Melihat Wanita yang di Pinang

“Peminangan dapat dilakukan lansung oleh orang yang berkehendak mencari pasangan jodoh, tetapi dapat pula dilakukan oleh perantara yang dapat dipercaya.” 5 Adapun cara menyampaikan ucapan peminangan terdapat dua cara : 1 Menggunakan ucapan yang jelas dan terus terang dalam arti langsung dipahami atau tidak mungkin dipahami dari ucapan itu kecuali untuk peminangan seperti ucapan : “saya berkeinginan untuk menikahimu”. 2 Menggunakan ucapan yang kurang jelas dan tidak terus terang kinayah yang berarti ucapan itu dapat mengandung arti bukan untuk peminangan, seperti ucapan : “tidak ada orang yang tidak senang kepadamu”. 6

C. Melihat Wanita yang di Pinang

Demi kebaikan dalam berumah tangga, kesejahteraan dan kesenangannya, seyogianya laki-lakinya mlihat dulu perempuan yang akan dipinangnya sehingga ia dapat menentukan apakah pemingangan itu perlu diteruskan atau diurungkan. Melihat wanita yang dipinang dianjurkan oleh agama. Tujuannya adalah agar mengetahui keadaan wanita yang dipinang agar tidak ada alas an untuk mencerai istri dengan alasan tersebut misalnya cacat dls. Dalam agama islam, melihat perempuan yang akan dipinang itu diperbolehkan selama dalam batas-batas tertentu, Mengenai bagian badan wanita yang boleh dilihat ketika dipinang, para fuqaha berbeda pendapat. Imam malik hanya membolehkan pada bagian muka dan dua telapak tangan. Abu daud membolehkan melihat seluuh badan, kecuali dua kemaluan. Sedangkan Abu Hanifah membolehkan melihat dua telapak kaki, muka, dan dua telapak tangan. Berdasarkan pendapat mayoritas ulama berkenaan dengan firman dalam surah al Nuur ayat 31: “...Dan janganlah mereka kaum wanita menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak pada dirinya...” yang di maksud “perhiasan yang biasa tanpak daripadanya” adalah muka dan dua telapak tangan. 7 5 Soesilo dan Pramudji R., Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Rhedbook Publisher, cet 1, 2008, hal 508 6 Azhar Basyir, Ahmad. 1999. Hukum Perkawinan Islam. Cet. Ke9.UII Press. Yogyakarta, hal, 125 7 I Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat, Jakarta :Rajawali Press,2010, Hlm. 25-26 7 Perbedan pendapat ini disebabkan adanya suruhan untuk melihat perempuan secara mutlak, juga terdapat larangan secara mutlak pula. Ada juga suruhan yang bersifat terbatas, yakni hanya muka dan kedua telapak tangan, berdasarkan pendapat kebanyakan ulama berkenaan dengan firman Allah SWT: Artinya:“..........dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak dari padanya.....” QS.AnNuur: 31 Berdasarkan salah satu riwayat dari Abu Razaq dan said bin Mansur, bahwa umar pernah meminang putri ali yang benam ummu kulsum. Ketika itu Ali menjawab bahwa, putrinya maih kecil. Kemudian ali berkata lagi, “nanti akan saya suruh Umu kulsum itu kepada Engkau. Bila Engkau suka Engkau dapat menjadikan sebagai calon istri Engkau.” Setelah Ummu kulsum datang kepada umar, lalu umar membuka pahanya. Serentak Ummu Kulsum berkata, “seandainya tuan bukan kholifah, tentu sudah saya colok kedua mata tuan.” 8

D. Masa Pertunangan