Keanekaragaman Hayati Gastropoda di Kawasan Hutan Mangrove Desa Baban Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep Sebagi Sumber Belajar Biologi

(1)

KEANEKARAGAMAN HAYATI GASTROPODA

DI KAWASAN HUTAN MANGROVE DESA BABAN KECAMATAN GAPURA KABUPATEN SUMENEP SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI

SKRIPSI

DISUSUN OLEH:

AHMAD MUNDZIR ROMDHANI 201210070311150

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016


(2)

ii

KEANEKARAGAMAN HAYATI GASTROPODA

DI KAWASAN HUTAN MANGROVE DESA BABAN KECAMATAN GAPURA KABUPATEN SUMENEP SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi

Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi

DISUSUN OLEH:

AHMAD MUNDZIR ROMDHANI 201210070311150

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016


(3)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Ahmad Mundzir Romdhani NIM : 201210070311150

Jurusan : Pendidikan Biologi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Keanekaragaman Hayati Gastropoda di Kawasan Hutan Mangrove Desa Baban Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep Sebagai Sumber Belajar Biologi

Diajukan untuk Dipertanggung Jawabkan dihadapan Dewan Penguji Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)

Pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II


(4)

iv

SURAT PERNYATAAN

Nama : Ahmad Mundzir Romdhani Tempat/tgl Lahir : Sumenep, 16 Februari 1994 NIM : 201210070311150

Fakultas/Jurusan : KIP/Pendidikan Biologi

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ Keanekaragaman Hayati Gastropoda di Kawasan Hutan Mangrove Desa Baban Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep Sebagai Sumber Belajar Biologi ” adalah bukan skripsi orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar saya bersedia mendapat sanksi Akademis.

Malang, 04 April 2016 Yang menyatakan,


(5)

v

LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang dan diterima untuk memenuhi

Sebagian dari Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pendidikan Biologi

Mengesahkan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Malang, 04 April 2016 Dekan

(Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes)

Dewan Penguji

1. Dr. Sukarsono, M.Si. 1………

2. Dr. Rr. Eko Susetyorini, M.Si 2………

3. Dr. Lud Waluyo, M.Kes 3………


(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Q.S Al-Insyirah 6-7)

“Kesuksesan dan keberhasilan itu tidak serta merta datang begitu saja, butuh kerja keras dan ketekunan, itulah yang dinamakan sebuah proses. Life is simple, it’s just

not easy”

Dengan hati yang tulus dan penuh rasa syukur ku persembahkan karya ini

Kepada :

Ibunda Haniatun Hasana (Almh) tercinta dan terkasih yang selalu menjagaku dari kehidupan yang berbeda, Ayahanda Masdura yang selalu memotivasiku dan mengajarkanku artinya sebuah kesabaran, Adikku tersayang Mohammad Fajri Rohman yang selalu membuatku semangat dalam hidup, merekalah yang selalu memberiku kasih sayang dan do’a yang tiada hentinya dan tiada batasnya.


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Keanekaragaman Hayati Gastropoda di Kawasan Hutan Mangrove Desa Baban Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep Sebagai Sumber Belajar Biologi”. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada teladan kita Sang Pelopor Ilmu Pengetahuan untuk membaca tanda-tanda kekuasaan-Nya, Nabi Muhammad SAW. Selama proses penyusunan hingga selesainya skripsi ini penulis telah banyak mendapat bantuan, bimbingan, pengarahan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

2. Ibu Dr. Yuni Pantiwati, M.M., M.Pd. selaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Biologi

3. Ibu Dr. Rr. Eko Susetyarini, M.Si., elaku Sekretaris Jurusan Program Studi Pendidikan Biologi

4. Bapak Dr. Sukarsono, M.Si. selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Rr. Eko Susetyorini, M.Si. selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama Kuliah.

7. Ibunda Haniatun Hasana (Almh) dan Ayahanda Masdura atas segala kasih sayang, pengorbanan serta do’a yang tiada batasnya sepanjang masa.

8. Adikku tercinta Mohammad Fajri Rohman yang memberiku semangat untuk terus berusaha dalam hidup.


(8)

viii

9. Keluarga besarku yang selalu memberikan semangat, nasehat, serta do’a dalam menyelesaikan studi ini.

10. Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT, memberikan balasan yang berlipat ganda. Akhirnya tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna dan banyak kekurangan. Oleh karena itu diharpkan kritik dan saran yang konstruktif, Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan sekaligus menjadi tenaga baru untuk mengembalikan kejayaan Indonesia.

Malang, 18 Juli 2016 Penulis,


(9)

xi DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan ... iii

Halaman Pernyataan... iv

Halaman Pengesahan ... v

Halaman Motto dan Persembahan ... vi

Kata Pengantar ... vii

Abstrak ... ix

Abstract ... x

Daftar Isi... xi

Daftar Tabel ... xv

Daftar Gambar ... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Batasan Penelitian ... 6

1.6 Definisi Istilah ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keanekaragaman Hayati ... 8

2.1.1 Keanekaragaman Hayati Gastropoda dengan Ekosistem ... 8

2.1.2 Hubungan Keanekaragaman Hayati Gastropoda dengan Manusia ... 10

2.1.3 Keanekaragaman Hayati Gastropoda di Dunia ... 12


(10)

xii 2.2 Ekosistem Mangrove

2.2.1 Ekosistem Mangrove di Dunia ... 14

2.2.2 Ekosistem Mangrove di Indonesia ... 16

2.2.3 Peran Mangrove Bagi Perairan ... 18

2.2.4 Ekosistem Mangrove di Kabupaten Sumenep ... 19

2.2.5 Pengaruh Ekosistem Mangrove Terhadap Keanekaragaman Hayati Gastropoda ... 21

2.3 Penelitian-penelitian Ekologi Gastropoda di Ekosistem Mangrove ... 23

2.4 Sumber Belajar 2.4.1 Pengertian Sumber Belajar ... 24

2.4.2 Jenis-jenis Sumber Belajar ... 24

2.4.3 Fungsi Sumber Belajar ... 25

2.4.4 Tinjauan tentang Booklet ... 26

2.5 Kerangka Konseptual ... 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

3.3 Populasi dan Sampel ... 31

3.4 Variabel Penelitian... 32

3.5 Prosedur Penelitian ... 32

3.6 Tahap Pengumpulan Data ... 35

3.7 Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Jenis-jenis Gastropoda yang ditemukan ... 42

4.1.2 Struktur Komunitas Gastropoda di Kawasan Hutan Mangrove Desa Baban Kabupaten Sumenep ... 58


(11)

xiii 4.2 Pembahasan

4.2.1 Jenis-jenis Gastropoda yang ditemukan ... 64

4.2.2 Struktur Komunitas Gastropoda di Kawasan Hutan Mangrove Desa Baban Kabupaten Sumenep ... 67

4.2.3 Pemanfaatan Hasil Penelitian Sebagai Sumber Belajar ... 70

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Saran ... 74

Daftar Pustaka ... 75


(12)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Alat yang digunakan Dalam Penelitian ... 33

3.2 Bahan yang digunakan Dalam Penelitian ... 33

4.1 Jumlah Gastropoda yang Ditemukan dari tiap jenis di Kawasan Hutan Mangrove Desa Baban Kabupaten Sumenep ... 42

4.2 Hasil Pengukuran Faktor Lingkungan Hutan Mangrove Desa Baban Kabupaten Sumenep ... 56

4.3 Tabel kepadatan Gastropoda ... 59

4.4 Tabel Indeks Nilai Penting Gastropoda ... 60

4.5 Indeks Keanekaragaman Gastropoda ... 61

4.6 Indeks Kemerataan Gastropoda ... 62


(13)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Hutan Mangrove Dunia ... 15

2.2 Diagram Hutan Mangrove Dunia ... 16

2.3 Penyebaran Hutan Mangrove di Indonesia ... 17

2.4 Peta Sebaran Mangrove di Kabupaten Sumenep ... 20

2.5 Kondisi Geografis Kawasan Hutan Mangrove Desa Baban Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep ... 21

3.1 Pemetaan Peletakan Stasiun dan Transek kuadrat (Plot) di Kawasan Hutan Mangrove Desa Baban Kabupaten Sumenep ... 34


(14)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Tabulasi Data Penelitian ... 80

2. Foto Penelitian ... 85

3. Biro Skripsi ... 88

4. Surat Permohonan dan Izin Penelitian ... 89

5. Surat Hasil Penelitian ... 92

6. Perhitungan Data Penelitian ... 94


(15)

75

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal.,& Purbawanto, Sugeng. 2015. Pemahaman Siswa Terhadap Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Livewire Pada Mata Pelajaran Teknik Listrik Kelas X Jurusan Audio Video di SMK Negeri 4 Semarang. Jurnal Eduel4(1): 38-49.

Abbot, R.T dan Dance, S.P. 1986. Compendium of Seashells (A full color guide to more than 4.200 of the world marine shells). China: Odyssey Publishing Agusrinal., Santoso, N., dan Prasetyo, B, L. 2015.Tingkat Degradasi Ekosistem

Mangrove Di Pulau Kaledupa, Taman Nasional Wakatobi. Jurnal Silvikultur Tropika 6(3):139-147

Akhrianti, Irma., Bengen, Dietriech, G., dan Setyobudiandi, I. 2014. Distribusi Spasial Dan Preferensi Habitat Bivalvia di Pesisir Perairan Kecamatan Simpang PesakKabupaten Belitung Timur.Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis 6(1): 171-185.

Arbi, U, Y. 2012. Komunitas Moluska Di Padang Lamun Pantai Wori, Sulawesi Utara. Jurnal Bumi Lestari 12(1):55-65

Arief, A. 2003. Hutan Mangrove Fungsi dan Manfaatnya. Kanisius. Yogyakarta. Ariza, Y, S., Dewi, B, S., dan Darmawan, A. 2014. Keanekaragaman Jenis Amfibi

(Ordo Anura) Pada Beberapa Tipe Habitat di Youth Camp Desa Hurun Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran. Jurnal Sylva Lestari 2(1): 21-30.

Asikin. 1982. Kerang Hijau. Jakarta : Penebar swadaya.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2012. Pemetaan Hutan Mangrove Kabupaten Sumenep. http://sumenepkab.bps.go.id. diakses tanggal 20 Maret 2016.

Budiman, A. dan S.A.P. Dwiono. 1986. Ekologi Moluska Hutan Mangrove di Jailolo, Halmahera: Suatu studi perbandingan. Dalam: Surianegara, I (ed). Prosiding Seminar III Ekosistem Mangrove. MAAB-LIPI, Jakarta: 121-128.

Brower, J. E. dan Zar, J. H. 1977. Field and Laboratory Methods for General Ecology. Brown Co Publisher, Iowa, USA.


(16)

76

Dahuri, R. dkk. 2008. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT. Pradnya Paramita: Jakarta

Diner, Lispridona. 2014. Pemanfaatan Sumber BelajarUntuk Meningkatkan Motivasi Pembelajaran Budaya Jepang. Jurnal Lingua 10(1): 80-87.

Efendi, Nur. 2013. Pengaruh Pembelajaran Reciprocal Teaching Dipadukan Think Pair Share Terhadap Peningkatan Kemampuan Metakognitif Belajar Biologi Siswa Sma Berkemampuan Akademik Berbeda di Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Santiaji Pendidikan 3(2): 87-109.

Ernanto, Rafki, dkk. 2010. Struktur Komunitas Gastropoda Pada Ekosistem Mangrove di Muara Sungai Batang Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan. Jurnal Maspari. 1(1): 73-78.

Febrita, E., Darmawati., dan Astuti, J. 2015. Keanekaragaman Gastropoda Dan Bivalvia Hutan Mangrove Sebagai Media Pembelajaran Pada Konsep Keanekaragaman Hayati Kelas X SMA.Jurnal Biogenesis11(2):119-128. Firgonitha, A, F., Lohoo, A., dan Kambey, A. D .2015. Struktur Komunitas

Gastropoda Di Pantai Desa Mokupa Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara. JurnalIlmiah Platax 3(1):22-29

Ghasemi, S., Zakaria, M., dan Hoveizeh, M, N. 2011. Abundance Of Molluscs (Gastropods) At Mangrove Forests Of Iran. Journal of America Science 7(1):660-669

Harahab, Nuddin. 2010. Penilaian Ekonomi Ekosistem Hutan Mangrove danAplikasinya dalam Perencanaan Wilayah Pesisir. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Hartoni dan Agussalim, 2012. Komposisi dan Kelimpahan Moluska (Gastropoda dan Bivalvia) di Ekosistem Mangrove Muara Sungai Musi Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Maspari Journal 5(1): 6-15.

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta: Bumi Aksara.

Kasrina, dkk. 2012. Ragam Jenis Mikroalga Di Air Rawa Kelurahan Bentiring Permai Kota Bengkulu Sebagai Alternatif Sumber Belajar Biologi SMA. Jurnal Exacta10(1): 36-44.

Karyanto, P., Maridi., dan Indrowati, M. 2004. Variasi Cangkang Gastropoda Ekosistem Mangrove Cilacap Sebagai Alternatif Sumber Pembelajaran Moluska: Gastropoda. Jurnal Bioedukasi 1(1):1-6.


(17)

77

Khade, S, N., dan Mane, U, H. 2012. Diversity of Bivalve and Gastropod Molluscs in Mangrove Ecosystem from Selected Sites of Raigad District, Maharashtra, Wes Coast of India. Research in Science and Rechnology 4(10):16-20.

Kurniawan, D. Purwanto, S., dan Wibowo, A, U, P. 2012. Rancang Bangun Aplikasi Ensiklopedia Kebudayaan Melayu Riau Berbasis Android. Jurnal Teknik Informatika 1(1):1-7.

Kusmeri, l., dan Rosanti, D. 2015. Struktur Komunitas Zooplankton di Danau Opi Jakabaring Palembang. Jurnal Sainmatika 1(12):8-19.

Latupapua, Y. 2013. Analisis Potensikeanekaragaman Hayati di Taman Nasional Manusela Sebagai Daya Tarik Ekowisata.Jurnal Agroforestri8(4)

.

Mangkay, Steefra. 2012.Analisis Strategi Pengelolaan Hutan Mangrove Berkelanjutan di Kecamatan Tatapaan, Minahasa Selatan, Indonesia. J-PAL3(1): 8-18

Mawazin., dan Subiakto, A. 2013. Keanekaragaman dan Komposisi Jenis Permudaan Alam Hutan Rawa Gambut Bekas Tebangan di Riau. Forest Rehabilitation Journal 1(1): 59-73.

Mardiastuti, A. 1999. Keanekaragaman Hayati: Kondisi dan Permasalahannya. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB.

Mchenga, I, S., dan Ali, A. I. 2013. Macro-Fauna Communities in a Tropical Mangrove Forest of Zanzibar Island, Tanzania. Global Journal of Bio-Science and Biotechnology 2(1):260-266.

Muhsoni, Farid, F., Syarief, M., Effendi, M. 2011. Inventarisasi Data Potensi Sumberdaya Wilayah Pesisir Kabupaten Sumenep. Jurnal Kelautan 1(4): 96-101.

Mujiono, N. 2008. Mudwhelks (Gastropoda: Potamididae) from mangroves of Ujung Kulon National Park, Panten. Jurnal Biologi12(2): 51-56.

Mulyasa, E. 2004.Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Nontji, A. 2007. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta.

Nurusalam, Efendi. F. 2008. Pendidikan dalam keperwatan. Jakarta: Salemba Medika


(18)

78

Odum, E.P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Terjemahan. Yogyakarta: UGM Press

Pantiwati, Yuni. 2015. Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar dalam Lesson Study untuk Meningkatkan Metakognitif. Jurnal Bioedukatika 3(1): 27-32

Patil, P, P. 2014. Diversity Assessment of Gastropod, Pulmonate: Onchidum Species at Uran Sea Coast of Arabian Sea. Trends In Life Science Journal 3(3):6-14

Poerwadarminta. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Poutiers. 1998. The Living Marine Resources of Western Central Pasific. Volume 1. Rome: Food and Agriculture Organization Of The United Nations. Pralisaputri, K, R., Soegiyanto, dan Muryani, C. 2016. Pengembangan Media

Booklet Berbasis Sets Pada Materi Pokok Mitigasi dan Adaptasi Bencana Alam Untuk Kelas X SMA. Jurnal GeoEco2(2):148-154

Rangan, J, K. 2010. Inventarisasi Gastropoda di Lantai Hutan Mangrove Desa Rap-Rap Kabupaten Minahasa Selatan Sulawesi Utara. Jurnal Perikanan dan Kelautan VI (1): 63-66.

Romimohtarto, k., Juwana, Sri. 1998. Biologi laut Ilmu Tentang Pengetahuan Tentang Biota Laut. Djambatan. Jakarta.

Roring, Irawati, dkk. 2013. Keberadaan Gastropoda Intertidal di Pantai Malalayang, Sulawesi Utara.Jurnal Ilmiah Platax1(3)

Rusila, Noor, Y ., dkk. 2006. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. Bogor. PHKA/WI-IP.

Sesekumar, A. 1974. Distribution of macrofauna on a Malayan mangrove shore. Journal of animal ecology 43(1): 51-69.

Shanmugam, A dan Vairamani. 2008. Molluscs in mangroves: A case study. Centre of Advanced Sudy in marine Biology 2(1): 371-382.

Setyobudiandi, el.al. 2010. Gastropoda dan Bivalvia: Biota Laut Moluska Indonesia. Stp Hatta Sjahrir. Banda Naira.

Sugiyarto dkk. 2002. Biodiversitas Hewan Permukaan Tanah Pada Berbagai Tegakan Hutan diSekitar Goa Jepang, BKPH Nglerak, Lawu Utara, Kabupaten Karanganyar. Jurnal Penelitian UNS : Surakarta.


(19)

79

Suhardjono, Rugayah. 2007. Keanekaragaman Tumbuhan Mangrove Di Pulau Sepanjang, Jawa Timur. Jurnal Biodiversitas8(2): 130-134

Suin, N, M. 2012. Ekologi Hewan Tanah. Bumi Aksara: Jakarta. Sukardjo, S. 1984. Ekosistem Mangrove. Jurnal Oseana 9(4):102-115

Siradju, Syaminah. 2013. Keanekaragaman Jenis Anggota Gastropoda di Hutan MangroveTaman Nasional Baluran Jawa Timur.Tesis.Program Pascasarjana Fakultas BiologiUniversitas Gadjah Mada.Yogyakarta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Alfabeta. Bandung

Suhartini.2009. Peran Konservasi Keanekaragaman Hayati Dalam Menunjang Pembangunan yang Berkelanjutan.Prosiding Seminar Nasional.Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta.

Susilana, Rudi. 2007. Sumber Belajar Dalam Pendidikan. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Imperial Bhakti Utama. Bandung.

Tantriadi, Y. 2013. Pembuatan Ensiklopedia Interaktif Tata Surya Untuk Anak SMP. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya 2(1): 1-7.

Ukkas, M dan Zulkifli, 2008. Kajian Tingkat Keberhasilan Rehabilitasi Vegetasi Mangrove Ditinjau Dari AspekBioekologi Di Pantai Tokke-Tokke Kecamatan Pitumpanua Kabupaten Wajo. AKUATIK-Jurnal Sumberdaya Perairan 4(2): 6-16.

Yensy, A, N. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples Non Examples Dengan Menggunakan Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas VIII SMP N 1 Argamakmur. Jurnal Exacta 1(10):24-35.


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia merupakan negara mega-biodiversity dengan tingkat keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, ditandai dengan ekosistem, jenis dalam ekosistem, dan plasma nutfah (genetik) yang berada di dalam tiap jenisnya. Namun, Indonesia juga merupakan negara dengan tingkat keterancaman lingkungan yang tinggi, terutama terjadinya kepunahan jenis dan kerusakan ekosistem, yang dapat menyebabkan menurunnya keanekaragaman hayati. Indonesia merupakan salah satu wilayah prioritas konservasi keanekaragaman hayati dunia (Suhartini, 2009). Kedudukan istimewa dalam hal keanekaragaman hayati ini menjadi semakin unik dari sisi faunanya karena dari sekitar 500-600 jenis mamalia besar yang dimiliki (36% jenis endemik) dari 35 jenis primata yang ada di dunia (25% jenis endemik) dari 78 jenis burung paruh bengkok dan dari 121 jenis kupu-kupu, 25 % dari spesies tumbuhan berbunga (Latupapua, 2013).

Hutan mangrove khususnya di Jawa Timur, dari tahun ke tahun luasnya semakin berkurang, dari luasan kurang lebih 7.750 ha menjadi sekitar 500 ha. Kawasan ekosistem mangrove yang tersisa diperkirakan kurang dari 1%, dengan adanya penurunan luasan kawasan mangrove tersebut di daerah Jawa Timur diperlukan adanya konservasi melalui cara inventarisasi dan mengetahui kondisi keanekaragaman flora, fauna dan jasad renik serta ekosistemnya, agar kerusakan yang terjadi pada ekosistem mangrove tidak bertambah luas (Suhardjono, 2007).


(21)

2

Hutan mangrove pada umumnya dapat hidup di sepanjang garis pantai Indonesia serta tumbuh dan berkembang pada area yang terkena pasang surut air laut yang merembes pada aliran sungai yang terdapat di sepanjang pesisir pantai (Mangkay, 2012). Hutan mangrove merupakan tumbuhan yang sangat khas, karena dapat tumbuh di daerah dengan salinitas tinggi, selain itu mangrove merupakan habitat dari berbagai macam organisme, salah satu contohnya adalah dari kelompok Moluska yaitu Gastropoda. Ekosistem mangrove merupakan habitat yang sangat cocok untuk organisme yang biasa hidup di sekitar daerah genangan air yang berada dibawah tegakan mangrove (Febrita, 2015).

Gastropoda atau yang lebih kita kenal dengan nama siput atau keong merupakan hewan yang bergerak dengan menggunkan perutnya (gaster= perut dan podos=kaki). Gastropoda memiliki cangkang tunggal dan berbentuk tabung yang spiral atau melingkar, tapi ada juga gastropoda yang tidak memiliki cangkang (Roring, 2013). Gastropoda merupakan kelas terbesar dari Moluska, kurang lebih 75.000 jenis yang ada telah teridentifikasi dan 15.000 diantaranya dapat dilihat dalam bentuk fosil. Fosil dari gastropoda telah tercatat sejak dari zaman Cambrian. Penyebaran Gastropoda sangat luas dengan bermacam-macam habitat, meliputi mangrove, daerah pasang surut sampai kedalaman 8200 m, sehingga dapat dikatakan bahwa kelas Gastropoda merupakan kelas yang paling berhasil dan mampu dalam beradaptasi dibandingkan dengan kelas yang lain (Siradju, 2013). Keberadaan Gastropoda dalam ekosistem mangrove di Indonesia masih terus dipelajari. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki perairan yang sangat luas dan


(22)

3

habitat yang bervariasi sehingga sangat dimungkinkan adanya berbagai jenis Gastropoda.

Dahuri (2008) menyatakan bahwa kelimpahan dan distribusi gastropoda ataupun bivalvia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kondisi lingkungan, ketersediaan sumber makanan, predasi dan kompetisi. Tekanan dan perubahan lingkungan bisa mempengaruhi jumlah jenis dan struktur gastropoda ataupun bivalvia. Masalah utama dari kerusakan ekosistem mangrove berasal dari ulah manusia yang tidak bertanggung jawab merubah hutan mangrove menjadi lahan lain seperti perumahan, perindustrian, pertambakan dan pertanian, dan juga semakin meningkatnya permintaan pasar terhadap produksi kayu yang menyebabkan eksploitasi berlebihan terhadap hutan mangrove.

Dampak ekologis akibat berkurang dan rusaknya ekosistem hutan mangrove adalah hilangnya berbagai spesies fauna yang berasosiasi dengan hutan mangrove, khususnya adalah Gastropoda yang dalam jangka panjang akan mengganggu keseimbangan ekosistem mangrove (Romimohtarto, 1998). Odum (1993) menyatakan pentingnya Gastropoda dalam proses dekomposisi awal dalam hutan mangrove, dan Gastropoda merupakan organisme yang sangat peka terhadap perubahan lingkungan perairan. Gastropoda memiliki peranan sebagai bioindikator perairan. Gastropoda merupakan salah satu hewan aquatik yang dapat dijadikan bioindikator apabila terjadi pencemaran disuatu perairan, hal ini tidak lepas dari Gastropoda yang memiliki sifat mobilitas yang lambat, habitat di dasar perairan dan pola makan detritus (Budhiati, et al., 2008). Sampai saat ini belum ada penelitian tentang Gastropoda kawasan hutan mangrove Desa Baban Kecamatan Gapura


(23)

4

Kabupaten Sumenep sehingga perlu dilakukan penelitian tentang keanekaragaman Gastropoda di kawasan mangrove tersebut, karena hasil penelitian ini cocok dijadikan sumber belajar berupa booklet tentang keanekaragaman hayati Gastropoda di kawasan hutan mangrove Desa Baban Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep pada SMA Kelas X pada Bab berbagai tingkat keanekaragaman hayati di Indonesia khususnya materi keanekaragaman jenis. dan Adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi keanekaragaman Gastropoda di kawasan hutan mangrove Desa Baban Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep.

Booklet merupakan buku berukuran kecil yang berisi tulisan dan gambar menarik, yang isinya tidak lebih dari 30 halaman. Booklet dapat dikjadikan sumber belajar karena menurut Rahman (2012) booklet dapat meningkatkan perhatian dan motivasi belajar peserta didik. Sumber belajar menurut Association Educational Comunication and Technology dalam kasrina (2012) yaitu berbagai sumber atau semua sumber berupa data, orang, dan wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapaitujuan belajar. Sumber belajar yaitu segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang memungkinkan atau memudahkan terjadinya proses belajar. Biologi merupakan dimensi proses yang mengandung keterampilan, nilai, dan sikap yang harus dimiliki peserta didik untuk mendapatkan dan mengembangkan pengetahuan biologi, dimensi proses ini sangat terkait dengan kemampuan metakognisi peserta didik.

Biologi sebagai dimensi produk merupakan wujud dari hasil belajar siswa, meliputi sumber fakta, sumber teori, sumber prinsip, dan sumber konsep (Efendi,


(24)

5

2013). Biologi adalah mata pelajaran wajib yang harus ditempuh oleh siswa SMA kelas X, materi keanekaragaman hayati sangat erat kaitannya dengan ekosistem lingkungan. Oleh karena itu, peneliti beranggapan bahwa sangatlah penting untuk dilakukan penelitian tentang “Keanekaragaman Hayati Gastropoda di Kawasan Hutan Mangrove Desa Baban Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep

sebagai Sumber Belajar Biologi”.

1.2Rumusan Masalah

1. Jenis-jenis Gastropoda apa saja yang ditemukan di kawasan hutan mangrove Desa Baban Kabupaten Sumenep?

2. Bagaimana struktur komunitas Gastropoda di kawasan hutan mangrove Desa Baban Kabupaten Sumenep?

3. Bagaimana pemanfaatan hasil penelitian tentang keanekaragaman Gastropoda di kawasan hutan mangrove Desa Baban Kabupaten Sumenep dapat dijadikan sebagai sumber belajar biologi?

1.3Tujuan Penelitian

1. Mengetahui jenis-jenis Gastropoda yang ditemukan di kawasan hutan mangrove Desa Baban Kabupaten Sumenep.

2. Mengetahui struktur komunitas Gastropoda di kawasan hutan mangrove Desa Baban Kabupaten Sumenep.

3. Memanfaatkan keanekaragaman gastropoda di kawasan hutan mangrove Desa Baban Kabupaten Sumenep sebagai sumber belajar biologi.


(25)

6

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menerapkan ilmu dalam matapelajaran biologi pada umumnya dan ekologi pada khususnya, untuk mengembangkan khasanah ilmu tentang keanekaragaman Gastropoda, serta memberikan informasi atau referensi untuk penelitian lebih lanjut terkait dengan Gastropoda di kawasan hutan mangrove Desa Baban Kabupaten Sumenep.

1.4.2 Praktis

Hasil penelitian ini mempunyai manfaat praktis, yaitu :

1. Sebagai dasar guru dan peserta didik dalam mengembangkan pelajaran biologi khususnya bab Keanekaragam hayati dan bab Invertebrata.

2. Sebagai dasar bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian tentang keanekaragaman Gastropoda di kawasan hutan mangrove di kawasan setempat.

1.5Batasan Penelitian

1. Faktor lingkungan yang diamati adalah suhu, pH, salinitas, substrat dasaran.

2. Dalam menentukan struktur komunitas keaneakaragaman Gastropoda yang ada di kawasan hutan mangrove Desa Baban Kabupaten Sumenep menggunakan indeks kepadatan, indeks nilai penting, indeks keanekaragaman, indeks kemerataan, dan indeks dominansi.


(26)

7

3. Sumber belajar yang menjadi dikembangkan dari hasil penelitian adalah Booklet keankeragaman hayati Gastropoda di hutan mangrove Desa Baban Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep.

1.6Definisi Istilah

1. Keanekaragaman Jenis atau spesies adalah ciri yang terdapat pada setiap tingkatan komunitas berdasarkan organisasi biologinya (Efendi, 2013) 2. Gastropoda adalah hewan yang bergerak dengan menggunakan perutnya

(Roring, 2013)

3. Hutan mangrove adalah satu daerah dengan ekosistem yang khas dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut (Sukardjo, 1984)

4. Booklet adalah buku berukuran kecil yang berisi tulisan dan gambar menarik, yang isinya tidak lebih dari 30 halaman (Darmoko dalam Pralisaputri, 2016)

5. Sumber belajar menurut Association Educational Comunication and Tehnology dalam (Kasrina, 2012) yaitu berbagai sumber atau semua sumber berupa data, orang, dan wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baiksecara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapaitujuan belajar.


(1)

Hutan mangrove pada umumnya dapat hidup di sepanjang garis pantai Indonesia serta tumbuh dan berkembang pada area yang terkena pasang surut air laut yang merembes pada aliran sungai yang terdapat di sepanjang pesisir pantai (Mangkay, 2012). Hutan mangrove merupakan tumbuhan yang sangat khas, karena dapat tumbuh di daerah dengan salinitas tinggi, selain itu mangrove merupakan habitat dari berbagai macam organisme, salah satu contohnya adalah dari kelompok Moluska yaitu Gastropoda. Ekosistem mangrove merupakan habitat yang sangat cocok untuk organisme yang biasa hidup di sekitar daerah genangan air yang berada dibawah tegakan mangrove (Febrita, 2015).

Gastropoda atau yang lebih kita kenal dengan nama siput atau keong merupakan hewan yang bergerak dengan menggunkan perutnya (gaster= perut dan podos=kaki). Gastropoda memiliki cangkang tunggal dan berbentuk tabung yang spiral atau melingkar, tapi ada juga gastropoda yang tidak memiliki cangkang (Roring, 2013). Gastropoda merupakan kelas terbesar dari Moluska, kurang lebih 75.000 jenis yang ada telah teridentifikasi dan 15.000 diantaranya dapat dilihat dalam bentuk fosil. Fosil dari gastropoda telah tercatat sejak dari zaman Cambrian. Penyebaran Gastropoda sangat luas dengan bermacam-macam habitat, meliputi mangrove, daerah pasang surut sampai kedalaman 8200 m, sehingga dapat dikatakan bahwa kelas Gastropoda merupakan kelas yang paling berhasil dan mampu dalam beradaptasi dibandingkan dengan kelas yang lain (Siradju, 2013). Keberadaan Gastropoda dalam ekosistem mangrove di Indonesia masih terus dipelajari. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki perairan yang sangat luas dan


(2)

habitat yang bervariasi sehingga sangat dimungkinkan adanya berbagai jenis Gastropoda.

Dahuri (2008) menyatakan bahwa kelimpahan dan distribusi gastropoda ataupun bivalvia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kondisi lingkungan, ketersediaan sumber makanan, predasi dan kompetisi. Tekanan dan perubahan lingkungan bisa mempengaruhi jumlah jenis dan struktur gastropoda ataupun bivalvia. Masalah utama dari kerusakan ekosistem mangrove berasal dari ulah manusia yang tidak bertanggung jawab merubah hutan mangrove menjadi lahan lain seperti perumahan, perindustrian, pertambakan dan pertanian, dan juga semakin meningkatnya permintaan pasar terhadap produksi kayu yang menyebabkan eksploitasi berlebihan terhadap hutan mangrove.

Dampak ekologis akibat berkurang dan rusaknya ekosistem hutan mangrove adalah hilangnya berbagai spesies fauna yang berasosiasi dengan hutan mangrove, khususnya adalah Gastropoda yang dalam jangka panjang akan mengganggu keseimbangan ekosistem mangrove (Romimohtarto, 1998). Odum (1993) menyatakan pentingnya Gastropoda dalam proses dekomposisi awal dalam hutan mangrove, dan Gastropoda merupakan organisme yang sangat peka terhadap perubahan lingkungan perairan. Gastropoda memiliki peranan sebagai bioindikator perairan. Gastropoda merupakan salah satu hewan aquatik yang dapat dijadikan bioindikator apabila terjadi pencemaran disuatu perairan, hal ini tidak lepas dari Gastropoda yang memiliki sifat mobilitas yang lambat, habitat di dasar perairan dan pola makan detritus (Budhiati, et al., 2008). Sampai saat ini belum ada penelitian tentang Gastropoda kawasan hutan mangrove Desa Baban Kecamatan Gapura


(3)

Kabupaten Sumenep sehingga perlu dilakukan penelitian tentang keanekaragaman Gastropoda di kawasan mangrove tersebut, karena hasil penelitian ini cocok dijadikan sumber belajar berupa booklet tentang keanekaragaman hayati Gastropoda di kawasan hutan mangrove Desa Baban Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep pada SMA Kelas X pada Bab berbagai tingkat keanekaragaman hayati di Indonesia khususnya materi keanekaragaman jenis. dan Adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi keanekaragaman Gastropoda di kawasan hutan mangrove Desa Baban Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep.

Booklet merupakan buku berukuran kecil yang berisi tulisan dan gambar menarik, yang isinya tidak lebih dari 30 halaman. Booklet dapat dikjadikan sumber belajar karena menurut Rahman (2012) booklet dapat meningkatkan perhatian dan motivasi belajar peserta didik. Sumber belajar menurut Association Educational Comunication and Technology dalam kasrina (2012) yaitu berbagai sumber atau semua sumber berupa data, orang, dan wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapaitujuan belajar. Sumber belajar yaitu segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang memungkinkan atau memudahkan terjadinya proses belajar. Biologi merupakan dimensi proses yang mengandung keterampilan, nilai, dan sikap yang harus dimiliki peserta didik untuk mendapatkan dan mengembangkan pengetahuan biologi, dimensi proses ini sangat terkait dengan kemampuan metakognisi peserta didik.

Biologi sebagai dimensi produk merupakan wujud dari hasil belajar siswa, meliputi sumber fakta, sumber teori, sumber prinsip, dan sumber konsep (Efendi,


(4)

2013). Biologi adalah mata pelajaran wajib yang harus ditempuh oleh siswa SMA kelas X, materi keanekaragaman hayati sangat erat kaitannya dengan ekosistem lingkungan. Oleh karena itu, peneliti beranggapan bahwa sangatlah penting untuk dilakukan penelitian tentang “Keanekaragaman Hayati Gastropoda di Kawasan Hutan Mangrove Desa Baban Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep

sebagai Sumber Belajar Biologi”.

1.2Rumusan Masalah

1. Jenis-jenis Gastropoda apa saja yang ditemukan di kawasan hutan mangrove Desa Baban Kabupaten Sumenep?

2. Bagaimana struktur komunitas Gastropoda di kawasan hutan mangrove Desa Baban Kabupaten Sumenep?

3. Bagaimana pemanfaatan hasil penelitian tentang keanekaragaman Gastropoda di kawasan hutan mangrove Desa Baban Kabupaten Sumenep dapat dijadikan sebagai sumber belajar biologi?

1.3Tujuan Penelitian

1. Mengetahui jenis-jenis Gastropoda yang ditemukan di kawasan hutan mangrove Desa Baban Kabupaten Sumenep.

2. Mengetahui struktur komunitas Gastropoda di kawasan hutan mangrove Desa Baban Kabupaten Sumenep.

3. Memanfaatkan keanekaragaman gastropoda di kawasan hutan mangrove Desa Baban Kabupaten Sumenep sebagai sumber belajar biologi.


(5)

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menerapkan ilmu dalam matapelajaran biologi pada umumnya dan ekologi pada khususnya, untuk mengembangkan khasanah ilmu tentang keanekaragaman Gastropoda, serta memberikan informasi atau referensi untuk penelitian lebih lanjut terkait dengan Gastropoda di kawasan hutan mangrove Desa Baban Kabupaten Sumenep. 1.4.2 Praktis

Hasil penelitian ini mempunyai manfaat praktis, yaitu :

1. Sebagai dasar guru dan peserta didik dalam mengembangkan pelajaran biologi khususnya bab Keanekaragam hayati dan bab Invertebrata.

2. Sebagai dasar bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian tentang keanekaragaman Gastropoda di kawasan hutan mangrove di kawasan setempat.

1.5Batasan Penelitian

1. Faktor lingkungan yang diamati adalah suhu, pH, salinitas, substrat dasaran.

2. Dalam menentukan struktur komunitas keaneakaragaman Gastropoda yang ada di kawasan hutan mangrove Desa Baban Kabupaten Sumenep menggunakan indeks kepadatan, indeks nilai penting, indeks keanekaragaman, indeks kemerataan, dan indeks dominansi.


(6)

3. Sumber belajar yang menjadi dikembangkan dari hasil penelitian adalah Booklet keankeragaman hayati Gastropoda di hutan mangrove Desa Baban Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep.

1.6Definisi Istilah

1. Keanekaragaman Jenis atau spesies adalah ciri yang terdapat pada setiap tingkatan komunitas berdasarkan organisasi biologinya (Efendi, 2013) 2. Gastropoda adalah hewan yang bergerak dengan menggunakan perutnya

(Roring, 2013)

3. Hutan mangrove adalah satu daerah dengan ekosistem yang khas dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut (Sukardjo, 1984)

4. Booklet adalah buku berukuran kecil yang berisi tulisan dan gambar menarik, yang isinya tidak lebih dari 30 halaman (Darmoko dalam Pralisaputri, 2016)

5. Sumber belajar menurut Association Educational Comunication and Tehnology dalam (Kasrina, 2012) yaitu berbagai sumber atau semua sumber berupa data, orang, dan wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baiksecara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapaitujuan belajar.


Dokumen yang terkait

Karakteristik Tapak Hutan Mangrove di Desa Kayu Besar Kecamatan Bandar Khalipah, Kabupaten Serdang Bedagai

3 37 79

Studi Keanekaragaman Gastropoda Sebagai Bioindikator Pada Aliran Sungai Kalisetail Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi Untuk Sumber Belajar Biologi SMA

1 25 28

STUDI KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PAKU PADA KAWASAN HUTAN GUNUNG HAUK KABUPATEN BALANGAN, KALIMANTAN SELATAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI

3 21 24

EKSPLORASI KEANEKARAGAMAN ANGGREK PADA KAWASAN HUTAN GIMIKYA KABUPATEN MAPPI PAPUA SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI

3 22 22

Studi Keanekaragaman Serangga Berdasarkan Distribusi Temporal Di Mangrove Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan Sebagai Sumber Belajar Biologi

2 20 30

KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI HUTAN MANGROVE PANTAI KELOR TAMAN NASIONAL BALURAN

0 5 17

KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI HUTAN MANGROVE PANTAI POPONGAN TAMAN NASIONAL BALURAN

8 61 37

KEANEKARAGAMAN GASTROPODA HUTAN MANGROVE DESA BABAN KECAMATAN GAPURA KABUPATEN SUMENEP SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI THE BIODIVERSITY OF GASTROPODS IDENTIFIED IN THE MANGROVE FOREST OF BABAN VILLAGE, GAPURA DISTRICTS SUMENEP REGENCY AS THE RESOURCE OF LE

0 0 8

STUDI KEANEKARAGAMAN GASTROPODA BERDASARKAN ZONASI MANGROVE DI KAWASAN KONSERVASI MANGROVE PANTAI LABUHAN SEPULU BANGKALAN MADURA SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI

0 0 22

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Keanekaragaman Gastropoda - STUDI KEANEKARAGAMAN GASTROPODA BERDASARKAN ZONASI MANGROVE DI KAWASAN KONSERVASI MANGROVE PANTAI LABUHAN SEPULU BANGKALAN MADURA SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI - UMM Institutional Re

0 2 71