Hegemoni Paham Barat dalam Sosiokultural di Maroko

terbatas pada bidang politik, melainkan juga intelektual, moral, religi, dan cita rasa.Data-data berikut ini merupakan analisis tentang hegemoni yang terdapat dalam novel.

4.1.1 Hegemoni Paham Barat dalam Sosiokultural di Maroko

Mourad yang menjabat sebagai Wakil Direktur Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan di Kementrian Pekerjaan Umum tidak pernah mendapatkan rasa hormat dari bawahannya, terutama dari para pesuruh di kantornya. Lihat kutipan di bawah ini: 1 LHR10-11 Au bureau, le chaouch lui dit à peine bonjour. Ici la chaleur du salut est fonction non pas du grade mais de ce que le poste rapporte en plus . Mourad est ingénieur. Son rôle au sein de l‟administration est d‟étudier les dossiers de construction. Sans son visa, pas de permis de construire. C‟est un poste important et très envié. Son titre exact est pompeux : « Sous-directeur de la planification, de la prospective et du progrès ». Di kantor, pesuruh hampir tidak mengucapkan salam padanya. Di sini, kehangatan salam tidak tergantung pada pangkat, tetapi pada banyaknya penghasilan. Mourad adalah seorang insinyur.Perannya di dalam pemerintahan adalah mempelajari berkas-berkas pembangunan.Tanpa ijinnya, tidak ada ijin bangunan.Itu merupakan posisi yang penting dan sangat diinginkan banyak orang. Nama jabatannya sangat hebat: “Wakil Direktur Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan”. Jabatan sebagai Wakil direktur Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan merupakan sebuah jabatan yang sangat diinginkan banyak orang.Dalam posisinya tersebut, Mourad tidak pernah mendapatkan keramahan dan kehangatan salam dari para pesuruh di kantornya.Masyarakat Maroko megalami hegemoni budaya, yang terdapat pada kalimatIci la chaleur du salut est fonction non pas du grade mais de ce que le poste rapporte en plus Di sini, kehangatan salam tidak tergantung pada pangkat, tetapi pada banyaknya penghasilan. Kalimat tersebut menjelaskan bahwa jabatan bukanlah nilai penting untuk dihormati oleh bawahan, melainkan jumlah uang yang didapatkan dan seberapa besar atasan membagikan uangnya kepada bawahannya. Itulah budaya yang terjadi di tempat Mourad bekerja. Keadaan masyarakat Maroko pada saat itu digambarkan bahwa masyarakat Maroko lebih menghormati orang-orang yang mempunyai penghasilan besar dibandingkan jabatan yang dimiliki. Mourad mendapatkan gelar insinyur di sekolah Perancis dan sarjana ekonomi di Universitas Mohammed V di Rabat. Hal itulah yang membuatnya mendapatkan jabatan sebagai Wakil Direktur. Walaupun begitu, penghasilan yang dia dapatkan tidak sebanding dengan gelar yang disandangnya dan pekerjaan yang dilakukannya. Perhatikan kutipan berikut. 2 LHR11 Il fallait bien justifier sa qualité d’ingénieur formé en partie dans une école française et sa licence en économie, obtenue à l’université Mohammed V à Rabat . Avec son salaire modeste il fait vivre sa famille, paye la scolarité des enfants, le loyer de la maison et subvient aux besoins de sa mère. Memang harus diakui kualitas gelar insinyurnya yang sebagian pendidikannya didapatkan di Sekolah Perancis dan sarjana ekonomi di Universitas Mohammed V di Rabat. Dengan penghasilannya yang sedikit, dia menghidupi keluarganya, membayar uang sekolah anak- anaknya, sewa rumah, dan memenuhi kebutuhan ibunya. Pada data tersebut walaupun Mourad orang Maroko, dia mendapatkan gelar insinyurnya di sekolah Perancis yang terdapat pada kutipan …. d’ingénieur formé en partie dans une école française…. ….gelar insinyurnya yang sebagian pendidikannya didapatkan di Sekolah Perancis…...Seperti yang telah dijelaskan di Bab 1 bahwa Maroko adalah salah satu negara Maghreb yang pernah dijajah oleh Perancis dan meninggalkan banyak pengaruh besar di Maroko. Perancis menanamkan hegemoni bahasa serta sistem pendidikannya di Maroko. Penyebaran bahasa Perancis di Maroko dilakukan oleh pengajaran bahasa tersebut di sekolah-sekolah dan di bawah situasi kolonialisasi sehingga menimbulkan akulturasi budaya. Orang-orang Maroko memandang bahwa Perancis sebagai negara maju dan hebat, oleh karena itu mereka menganggap bahwa sistem pendidikan Perancis mempunyai kualitas yang lebih bagus dibandingkan negaranya. Pendek kata, negara maju mempunyai kualitas pendidikan yang sangat baik dibandingkan dengan negara berkembang. Hal itu pula yang membuat Mourad memutuskan untuk bersekolah di sekolah Perancis dan mendapatkan gelar insinyurnya di sana. Hlima, istri Mourad merasa kecewa dengan suaminya karena sebagai suami tidak bisa memenuhi kebutuhan istrinya dan mengatakan bahwa Mourad bukanlah seorang laki-laki. Hal itu terdapat pada kutipan berikut. 3 LHR11-12 On a beau lui dire que toute naissance est un capital, que Dieu saura pourvoir aux besoins des êtres qu’il crée, Mourad reste intransigeant et pour mettre un terme à cette discussion il a obligé Hlima à utiliser un stérilet . C‟est à ce moment-là qu‟elle lui dit, en colère : « Ton adjoint, lui, est homme Il touche moins que toi et il vit dans une superbe villa, avec deux voitures, et ses enfants sont à l‟école de la mission française, et en plus il offre à sa femme des vacances à Rome Toi tu m‟offres un stérilet et on ne mange de la viande que deux fois par semaine. Ce n‟est pas une vie. Les vacances on les passe chez ta mère, dans cette vieille maison de la médina de Fès . Tu appelles ça des vacances ? Quand vas-tu te rendre compte que notre situation est misérable ? » Sekalipun orang-orang berkata padanya bahwa semua kelahiran merupakan modal, Tuhan akan memenuhi semua kebutuhan manusia yang diciptakan-Nya. Mourad tetap pada pendiriannya dan untuk mengakhiri pembicaraan ini, dia menyuruh Hlima untuk menggunakan alat kontasepsi. Pada saat itulah istrinya berkata dengan marah: “Asistenmu, dialah laki-laki sejati penghasilannya kurang darimu dan dia tinggal di vila yang indah, dengan dua mobil, dan anak-anaknya bersekolah di sekolah Perancis, dan terlebih lagi dia menghadiahi istrinya liburan ke Roma Kamu menghadiahiku alat kontrasepsi dan kita hanya makan daging dua kali seminggu. Ini bukan kehidupan. Liburan kita lewatkan di rumah ibumu, di rumah tuanya di Medina, Fez. Kamu sebut itu liburan? Kapan kamu akan sadar bahwa situasi kita menyedihkan? ”. Pada kutipan ke- 3 terdapat pemikiran orang Maroko tentang banyak anak, maka banyak rejeki.Hal itu juga sama seperti yang dipikirkan oleh istrinya ketika Mourad menghadiahinya alat kontrasepsi. Pada sebagian orang Maroko menggunakan alat kontrasepsi merupakan hal yang melawan peraturan agama kerena mencegah kehamilan dan kelahiran, tidak seperti pemikiran orang Barat.Hal itu pula yang terjadi pada Mourad, bahwa menurutnya mempunyai banyak anak bukanlah menambah rejeki, tetapi menambah biaya.Semua itu dapat dilihat pada kalimat On a beau lui dire que toute naissance est un capital, que Dieu saura pourvoir aux beso ins des êtres qu’il crée, Mourad reste intransigeant et pour mettre un terme à cette discussion il a obligé Hlima à utiliser un stérilet Sekalipun orang-orang berkata padanya bahwa semua kelahiran merupakan modal, Tuhan akan memenuhi semua kebutuhan manusia yang diciptakan-Nya. Mourad tetap pada pendiriannya dan untuk mengakhiri pembicaraan ini, dia menyuruh Hlima untuk menggunakan alat kontasepsi. Pada kutipan di atas terdapat hegemoni pemikiran Barat yang terjadi pada diri Mourad. Orang Barat lebih berpikir rasional, mereka melihat pada kenyataan bahwa jika mereka mempunyai banyak anak maka mereka harus mempunyai penghasilan yang banyak pula untuk membiayai anak-anaknya. Sedangkan yang terjadi pada Mourad adalah penghasilannya yang sedikit, sehingga Mourad berpikir untuk tidak menambah anak. Pola pikir Mourad dipengaruhi oleh pemikiran Barat, karena dia pernah bersekolah di sekolah Perancis. Pada data itu juga digambarkan bahwa keadaan Mourad dan keluarganya sangatlah menyedihkan. Hlima membandingkan kehidupannya dengan kehidupan asisten suaminya yang gajinya lebih kecil dari suaminya, tetapi bisa hidup dengan sangat nyaman. Hlima sangat iri pada kehidupan asisten itu, karena bisa menyekolahkan anak-anaknya di sekolah Perancis, menghadiahi istrinya liburan ke Roma dan mereka tinggal di villa yang sangat indah. Kutipan Les vacances on les passe chez ta mère, dans cette vieille maison de la médina de Fès. …. Quand vas-tu te rendre compte que notre situation est misérable ? Liburan kita lewatkan di rumah ibumu, di rumah tuanya di Medina, Fez. …. Kapan kamu akan sadar bahwa situasi kita menyedihkan?menjelaskan tentang ketidakpuasan Hlima pada kehidupannya yang serba kekurangan. Dia selalu membandingkan antara kehidupan Haji Hamid dan suaminya dengan menyinggung liburan yang selalu mereka habiskan di rumah tua ibu suaminya di Fes karena keterbatasan biaya. Mourad berpikir bahwa Hamid, asistennya tidak pernah membaca buku dan hanya membaca koran nasional. Dia sangat tidak menyukai asistennya itu karena dia bukan tipe orang yang berpendidikan.Terlebih lagi Hamid sangat menyanjung Saddam, Presiden Irak pada saat itu.Perhatikan kutipan berikut. 4 LHR13 … Haj Hamid est le contraire de l‟homme cultivé. Il n’a probablement jamais lu un livre. Le matin, il passe une bonne heure à lire la presse nationale . Mourad se demande comment on peut passer autant de temps à lire des journaux aussi vides ? Peut- être qu‟il ne les lit pas. Il fait semblant. Il se donne des airs. De temps en temps, il fait un commentaire à voix haute du genre : « Saddam : ça c’est un homme » Mourad a bien envie de réagir et de dire par exemple : « Celui qui a envoyé son peuple se faire massacrer pendant huit ans en Iran puis qui a tout fait pour provoquer une guerre avec la moitié de la planète, tu appelles ça un homme ? » … Haji Hamid kebalikan dari orang yang berpendidikan.Dia mungkin saja tidak pernah membaca buku satu pun. Pagi hari, dia selalu menghabiskan waktu satu jam untuk membaca koran nasional. Mourad bertanya-tanya bagaimana bisa orang menghabiskan waktu begitu banyak untuk membaca koran yang kosong? Mungkin dia tidak membacanya.Hanya pura-pura dan berlagak. Kadang-kadang dia memberikan komentar dengan suara yang keras: “Saddam: dialah laki- laki sejati”Mourad sangat ingin bereaksi dan mengatakan, misalnya: “Dialah yang telah mengirimkan orang-orangnya ke Iran selama delapan tahun untuk dibunuh, kemudia dia yang melakukan segala cara untuk menimbulkan perang dengan separuh dunia. Kamu menyebutkan laki- laki sejati?” Pada data di atas dijelaskan bahwa Hamid merupakan kebalikan dari orang yang berpendidikan, karena dia tidak pernah membaca buku satu pun dan hanya membaca koran nasional yang tidak ada isinya. Hal itu dapat dilihat pada kutipan Il n’a probablement jamais lu un livre. Le matin, il passe une bonne heure à lire la presse nationale. Dia mungkin saja tidak pernah membaca buku satu pun. Pagi hari, dia selalu menghabiskan waktu satu jam untuk membaca koran nasional.. Orang yang berpendidikan selalu membaca buku dan tidak begitu mempercayai media massa, karena media massa menaruh unsur-unsur politik dalam melakukan pemberitaan dan terdapat kepentingan pribadi terhadap pemiliknya. Pada kutipan … Saddam : ça c’est un homme » Mourad a bien envie de réagir et de dire par exemple : « Celui qui a envoyé son peuple se faire massacrer pendant huit ans en Iran puis qui a tout fait pour provoquer une guerre avec la moitié de la planète, tu appelles ça un homme ? “… Saddam: dialah laki- laki sejati” Mourad sangat ingin bereaksi dan mengatakan, misalnya: “Dialah yang telah mengirimkan orang-orangnya ke Iran selama delapan tahun untuk dibunuh, kemudian dia yang melakukan segala cara untuk menimbulkan perang dengan separuh dunia. Kamu menyebutkan laki- laki sejati?”adanyaperbedaan pandangan antara Hamid dan Mourad terhadap Saddam. Hamid melakukan pembelaan terhadap Saddam sebagai orang Timur yang telah melakukan invasi ke Iran dan dengan berani menentang hegemoni Barat. Sedangkan Mourad, sebagai orang yang telah mendapatkan pendidikan di sekolah Perancis, secara otomatis mempunyai pola pikir yang sama dengan pola pikir Barat. Pola pikir Barat pada diri Mourad, membuatnya menerima hegemoni Barat dan mengecam tindakan Saddam yang telah melakukan kejahatan perang dengan beberapa negara di dunia. Adanya perbedaan pemikiran antara Mourad dan Abbas, teman SMA Mourad dikarenakan latar belakang pendidikan yang mereka tempuh.Perhatikan kutipan berikut. 5 LHR44 Abbas est un home de qualité. Il est loin de tout ça. Il est riche et modeste. Son père lui a laissé des terres et des immeubles. … L‟unique fois où nous nous sommes disputés, c‟était durant la guerre du Golfe. Lui aussi a participé à la manifestation pour soutenir Saddam. On a prétendu qu‟il soutenait le peuple irakien, et que de toute façon Saddam est devenu un symbole de résistance contre l‟Occident de plus en plus anti-arabe et antimusulman. Abbas n‟est pas mauvais mais il se laisse facilement entraîner par les slogans vengeurs d’une partie de la presse arabe. On s‟était connus au lycée. Lui avait commencé des études de droit en arabe et moi je suis parti en France faire des études d’ingénieur. Nous étions différents. Nous le somme toujours. Mais cela n‟empêche pas notre amitié d‟être solide. … Abbas adalah seorang pria yang bermartabat. Dia jauh dari semua hal buruk. Dia kaya tapi rendah hati. Ayahnya telah mewariskannya tanah dan gedung- gedung. … Satu-satunya saat kami bertengkar adalah ketika Perang Teluk. Dia juga ikut dalam demonstrasi mendukung Saddam. Banyak orang berpendapat bahwa Saddam membela rakyat Irak dan sosoknya telah menjadi simbol perlawanan terhadap Barat yang semakin anti-Arab dan anti-Muslim. Abbas tidak jahat, tetapi dia membiarkan dirinya dengan mudah dipengaruhi oleh slogan-slogan perang dari sebagian pers Arab. Kami berkenalan di SMA.Dia kemudian mengambil studi hukum dalam bahasa Arab dan aku studi ke Perancis untuk menjadi insinyur.Kami berbeda.Kami selalu begitu hingga sekarang.Tapi hal itu tidak menghalangi persahabatan kami menjadi kuat. … Pada kutipan ke- 5 terdapat perbedaan pendapat tentang Saddam antara Abbas dan Mourad. Hal itu terdapat pada kutipan Lui aussi a participé à la manifestation pour soutenir Saddam . … il se laisse facilement entraîner par les slogans vengeurs d’une partie de la presse arabe.… Lui avait commencé des études de droit en arabe et moi je suis parti en France faire des études d’ingénieur. Dia juga ikut dalam demonstrasi mendukung Saddam. … dia membiarkan dirinya dengan mudah dipengaruhi oleh slogan-slogan perang dari sebagian pers Arab. … Dia kemudian mengambil studi hukum dalam bahasa Arab dan aku studi ke Perancis untuk menjadi insinyur..Adanya pengaruh pemikiran Barat pada Mourad karena dia pernah bersekolah di Perancis, sedangkan Abbas yang bersekolah dengan bahasa Arab dan tidak pernah bersekolah di Perancis, sehingga dia tidak terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran Barat seperti Mourad.Selain itu, slogan-slogan yang dikeluarkan oleh sebagian pers Arab yang mendukung bahwa Saddam adalah pahlawan untuk orang Timur telah mempengaruhi Abbas.Saddam sebagai orang Timur yang menentang Barat begitu diagung-agungkan oleh orang-orang Timur.Perbedaan pendapat di antara mereka berdua tidak mempengaruhi persahabatan mereka. Hegemoni Barat pada diri Mourad tidak membuatnya simpati terhadap tindakan yang dilakukan oleh Saddam, terutama pada kasus Perang Teluk. Selain perbedaan pendapat tentang Saddam antara Abbas dan Mourad, ada pula perbedaan sikap antara Mourad dan Haji Hamid. Haji Hamid lebih Maroko daripada Mourad. Perhatikan kutipan berikut. 6 LHR83-84 Le chaouch, souriant, me dit que M. Sabbane voudrait me voir. J‟ai soudain peur. … J‟aimerais que mon adjoint soit là. S‟il y a un problème, il saura mieux que moi le traiter. J’ai toujours dit que Haj Hamid était plus marocain que moi. Il sait parler il a l‟art d‟envelopper les choses dans des formules poétiques et parfois religieuses qui donnent le tournis à ses interlocuteurs. Il connaît par cœur des vers de Chawki, d‟Omar Khayyam, des hadiths du Prophète, des proverbes des villes et des campagnes. Comme on dit en arabe, « sa langue est une lame ». Pesuruh dengan tersenyum mengatakan padaku bahwa Pak Sabbane ingin bertemu denganku. Tiba- tiba aku merasa takut. … Aku berharap asistenku berada di sini. Jika ada masalah, dia lebih tahu daripada aku bagaimana menyelesaikannya. Aku selalu mengatakan bahwa Haji Hamid lebih Maroko dibandingkan denganku. Dia mahir berbicara. Dia mahir menggunakan kata kiasan dan terkadang bernuansa keagamaan yang membuat lawan bicaranya pusing. Dia hafal sajak-sajak Chawki, Omar Khayyam, hadis-hadis nabi, dan peribahasa-peribahasa kota dan desa. Seperti yang dikatakan orang dalam bahasa Arab, “Lidahnya bagaikan mata pisau”. Pada kutipan ke- 6 terdapat perbedaan latar belakang pendidikan antara Mourad dan Haji Hamid, sehingga menimbulkan perbedaan pula dalam sikap.Mourad yang pernah bersekolah di Perancis membuat pola pikirnya lebih Barat dibandingkan Haji Hamid, karena dia tidak pernah besekolah di negara- negara Barat.Hal itu ditunjukkan pada kutipan J’ai toujours dit que Haj Hamid était plus marocain que moi. Aku selalu mengatakan bahwa Haji Hamid lebih Maroko dibandingkan denganku.. Haji Hamid yang tidak terkena hegemoni Barat mengetahui bagaimana cara untuk menyelesaikan masalah, contohnya dengan cara melakukan pujian terhadap lawan bicara dan tidak langsung pada inti pembicaraan. Sedangkan Mourad selalu berbicara langsung pada inti pembicaraan.

4.1.2 Hegemoni Ekonomi