhkan energi maksimal terus menerus dalam waktu kurang dari 40- 45 detik. Apabila lamanya event lebih panjang, pentingnya kapasitas aerobic lebih meningkat sebagai faktor penentu untuk sukses. Karena VO 2 max mempunyai nilai praktis untuk atlet, cara latihan harus di analisis secara spesifik untuk cabang olahraganya baik intensitas maupun durasi.

2.1.6 Relevansi Ambang Aerobic

Pada event daya tahan panjang, kemampuan atlet untuk mempertahankan latihan pada prosentase VO 2 max yang tinggi, mungkin sama dengan pentingnya VO 2 max sebenarnya. Beberapa ilmuan masih percaya pentingnya penentuan VO 2 max, menurut Thoden bahwa tes kapasitas aerobic yang teratur dan periodic dapat membantu menentukan : 1. Kecocokan atlet pada tipe olahraga tertentu. 2. Penekanan dimana seharusnya latihan aerobic dilakukan. 3. Tipe latihan aerobic yang harus digunakan. 4. Efek program tertentu pada daya aerobic maksimal serta penentuan program latihan. 5. Saat peningkatan atlet atau perubahan program. 6. Pola atau irama tanding atlet. 7. Apakah kapasitas atlet menurun karena pertumbuhan, makanan atau factor- faktor medis.

2.1.7 Kriteria Memilih Tes

Kriteria yang dijadikan pertimbangan memilih tes kapasitas vital paru dan VO 2 Max adalah sebagai berikut: 2.1.7.1 Kesahihan validity Tes yang valid adalah tes yang mengukur apa yang hendak di ukur. Suatu pengukuran dapat dikatakan valid apabila alat pengukuran tes benar- benar tepat untuk mengukur apa yang akan di ukur Nurhasan: 3.2. 2.1.7.2 Keterandalan reability Suatu tes dikatakan reliable bila alat ukur itu dapat menghasilkan suatu gambaran yang benar- benar dapat dipercaya. Pengukuran yang dilakukan berkali- kali dengan alat yang sama terhadap objek dan subjek yang sama dan hasilnya akan tetap sama pula Nurhasan, 2000: 3.8. 2.1.7.3 Objektivitas obyektivity Objektivitas menunjukan dua orang atau lebih pelaksanaan tes terhadap objek dan subjek yang sama baik tes pertama atau tes pengulangannya Nurhasan, 2000: 3.15. 2.1.7.4 Ekonomis Faktor ekonomis dari suatu tes berkaitan dengan hal- hal kemudahan dalam mengadministrasikan tes, peralatan yang sederhana dan murah, jumlah pelaksana yang terlibat sebagai pelaksana tes tidak banyak, serta mudah dalam pelaksanaannya Nurhasan, 2000: 3. 16. 2.1.7.5 Kepraktisan Dalam Pelaksanaan Suatu tes akan mudah dilaksanakan jika tes itu dilengkapi dengan petunjuk pelaksanaan yang jelas, ciri menskor yang jelas sehingga mudah dimengerti Nurhasan, 2000: 3.16. 2.1.7.6 Norma Norma adalah standar yang dapat digunakan untuk mengetahui kedudukam seseorang dalam tes, setelah nerakhirnya ia menjalani tes secara keseluruhan Nurhasan, 2000: 3. 17. 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN