ASAS ASAS HUKUM islam PERDATA
ASAS-ASAS HUKUM PERDATA
PENGERTIAN
• Hukum perdata adalah hukum yang mengatur
hubungan hukum antara orang atau badan
hukum yang satu dengan yang lain dalam
masyarakat dengan menitikberatkan pada
kepentingan perseorangan
• Sisi fungsi, hukum perdata dibagi 2:
– Hukum perdata materiil, yaitu aturan hukum
yang mengatur hak dan kewajiban perdata
– Hukum perdata formil, yaitu hukum yang
mengatur bagaimana cara melaksanakan
hukum perdata materiil
SISTEMATIKA HUKUM
PERDATA
• Menurut ilmu pengetahuan/ilmu hukum:
Hukum
b. Hukum
c. Hukum
d. Hukum
a.
tentang orang (person recht)
keluarga (famili recht)
kekayaan (vermogen recht)
waris (erfrecht)
• Menurut KUH Perdata:
Buku I tentang Orang
b. Buku II tentang Benda
c. Buku III tentang Perikatan
d. Buku IV tentang Pembuktian dan
Kadaluarsa
a.
BUKU I TENTANG ORANG
• Orang adalah pembawa hak, yaitu segala
sesuatu yang memiliki hak dan kewajiban
• Orang ini disebut dengan subyek hukum,
yang terdiri dari:
Manusia, sebagai pembawa hak dan
kewajiban sejak ia lahir dan berakhir sampai
meninggal dunia
b. Badan hukum, yaitu badan atau
perkumpulan yang memiliki kekayaan
sendiri, ikut serta dalam lalu lintas hukum
dengan perantaraan pengurus, dapat
digugat dan menggugat di pengadilan
a.
MANUSIA (NATUURLIJK
PERSOON)
Seorang manusia dinyatakan sebagai subyek hukum
harus memenuhi syarat dewasa atau sudah kawin
Pengertian dewasa menurut BW adalah sebagaimana
diatur dalam Pasal 1330, yaitu “belum dewasa adalah
mereka yang belum mencapai umur genap 21 tahun, dan
atau lebih dulu telah kawin…”
Perkembangan menurut hukum internasional terkait
dengan pengertian anak adalah mereka yang belum
genap berusia 18 tahun
Orang yang telah dewasa dianggap “cakap” melakukan
perbuatan hukum, dan sebaliknya
Kecakapan hukum adalah kewenangan dan kemampuan
subyek hukum untuk melakukan perbuatan hukum dan
bertindak dalam hubungan keperdataan secara sendiri
DOMISILI
Dalam kapasitas sebagai subyek hukum, setiap
orang, menurut hukum, harus memiliki domilisi atau
tempat tinggal
Domisili, secara yuridis, adalah tempat tinggal yang
sesungguhnya
Domisili penting karena:
1. Wilayah hukum perkawinan atau perceraian
2. Tempat di mana seseorang harus dipanggil oleh
pengadilan
3. Menentukan pengadilan mana yang berwenang untuk
menyelesaikan perkara
4. Tempat untuk menentukan pelaksanaan pembagian
warisan dan penagihan hutang setelah meninggal
BADAN HUKUM (RECHTS
PERSOON)
Badan hukum sebagai subyek hukum
adalah badan yang berstatus sebagai
pembawa hak dan kewajiban, yang dapat
bertindak dan melakukan perbuatan hukum
sebagaimana layaknya manusia
HUKUM KELUARGA (FAMILY
RECHT)
Perkawinan Pasal 26 KUH Perdata hanya merupakan
hubungan keperdataan saja
Prinsip-prinsip dalam perkawinan
1. Asas monogami
2. Persesuaian dengan pematangan kedewasaan
3. Pencegahan perceraian
4. Penyeimbang hak dan kedudukan suami istri
Kekuasaan orangtua anak-anak yang belum mencapai
usia 18 tahun berada di bawah kekuasaan orangtua
Perwalian anak-anak di bawah usia 18 tahun yang tidak
berada di bawah kekuasaan orangtua, berada di bawah
kekuasaan wali
Pengampuan orang dewasa yang keadaan mentalnya
kurang/tidak sempurna untuk mengurus kepentingannya
sendiri dengan baik, sehingga memerlukan orang lain
BUKU II TENTANG BENDA
• Hukum benda disebut juga hukum harta
kekayaan
• Hak yang berkaitan dengan hukum ini
adalah:
• Hak mutlak hak yang dapat dipertahankan
terhadap setiap orang
• Hak perseorangan hak yang hanya dapat
dipertahankan terhadap pihak tertentu
PENGERTIAN BENDA
Benda adalah segala sesuatu yang dapat
dijadikan obyek hukum
Menurut Pasal 499 KUH Perdata, benda
adalah tiap-tiap barang atau hak yang
dapat dikuasai dengan hak milik
BENDA BERDASARKAN
SIFATNYA
BENDA TETAP
BENDA BERGERAK
Benda yang karena sifatnya,
Benda yang karena
tujuan peruntukannya atau
karena penetapan UU
dinyatakan sebagai benda
tidak bergerak (Pasal 506-508
KUH Perdata)
Sifat tanah, bangunan,
pohon
Tujuan mesin dalam
pabrik, perlengkapan rumah
tangga yang dilekatkan
Penetapan UU hak guna
bangunan, hak guna usaha
sifatnya atau karena
penetapan UU
dinyatakan sebagai
benda bergerak (Pasal
509-518 KUH Perdata)
Sifat kendaraan,
perkakas, binatang
Penetapan UU hak
atas surat berharga
BENDA BERDASARKAN
BENTUK
BENDA BERWUJUD
BENDA TIDAK
BERWUJUD
Barang yang dapat
Meliputi macam-
dilihat oleh panca
indera
macam hak, yaitu hak
milik atas kebendaan
yang diperoleh melalui:
Kepemilikan saham,
sertifikat
Pelekatan hak cipta
Pewarisan bangunan
Penunjukan atau
penyerahan
BUKU III PERIKATAN
Buku III ini memuat hal-hal yang mengatur
hubungan hukum antara subyek hukum yang
satu dengan yang lain, khususnya apabila
timbul hak pemenuhan janji dari satu ke yang
lain
Perikatan adalah hubungan hukum antara dua
pihak, yang mana pihak yang satu berhak
menuntut sesuatu hak dari pihak lain
Perjanjian adalah suatu perikatan di mana orang
berjanji kepada seseorang yang lain atau dua
orang saling berjanji untuk melaksanakan satu
hal (pemenuhan prestasi)
BENTUK PRESTASI
(PASAL 1234 KUH PERDATA)
1. Memberi sesuatu menyerahkan barang
atau membayar harga
2. Berbuat sesuatu memperbaiki barang
yang rusak
3. Tidak berbuat sesuatu tidak
menggunakan merek dagang tertentu
yang telah didaftarkan
SUMBER PERIKATAN
Ada 2:
1.
2.
Perikatan yang timbul dari perjanjian/kontrak
a. Adanya kesepakatan
b. Adanya kecakapan dalam bertindak
c. Ada obyek yang jelas
d. Ada sebab yang halal
Perikatan yang timbul dari UU, ada 2:
a. Perikatan yang lahir dari UU saja: perikatan yang
timbul oleh hubungan kekeluargaan
b. Perikatan yang lahir dari UU karena perbuatan
manusia (zaakwaarneming) – Pasal 1354 KUH
Perdata, ini terjadi jika seseorang secara sukarela
dan tanpa diminta mengurus kepentingan orang
lain
PELANGGARAN TERHADAP
PERIKATAN
Berupa ganti kerugian, yang berupa:
Konsten, yaitu segala biaya dan ongkosongkos yang sungguh-sungguh telah
dikeluarkan oleh korban
2. Schade, yaitu kerugian yang diderita oleh
korban sebagai akibat langsung dari
perbuatan yang melanggar hukum
3. Interessen, yaitu bunga atau uang atau
keuntungan yang tidak jadi diterima
sebagai akibat langsung dari perbuatan
yang melanggar hukum
1.
BUKU IV PEMBUKTIAN DAN
KADALUARSA
Pembuktian memuat soal “bukti” dan
“daluarsa”
Menurut UU, alat pembuktian berupa:
Surat-surat ada surat akte dan surat lain
akte resmi dan akte di bawah tangan
akte resmi: dibuat di depan pejabat umum
yang ditunjuk oleh UU; akte di bawah tangan:
tidak dibuat dengan perantara pejabat umum
surat lain adalah surat yang bukan akte,
semisal: catatan yang dibuat oleh para pihak
atau salah satu pihak
Kesaksian suatu kesaksian mengenai peristiwa
yang dilihat sendiri atau dialami sendiri
Pengakuan pernyataan sepihak dari salah satu
pihak dalam sebuah proses, yang membenarkan
keterangan pihak lain sebagian atau
keseluruhannya
Persangkaan kesimpulan yang diambil dari
suatu peristiwa yang telah terang dan nyata
Sumpah, ada 2:
Sumpah yang menentukan (decissoir): sumpah yang
diminta oleh salah satu pihak yang berperkara kepada
pihak lain
Sumpah tambahan (suppletoir): sumpah yang
diperintahkan oleh hakim kepada salah satu pihak yang
berperkara
DALUARSA = LEWAT WAKTU =
VERJARING
Suatu sarana untuk memperoleh sesuatu
atau untuk dibebaskan dari suatu perikatan
karena telah lewatnya waktu yang telah
ditentukan dan atas syarat-syarat yang
ditentukan oleh UU (Pasal 1946 KUH
Perdata)
SUMBER HUKUM PERDATA
Sumber hukum perdata adalah asal mula
hukum perdata dan tempat di mana hukum
perdata ditemukan. Asal mula menunjuk
pada sejarah dan pembentuknya, sedangkan
tempat menunjuk para rumusan dimuat dan
dapat dibaca
Sumber hukum formal sumber dalam arti
sejarah, hukum perdata adalah buatan Belanda
yang terhimpun dalam BW dan tetap berlaku
menurut aturan peralihan UUD 1945
Sumber hukum material sumber dalam arti
“tempat” adalah lembaran negara atau Staatsblad
SUMBER HUKUM PERDATA DI
INDONESIA
Algemene Bepalingen van Wetgeving (AB)
Burgelijk Wetboek (BW) – KUH Perdata
Wetboek van Koopandhel (WvK) – KUHD
UU Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok Agraria UU ini
mencabut berlakunya Buku II KUH Perdata mengenai
hak atas tanah, kecuali hipotek
UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Pokok Perkawinan
UU Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas
Tanah beserta Benda-benda di atasnya UU ini
mencabut berlakunya hipotek
UU Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia
UU Nomor 24 Tahun 2004 tentang LPS
INPRES Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum
Islam
ASAS-ASAS YANG BERLAKU
PADA HUKUM PERDATA
Ne bis in idem
Bezit geedt als velkomen titel dalam
hal barang bergerak (Pasal 1977 KUH
Perdata) bahwa “barang siapa menguasai
barang bergerak dengan itikad baik maka
ia dianggap sebagai pemilik”
Pacta sunt servanda
Contracts vrij heid kebebasan para
pihak untuk berjanji
Te Goede Trouw itikad baik
ASAS-ASAS HUKUM PERDATA
Asas kebebasan berkontrak
Asas konsensualisme
Asas kepercayaan
Asas kekuatan mengikat
Asas persamaan hukum
Asas keseimbangan
Asas kepastian hukum
Asas moral
Asas perlindungan
Asas kepatutan
Asas personalitas
Asas itikad baik
KEBEBASAN BERKONTRAK
Pasal 1338 Ayat 1 KUH Perdata: “Semua
perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
sebagai UU bagi mereka yang membuat”
Asas ini memberi kebebasan kepada para
pihak untuk:
Membuat atau tidak membuat
Mengadakan perjanjian dengan siapapun
Menentukan isi perjanjian, pelaksanaan dan
persyaratannya
Menentukan bentuk perjanjian apakah lisan
atau tertulis
ASAS KONSENSUALITAS
Pasal 1320 Ayat 1 KUH Perdata: “Salah satu syarat
sahnya perjanjian adalah adanya kata kesepakatan
antara kedua belah pihak”
Diilhami oleh hukum Romawi dan Jerman
Romawi, dikenal dengan contractus verbis literis
dan contractus innominat, yang artinya terjadinya
perjanjian apabila memenuhi bentuk yang telah
ditetapkan. Asas konsensualitas dalam KUH
Perdata berkaitan dengan bentuk perjanjian
Jerman, hanya mengenal perjanjian riil dan
formal, di mana riil artinya suatu perjanjian yang
dibuat dan dilaksanakan secara nyata, sedangkan
formal adalah suatu perjanjian yang telah
ditentukan bentuknya, yaitu tertulis
ASAS KEPERCAYAAN
Bahwa setiap orang yang berjanji pasti
akan memenuhi setiap prestasi
sebagaimana yang diperjanjikan
ASAS KEKUATAN MENGIKAT
Pasal 1340 KUH Perdata berbunyi:
“perjanjian hanya berlaku bagi para pihak
yang membuatnya”
Pengecualiannya, Pasal 1317 KUH Perdata
bahwa “dapat pula perjanjian diadakan
untuk kepentingan pihak ketiga, bila suatu
perjanjian yang dibuat untuk diri sendiri
atau pemberian orang lain yang
mengandung suatu syarat semacam itu”
ASAS PERSAMAAN HUKUM
Bahwa subyek hukum yang mengadakan
perjanjian memiliki kedudukan, hak dan
kewajiban yang sama dalam hukum
ASAS KESEIMBANGAN
Adalah asas yang menghendaki
keduabelah pihak memenuhi dan
melaksanakan perjanjiannya. Kreditur
memiliki kekuatan untuk menuntut prestasi
kepada debitur dan debitur memikul
kewajiban untuk melaksanakan kewajiban
dengan itikad baik
ASAS KEPASTIAN HUKUM
Asas yang berhubungan dengan akibat dari
perjanjian = asas pacta sunt servanda
ASAS MORAL
Ini terkait dengan perikatan yang wajar,
yaitu suatu perbuatan sukarela dari
seseorang tidak dapat menuntut hak
baginya untuk mendapatkan prestasi dari
pihak lain = zaakwarneming
ASAS PERLINDUNGAN
Ini berarti bahwa pihak kreditur maupun
debitur harus dilindungi oleh hukum,
namun perlindungan hukum bagi debitur
berada pada posisi yang lemah, sebaliknya
kreditur
ASAS KEPATUTAN
Pasal 1339 KUH Perdata berbunyi:
“perjanjian tidak hanya mengikat untuk
hal-hal yang dengan tegas dinyatakan
dalam perjanjian tetapi juga segala sesuatu
yang menurut sifat perjanjian, diharuskan
oleh kepatutan, kebiasaan atau UU”
ASAS KEPRIBADIAN
Asas yang menentukan bahwa seseorang
yang akan melakukan dan/atau membuat
kontrak hanya untuk kepentingan
perseorangan saja.
Pasal 1315 KUH Perdata bahwa “pada
umumnya seseorang tidak dapat
mengadakan perikatan atau perjanjian
selain untuk dirinya sendiri”
ASAS ITIKAD BAIK
Pasal 1338 Ayat 3 KUH Perdata bahwa
“perjanjian harus dilaksanakan dengan
itikad baik”
ASAS HUKUM PERDATA UNTUK
ORANG EROPA
Asas melindungi HAM
Asas setiap orang harus memiliki nama dan
domisili
Asas perlindungan bagi orang yang tidak
lengkap
Asas monogami
Asas suami adalah kepala keluarga
ASAS HUKUM PERDATA UNTUK
BENDA
Asas yang membagi hak manusia ke dalam
hak kebendaan dan hak perorangan
Hak kebendaan adalah hak untuk menguasai
secara langsung suatu kebendaan dan
kekuasaan tersebut dapat dipertahankan
terhadap setiap orang
Hak perorangan adalah hak seseorang untuk
menuntut suatu tagiah kepada seseorang
tertentu
Asas hak milik itu adalah suatu fungsi sosial
Tidak dibenarkan menggunakan hak miliknya
dengan merugikan kepentingan orang lain
ASAS-ASAS UMUM HUKUM
BENDA
Asas sistem tertutup
Asas hak mengikuti benda
Asas publisitas
Asas spesialitas
Asas totalitas
Asas pelekatan
Asas pemisahan horisontal
Asas dapat diserahkan
Asas perlindungan
Asas absolut
ASAS SISTEM TERTUTUP
Bahwa hak atas benda bersifat terbatas
pada yang diatur oleh UU, di luar itu
dengan perjanjian tidak boleh menciptakan
hak-hak baru
ASAS HAK MENGIKUTI BENDA
Hak kebendaan selalu mengikuti bendanya
di mana dan dalam tangan siapapun benda
itu berada
ASAS PUBLISITAS
Pengumuman kepada masyarakat atas
status kepemilikan suatu benda
ASAS SPESIALITAS
Dalam hal kepemilikan hak atas tanah
secara individual harus ditunjukkan dengan
jelas wujudnya, batasnya, letaknya dan
luas tanahnya
ASAS TOTALITAS
Bahwa hak pemilikan atas benda harus
diletakkan pada keseluruhan atau totalitas
obyeknya, dengan kata lain, tidak boleh
hanya untuk bagian-bagian tertentu dari
benda
ASAS PELEKATAN
Bahwa suatu benda biasanya terdiri dari
bagian-bagian yang melekat menjadi satu
dengan benda pokoknya
Asas ini secara tidak langsung
menyelesaikan konflik antara status dari
benda pelengkap yang melekat pada benda
pokok
ASAS PEMISAHAN
HORISONTAL
Dalam hal pertanahan, bahwa jual beli atas
tanah tidak dengan sendirinya meliputi
bangunan dan tanaman yang terdapat di
atasnya
Jika demikian, harus ditegaskan dalam akta
jual beli
ASAS DAPAT DISERAHKAN
Hak pemilikan atas benda mengandung
wewenang untuk menyerahkan benda
ASAS PERLINDUNGAN
Ada dua jenis perlindungan, yaitu:
Perlindungan untuk golongan ekonomi lemah
Perlindungan kepada pihak yang beritikad
baik walaupun pihak yang menyerahkannya
tidak wenang berhak
ASAS ABSOLUT (HUKUM
MEMAKSA)
Bahwa hak kebendaan itu wajib dihormati
atau ditaati oleh setiap orang, seperti:
Hak kepribadian
Hak yang terletak dalam hukum keluarga
Hak mutlak atas suatu benda
Berbeda dengan hak relatif, karena hak
ini muncul dari adanya hubungan
perutangan, dan perutangan timbul dari
perjanjian atau UU
Hak relatif memberikan kewenangan kepada
seseorang untuk menuntut orang lain untuk
berbuat, tidak berbuat atau memberi sesuatu
ASAS HUKUM TENTANG
PERIKATAN
UU bagi mereka yang membuatnya
Asas kebebasan dalam membuat perjanjian
Asas bahwa persetujuan dilaksanakan dengan itikad baik
Asas bahwa semua harta kekayaan seseorang menjadi
jaminan atau tanggungan semua hutang-hutangnya
Asas “actio pauliana”, yaitu tindakan yang dilakukan
kreditur untuk membatalkan semua perjanjian yang
dibuat oleh debitur secara itikad buruk dengna pihak
ketiga, dengan pengetahuan bahwa ia merugikan
kreditur
Pembatalan harus dimintakan oleh kreditur kepada hakim (Pasal
1341 KUH Perdata)
Ini merupakan peringatan bagi debitur bahwa akan dikenai sanksi
penuntutan bila ia mengurangi hartanya untuk menghindari
penyitaan
PENGERTIAN
• Hukum perdata adalah hukum yang mengatur
hubungan hukum antara orang atau badan
hukum yang satu dengan yang lain dalam
masyarakat dengan menitikberatkan pada
kepentingan perseorangan
• Sisi fungsi, hukum perdata dibagi 2:
– Hukum perdata materiil, yaitu aturan hukum
yang mengatur hak dan kewajiban perdata
– Hukum perdata formil, yaitu hukum yang
mengatur bagaimana cara melaksanakan
hukum perdata materiil
SISTEMATIKA HUKUM
PERDATA
• Menurut ilmu pengetahuan/ilmu hukum:
Hukum
b. Hukum
c. Hukum
d. Hukum
a.
tentang orang (person recht)
keluarga (famili recht)
kekayaan (vermogen recht)
waris (erfrecht)
• Menurut KUH Perdata:
Buku I tentang Orang
b. Buku II tentang Benda
c. Buku III tentang Perikatan
d. Buku IV tentang Pembuktian dan
Kadaluarsa
a.
BUKU I TENTANG ORANG
• Orang adalah pembawa hak, yaitu segala
sesuatu yang memiliki hak dan kewajiban
• Orang ini disebut dengan subyek hukum,
yang terdiri dari:
Manusia, sebagai pembawa hak dan
kewajiban sejak ia lahir dan berakhir sampai
meninggal dunia
b. Badan hukum, yaitu badan atau
perkumpulan yang memiliki kekayaan
sendiri, ikut serta dalam lalu lintas hukum
dengan perantaraan pengurus, dapat
digugat dan menggugat di pengadilan
a.
MANUSIA (NATUURLIJK
PERSOON)
Seorang manusia dinyatakan sebagai subyek hukum
harus memenuhi syarat dewasa atau sudah kawin
Pengertian dewasa menurut BW adalah sebagaimana
diatur dalam Pasal 1330, yaitu “belum dewasa adalah
mereka yang belum mencapai umur genap 21 tahun, dan
atau lebih dulu telah kawin…”
Perkembangan menurut hukum internasional terkait
dengan pengertian anak adalah mereka yang belum
genap berusia 18 tahun
Orang yang telah dewasa dianggap “cakap” melakukan
perbuatan hukum, dan sebaliknya
Kecakapan hukum adalah kewenangan dan kemampuan
subyek hukum untuk melakukan perbuatan hukum dan
bertindak dalam hubungan keperdataan secara sendiri
DOMISILI
Dalam kapasitas sebagai subyek hukum, setiap
orang, menurut hukum, harus memiliki domilisi atau
tempat tinggal
Domisili, secara yuridis, adalah tempat tinggal yang
sesungguhnya
Domisili penting karena:
1. Wilayah hukum perkawinan atau perceraian
2. Tempat di mana seseorang harus dipanggil oleh
pengadilan
3. Menentukan pengadilan mana yang berwenang untuk
menyelesaikan perkara
4. Tempat untuk menentukan pelaksanaan pembagian
warisan dan penagihan hutang setelah meninggal
BADAN HUKUM (RECHTS
PERSOON)
Badan hukum sebagai subyek hukum
adalah badan yang berstatus sebagai
pembawa hak dan kewajiban, yang dapat
bertindak dan melakukan perbuatan hukum
sebagaimana layaknya manusia
HUKUM KELUARGA (FAMILY
RECHT)
Perkawinan Pasal 26 KUH Perdata hanya merupakan
hubungan keperdataan saja
Prinsip-prinsip dalam perkawinan
1. Asas monogami
2. Persesuaian dengan pematangan kedewasaan
3. Pencegahan perceraian
4. Penyeimbang hak dan kedudukan suami istri
Kekuasaan orangtua anak-anak yang belum mencapai
usia 18 tahun berada di bawah kekuasaan orangtua
Perwalian anak-anak di bawah usia 18 tahun yang tidak
berada di bawah kekuasaan orangtua, berada di bawah
kekuasaan wali
Pengampuan orang dewasa yang keadaan mentalnya
kurang/tidak sempurna untuk mengurus kepentingannya
sendiri dengan baik, sehingga memerlukan orang lain
BUKU II TENTANG BENDA
• Hukum benda disebut juga hukum harta
kekayaan
• Hak yang berkaitan dengan hukum ini
adalah:
• Hak mutlak hak yang dapat dipertahankan
terhadap setiap orang
• Hak perseorangan hak yang hanya dapat
dipertahankan terhadap pihak tertentu
PENGERTIAN BENDA
Benda adalah segala sesuatu yang dapat
dijadikan obyek hukum
Menurut Pasal 499 KUH Perdata, benda
adalah tiap-tiap barang atau hak yang
dapat dikuasai dengan hak milik
BENDA BERDASARKAN
SIFATNYA
BENDA TETAP
BENDA BERGERAK
Benda yang karena sifatnya,
Benda yang karena
tujuan peruntukannya atau
karena penetapan UU
dinyatakan sebagai benda
tidak bergerak (Pasal 506-508
KUH Perdata)
Sifat tanah, bangunan,
pohon
Tujuan mesin dalam
pabrik, perlengkapan rumah
tangga yang dilekatkan
Penetapan UU hak guna
bangunan, hak guna usaha
sifatnya atau karena
penetapan UU
dinyatakan sebagai
benda bergerak (Pasal
509-518 KUH Perdata)
Sifat kendaraan,
perkakas, binatang
Penetapan UU hak
atas surat berharga
BENDA BERDASARKAN
BENTUK
BENDA BERWUJUD
BENDA TIDAK
BERWUJUD
Barang yang dapat
Meliputi macam-
dilihat oleh panca
indera
macam hak, yaitu hak
milik atas kebendaan
yang diperoleh melalui:
Kepemilikan saham,
sertifikat
Pelekatan hak cipta
Pewarisan bangunan
Penunjukan atau
penyerahan
BUKU III PERIKATAN
Buku III ini memuat hal-hal yang mengatur
hubungan hukum antara subyek hukum yang
satu dengan yang lain, khususnya apabila
timbul hak pemenuhan janji dari satu ke yang
lain
Perikatan adalah hubungan hukum antara dua
pihak, yang mana pihak yang satu berhak
menuntut sesuatu hak dari pihak lain
Perjanjian adalah suatu perikatan di mana orang
berjanji kepada seseorang yang lain atau dua
orang saling berjanji untuk melaksanakan satu
hal (pemenuhan prestasi)
BENTUK PRESTASI
(PASAL 1234 KUH PERDATA)
1. Memberi sesuatu menyerahkan barang
atau membayar harga
2. Berbuat sesuatu memperbaiki barang
yang rusak
3. Tidak berbuat sesuatu tidak
menggunakan merek dagang tertentu
yang telah didaftarkan
SUMBER PERIKATAN
Ada 2:
1.
2.
Perikatan yang timbul dari perjanjian/kontrak
a. Adanya kesepakatan
b. Adanya kecakapan dalam bertindak
c. Ada obyek yang jelas
d. Ada sebab yang halal
Perikatan yang timbul dari UU, ada 2:
a. Perikatan yang lahir dari UU saja: perikatan yang
timbul oleh hubungan kekeluargaan
b. Perikatan yang lahir dari UU karena perbuatan
manusia (zaakwaarneming) – Pasal 1354 KUH
Perdata, ini terjadi jika seseorang secara sukarela
dan tanpa diminta mengurus kepentingan orang
lain
PELANGGARAN TERHADAP
PERIKATAN
Berupa ganti kerugian, yang berupa:
Konsten, yaitu segala biaya dan ongkosongkos yang sungguh-sungguh telah
dikeluarkan oleh korban
2. Schade, yaitu kerugian yang diderita oleh
korban sebagai akibat langsung dari
perbuatan yang melanggar hukum
3. Interessen, yaitu bunga atau uang atau
keuntungan yang tidak jadi diterima
sebagai akibat langsung dari perbuatan
yang melanggar hukum
1.
BUKU IV PEMBUKTIAN DAN
KADALUARSA
Pembuktian memuat soal “bukti” dan
“daluarsa”
Menurut UU, alat pembuktian berupa:
Surat-surat ada surat akte dan surat lain
akte resmi dan akte di bawah tangan
akte resmi: dibuat di depan pejabat umum
yang ditunjuk oleh UU; akte di bawah tangan:
tidak dibuat dengan perantara pejabat umum
surat lain adalah surat yang bukan akte,
semisal: catatan yang dibuat oleh para pihak
atau salah satu pihak
Kesaksian suatu kesaksian mengenai peristiwa
yang dilihat sendiri atau dialami sendiri
Pengakuan pernyataan sepihak dari salah satu
pihak dalam sebuah proses, yang membenarkan
keterangan pihak lain sebagian atau
keseluruhannya
Persangkaan kesimpulan yang diambil dari
suatu peristiwa yang telah terang dan nyata
Sumpah, ada 2:
Sumpah yang menentukan (decissoir): sumpah yang
diminta oleh salah satu pihak yang berperkara kepada
pihak lain
Sumpah tambahan (suppletoir): sumpah yang
diperintahkan oleh hakim kepada salah satu pihak yang
berperkara
DALUARSA = LEWAT WAKTU =
VERJARING
Suatu sarana untuk memperoleh sesuatu
atau untuk dibebaskan dari suatu perikatan
karena telah lewatnya waktu yang telah
ditentukan dan atas syarat-syarat yang
ditentukan oleh UU (Pasal 1946 KUH
Perdata)
SUMBER HUKUM PERDATA
Sumber hukum perdata adalah asal mula
hukum perdata dan tempat di mana hukum
perdata ditemukan. Asal mula menunjuk
pada sejarah dan pembentuknya, sedangkan
tempat menunjuk para rumusan dimuat dan
dapat dibaca
Sumber hukum formal sumber dalam arti
sejarah, hukum perdata adalah buatan Belanda
yang terhimpun dalam BW dan tetap berlaku
menurut aturan peralihan UUD 1945
Sumber hukum material sumber dalam arti
“tempat” adalah lembaran negara atau Staatsblad
SUMBER HUKUM PERDATA DI
INDONESIA
Algemene Bepalingen van Wetgeving (AB)
Burgelijk Wetboek (BW) – KUH Perdata
Wetboek van Koopandhel (WvK) – KUHD
UU Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok Agraria UU ini
mencabut berlakunya Buku II KUH Perdata mengenai
hak atas tanah, kecuali hipotek
UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Pokok Perkawinan
UU Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas
Tanah beserta Benda-benda di atasnya UU ini
mencabut berlakunya hipotek
UU Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia
UU Nomor 24 Tahun 2004 tentang LPS
INPRES Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum
Islam
ASAS-ASAS YANG BERLAKU
PADA HUKUM PERDATA
Ne bis in idem
Bezit geedt als velkomen titel dalam
hal barang bergerak (Pasal 1977 KUH
Perdata) bahwa “barang siapa menguasai
barang bergerak dengan itikad baik maka
ia dianggap sebagai pemilik”
Pacta sunt servanda
Contracts vrij heid kebebasan para
pihak untuk berjanji
Te Goede Trouw itikad baik
ASAS-ASAS HUKUM PERDATA
Asas kebebasan berkontrak
Asas konsensualisme
Asas kepercayaan
Asas kekuatan mengikat
Asas persamaan hukum
Asas keseimbangan
Asas kepastian hukum
Asas moral
Asas perlindungan
Asas kepatutan
Asas personalitas
Asas itikad baik
KEBEBASAN BERKONTRAK
Pasal 1338 Ayat 1 KUH Perdata: “Semua
perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
sebagai UU bagi mereka yang membuat”
Asas ini memberi kebebasan kepada para
pihak untuk:
Membuat atau tidak membuat
Mengadakan perjanjian dengan siapapun
Menentukan isi perjanjian, pelaksanaan dan
persyaratannya
Menentukan bentuk perjanjian apakah lisan
atau tertulis
ASAS KONSENSUALITAS
Pasal 1320 Ayat 1 KUH Perdata: “Salah satu syarat
sahnya perjanjian adalah adanya kata kesepakatan
antara kedua belah pihak”
Diilhami oleh hukum Romawi dan Jerman
Romawi, dikenal dengan contractus verbis literis
dan contractus innominat, yang artinya terjadinya
perjanjian apabila memenuhi bentuk yang telah
ditetapkan. Asas konsensualitas dalam KUH
Perdata berkaitan dengan bentuk perjanjian
Jerman, hanya mengenal perjanjian riil dan
formal, di mana riil artinya suatu perjanjian yang
dibuat dan dilaksanakan secara nyata, sedangkan
formal adalah suatu perjanjian yang telah
ditentukan bentuknya, yaitu tertulis
ASAS KEPERCAYAAN
Bahwa setiap orang yang berjanji pasti
akan memenuhi setiap prestasi
sebagaimana yang diperjanjikan
ASAS KEKUATAN MENGIKAT
Pasal 1340 KUH Perdata berbunyi:
“perjanjian hanya berlaku bagi para pihak
yang membuatnya”
Pengecualiannya, Pasal 1317 KUH Perdata
bahwa “dapat pula perjanjian diadakan
untuk kepentingan pihak ketiga, bila suatu
perjanjian yang dibuat untuk diri sendiri
atau pemberian orang lain yang
mengandung suatu syarat semacam itu”
ASAS PERSAMAAN HUKUM
Bahwa subyek hukum yang mengadakan
perjanjian memiliki kedudukan, hak dan
kewajiban yang sama dalam hukum
ASAS KESEIMBANGAN
Adalah asas yang menghendaki
keduabelah pihak memenuhi dan
melaksanakan perjanjiannya. Kreditur
memiliki kekuatan untuk menuntut prestasi
kepada debitur dan debitur memikul
kewajiban untuk melaksanakan kewajiban
dengan itikad baik
ASAS KEPASTIAN HUKUM
Asas yang berhubungan dengan akibat dari
perjanjian = asas pacta sunt servanda
ASAS MORAL
Ini terkait dengan perikatan yang wajar,
yaitu suatu perbuatan sukarela dari
seseorang tidak dapat menuntut hak
baginya untuk mendapatkan prestasi dari
pihak lain = zaakwarneming
ASAS PERLINDUNGAN
Ini berarti bahwa pihak kreditur maupun
debitur harus dilindungi oleh hukum,
namun perlindungan hukum bagi debitur
berada pada posisi yang lemah, sebaliknya
kreditur
ASAS KEPATUTAN
Pasal 1339 KUH Perdata berbunyi:
“perjanjian tidak hanya mengikat untuk
hal-hal yang dengan tegas dinyatakan
dalam perjanjian tetapi juga segala sesuatu
yang menurut sifat perjanjian, diharuskan
oleh kepatutan, kebiasaan atau UU”
ASAS KEPRIBADIAN
Asas yang menentukan bahwa seseorang
yang akan melakukan dan/atau membuat
kontrak hanya untuk kepentingan
perseorangan saja.
Pasal 1315 KUH Perdata bahwa “pada
umumnya seseorang tidak dapat
mengadakan perikatan atau perjanjian
selain untuk dirinya sendiri”
ASAS ITIKAD BAIK
Pasal 1338 Ayat 3 KUH Perdata bahwa
“perjanjian harus dilaksanakan dengan
itikad baik”
ASAS HUKUM PERDATA UNTUK
ORANG EROPA
Asas melindungi HAM
Asas setiap orang harus memiliki nama dan
domisili
Asas perlindungan bagi orang yang tidak
lengkap
Asas monogami
Asas suami adalah kepala keluarga
ASAS HUKUM PERDATA UNTUK
BENDA
Asas yang membagi hak manusia ke dalam
hak kebendaan dan hak perorangan
Hak kebendaan adalah hak untuk menguasai
secara langsung suatu kebendaan dan
kekuasaan tersebut dapat dipertahankan
terhadap setiap orang
Hak perorangan adalah hak seseorang untuk
menuntut suatu tagiah kepada seseorang
tertentu
Asas hak milik itu adalah suatu fungsi sosial
Tidak dibenarkan menggunakan hak miliknya
dengan merugikan kepentingan orang lain
ASAS-ASAS UMUM HUKUM
BENDA
Asas sistem tertutup
Asas hak mengikuti benda
Asas publisitas
Asas spesialitas
Asas totalitas
Asas pelekatan
Asas pemisahan horisontal
Asas dapat diserahkan
Asas perlindungan
Asas absolut
ASAS SISTEM TERTUTUP
Bahwa hak atas benda bersifat terbatas
pada yang diatur oleh UU, di luar itu
dengan perjanjian tidak boleh menciptakan
hak-hak baru
ASAS HAK MENGIKUTI BENDA
Hak kebendaan selalu mengikuti bendanya
di mana dan dalam tangan siapapun benda
itu berada
ASAS PUBLISITAS
Pengumuman kepada masyarakat atas
status kepemilikan suatu benda
ASAS SPESIALITAS
Dalam hal kepemilikan hak atas tanah
secara individual harus ditunjukkan dengan
jelas wujudnya, batasnya, letaknya dan
luas tanahnya
ASAS TOTALITAS
Bahwa hak pemilikan atas benda harus
diletakkan pada keseluruhan atau totalitas
obyeknya, dengan kata lain, tidak boleh
hanya untuk bagian-bagian tertentu dari
benda
ASAS PELEKATAN
Bahwa suatu benda biasanya terdiri dari
bagian-bagian yang melekat menjadi satu
dengan benda pokoknya
Asas ini secara tidak langsung
menyelesaikan konflik antara status dari
benda pelengkap yang melekat pada benda
pokok
ASAS PEMISAHAN
HORISONTAL
Dalam hal pertanahan, bahwa jual beli atas
tanah tidak dengan sendirinya meliputi
bangunan dan tanaman yang terdapat di
atasnya
Jika demikian, harus ditegaskan dalam akta
jual beli
ASAS DAPAT DISERAHKAN
Hak pemilikan atas benda mengandung
wewenang untuk menyerahkan benda
ASAS PERLINDUNGAN
Ada dua jenis perlindungan, yaitu:
Perlindungan untuk golongan ekonomi lemah
Perlindungan kepada pihak yang beritikad
baik walaupun pihak yang menyerahkannya
tidak wenang berhak
ASAS ABSOLUT (HUKUM
MEMAKSA)
Bahwa hak kebendaan itu wajib dihormati
atau ditaati oleh setiap orang, seperti:
Hak kepribadian
Hak yang terletak dalam hukum keluarga
Hak mutlak atas suatu benda
Berbeda dengan hak relatif, karena hak
ini muncul dari adanya hubungan
perutangan, dan perutangan timbul dari
perjanjian atau UU
Hak relatif memberikan kewenangan kepada
seseorang untuk menuntut orang lain untuk
berbuat, tidak berbuat atau memberi sesuatu
ASAS HUKUM TENTANG
PERIKATAN
UU bagi mereka yang membuatnya
Asas kebebasan dalam membuat perjanjian
Asas bahwa persetujuan dilaksanakan dengan itikad baik
Asas bahwa semua harta kekayaan seseorang menjadi
jaminan atau tanggungan semua hutang-hutangnya
Asas “actio pauliana”, yaitu tindakan yang dilakukan
kreditur untuk membatalkan semua perjanjian yang
dibuat oleh debitur secara itikad buruk dengna pihak
ketiga, dengan pengetahuan bahwa ia merugikan
kreditur
Pembatalan harus dimintakan oleh kreditur kepada hakim (Pasal
1341 KUH Perdata)
Ini merupakan peringatan bagi debitur bahwa akan dikenai sanksi
penuntutan bila ia mengurangi hartanya untuk menghindari
penyitaan