Studi Keanekaragaman Serangga Berdasarkan Distribusi Temporal Di Mangrove Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan Sebagai Sumber Belajar Biologi

(1)

i

STUDI KEANEKARAGAMAN SERANGGA BERDASARKAN

DISTRIBUSI TEMPORAL DI MANGROVE DESA

SIDOMULYO KECAMATAN NGADIROJO KABUPATEN

PACITAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI

SKRIPSI

DISUSUN OLEH :

IRMA DAHLIA YULISKURNIAWATI 201210070311100

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016


(2)

ii

STUDI KEANEKARAGAMAN SERANGGA BERDASARKAN

DISTRIBUSI TEMPORAL DI MANGROVE DESA

SIDOMULYO KECAMATAN NGADIROJO KABUPATEN

PACITAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi

Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi

DISUSUN OLEH :

IRMA DAHLIA YULISKURNIAWATI 201210070311100

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016


(3)

(4)

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi

dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu

berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.

(Q.S Al-Qashash: 77)

Dengan hati yang tulus dan penuh rasa syukur kupersembahkan karya ini kepada : 1. Kedua orang tua saya Ayahanda Dahlan dan Ibunda

Halimatus sakdiyah tercinta, terimakasih atas motivasi,

kasih sayang dan do’a.

2. Masku Indra Sucahyono tersayang, terimakasih atas bantuan, do’a dan dukungannya selama ini

3. Adikku Irfan Arlan Maulana yang tersayang 4. Almamaterku Universitas Muhammadiyah Malang


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah, rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul “Studi Keanekaragaman Serangga Berdasarkan Distribusi Temporal Di Mangrove Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan Sebagai Sumber Belajar Biologi”. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada teladan kita Sang Pelopor Ilmu Pengetahuan untuk membaca tanda-tanda kekuasaan-Nya, Nabi Muhammad SAW.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, pengarahan, serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Dr. Yuni Pantiwati, M.M., M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang

3. Bapak Dr. Lud Waluyo, M.Kes selaku Pembimbing I yang telah berkenan meluangkan waktu, dan dengan penuh kesabaran serta ketelatenan dalam membimbing dan memberikan sumbangan pikiran kepada penulis.

4. Ibu Drs. Wahyu Prihanta, M.Kes. selaku Pembimbing II yang juga dengan kesabaran memberikan bimbingan, kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini. 5. Ibu Dra. Roimil Latifah, M.M., M.Si. selaku Kepala Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan izin penelitian di Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Malang.

6. Drs. Samsun Hadi, M.S, selaku Penguji I yang telah memberikan waktu dan arahan yang bermanfaat dalam memperbaiki skripsi saya.


(7)

vii

7. Fuad Jaya Miharja, M.Pd, selaku Penguji II yang telah memberikan masukkan, kritikan serta motivasi demi kesempurnaan tugas akhir saya.

8. Bapak dan Ibu Dosen Prodi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan selama kuliah. 9. Orang tuaku Ayahanda Dahlan dan Ibunda Halimatus Sakdiyah, atas segala

kasih sayang, pengorbanan, bantuan moral serta do’a yang tiada batasnya sepanjang masa.

10. Mas tercinta Indra Sucahyono dan Adik saya Irfan Arlan Maulana yang tercinta.

11. Semua teman-teman Biologi Angkatan 2012 kelas C yang memberikan dukungan semangat, motivasi, bantuan, serta do’anya.

12. Semua rekan-rekan Tim Bio Konservasi (TEB) yang telah memberikan semangat dalam mengerjakan skripsi

13. Sahabat terbaik ku Dimas, Salim, Tina, Silvia, Rusnia, Diah, Syarifah terima kasih atas semua bantuan, doa dan dukungannya serta Sahabat kost 42b Sita, Dila, Puput terima kasih untuk semangat dan kebersamaan kita yang tidak akan pernah bisa tergantikan.

14. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas do’a, motivasi dan dukungannya.

Semoga Allah senantiasa membalas amal baik yang telah diberikan, Amin. Akhirnya tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, dan banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Penulis


(8)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Sampul Luar ... i

Halaman Sampul Dalam ... ii

Lembar Persetujuan ... iii

Surat Pernyataan ... iv

Lembar Pengesahan ... v

Motto dan Persembahan ... vi

Kata Pengantar ... vii

Abstrak ... ix

Abstract ... x

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Gambar ... xv

Daftar Lampiran ... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Batasan Penelitian ... 7

1.6 Definisi Istilah... ... 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keanekaragaman Serangga ... 9

2.1.1 Karakteristik Serangga ... 10

2.1.2 Klasifikasi Serangga ... 19

2.1.2 Serangga pada Ekosistem Mangrove ... 40

2.2 Distribusi Temporal Serangga ... 40

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Keanekaragaman Serangga ... 41

2.3.1 Faktor Biotik ... 42


(9)

xii

2.4 Tinjauan Tentang Mangrove ... 46

2.4.1 Ekologi Mangrove ... 46

2.4.2 Fungsi dan Peranan Mangrove ... 49

2.4.3 Ekosistem Mangrove Desa Sidomulyo ... 50

2.5 Tinjauan Tentang Sumber Belajar ... 51

2.5.1 Pengertian Sumber Belajar ... 51

2.5.2 Macam-Macam Sumber Belajar ... 51

2.5.3 Fungsi Sumber Belajar ... 53

2.6 Tinjauan Tentang Buku Referensi berupa Ensiklopedia ... 54

2.7 Kerangka Konseptual ... 56

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 57

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian... 57

3.2.1 Waktu Penelitian ... 57

3.2.2 Tempat Penelitian ... 58

3.3 Populasi dan Sampel ... 59

3.3.1 Populasi ... 59

3.3.2 Sampel ... 60

3.3.3 Teknik Sampling ... 60

3.4 Variabel Penelitian ... 60

3.4.1 Jenis Penelitian ... 60

3.4.2 Definisi Operasional Variabel ... 60

3.5 Prosedur Penelitian ... 61

3.5.1 Persiapan Alat ... 61

3.5.2 Persiapan Bahan ... 62

3.5.3 Langkah-langkah Penelitian ... 62

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 68

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data ... 68

3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data ... 68

3.7 Metode Analisis Data ... 73


(10)

xiii

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ... 76

4.1.1 Jenis-Jenis Serangga berdasarkan Distribusi Temporal yang ditemukan di Mangrove Desa Sidomulyo ... 76

4.1.2 Struktur Komunitas ... 106

4.1.3 Hasil Penelitian Tentang Studi Keanekaragaman berdasarkan Distribusi Temporal Serangga di Kabupaten Pacitan sebagai Sumber Belajar Biologi ... 116

4.2 Pembahasan ... 117

BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 126

5.2 Saran ... 128

DAFTAR PUSTAKA ... 129


(11)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Lembar Isian Pengamatan Serangga di Mangrove Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan ... 69 Tabel 3.2 Lembar isian pengumpulan data faktor abiotik di Mangrove Desa

Sidomulyo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Pacitan ... 70 Tabel 4.1 Serangga yang Ditemukan Berdasarkan Distribusi Temporal Di

Mangrove Desa Sidomulyo Kec. Ngadirojo Kab. Pacitan... 77 Tabel 4.2 Kepadatan dan kepadatan relatif serangga yang ditemukan Di

Mangrove ... 106 Tabel 4.3 Frekuensi dan frekuensi relatif serangga yang ditemukan Di

Mangrove ... ………….…………..107 Tabel 4.4 Indeks Nilai Penting (INP) Serangga di Mangrove ... 108 Tabel 4.5 Indeks Keanekaragaman Jenis (H’) Serangga di Mangrove Desa

Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan………... 111 Tabel 4.6 Rata-rata Indeks Keanekaragaman Jenis (H’) Serangga di Mangrove

Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan ... 112 Tabel 4.7 Indeks Kemerataan (E’) Serangga di Mangrove Desa Sidomulyo

Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan ... 113 Tabel 4.8 Rata-rata Indeks Kemerataan (E’) Serangga di Mangrove Desa


(12)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Struktur Tubuh Serangga ... 10

Gambar 2.2 Struktur Kepala Serangga ... 11

Gambar 2.3 Beberapa Tipe Sungut Serangga ... 13

Gambar 2.4 Struktur Toraks Serangga ... 16

Gambar 2.5 Struktur Tungkai Serangga ... 17

Gambar 2.6 Pola Rangka Sayap Serangga ... 17

Gambar 2.7 Struktur Abdomen Serangga ... 18

Gambar 2.8 Ordo Protura, Acerentulus barberi-barberi ... 20

Gambar 2.9 Ordo Diplura, Anajapyx vesiculous ... 21

Gambar 2.10 Ordo Thysanura, Thermobia domestica ... 22

Gambar 2.11 Ordo Collembola, Thermobia domestica ... 23

Gambar 2.12 Ordo Ephemeroptera, Hexagenia bilineata... 23

Gambar 2.13 Ordo Odonata, Macromia magnifica ... 24

Gambar 2.14 Ordo Orthoptera, Neoconocephalus ensiger ... 25

Gambar 2.15 Ordo Isoptera, Amitermes tubiformans ... 26

Gambar 2.16 Ordo Plecoptera, Clioperla clio ... 27

Gambar 2.17 Ordo Dermaptera, Forficula auricularia ... 28

Gambar 2.18 Ordo Mallophaga, Culutogaster sp ... 29

Gambar 2.19 Ordo Anoplura, Pediculus humanus ... 29

Gambar 2.20 Ordo Thysanoptera, Eucalyptus thrips ... 30

Gambar 2.21Ordo Hemiptera, Lygus oblineateus ... 31

Gambar 2.22Ordo Homoptera, Philaenus spumarius ... 32

Gambar 2.23 Ordo Neuroptera, Corydalus cornutus ... 32

Gambar 2.24 Ordo Coleopterata, Hydrophilus triangularis ... 33

Gambar 2.25 Ordo Mecoptera, Panorpa helena ... 34

Gambar 2.26 Ordo Trichoptera, Macronemum zebratum ... 35

Gambar 2.27 Ordo Lepidoptera, Heliconius charitonius ... 36

Gambar 2.28 Ordo Ordo Diptera, Chrysops univittatus ... 37

Gambar 2.29 OrdoSiphonaptera, Orchopeas leucopus ... 37

Gambar 2.30Ordo Hymenoptera, Formica sp ... 38

Gambar 2.31Ordo Strepsiptera, Halictophagus serratus ... 39

Gambar 2.32Kerangka Konsep Penelitian ... 56

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian ... 58

Gambar 3.2 Peta Lokasi Penelitian ... 59


(13)

xvi

Gambar 3.4 Denah Pengamatan Untuk Teknik Direct Sweeping ... 64

Gambar 3.5 Daerah Pengamatan Untuk Perangkap Light Trap ... 65

Gambar 4.1 Jumlah Spesies Terhadap Distribusi Temporal Serangga ... 79

Gambar 4.2 Indeks Nilai Penting pada Stasiun 1 ... 110

Gambar 4.3 Indeks Nilai Penting pada Stasiun 2 ... 110

Gambar 4.4 Indeks Nilai Keanekaragaman ... 113


(14)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Tabel Perhitungan Faktor Abiotik Serangga ... 137

Lampiran 2 Data Hasil Perhitungan Serangga ... 138

Lampiran 3 Indeks Nilai Penting ... 139

Lampiran 4 Indeks Keanekaragaman Jenis ... 140

Lampiran 5 Indeks Kemerataan ... 144

Lampiran 6 Surat Ijin Penelitian ... 146

Lampiran 7 Idenrifikasi Serangga ... 157

Lampiran 8 Kunci Determinasi ... 170

Lampiran 9 Dokumentasi Penelitian ... 180


(15)

129

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, F., Partiban, S. 2008. The Feeding Response of Epilachna indica (Coleoptera:Coccinellidae:Epilachninae) Towards Extracts of Azadirachta indica. Journal of Entomology. Vol.5 no.2:77-90.

Afrinesti, L.I. & Lusi, A. 2012. Serangga yang Ditemukan pada Rhizophora apiculata Blume di Hutan Mangrove Teluk Buo Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kota Padang. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, No.2 Vol.3.

Ali, Hamdah. 2008. Efektivitas Pembelajaran Melalui Metode Outdoor Study dalam Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa di SMP N 2 Pangsid Kabupaten Sidenreng Rappang. Jurnal Bionature Vol. 8 (1): hlm. 18-23. Anwar, C. & Hendra, G. 2007. Peranan Ekologis Dan Sosial Ekonomis Hutan Mangrove Dalam Mendukung Pembangunan Wilayah Pesisir. Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian 20 September 2007. Bogor.

Arifin, Muhammad 2012. Pengelolaan Kumbang Tomcat Sebagai Predator Hama

Tanaman Dan Penular Penyakit Dermatitis. Pengembangan Inovasi

Pertanian 5(1), 2012: 58-64.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Atmowidi T, Buchori D, Manuwoto S, Suryobroto B, Hidayat P. 2007. Diversity of insect pollinators and seed set of mustard (Brassica rapa: Brassicaceae). Junal Hayati 14:155-161.

Awwaluddin, A., Hariyanto, S. & Widyaleksana. 2011. Struktur dan Status Komunitas Mangrove di Ekosistem Muara Kali Lamong Jawa Timur. Jurnal Lingkungan Universitas Airlangga, No.3 Vol.1.

Bismark, M. 2011. Prosedur Operasi Standar (SOP) untuk Keragaman Jenis Pada Kawasan Konservasi Survei. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan

Bland, R.G dan Jaques, H.E. 1978. How to Know The Insects Third Edition. Boston: McGraw-Hill.


(16)

130

Boror, D. J,. Charles, A.T. & Norman F. J. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Terjemahan Soetiyono Partosoedjono. 1997. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Bumblebee. 2016. Anoplura or Siphunculata-Sucking lice (nits, crabs, body lice) (online). Bumblebee.org. diakses pada 26 Mei 2016.

Campbell, N. A., Jane. B. R., & Lawrence. G. M. 2004. Biologi. Edisi Kelima Jilid Tiga. Jakarta: Erlangga.

CSIRO. 2016. Insects and Their Allies (Thysanoptera: Thrips) (Online). ento.csiro.au/education/insects. Diakses pada 26 Mei 2016

Darmawan, A., Tuarita, H., Ibrohim, Sueono, H. & Susanto, P. 2005. Ekologi Hewan. Malang: UM Press.

Departement of Entomology. Indentification, Image and information for Insect (online). Bugguide.net. Diakses pada 17 Mei 2016.

Djohar. 1987. Peningkatan Proses Belajar Sains Melalui Pemanfaatan Sumber Belajar. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan. 2014. Profil Kelautan dan Perikanan. Pacitan: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan. Elzinga J, Richard. 1978. Fundamental Of Entomology. New Delhi: Prentice Hall. Fajarwati, M., Atmowidi, T., & Dorly. 2009. Keanekaragaman Serangga Pada

Bunga Tomat (Lycopersicon Esculentum Mill.) Di Lahan Pertanian Organik. Jurnal Entomologi Indonesia. No.6 Vol.2.

Farikhah, N., Kusmana, C., & Dewi, F. 2013. Keanekaragaman Serangga di Ekosistem Mangrove. Jurnal Silvikultur Tropika IPB. No.04 Vol.01.

Google Map. 2015. Pantai Tawang (Tempat Pelelangan Ikan), Sidomulyo,

Ngadirojo, East Java, (online).

(https://www.google.co.id/maps/place/Pantai+Siwil+Sidomulyo,+Ngadiroj o,+Pacitan+Regency,+East+Java, Diakses pada tanggal 11 Februari 2016). Haneda, F.N., Cecep K. & Fitria D. K. 2013. Keanekaragaman Serangga di

Ekosistem Mangrove. Jurnal Silvikultur Tropika. No.04 Vol.01.

Hardjowigeno. 1989. Mangrove Soils Of Indonesia. Prosiding Simposium Mangrove Management: Its Ecological And Economic Considerations, Fakultas Kelautan Dan Perikanan IPB.Bogor.


(17)

131

Hermawanto, R., Panjaitan, R & Sepus Fatem. 2015. Kupu-kupu (Papilionoidea) di Pantai Utara Manokwari, Papua Barat: Jenis, keanekaragaman dan pola distribusi. Volume 1, Nomor 6. Halaman: 1341-1347. ISSN: 2407-8050.

Herlinda, S., Waluyo, E. & Irsan, C. 2008. Perbandingan Keanekaragaman Spesies dan Kelimpahan Arthropoda Predator Penghuni Tanah di Sawah Lebak yang diaplikasikan Insektisida dan Tanpa Aplikasi Inteksida. Jurnal Entomol Indon. Volume 5 Nomer 2, hal 96-107.

Heo, C.C., Latif1, B., Hafiz1, W.M., and Zhou, H. Z. 2013. Dermatitis Caused By Paederus Fuscipes Curtis, 1840 (Coleoptera: Staphilinidae) In Student Hostels In Selangor, Malaysia.Journal Southeast Asian J TropMed Public Health. Vol 44 No. 2.

Horrison. 2012. A Guide to the Butterflies of Sabangau. Palang Raya: The Orangutan Tropical Peatland Project.

Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Jakarta: PT. Rinaka Cipta.

Kahono, S., Noerdjito WA. 2001. Fruktasi Curah Hujan dan Komunitas Serangga di Hujan Tropis Taman Nasional Gunung Halimun. Berita Biologi Vol. 5 No.6.

Killmann. 2007 . The World Mangroves 1980-2005. Roma: Food And Agriculture Organization Of The United Nations.

Kishor G. P., Virendra A. S. 2014. Butterfly diversity of Gorewada International Bio-Park, Nagpur, Central India. Arthropods, Article vol.3 no.2: 111-119. Krebs, C. J. 1978. Ecology. The Experimental Analysis of Distribution and

Abudance. Third Edition and Row. New York: Harper Publisher.

Kurniawan, D., Purwantoro, S & Ari Wibowo. 2012. Rancang Bangun Aplikasi Ensiklopedia Kebudayaan Melayu Riau Berbasis Android. Jurnal Teknik Informatika, Vol 1.

Kusmana & Onrizal. 2008. Studi Ekologi Hutan Mangrove di Pantai Timur Sumatra Utara. Jurnal Biodersitas, No.9 Vol.1.

Lasa, H.S. 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus Book Publisher.

Leksono, A. S. 2011. Keanekaragaman Hayati. Malang: UB Press. Lilies, C. 1991. Kunci Determinasi Serangga.Yogyakarta: Kanisius.


(18)

132

Malcolm, Stanley. 1971. The Water Beetles Of Maine: Including The Families Gyrinidae, Haupudae, Dytiscidae, Noteridae, And Hydrophiudae. Orono: Technical Bulletin.

Marsono, D., Setyono. 2003. Pendekatan Ekologis Rehabilitasi Kawasan Mangrove: Studi Kasus di Pantai Pemalang. Buletin Instiper Yogyakarta. Volume 4 Nomor 2.

Mathew, George. 2011. A Handbook On The Butterflies Of Nilgiri Biosphere Reserve. Kerala Forest Research Report. New Delhi.

McNaughton, S.J dan Wolf, Larry L. 1998. Ekologi Umum. Edisi Kedua Cetakan Ketiga. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. p.608-610.

Mohamed, Maryati. 2011. Identification Guide To The Ant Subfamily Of Borneo. Introductory Course To Entomology vol.4 no 2: 121-145.

Muhyidin, F. 2011. Distribusi Dan Keanekaragaman Serangga Di Hutan Mangrove Leuweung Sancang Cibalong Kabupaten Garut. Skripsi, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Mulyadi, E., Okik H. & Nur F. 2010. Konservasi Hutan Mangrove Sebagai Ekowisata. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan. Vol.1 Edisi Khusus.

Myers, P., R. Espinosa, C. S. Parr, T. Jones, G. S. Hammond, and T. A. Dewey. 2014. Animal Diversity Web. Insecta; Classification. Museum of Zoology. University of Michigan (online). http://animaldiversity.ummz. umich. edu/accounts/Insecta/ classification. Diakses 15 Mei 2016.

Nasution, R. 2003. Teknik Sampling. Digitized by USU digital library, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Sumatera Utara. Nelly, N., Yaherwadi., Effendi S.M. 2015. Keanekaragaman Coccinelidae

Predator dan Kutu Daun (Aphididoc sp) pada Ekosistem Pertanaman Cabai. Biodiversitas. Volume 1 nomor 2: hal 247-253.

Nurwidodo., Wahyuni, S. & Husamah. Panduan Penulisan Skripsi. Malang: Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Muhammadiyah Malang.

Nurwidodo., Ekowati, W. D., Zuriah, N., Susetyarini, E., Wicaksono, H. B., Anggraini, P. & Hendarto C. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Muhammadiyah Malang.


(19)

133

Odum, E.P.1993. Dasar-Dasar Ekologi (Edisi Ekologi). Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Putra, P. I. G. A., Watiniasih, N. I., Suartini, N. M. 2011. Inventarisasi Serangga pada Perkebunan Kakao (Theobroma cacao) Laboratorium Unit Perlindungan Tanaman Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali. Jurnal Biologi. volume 14 nomer 1: hal. 19-24.

Pedigo, P.L. 1999. Entomology and Pest Management. America: Prentice Hall. Rahmat, Ade. 2013. Pelatihan Inventarisasi dan Monitoring Flora dan Fauna.

Modul Pengenalan Inventarisasi Serangga Doc: 1.1.3-TR: 2013.

Rahmawati. 2013. Keanekaragaman Serangga Tanah dan Perannya Pada Komunitas Rhizophora sp. Dan Komunitas Ceriops tagal Di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai, Sulawesi Selatan. Thesis. Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Rayalu, B., Krishna, K. M., Tarakeswara, N and Atluri, J.B.. 2014. Life history and larval performance of the Common Leopard butterfly, Phalanta phalantha Drury (Lepidoptera: Rhopalocera: Nymphalidae). Journal Int. J. Adv. Res. Sci. Technol. Volume 3, Issue 3, 2014, pp.191-195. Richards, Nicole. 1995. Guide to the Butterflies of the Malayan Woods. Artikel. 4

vol. no.1: 212-234.

Riyanto. 2007. Kepadatan, Pola Distribusi dan Peranan Semut pada Tanaman di Sekitar Lingkungan Tempat Tinggal. Jurnal Penelitian Sains. Volume 10 Nomer 2, halaman 241-253.

Riyanto. 2010. Kelimpahan Serangga Predator Kutu Daun (Aphis gossypii) (Glover) (Hemiptera: Aphididae). Sumbangan Materi Konstektual pada Mata Kuliah Entomologi di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP. Palembang: Universitas Sriwijaya.

Rorong, Alva. 2014. Jenis Dan Populasi Serangga Pada Bibit Tanaman Jabon Merah Anthocephalus Macrophyllus. Jurnal Biologi vol 7 no.1:1-13.

Rusila, Y., Khaali & Surysdiputa. 2006. Panduan Pengenalan Mangrove Di Indonesia. Bogor: Ditjen PHKA Perhutani Bersama Wetlands Internasional Indonesia Programme.


(20)

134

Sameao, A., Campbell, J. & Shawn, H. 2013. Spati-temporal Distribution of Stored-product Insects Around Food Processing and Storage Facilities. Jurnal Agriculture, Ecosystem and Environment. Vol 165.

Schoning, C., William H. Gotwald J.R., Daniel J.C. Kronauer dan Vilhelmsen, L. 2008. Taxonomy Of The African Army Ant Dorylus Gribodoi Emery, 1892 (Hymenoptera Formicidae) — New Insights From Dna Sequence Data And Morphology. Journal Zootaxa 1749: 39–52 ISSN 1175-5334 Setyawan, D. A., Susilowati, A., Sutarno. 2002. Biodiversitas Genetik, Spesies

dan Ekosistem Mangrove di Jawa. Surakarta: Kelompok Kerja Biodiversitas

Sharma, Kumar dan Uttam Kumar Bisen. 2013. Taxonomic documentation of insect pest fauna of vegetable ecosystem collected in light trap. International Journal of Environmental Science: Development and Monitoring (IJESDM) ISSN No. 2231-1289, Volume 4 No. 3.

Siddik, M. 2015. Urgensi Sumber Belajar Dalam Pendidikan, (online). (http://sumut.kemenag.go.id/. Diakses pada 5 Desember 2015).

Sigit, W., Feriwibisono, B., Nugrahani, P.M & Putri, B. 2013. Naga Terbang Wendit. Yogyakarta: Indonesia Dragonfly Society.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Speight MR, Hunter MD, Watt AD. 1999. Ecology of Insects- Concepts and Applications. London: Blackwell Science Ltd.

Subekti, N. 2013. Keanekaragaman Jenis Serangga di Hutan Tinjomoyo Kota Semarang, Jawa Tengah. Bioprospek, Vol. 7 No.1.

Suhardi. 2012. Pengembangan Sumber Belajar Biologi. Yogyakarta: UNY Press. Suheriyanto, D. 2008. Ekologi Serangga. Malang: UIN Press.

Sugiyarto, E. M., Mahajoeno, E., Sugito., Handayanto, E. & Agustina. 2007. Preferensi Berbagai Jenis Makrofauna Tanah Terhadap Sisa Bahan Organik Tanaman Pada Intensitas Cahaya Berbeda. Jurnal Biodiversitas. No.7 Vol.4.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(21)

135

Sukmadinata, N.S. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sulawesty, F dan Badjori, M. 1999. Laporan Trieulan 1 tahun 1999-2000. Struktur komunitas makrobenthos di perairan Situ Cibuntu. PUSLITBANG.

Soedibjo, B. S. 2007. Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Distribusi Spasial Komunitas Zooplankton di Teluk Klabat Perairan Bangka Belitung. Jurnal Oseanologi dan Limnologi, No.33 Vol.1.

Soegianto, 1994. Ekologi Kuantitatif. Surabaya. Penerbit : Usaha Nasional

Syahputri, R. 2013. Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Menunjang Aktivitas Belajar PKN. Jurnal PPKN UNJ. No.1 Vol.2.

Syaufina, L., Buliyansih, A. 2007. Keanekaragaman Arthropoda Tanah di Hutan Pendidikan Gunung Walat. Media Konservasi. Volume 12 nomer 2, halaman 57-66.

Tim Scientific Konsurv. 2014. Ekosistem Mangrove Di Desa Karangjaladri Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Laporan Penelitian, Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan, Bogor. Ummi, R. Z. 2007. Studi Keanekaragaman Serangga Tanah Di Upt Balai

Konservasi TumbuhanKebun Raya Purwodadi – LIPI. Skripsi, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, Malang.

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka cipta.

Watt, C.J. 1984. A Review of some New Zealand Scarabaeidae (Coleoptera). New Zealand Entomologist, Vol. 8.

Waryono, T. 2008. Keanekaragaman Hayati Dan Konservasi Ekosistem Mangrove. Diskusi Panel, Program Studi Biologi Konservasi FMIPA-UI, Depok.

Welly, M. & Wira Sanjaya. 2010. Identifikasi Flora dan Fauna Mangrove Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Nusa Penida: Coral Triangle Center. Wikipedia. 2015. Sidomulyo, Ngadirojo, Pacitan, (online).

(https://id.wikipedia.org/wiki/Sidomulyo,_Ngadirojo,_Pacitan. Diakses pada 19 Desember 2015).


(22)

136

Zadan, A. 2011. Peta Administrasi Kabupaten Pacitan, (online). (http://abuzadan.staff.uns.ac.id/files/2011/09/administrasi.jpg. Diakses 5 Desember 2015)..

Zaenal, E. 2015. Pedoman Penulisan Buku Non Teks Pelajaran, (online).


(23)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hutan mangrove merupakan suatu tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut yang tergenang pada saat pasang dan bebas dari genangan pada saat surut dengan komunitas tumbuhannya bertoleransi terhadap garam (Kusmana, 2008). Banyak yang menyebutkan daerah tersebut sebagai hutan pantai, mangal, dan hutan mangrove. Kawasan hutan mangrove memiliki banyak sekali fungsi ekologis. Selain berperan dalam mengatur iklim mikro, melindungi pesisir pantai dari gelombang tinggi air laut, hutan tersebut berfungsi juga sebagai tempat berlindung dan berkembang biak berbagai jenis burung, mamalia, reptil, serangga. Selain itu, sumberdaya pesisir hutan mangrove juga berfungsi secara ekonomi bagi masyarakat sekitar karena dapat menghasilkan hasil hutan dan jasa lingkungan yang menunjang berbagai kebutuhan hidup dan macam aktivitas ekonomi (Setyawan, 2002).

Indonesia merupakan negara yang mempunyai hutan mangrove paling luas di dunia. Hutan mangrove Indonesia merupakan salah satu potensi sumber daya alam (SDA) yang sangat melimpah. Berdasarkan laporan Awwaluddin dkk (2011), dari data kementrian kehutanan 2008 menyebutkan luas hutan mangrove di 15 provinsi di Indonesia berjumlah 4.390.756,46 ha, luas tersebut merupakan 27% dari luas hutan mangrove di seluruh dunia yang luasnya sekitar 15,9 juta ha. Sedangkan menurut FAO (2007) bahwa Indonesia mempunyai hutan mangrove seluas 3,062,300 juta hektar pada tahun 2005, yang merupakan 19% dari total luas


(24)

2

hutan mangrove di seluruh dunia. Bahkan luasan hutan mangrove di Indonesia pernah menempati peringkat pertama pada tahun 1992 (Kusmana, 2008).

Hutan mangrove merupakan habitat dari salah satu keanekaragaman hayati yang dapat dibanggakan Indonesia yaitu serangga. Serangga merupakan golongan hewan yang jumlahnya paling banyak di muka bumi ini dan mempunyai peranan yang sangat penting pada suatu ekosistem. Keanekaragaman serangga diyakini dapat digunakan sebagai salah satu bioindikator kondisi suatu ekosistem (Haneda, 2013). Serangga merupakan bio indikator kesehatan hutan. Penggunaan serangga sebagai bioindikator akhir-akhir ini dirasakan semakin penting dengan tujuan utama untuk menggambarkan adanya keterkaitan dengan kondisi faktor biotik dan abiotik lingkungan (Subekti, 2011).

Serangga mempunyai peranan penting dalam perombakan materi-materi organik di hutan mangrove. Mangrove mendapatkan makanan dari hasil pengomposan yang dilakukan oleh serangga dan mikroorganisme lainnya. Selain itu, serangga juga berperan sebagai pergantian daun mangrove, dengan memakan daun-daun mangrove dalam jumlah besar (Muhyidin, 2011). Serangga bisa saja merugikan ataupun menguntungkan dan juga serangga mempunyai peranan penting di dalam sistem ekologi hutan mangrove. Oleh karena itu, pentingnya peranan serangga dalam ekosistem dan begitu banyak jenis serangga yang belum teridentifikasi, maka upaya untuk mengkaji keanekaragaman serangga dalam ekosistem hutan menjadi suatu objek yang layak untuk dilakukan.


(25)

3

Penelitian mengenai serangga yang terdapat di mangrove masih jarang dilakukan. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Muhyidin, 2011) di Hutan Mangrove Leuweung Sancang Cibalong Kabupaten Garut terdapat 57 spesies, 31 serangga teridentifikasi sampai spesies, 8 serangga sampai tingkat genus, dan 18 serangga sampai tingkatan familia. Serangga yang ditemukan terdiri dari 10 ordo, diantaranya ordo Blattodea, Collembola, Coleoptera, Diptera, Dermaptera, Hemipter, Homoptera, Hymenoptera, Lepidoptera, Orthoptera. Keanekaragaman serangga di lokasi ini termasuk dalam kategori sedang (H’= 1.61079) dengan produktivitas yang cukup dan kondisi ekosistem yang cukup seimbang dengan tekanan ekologi sedang.

Pantai Siwil terletak di Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan. Pantai siwil memiliki karakteristik luas pantai 1 hektar dengan panjang 500 meter dan lebar 200 meter. Jenis mangrove yang ada di pantai siwil yaitu Rhizophora sp yang merupakan hasil penanaman, dengan substrak berpasir. Pantai siwil di Kabupaten Pacitan secara umum kondisinya cukup bagus karena potensi lahan yang sesuai untuk syarat tumbuh dari tanaman mangrove relatif sempit dan selain itu kesadaran dari warga masyarakat akan fungsi hutan mangrove juga relatif masih kurang (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan, 2014). Hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 16 Maret 2016 di Pantai Siwil Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan di temukan adanya keanekaragaman jenis serangga. Berdasarkan wawancara dengan pengelola pantai yaitu bapak Yanto sampai saat ini, belum ada informasi yang


(26)

4

mengkaji keanekaragaman serangga di mangrove Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan sehingga perlu diadakan penelitian.

Hasil penelitian ini dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi. Sumber belajar biologi adalah segala sesuatu yang dapat digunakan siswa untuk belajar, baik yang khusus dirancang untuk belajar maupun tidak. Bertitik tolak dari pengertian tersebut, sebenarnya sumber belajar itu ada dimana-mana, baik itu sumber belajar yang sengaja dirancang untuk keperluan belajar maupun yang secara alamiah tersedia di lingkungannya (Sungkono, 2010). Sumber belajar biologi ini akan digunakan sebagai sumber belajar di wisata outbound pendidikan Di Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan.

Wisata outbound pendidikan Desa Sidomulyo merupakan suatu bentuk dari pembelajaran yang dilakukan di alam terbuka untuk kalangan siswa dan masyarakat umum. Kegiatan di wisata outbound pendidikan tersebut berupa game kekompakan, belajar mengenai penyu, belajar mengenai mangrove. Pembelajaran mengenai hewan yang ada di mangrove khususnya serangga belum diberikan, sehingga untuk menambah informasi mengenai hewan serangga, serta sebagai sarana untuk mengembangkan kesadaran siswa dan masyarakat akan pentingnya serangga di ekosistem mangrove, perlu adanya sumber belajar yang sesuai untuk panduan wisata outbound pendidikan. Sumber belajar yang digunakan berupa ensiklopedia yang dilengkapi dengan foto, gambar dan pembahasan serangga sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami dan mengetahui jenis-jenis serangga yang ada di Pantai Siwil Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan.


(27)

5

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, peneliti menganggap sangat penting untuk dilakukan penelitian tentang “Studi Keanekaragaman Serangga Berdasarkan Distribusi Temporal di Mangrove Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan sebagai Sumber Belajar Biologi”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana keanekaragaman serangga berdasarkan distribusi temporal yang ditemukan di mangrove Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan?

1.2.2 Bagaimana struktur komunitas serangga di mangrove Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan?

1.2.3 Apakah hasil penelitian “Studi Keanekaragaman Serangga berdasarkan Distribusi Temporal Di Mangrove Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan” dapat dijadikan sebagai sumber belajar biologi SMA?

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Menganalisis keanekaragaman serangga berdasarkan distribusi temporal di mangrove Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan. 1.3.2 Menganalisis struktur komunitas di mangrove Desa Sidomulyo Kecamatan


(28)

6

1.3.3 Mengetahui “Studi Keanekaragaman Berdasarkan Distribusi Temporal Serangga Di Mangrove Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan” dapat dijadikan sebagai sumber belajar biologi.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian sebagai berikut: 1.4.1 Secara teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan terkait keanekaragaman serangga yang ditemukan di Mangrove Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan, baik tentang serangga, keanekaragaman serangga sehingga dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan pada berbagai bidang yang berkaitan yaitu invertebrata, ekologi.

1.4.2 Secara praktis

1.4.2.1Bagi peserta outbound

Penelitian ini di harapkan agar dapat menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan berdasarkan pengamatan morfologi di Pantai Siwil Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan.

1.4.2.2Bagi masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat semakin memperkaya wawasan masyarakat terkait kehidupan serangga di Pantai Siwil Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan.


(29)

7

1.4.2.3Bagi peneliti lanjutan

Manfaat bagi peneliti lanjut adalah sebagai dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Keanekaragaman Serangga berdasarkan Distribusi Temporal Serangga Di Mangrove Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan.

1.5 Batasan masalah

Peneliti membuat batasan masalah sebagai berikut:

1.5.1 Jenis serangga yang diidentifikasi adalah serangga diurnal, nokturnal yang terbang dan berada di bakau berasal dari mangrove Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan.

1.5.2 Pengamatan menggunakan teknik direct sweeping dilakukan pada waktu pagi pukul 07.00-09.00 WIB siang pukul 11.00-13.00 WIB dan sore hari pukul 15.00-17.00 WIB. Pengamatan menggunakan perangkap lampu ligh trap pukul 18.00-06.00 WIB.

1.5.3 Struktur komunitas yang di sajikan meliputi kepadatan populasi/ diversity, frekuensi kehadiran, indeks nilai penting, indeks keanekaragaman jenis, indeks kemerataan/evennes serangga (Suin, 2012).

1.5.4 Faktor biotik yang di gunakan adalah serangga. Sedangkan faktor abiotik yang di ukur meliputi suhu udara, kelembaban udara, intensitas cahaya, kecepatan angin.


(30)

8

1.6 Definisi Istilah

Adapun definisi operasional sebagai berikut:

1.6.1Keanekaragaman atau Diversitas adalah ciri suatu area yang menyangkut keragaman organisme hidup, kumpulan organisme, komunitas biotik dan proses biotik yang masih bersifat alamiah maupun yang sudah diubah oleh manusia (Leksono, 2011).

1.6.2Distribusi temporal adalah persebaran serangga berdasarkan waktu yang di batasi oleh faktor-faktor geologi dan ekologi yang cocok, sehingga terjadi perbedaan jumlah serangga berdasarkan waktu penangkapan (Subekti, 2011).

1.6.3Serangga adalah salah satu anggota kerajaan binatang yang mempunyai jumlah anggota terbesar, jumlah keseluruhan jenis-jenis yang berbeda dapat mencapai 30 juta (Borror, 1996).

1.6.4Mangrove adalah ekosistem yang terdapat di antara daratan dan lautan dan pada kondisi yang sesuai mangrove akan membentuk hutan yang ekstensif dan produktif (Mulyadi, 2010).

1.6.5Desa Sidomulyo adalah sebuah desa di Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Indonesia, yang berjarak 50 Km dari Ibu kota Kabupaten dan dapat dijangkau dengan segala jenis kendaraaan (Wikipedia, 2015).

1.6.6Sumber belajar biologi adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk memperoleh pengalaman dalam rangka pemecahan permasalahan biologi dan memudahkan terjadinya proses belajar (Suhardi, 2012).


(1)

Penelitian mengenai serangga yang terdapat di mangrove masih jarang dilakukan. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Muhyidin, 2011) di Hutan Mangrove Leuweung Sancang Cibalong Kabupaten Garut terdapat 57 spesies, 31 serangga teridentifikasi sampai spesies, 8 serangga sampai tingkat genus, dan 18 serangga sampai tingkatan familia. Serangga yang ditemukan terdiri dari 10 ordo, diantaranya ordo Blattodea, Collembola, Coleoptera, Diptera, Dermaptera, Hemipter, Homoptera, Hymenoptera, Lepidoptera, Orthoptera. Keanekaragaman serangga di lokasi ini termasuk dalam kategori sedang (H’= 1.61079) dengan produktivitas yang cukup dan kondisi ekosistem yang cukup seimbang dengan tekanan ekologi sedang.

Pantai Siwil terletak di Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan. Pantai siwil memiliki karakteristik luas pantai 1 hektar dengan panjang 500 meter dan lebar 200 meter. Jenis mangrove yang ada di pantai siwil yaitu Rhizophora sp yang merupakan hasil penanaman, dengan substrak berpasir. Pantai siwil di Kabupaten Pacitan secara umum kondisinya cukup bagus karena potensi lahan yang sesuai untuk syarat tumbuh dari tanaman mangrove relatif sempit dan selain itu kesadaran dari warga masyarakat akan fungsi hutan mangrove juga relatif masih kurang (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan, 2014). Hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 16 Maret 2016 di Pantai Siwil Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan di temukan adanya keanekaragaman jenis serangga. Berdasarkan wawancara dengan pengelola pantai yaitu bapak Yanto sampai saat ini, belum ada informasi yang


(2)

mengkaji keanekaragaman serangga di mangrove Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan sehingga perlu diadakan penelitian.

Hasil penelitian ini dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi. Sumber belajar biologi adalah segala sesuatu yang dapat digunakan siswa untuk belajar, baik yang khusus dirancang untuk belajar maupun tidak. Bertitik tolak dari pengertian tersebut, sebenarnya sumber belajar itu ada dimana-mana, baik itu sumber belajar yang sengaja dirancang untuk keperluan belajar maupun yang secara alamiah tersedia di lingkungannya (Sungkono, 2010). Sumber belajar biologi ini akan digunakan sebagai sumber belajar di wisata outbound pendidikan Di Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan.

Wisata outbound pendidikan Desa Sidomulyo merupakan suatu bentuk dari pembelajaran yang dilakukan di alam terbuka untuk kalangan siswa dan masyarakat umum. Kegiatan di wisata outbound pendidikan tersebut berupa game kekompakan, belajar mengenai penyu, belajar mengenai mangrove. Pembelajaran mengenai hewan yang ada di mangrove khususnya serangga belum diberikan, sehingga untuk menambah informasi mengenai hewan serangga, serta sebagai sarana untuk mengembangkan kesadaran siswa dan masyarakat akan pentingnya serangga di ekosistem mangrove, perlu adanya sumber belajar yang sesuai untuk panduan wisata outbound pendidikan. Sumber belajar yang digunakan berupa ensiklopedia yang dilengkapi dengan foto, gambar dan pembahasan serangga sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami dan mengetahui jenis-jenis serangga yang ada di Pantai Siwil Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan.


(3)

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, peneliti menganggap sangat penting untuk dilakukan penelitian tentang “Studi Keanekaragaman Serangga Berdasarkan Distribusi Temporal di Mangrove Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan sebagai Sumber Belajar Biologi”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana keanekaragaman serangga berdasarkan distribusi temporal yang ditemukan di mangrove Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan?

1.2.2 Bagaimana struktur komunitas serangga di mangrove Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan?

1.2.3 Apakah hasil penelitian “Studi Keanekaragaman Serangga berdasarkan Distribusi Temporal Di Mangrove Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan” dapat dijadikan sebagai sumber belajar biologi SMA?

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Menganalisis keanekaragaman serangga berdasarkan distribusi temporal di mangrove Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan. 1.3.2 Menganalisis struktur komunitas di mangrove Desa Sidomulyo Kecamatan


(4)

1.3.3 Mengetahui “Studi Keanekaragaman Berdasarkan Distribusi Temporal Serangga Di Mangrove Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan” dapat dijadikan sebagai sumber belajar biologi.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian sebagai berikut: 1.4.1 Secara teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan terkait keanekaragaman serangga yang ditemukan di Mangrove Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan, baik tentang serangga, keanekaragaman serangga sehingga dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan pada berbagai bidang yang berkaitan yaitu invertebrata, ekologi.

1.4.2 Secara praktis

1.4.2.1Bagi peserta outbound

Penelitian ini di harapkan agar dapat menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan berdasarkan pengamatan morfologi di Pantai Siwil Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan.

1.4.2.2Bagi masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat semakin memperkaya wawasan masyarakat terkait kehidupan serangga di Pantai Siwil Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan.


(5)

1.4.2.3Bagi peneliti lanjutan

Manfaat bagi peneliti lanjut adalah sebagai dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Keanekaragaman Serangga berdasarkan Distribusi Temporal Serangga Di Mangrove Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan.

1.5 Batasan masalah

Peneliti membuat batasan masalah sebagai berikut:

1.5.1 Jenis serangga yang diidentifikasi adalah serangga diurnal, nokturnal yang terbang dan berada di bakau berasal dari mangrove Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan.

1.5.2 Pengamatan menggunakan teknik direct sweeping dilakukan pada waktu pagi pukul 07.00-09.00 WIB siang pukul 11.00-13.00 WIB dan sore hari pukul 15.00-17.00 WIB. Pengamatan menggunakan perangkap lampu ligh trap pukul 18.00-06.00 WIB.

1.5.3 Struktur komunitas yang di sajikan meliputi kepadatan populasi/ diversity, frekuensi kehadiran, indeks nilai penting, indeks keanekaragaman jenis, indeks kemerataan/evennes serangga (Suin, 2012).

1.5.4 Faktor biotik yang di gunakan adalah serangga. Sedangkan faktor abiotik yang di ukur meliputi suhu udara, kelembaban udara, intensitas cahaya, kecepatan angin.


(6)

1.6 Definisi Istilah

Adapun definisi operasional sebagai berikut:

1.6.1Keanekaragaman atau Diversitas adalah ciri suatu area yang menyangkut keragaman organisme hidup, kumpulan organisme, komunitas biotik dan proses biotik yang masih bersifat alamiah maupun yang sudah diubah oleh manusia (Leksono, 2011).

1.6.2Distribusi temporal adalah persebaran serangga berdasarkan waktu yang di batasi oleh faktor-faktor geologi dan ekologi yang cocok, sehingga terjadi perbedaan jumlah serangga berdasarkan waktu penangkapan (Subekti, 2011).

1.6.3Serangga adalah salah satu anggota kerajaan binatang yang mempunyai jumlah anggota terbesar, jumlah keseluruhan jenis-jenis yang berbeda dapat mencapai 30 juta (Borror, 1996).

1.6.4Mangrove adalah ekosistem yang terdapat di antara daratan dan lautan dan pada kondisi yang sesuai mangrove akan membentuk hutan yang ekstensif dan produktif (Mulyadi, 2010).

1.6.5Desa Sidomulyo adalah sebuah desa di Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Indonesia, yang berjarak 50 Km dari Ibu kota Kabupaten dan dapat dijangkau dengan segala jenis kendaraaan (Wikipedia, 2015).

1.6.6Sumber belajar biologi adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk memperoleh pengalaman dalam rangka pemecahan permasalahan biologi dan memudahkan terjadinya proses belajar (Suhardi, 2012).