Perempuan Melamar Laki-laki HIKMAH DISYARIATKANNYA PEMINANGAN

Perempuan dalam keadaan yang pertama tersebut tidak boleh dipinang oleh seseorang. Sedangkan dalam keadaan kedua boleh dipinang karena pinangan pertama jelas ditolak. Adapun perempuan dalam keadaan yang ketiga menurut sebagian ulama’ diantaranya Ahmad bin Hanbal juga tidak boleh dipinang sama keadaannya dengan perempuan dalam keadaan pertama. Namun, sebagian ulama’ berpendapat bahwa tidak haram meminang perempuan yang tidak secara jelas menerima pinangan pertama. Tentang hukum pernikahan yang telah terlanjur dilaksanakan melangsungkan akad pernikahan dengan wanita tunangan orang lain – dalam perbedaan pendapat ulama’. Menurut Ahmad bin Hanbal dan Imam Asy Syafi’ie serta Imam Abu Hanifah pernikahan tersebut adalah sah dan tidak dapat dibatalkan. Menurut ulama’ Dzahiry pernikahan tersebut tidak sah dengan arti harus dibatalkan. Sedangkan pendapat ketiga dikalangan Malikiyah berpendapat, bila telah berlangsung hubungan kelamin dalam pernikahan tersebut, maka pernikahan tersebut tidak dibatalkan sedangkan bila belum terjadi hubungan kelamin dalam pernikahannya maka pernikahan tersebut harus dibatalkan. 11

E. Perempuan Melamar Laki-laki

Biasanya prialah yang menentukan pilihanya pada seorang wanita, inilah adat di Negara kita dan budaya ketimuran pada umumnya, sebab mayoritas wanita dihiasi perasaan malu yang tinggi dan enggan mengutarakan isi hatinya, justru karena tabiat inilah yang membuat kaum lelaki tertarik dan ingin segera mempersuntingnya. Namun juga sering terjadi pihak keluarga mempelai wanita yang memulai jalinan tali pertunangan dan bahkan banyak wanita yang berani mengungkapkan cintanya pada sang pria. Memang ini bukan hal yang baru atau imbas dari era modern, namun budaya ini adalah warisan nenek moyang kita, karena masalah ini sudah berjalan di zaman Nabiyullah Suaib a.s. tertera dalam Al Quran surat al-Qishos ayat 27 bahwa Nabiyullah Suaib a.s. pernah menawarkan puterinya pada Nabi Musa as. Begitu juga di zaman Rasulullah saw. ketika Ummul mukminin Khodijah ra. Mengungkapkan cintanya terhadap Rasulullah dan memohon agar Rasulullah berkenan menikahinya. 12

F. HIKMAH DISYARIATKANNYA PEMINANGAN

11 Sabiq , Sayid. 1980. Fiqih Sunnah, Alih Bahasa: Muhammad Thalib. Cetakan Pertama. PT Al Ma’arif. Bandung, hal 90 12 Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap, cet. Ke-2, Jakarta: Rajawali Press, 2010, hlm. 21 10 Setiap hukum yang disyariatkan, meskipun hukumnya tidak sampai pada tingkat wajib,selalu mempunyai tujuan dan hikmah. Adapun hikmah dari adanya syariat peminangan adalah untuk lebih menguatkan ikatan perkawinan yang diadakan sesudah itu, karena dengan peminangan itu kedua belah pihak dapat saling mengenal.hal ini sebagaimana dalam hadis Nabi : Dari Al Mughiroh bin Syu’bah, Bahwa Nabi saw berkata kepada dia seseorang yang telah meminang seorang perempuan : Lihatlah dia karena yang demikian akan lebih menguatkan ikatan perkawinan”. Dalam khitbah dianjurkan bagi lelaki untuk melihat perempuan dalam batas yang diperbolehkan agama, bahkan sebelum menyatakan khitbah secara resmi. Dalam riwayat Mughirah bin Syubah ketika hendak melakukan khitbah kepada seorang perempuan, Rasulullah menasehatinya Lihatlah dulu, itu lebih baik dan akan bisa mendatangkan rasa cinta di antara kalian. 13

G. Hukum Peminangan dan Akibat Hukum Peminangan di Indonesia