kemampuan pohon tersebut untuk menyerap karbon dari lingkungan melalui fotosintesis. Hutan mengabsorpsi CO
2
selama proses fotosintesis dan menyimpannya sebagai materi organik dalam biomassa tanaman. Jumlah CO
2
yang diserap oleh tanaman dapat digunakan untuk mendapatkan insentif dari Reduksi Emisi ber Sertifikasi RES atau Certified Emission Reduction
CER. Dengan sertifikat tersebut, CO
2
yang berhasil diserap oleh hutan dapat diperjual-belikan di pasaran internasional. Oleh karena itu, saat ini
produktivitas hutan bukan hanya diukur dari seberapa banyak hutan menghasilkan kayu untuk dimanfaatkan, tetapi lebih diarahkan pada seberapa
besar kemampuan hutan dalam mereduksi emisi CO
2
di atmosfer melalui aktivitas physiology.
Hasil beberapa penelitian yang berkaitan dengan penyerapan karbon menunjukkan bahwa potensi hutan dalam menyerap CO
2
dari atmosfer bervariasi menurut jenis, tingkat umur dan kerapatan tanaman. Rendahnya
data mengenai kandungan biomassa dan kemampuan tanaman dalam menyerap karbon khususnya jenis Acacia crassicarpa Cunn. Ex Benth. yang
banyak dikembangkan di lahan gambut serta bagaimana model penduga biomassa dan karbon dari masing-masing bagian anatomi Acacia crassicarpa
Cunn. Ex Benth. Batang, Cabang, Ranting dan Daun serta Bunga merupakan permasalahan utama dari penelitian ini.
1.3. Kerangka Pemikiran
Salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya gas-gas rumah kaca adalah terbakarnya hutan dan lahan terutama pada lahan gambut. Manusia
merupakan faktor yang paling berpengaruh menyebabkan kebakaran hutan dan lahan yang biasanya terkait dengan pembukaan dan penyiapan lahan
untuk kegiatan pertanian, perkebunan dan kegiatan lainnya. Salah satu usaha yang dilakukan terhadap lahan-lahan marjinal yang
hampir terdegradasi adalah melalui usaha rehabilitasi dengan cara membangun hutan tanaman industri. Dalam melaksanakan suatu usaha
tentulah ada indikator keberhasilan, dalam hal ini perbaikan kualitas lingkungan. Visser dan Parkinson 1992 menyebutkan bahwa biomassa serta
aktivitas respirasinya telah menunjukkan sensitivitas dalam menilai perubahan kualitas lahan, sehingga variabel-variabel tersebut cocok digunakan untuk
memonitor perubahan kualitas lingkungan. Sebagaimana disinggung sebelumnya bahwa karbon dioksida diserap oleh
tanaman melalui fotosintesis dengan bantuan sinar matahari dan disimpan dalam biomassa tanaman dan diuraikan untuk membentuk jaringan tanaman.
Terbentuknya jaringan tanaman akan berpengaruh baik pertumbuhan dan perkembangan tanaman selanjutnya, sehingga dengan adanya pertumbuhan
dan perkembangan tanaman yang optimal akan berpengaruh juga terhadap peningkatan penyerapan karbon. Dalam penyerapan karbon dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya iklim, tofografi, karakteristik lahan, komposisi dan jenis tanaman dan perbedaan siklus tanaman Brown dan Gaston, 1996.
Sedangkan pelepasan karbon juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu intensitas pemanenan dan proses dekomposisi Ojima, et al., 1996.
Berdasarkan penjelasan
di atas, maka dibuat suatu kerangka konseptual yang dirangkum dalam bentuk skematis sebagaimana terlihat pada Gambar 1.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Menghitung potensi biomassa dan karbon pada tegakan Acacia crassicarpa Cunn. Ex Benth. umur 2, 4 dan 6 tahun di lahan gambut
bekas terbakar dengan cara destruktif. 2.
Membuat model penduga biomassa dan karbon pada tegakan Acacia crassicarpa Cunn. Ex Benth. umur 2, 4 dan 6 tahun.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Lahan Gambut
Kebakaran Aktivitas
manusia
Peningkatan gas rumah kaca
Fungsi gambut terganggu
Rehabilitasi
Pembangunan Hutan Tanaman
Penyerapan Karbon Tegakan Acacia crassicarpa Cunn. Ex
Benth.
Potensi Kandungan Karbon di tegakan Acacia crassicarpa
Cunn. Ex Benth.
Perbaikan kualitas lingkungan Melalui
Carbon Sink
Biomassa Tegakan Acacia crassicarpa
Cunn. Ex Benth. Perubahan iklim
global
1.5. Manfaat Penelitian