Uji Potensi Serangan A. niger pada Benih Kacang Tanah Penghambatan Serangan A. niger pada Benih Kacang Tanah

X = hasil. 2 Gambar 3.7.1 Metode pengukuran zona hambat bakteri kitinolitik terhadap koloni jamur; A. koloni jamur; B. zona hambat bakteri kitinolitik terhadap koloni jamur; C. titik tengah jamur diletakkan; D. koloni bakteri kitinolitik; X. diameter koloni jamur yang terhambat pertumbuhannya; Y. diameter koloni jamur normal Suryanto, 2001

3.5 Pengamatan Mikroskopis

Pengamatan secara mikroskopis dilakukan dengan cara mengamati ujung miselium pada daerah zona hambat jamur patogen. Ujung miselium A. niger yang tumbuh pada permukaan media dipotong berbentuk block square, kemudian diletakkan pada gelas objektif. Selanjutnya pertumbuhan miselium jamur patogen diamati adanya abnormalitas, berupa pembengkokan ujung miselium, miselium pecah, miselium berbelah, miselium bercabang, miselium lisis dan miselium kerdil Lorito et al., 1992. Alur lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 32.

3.6 Uji Potensi Serangan A. niger pada Benih Kacang Tanah

Uji patogenitas dilakukan dengan cara biakan A. niger yang telah diremajakan selama 7 hari di cawan petri diinokulasikan pada 120 ml media Glucose Yeast Broth GYB dengan kerapatan spora ≈10 6 dan diinkubasi pada suhu 28-30 o C selama 10 hari. Suspensi biakan A. niger tersebut dicampurkan dengan 600 g campuran tanah dan Universitas Sumatera Utara kompos steril nisbah 3:1 di dalam nampan plastik berukuran 38 cm x 30 cm x 7 cm. Pada setiap nampan ditanam 30 benih kacang tanah dan ditutup dengan plastik. Benih yang ditanam ke dalam media yang tidak diinokulasikan A. niger dijadikan sebagai kontrol. Ulangan dilakukan sebanyak 3 kali tiap perlakuan. Peubah yang diamati adalah tanaman yang terserang busuk pangkal akar selama persemaian 30 hari alur lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 30. Persentase busuk pangkal akar dihitung dari jumlah kecambah yang mati karena terinfeksi dibagi jumlah seluruh kecambah yang tumbuh Suryanto et al., 2010. Reisolasi A. niger dilakukan dengan memotong jaringan pada pangkal akar yang terinfeksi busuk pangkal akar. Jaringan tersebut didesinfeksi dengan larutan 2 NaClO, dicuci dengan air steril sebanyak tiga kali Suryanto et al., 2010 dan diinokulasikan pada media PDA alur lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 31. Isolat yang diperoleh dibandingkan dengan isolat sebelum jamur digunakan dalam uji patogenitas.

3.7 Penghambatan Serangan A. niger pada Benih Kacang Tanah

Inokulum A. niger dengan kerapatan spora 4x10 6 sebanyak 120 ml dicampur dengan 600 g campuran tanah dan kompos steril nisbah 3:1 dalam nampan plastik berukuran 38 cm x 30 cm x 7 cm. Ke dalam tiap nampan ditanam 30 bibit tanaman yang telah direndam dengan campuran suspensi bakteri kitinolitik selama 30 menit. Benih yang direndam akuades tidak diinokulasi bakteri kitinolitik dijadikan sebagai kontrol negatif - dan benih yang diinokulasikan dengan A. niger dijadikan sebagai kontrol positif + ditanam ke dalam nampan. Ulangan dilakukan sebanyak tiga kali untuk masing-masing perlakuan alur lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 32. Parameter yang diamati adalah tanaman yang mati terserang busuk pangkal akar, tinggi tanaman dan jumlah daun kecambah selama persemaian 30 hari. Menurut Suryanto et al., 2010, pengurangan persentase kematian tanaman dihitung dari rumus : Pengurangan kematian tanaman = [{∑ Kontrol+-∑Kontrol-} - ∑ perlakuan] [∑ Kontrol+-∑Kontrol-] Universitas Sumatera Utara x 100 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Dari hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa enam isolat bakteri kitinolitik memiliki kemampuan yang perlu dikembangkan sebagai agen pengendali hayati jamur patogen tanaman. Adanya perubahan struktur hifa A. niger terjadi karena adanya interaksi antara isolat bakteri kitinolitik dengan jamur patogen. Dengan adanya aktivitas antagonisme bakteri kitinolitik dengan mekanisme enzimatik sehingga dapat menghambat pertumbuhan hifa A. niger dengan merusak dinding selnya. Hifa A. niger mengalami pembengkakan, pembengkokan, keriting, mengecil, dan lisis. Hifa A. niger yang mengalami pembengkokan, keriting, mengecil dan lisis dapat ditemukan pada uji antagonis dari enam isolat bakteri kitinolitik terhadap A. niger. Uji antagonisme bakteri kitinolitik BK15 terhadap A. niger banyak memperlihatkan hifa jamur yang lisis dibandingkan dengan isolat bakteri kitinolitik lainnya. Lisis pada hifa A. niger menunjukkan bahwa isolat bakteri kitinolitik BK15 mampu menghidrolisis dinding sel A. niger. Komponen kitin pada dinding sel jamur yang mengalami kerusakan mengakibatkan adanya gangguan pertumbuhan dan kelangsungan hidup Giyanto et al., 2009. Kerusakan hifa berupa perubahan bentuk dari hifa jamur patogen yang membentuk spiral dan melengkung-lengkung tidak beraturan dan mengalami pemendekan, ada juga hifa yang mengalami pembengkakan dinding sel. Hifa yang mengalami kerusakan tersebut tidak ada ditemukan konidia jamur. Isolat antagonis yang digunakan ini mampu menempel kuat pada hifa jamur patogen yang menyebabkan perusakan sebagian dinding sel hifa Indratmi, 2008. Hal ini berkaitan dengan bakteri kitinolitik yang digunakan mampu mensekresikan enzim kitinase yang mampu menghidrolisis dinding sel jamur. Menurut Giyanto et al. 2009, bakteri kitinolitik adalah bakteri yang memiliki kemampuan menghasilkan enzim kitinase yang bertujuan untuk mendegradasi senyawa kitin guna memperoleh energi, karbon, dan nitrogen. Kemampuan itu menyebabkan kelompok bakteri kitinolitik berpotensi besar untuk dimanfaatkan sebagai agen pengendali hayati terhadap jamur patogen, nematoda, atau serangga hama karena kitin merupakan komponen struktural dari sebagian besar dinding sel organisme tersebut. Universitas Sumatera Utara

4.4 Potensi Serangan A. niger pada Benih Kacang Tanah