DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG KEMENTERIAN NEGARA KEMENTERIAN NEGARA

22

BAB IV DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG

Pasal 16 1 Susunan Dewan Pertimbangan Agung ditetapkan dengan undang-undang. 2 Dewan ini berkewajiban memberi jawab atas pertanyaan Presiden dan berhak memajukan usul kepada pemerintah. Identifikasi: Kewenangan DPA dalam memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden dalam kedudukan sejajar, namun Presiden tidak terikat dengan nasihat dan pertimbangan tersebut menyebabkan DPA sebagai lembaga negara setingkat Presiden tidak efektif dan efisien.

BAB IV DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG

Dihapus. Identifikasi: Penghapusan DPA untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan negara. 23

BAB V KEMENTERIAN NEGARA

Pasal 17 1 Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara. 2 Menteri-menteri itu diangkat dan diperhentikan oleh Presiden. 3 Menteri-menteri itu memimpin departemen pemerintahan. Identifikasi: 1 Tetap. Untuk menjalankan kewajibannya sebagai Presiden maka dibantu oleh menteri-menteri agar semua kegiatan Negara tidak bertumpu kepada Presiden saja. 2 Huruf “p” pada kata “diperhentikan” tidak sesuai dengan perkembangan bahasa Indonesia, maka harus di ubah. 3 Masih belum disesuaikan dengan praktik ketatanegaraan, karena ada menteri yang memimpin departemen dan ada yang tidak.

BAB V KEMENTERIAN NEGARA

Pasal 17 1 Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara. 2 Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. 3 Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan. 4 Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dalam undang-undang. Identifikasi: 1 Tetap. 2 Agar sesuai dengan perkembangan bahasa Indonesia huruf “p” pada kata “diperhentikan” diganti dengan huruf “b” sehingga menjadi kata “diberhentikan”. 3 Sesuai dengan praktik ketatanegaraan bahwa setiap menteri tidak memimpin departemen, karena ada yang memimpin departemen ada yang tidak. 4 Agar pelaksanaan hak prerogratif Presiden mempunyai aturan yang baku yang disusun DPR bersama Presiden sehingga tidak hanya sesuai dengan kehendak Presiden 24 saja. Jadi, antara Presiden dan DPR dapat saling mengawasi dan saling mengimbangi. 25

BAB VI PEMERINTAHAN DAERAH