ASAS ASAS HUKUM islam PERDATA

ASAS-ASAS HUKUM PERDATA

PENGERTIAN
• Hukum perdata adalah hukum yang mengatur

hubungan hukum antara orang atau badan
hukum yang satu dengan yang lain dalam
masyarakat dengan menitikberatkan pada
kepentingan perseorangan
• Sisi fungsi, hukum perdata dibagi 2:
– Hukum perdata materiil, yaitu aturan hukum

yang mengatur hak dan kewajiban perdata
– Hukum perdata formil, yaitu hukum yang
mengatur bagaimana cara melaksanakan
hukum perdata materiil

SISTEMATIKA HUKUM
PERDATA

• Menurut ilmu pengetahuan/ilmu hukum:


Hukum
b. Hukum
c. Hukum
d. Hukum
a.

tentang orang (person recht)
keluarga (famili recht)
kekayaan (vermogen recht)
waris (erfrecht)

• Menurut KUH Perdata:

Buku I tentang Orang
b. Buku II tentang Benda
c. Buku III tentang Perikatan
d. Buku IV tentang Pembuktian dan
Kadaluarsa
a.


BUKU I TENTANG ORANG
• Orang adalah pembawa hak, yaitu segala

sesuatu yang memiliki hak dan kewajiban
• Orang ini disebut dengan subyek hukum,
yang terdiri dari:
Manusia, sebagai pembawa hak dan
kewajiban sejak ia lahir dan berakhir sampai
meninggal dunia
b. Badan hukum, yaitu badan atau
perkumpulan yang memiliki kekayaan
sendiri, ikut serta dalam lalu lintas hukum
dengan perantaraan pengurus, dapat
digugat dan menggugat di pengadilan
a.

MANUSIA (NATUURLIJK
PERSOON)


 Seorang manusia dinyatakan sebagai subyek hukum

harus memenuhi syarat dewasa atau sudah kawin
 Pengertian dewasa menurut BW adalah sebagaimana
diatur dalam Pasal 1330, yaitu “belum dewasa adalah
mereka yang belum mencapai umur genap 21 tahun, dan
atau lebih dulu telah kawin…”
 Perkembangan menurut hukum internasional terkait
dengan pengertian anak adalah mereka yang belum
genap berusia 18 tahun
 Orang yang telah dewasa dianggap “cakap” melakukan
perbuatan hukum, dan sebaliknya
 Kecakapan hukum adalah kewenangan dan kemampuan
subyek hukum untuk melakukan perbuatan hukum dan
bertindak dalam hubungan keperdataan secara sendiri

DOMISILI
Dalam kapasitas sebagai subyek hukum, setiap

orang, menurut hukum, harus memiliki domilisi atau

tempat tinggal
Domisili, secara yuridis, adalah tempat tinggal yang
sesungguhnya
Domisili penting karena:
1. Wilayah hukum perkawinan atau perceraian
2. Tempat di mana seseorang harus dipanggil oleh

pengadilan
3. Menentukan pengadilan mana yang berwenang untuk
menyelesaikan perkara
4. Tempat untuk menentukan pelaksanaan pembagian
warisan dan penagihan hutang setelah meninggal

BADAN HUKUM (RECHTS
PERSOON)
Badan hukum sebagai subyek hukum

adalah badan yang berstatus sebagai
pembawa hak dan kewajiban, yang dapat
bertindak dan melakukan perbuatan hukum

sebagaimana layaknya manusia

HUKUM KELUARGA (FAMILY
RECHT)
 Perkawinan  Pasal 26 KUH Perdata hanya merupakan

hubungan keperdataan saja
 Prinsip-prinsip dalam perkawinan
1. Asas monogami
2. Persesuaian dengan pematangan kedewasaan
3. Pencegahan perceraian
4. Penyeimbang hak dan kedudukan suami istri
 Kekuasaan orangtua  anak-anak yang belum mencapai
usia 18 tahun berada di bawah kekuasaan orangtua
 Perwalian  anak-anak di bawah usia 18 tahun yang tidak
berada di bawah kekuasaan orangtua, berada di bawah
kekuasaan wali
 Pengampuan  orang dewasa yang keadaan mentalnya
kurang/tidak sempurna untuk mengurus kepentingannya
sendiri dengan baik, sehingga memerlukan orang lain


BUKU II TENTANG BENDA
• Hukum benda disebut juga hukum harta

kekayaan
• Hak yang berkaitan dengan hukum ini
adalah:
• Hak mutlak  hak yang dapat dipertahankan

terhadap setiap orang
• Hak perseorangan  hak yang hanya dapat
dipertahankan terhadap pihak tertentu

PENGERTIAN BENDA
Benda adalah segala sesuatu yang dapat

dijadikan obyek hukum
Menurut Pasal 499 KUH Perdata, benda
adalah tiap-tiap barang atau hak yang
dapat dikuasai dengan hak milik


BENDA BERDASARKAN
SIFATNYA
BENDA TETAP

BENDA BERGERAK

 Benda yang karena sifatnya,

Benda yang karena

tujuan peruntukannya atau
karena penetapan UU
dinyatakan sebagai benda
tidak bergerak (Pasal 506-508
KUH Perdata)
 Sifat  tanah, bangunan,
pohon
 Tujuan  mesin dalam
pabrik, perlengkapan rumah

tangga yang dilekatkan
 Penetapan UU  hak guna
bangunan, hak guna usaha

sifatnya atau karena
penetapan UU
dinyatakan sebagai
benda bergerak (Pasal
509-518 KUH Perdata)
Sifat  kendaraan,

perkakas, binatang
Penetapan UU  hak
atas surat berharga

BENDA BERDASARKAN
BENTUK
BENDA BERWUJUD

BENDA TIDAK

BERWUJUD

Barang yang dapat

Meliputi macam-

dilihat oleh panca
indera

macam hak, yaitu hak
milik atas kebendaan
yang diperoleh melalui:
Kepemilikan  saham,

sertifikat
Pelekatan  hak cipta
Pewarisan  bangunan
Penunjukan atau
penyerahan


BUKU III PERIKATAN
Buku III ini memuat hal-hal yang mengatur

hubungan hukum antara subyek hukum yang
satu dengan yang lain, khususnya apabila
timbul hak pemenuhan janji dari satu ke yang
lain
Perikatan adalah hubungan hukum antara dua
pihak, yang mana pihak yang satu berhak
menuntut sesuatu hak dari pihak lain
Perjanjian adalah suatu perikatan di mana orang
berjanji kepada seseorang yang lain atau dua
orang saling berjanji untuk melaksanakan satu
hal (pemenuhan prestasi)

BENTUK PRESTASI
(PASAL 1234 KUH PERDATA)
1. Memberi sesuatu  menyerahkan barang

atau membayar harga

2. Berbuat sesuatu  memperbaiki barang
yang rusak
3. Tidak berbuat sesuatu  tidak
menggunakan merek dagang tertentu
yang telah didaftarkan

SUMBER PERIKATAN
 Ada 2:
1.

2.

Perikatan yang timbul dari perjanjian/kontrak
a. Adanya kesepakatan
b. Adanya kecakapan dalam bertindak
c. Ada obyek yang jelas
d. Ada sebab yang halal
Perikatan yang timbul dari UU, ada 2:
a. Perikatan yang lahir dari UU saja: perikatan yang
timbul oleh hubungan kekeluargaan
b. Perikatan yang lahir dari UU karena perbuatan
manusia (zaakwaarneming) – Pasal 1354 KUH
Perdata, ini terjadi jika seseorang secara sukarela
dan tanpa diminta mengurus kepentingan orang
lain

PELANGGARAN TERHADAP
PERIKATAN
Berupa ganti kerugian, yang berupa:

Konsten, yaitu segala biaya dan ongkosongkos yang sungguh-sungguh telah
dikeluarkan oleh korban
2. Schade, yaitu kerugian yang diderita oleh
korban sebagai akibat langsung dari
perbuatan yang melanggar hukum
3. Interessen, yaitu bunga atau uang atau
keuntungan yang tidak jadi diterima
sebagai akibat langsung dari perbuatan
yang melanggar hukum
1.

BUKU IV PEMBUKTIAN DAN
KADALUARSA
Pembuktian memuat soal “bukti” dan

“daluarsa”
Menurut UU, alat pembuktian berupa:
Surat-surat  ada surat akte dan surat lain

 akte resmi dan akte di bawah tangan 
akte resmi: dibuat di depan pejabat umum
yang ditunjuk oleh UU; akte di bawah tangan:
tidak dibuat dengan perantara pejabat umum
 surat lain adalah surat yang bukan akte,
semisal: catatan yang dibuat oleh para pihak
atau salah satu pihak

Kesaksian  suatu kesaksian mengenai peristiwa

yang dilihat sendiri atau dialami sendiri
Pengakuan  pernyataan sepihak dari salah satu
pihak dalam sebuah proses, yang membenarkan
keterangan pihak lain sebagian atau
keseluruhannya
Persangkaan  kesimpulan yang diambil dari
suatu peristiwa yang telah terang dan nyata
Sumpah, ada 2:
 Sumpah yang menentukan (decissoir): sumpah yang

diminta oleh salah satu pihak yang berperkara kepada
pihak lain
 Sumpah tambahan (suppletoir): sumpah yang
diperintahkan oleh hakim kepada salah satu pihak yang
berperkara

DALUARSA = LEWAT WAKTU =
VERJARING
Suatu sarana untuk memperoleh sesuatu

atau untuk dibebaskan dari suatu perikatan
karena telah lewatnya waktu yang telah
ditentukan dan atas syarat-syarat yang
ditentukan oleh UU (Pasal 1946 KUH
Perdata)

SUMBER HUKUM PERDATA
Sumber hukum perdata adalah asal mula

hukum perdata dan tempat di mana hukum
perdata ditemukan. Asal mula menunjuk
pada sejarah dan pembentuknya, sedangkan
tempat menunjuk para rumusan dimuat dan
dapat dibaca
Sumber hukum formal  sumber dalam arti

sejarah, hukum perdata adalah buatan Belanda
yang terhimpun dalam BW dan tetap berlaku
menurut aturan peralihan UUD 1945
Sumber hukum material  sumber dalam arti
“tempat” adalah lembaran negara atau Staatsblad

SUMBER HUKUM PERDATA DI
INDONESIA
 Algemene Bepalingen van Wetgeving (AB)
 Burgelijk Wetboek (BW) – KUH Perdata
 Wetboek van Koopandhel (WvK) – KUHD
 UU Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok Agraria  UU ini

mencabut berlakunya Buku II KUH Perdata mengenai
hak atas tanah, kecuali hipotek
 UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Pokok Perkawinan
 UU Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas
Tanah beserta Benda-benda di atasnya  UU ini
mencabut berlakunya hipotek
 UU Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia
 UU Nomor 24 Tahun 2004 tentang LPS
 INPRES Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum
Islam

ASAS-ASAS YANG BERLAKU
PADA HUKUM PERDATA
Ne bis in idem
Bezit geedt als velkomen titel  dalam

hal barang bergerak (Pasal 1977 KUH
Perdata) bahwa “barang siapa menguasai
barang bergerak dengan itikad baik maka
ia dianggap sebagai pemilik”
Pacta sunt servanda
Contracts vrij heid  kebebasan para
pihak untuk berjanji
Te Goede Trouw  itikad baik

ASAS-ASAS HUKUM PERDATA
 Asas kebebasan berkontrak
 Asas konsensualisme
 Asas kepercayaan
 Asas kekuatan mengikat
 Asas persamaan hukum
 Asas keseimbangan
 Asas kepastian hukum
 Asas moral
 Asas perlindungan
 Asas kepatutan
 Asas personalitas
 Asas itikad baik

KEBEBASAN BERKONTRAK
Pasal 1338 Ayat 1 KUH Perdata: “Semua

perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
sebagai UU bagi mereka yang membuat”
Asas ini memberi kebebasan kepada para
pihak untuk:
Membuat atau tidak membuat
Mengadakan perjanjian dengan siapapun
Menentukan isi perjanjian, pelaksanaan dan

persyaratannya
Menentukan bentuk perjanjian apakah lisan
atau tertulis

ASAS KONSENSUALITAS
 Pasal 1320 Ayat 1 KUH Perdata: “Salah satu syarat

sahnya perjanjian adalah adanya kata kesepakatan
antara kedua belah pihak”
 Diilhami oleh hukum Romawi dan Jerman
Romawi, dikenal dengan contractus verbis literis
dan contractus innominat, yang artinya terjadinya
perjanjian apabila memenuhi bentuk yang telah
ditetapkan. Asas konsensualitas dalam KUH
Perdata berkaitan dengan bentuk perjanjian
Jerman, hanya mengenal perjanjian riil dan
formal, di mana riil artinya suatu perjanjian yang
dibuat dan dilaksanakan secara nyata, sedangkan
formal adalah suatu perjanjian yang telah
ditentukan bentuknya, yaitu tertulis

ASAS KEPERCAYAAN
Bahwa setiap orang yang berjanji pasti

akan memenuhi setiap prestasi
sebagaimana yang diperjanjikan

ASAS KEKUATAN MENGIKAT
Pasal 1340 KUH Perdata berbunyi:

“perjanjian hanya berlaku bagi para pihak
yang membuatnya”
Pengecualiannya, Pasal 1317 KUH Perdata
bahwa “dapat pula perjanjian diadakan
untuk kepentingan pihak ketiga, bila suatu
perjanjian yang dibuat untuk diri sendiri
atau pemberian orang lain yang
mengandung suatu syarat semacam itu”

ASAS PERSAMAAN HUKUM
Bahwa subyek hukum yang mengadakan

perjanjian memiliki kedudukan, hak dan
kewajiban yang sama dalam hukum

ASAS KESEIMBANGAN
Adalah asas yang menghendaki

keduabelah pihak memenuhi dan
melaksanakan perjanjiannya. Kreditur
memiliki kekuatan untuk menuntut prestasi
kepada debitur dan debitur memikul
kewajiban untuk melaksanakan kewajiban
dengan itikad baik

ASAS KEPASTIAN HUKUM
Asas yang berhubungan dengan akibat dari

perjanjian = asas pacta sunt servanda

ASAS MORAL
Ini terkait dengan perikatan yang wajar,

yaitu suatu perbuatan sukarela dari
seseorang tidak dapat menuntut hak
baginya untuk mendapatkan prestasi dari
pihak lain = zaakwarneming

ASAS PERLINDUNGAN
Ini berarti bahwa pihak kreditur maupun

debitur harus dilindungi oleh hukum,
namun perlindungan hukum bagi debitur
berada pada posisi yang lemah, sebaliknya
kreditur

ASAS KEPATUTAN
Pasal 1339 KUH Perdata berbunyi:

“perjanjian tidak hanya mengikat untuk
hal-hal yang dengan tegas dinyatakan
dalam perjanjian tetapi juga segala sesuatu
yang menurut sifat perjanjian, diharuskan
oleh kepatutan, kebiasaan atau UU”

ASAS KEPRIBADIAN
Asas yang menentukan bahwa seseorang

yang akan melakukan dan/atau membuat
kontrak hanya untuk kepentingan
perseorangan saja.
Pasal 1315 KUH Perdata bahwa “pada
umumnya seseorang tidak dapat
mengadakan perikatan atau perjanjian
selain untuk dirinya sendiri”

ASAS ITIKAD BAIK
Pasal 1338 Ayat 3 KUH Perdata bahwa

“perjanjian harus dilaksanakan dengan
itikad baik”

ASAS HUKUM PERDATA UNTUK
ORANG EROPA
Asas melindungi HAM
Asas setiap orang harus memiliki nama dan

domisili
Asas perlindungan bagi orang yang tidak
lengkap
Asas monogami
Asas suami adalah kepala keluarga

ASAS HUKUM PERDATA UNTUK
BENDA
Asas yang membagi hak manusia ke dalam

hak kebendaan dan hak perorangan
Hak kebendaan adalah hak untuk menguasai

secara langsung suatu kebendaan dan
kekuasaan tersebut dapat dipertahankan
terhadap setiap orang
Hak perorangan adalah hak seseorang untuk
menuntut suatu tagiah kepada seseorang
tertentu
Asas hak milik itu adalah suatu fungsi sosial
Tidak dibenarkan menggunakan hak miliknya

dengan merugikan kepentingan orang lain

ASAS-ASAS UMUM HUKUM
BENDA
Asas sistem tertutup
Asas hak mengikuti benda
Asas publisitas
Asas spesialitas
Asas totalitas
Asas pelekatan
Asas pemisahan horisontal
Asas dapat diserahkan
Asas perlindungan
Asas absolut

ASAS SISTEM TERTUTUP
Bahwa hak atas benda bersifat terbatas

pada yang diatur oleh UU, di luar itu
dengan perjanjian tidak boleh menciptakan
hak-hak baru

ASAS HAK MENGIKUTI BENDA
Hak kebendaan selalu mengikuti bendanya

di mana dan dalam tangan siapapun benda
itu berada

ASAS PUBLISITAS
Pengumuman kepada masyarakat atas

status kepemilikan suatu benda

ASAS SPESIALITAS
Dalam hal kepemilikan hak atas tanah

secara individual harus ditunjukkan dengan
jelas wujudnya, batasnya, letaknya dan
luas tanahnya

ASAS TOTALITAS
Bahwa hak pemilikan atas benda harus

diletakkan pada keseluruhan atau totalitas
obyeknya, dengan kata lain, tidak boleh
hanya untuk bagian-bagian tertentu dari
benda

ASAS PELEKATAN
Bahwa suatu benda biasanya terdiri dari

bagian-bagian yang melekat menjadi satu
dengan benda pokoknya
Asas ini secara tidak langsung

menyelesaikan konflik antara status dari
benda pelengkap yang melekat pada benda
pokok

ASAS PEMISAHAN
HORISONTAL

Dalam hal pertanahan, bahwa jual beli atas

tanah tidak dengan sendirinya meliputi
bangunan dan tanaman yang terdapat di
atasnya
Jika demikian, harus ditegaskan dalam akta
jual beli

ASAS DAPAT DISERAHKAN
Hak pemilikan atas benda mengandung

wewenang untuk menyerahkan benda

ASAS PERLINDUNGAN
Ada dua jenis perlindungan, yaitu:
Perlindungan untuk golongan ekonomi lemah
Perlindungan kepada pihak yang beritikad

baik walaupun pihak yang menyerahkannya
tidak wenang berhak

ASAS ABSOLUT (HUKUM
MEMAKSA)
Bahwa hak kebendaan itu wajib dihormati

atau ditaati oleh setiap orang, seperti:
Hak kepribadian
Hak yang terletak dalam hukum keluarga
Hak mutlak atas suatu benda

Berbeda dengan hak relatif, karena hak

ini muncul dari adanya hubungan
perutangan, dan perutangan timbul dari
perjanjian atau UU
Hak relatif memberikan kewenangan kepada

seseorang untuk menuntut orang lain untuk
berbuat, tidak berbuat atau memberi sesuatu

ASAS HUKUM TENTANG
PERIKATAN
 UU bagi mereka yang membuatnya
 Asas kebebasan dalam membuat perjanjian

 Asas bahwa persetujuan dilaksanakan dengan itikad baik
 Asas bahwa semua harta kekayaan seseorang menjadi

jaminan atau tanggungan semua hutang-hutangnya
 Asas “actio pauliana”, yaitu tindakan yang dilakukan
kreditur untuk membatalkan semua perjanjian yang
dibuat oleh debitur secara itikad buruk dengna pihak
ketiga, dengan pengetahuan bahwa ia merugikan
kreditur

 Pembatalan harus dimintakan oleh kreditur kepada hakim (Pasal

1341 KUH Perdata)
 Ini merupakan peringatan bagi debitur bahwa akan dikenai sanksi
penuntutan bila ia mengurangi hartanya untuk menghindari
penyitaan