STUDI PENGGUNAAN ANALGESIK PADA PASIEN BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA (Penelitian di Instalasi RSUD Kabupaten Jombang)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) adalah kondisi dimana terjadi

pembesaran sel epitel dan stromal kelenjar prostat karena pengaruh hormon. BPH
merupakan penyakit kanker yang menyerang kelenjar prostat, dimana sel-sel
kelenjar prostat tumbuh secara abnormal tak terkendali sehingga mendesak dan
merusak jaringan sekitarnya. BPH jarang mengakibatkan kematian, tetapi
memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas hidup laki-laki berusia
lanjut (Diananda R,2009).
Kanker prostat merupakan penyakit keganasan tersering pada laki-laki di
beberapa negara Barat. The Boston Area Normative Aging Study memperkirakan
kejadian BPH adalah sebanyak 78% pada pasien berusia 80 tahun, sedangkan
Baltimore Longitudinal Study of Aging memperkirakan 60% pria berusia 60 tahun
atau lebih akan rentan terkena. BPH di Asia belum banyak dijumpai, dalam
sepuluh tahun terakhir terjadi kenaikan kasus yang signifikan. Penelitian di
berbagai sentra medis di Indonesia mendapatkan angka kejadian kanker prostat

yang melonjak tinggi sekali. Di Indonesia BPH merupakan kelainan urologi kedua
setelah batu saluran kemih yang dijumpai, dan 50% pada pria di atas 50 tahun.
Angka harapan hidup di Indonesia, rata-rata mencapai 65 tahun sehingga
diperkirakan 2,5 juta laki-laki di Indonesia menderita BPH (Ruland&Pakasi,
2009; Rosette J, 2006).
Penyebab BPH masih belum diketahui secara pasti, namun mekanisme
patofisiologinya diduga kuat terkait dengan aktivitas hormon intraprostatic
dihydrotestosterone (DHT) dan enzim 5a-reductase tipe II. DHT adalah suatu
metabolit aktif dari hormon testosteron. DHT merupakan androgen yang lebih
poten dibandingkan dengan testosteron dan DHT berpengaruh besar terhadap
pertumbuhan prostat dan perkembangan BPH. Pengubahan testosteron menjadi
DHT diperantarai oleh enzim 5a-reductase tipe II (Purnomo B, 2011).
Penanganan penyakit BPH meliputi: pemantauan perjalanan penyakit
(watchfull waiting), terapi farmakologi, serta tindakan pembedahan. Pemantauan

1

2

penyakit (watchfull waiting), dilakukan pada pasien dengan penyakit tingkat

ringan dan sedang, yang mengalami gejala ringan tanpa komplikasi. Tiap 3 hingga
6 bulan sekali dilakukan peninjauan terhadap kondisi pasien (Sjamsuhidayat R,
2005).
Terapi farmakologi dilakukan kepada pasien BPH tingkat sedang, atau dapat
juga dilakukan sebagai terapi sementara pada pasien BPH tingkat berat. Golongan
obat yang digunakan dalam terapi farmakologi BPH terazosin, tamsulosin, serta
golongan

5a-reductase

inhibitor,

misalnya

finasteride

dan

dutasteride


(Barry&Collins, 2004).
Tindakan operasi dilakukan pada pasien BPH tingkat sedang dan tingkat
berat. Jenis operasi paling umum pada penderita BPH adalah prosedur
Transurethral Resection of the Prostate (TURP). Pada prosedur TURP dilakukan
reseksi (pemotongan) jaringan yang menyumbat, menggunakan elektroda
berbentuk kabel. TURP merupakan tindakan bedah terefektif dalam penanganan
BPH. Antara 80 hingga 90 persen pasien yang menjalani TURP mengalami
peningkatan laju urin dan meredanya gangguan urinasi. Mortilitas prosedur TURP
adalah 1% atau kurang dan prosedur ini umumnya membutuhkan waktu rawat
yang singkat (Roehborn&Mcconnell, 2007).
Penderita resistensi urin akut perlu dilakukan drainase kandung kemih. Pada
kondisi ini lebih dipilih memasang selang sistostomi suprapublik, baik memakai
apparatus trocar perkutan maupun operasi terbuka. Pemasangan kateter menetap
transuretral dapat melewati prostat dan menyebabkan obstruksi drainase prostat
yang dapat menimbulkan rasa nyeri. Tindakan umum seperti pemberian analgesik
bisa dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri (Soepraptie T, 2008).
Nyeri

prostat


pada

umumnya

disebabkan

karena

inflamasi

yang

mengakibatkan edema kelenjar prostat dan distensi kapsul prostat. Lokasi nyeri
akibat inflamasi ini sulit untuk ditentukan tetapi pada umumnya dapat dirasakan
pada abdomen bawah, inguinal, perineal, lumbosakral atau nyeri rectum.
Seringkali nyeri prostat diikuti dengan keluhan miksi berupa disuria bahkan
retensi urine (Purnomo B, 2011).
Nyeri merupakan gejala salah satu yang sering timbul sebelum dan sesudah
bedah dimana menimbulkan empat proses fisiologis: transduction, transmission,


3

modulation dan perception. Nyeri paska operasi TURP disebabkan karena trauma
(reseksi jaringan prostat), iritasi foley kateter dan traksi kateter paska TURP pada
luka operasi. Kontrol nyeri yang efektif merupakan kebutuhan dasar penting pada
paska operasi. Pemberian obat oral analgesik langsung diberikan pada sebelum
dan sesudah operasi. Laporan tentang nyeri paska TURP dan tatalaksananya
masih sangat sedikit diperoleh dari publikasi. Nyeri sebelum operasi (akut)
berhubungan dengan iritasi mukosa buli – buli, distensi kandung kemih, kolik
ginjal, infeksi urinaria. Nyeri sesudah operasi berhubungan dengan spasmus
kandung kemih dan insisi sekunder pada TUR-P (Soepraptie T, 2006).
Analgesik adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem syaraf pusat
secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit tanpa mempengaruhi
kesadaran. Pengobatan pasien dengan analgesik mempunyai dua tujuan utama :
pertama menghilangkan rasa nyeri dan kedua memperlambat atau membatasi
proses perusakan jaringan. Pengurangan analgesik dengan obat – obat
antiinflamasi nonsteroid (AINS ; nonsteroid anti – inflammatory drugs =
NSAIDs). Aktivitas antiinflamasi dari AINS terutama diperantai melalui
hambatan bionsitetis prostaglandin. Obat analgesik yang biasa digunakan yaitu
Natrium diklofenak, Tramadol, Metamizol sodium, Fentanyl, Asam Mefenamat,

Golongan Ketorolak (Herfindal ET, 2000; Siswandono&Soekardjo, 2000).
Terapi yang akan diberikan pada pasien tergantung pada tingkat keluhan
pasien, komplikasi yang terjadi, sarana yang tersedia dan pilihan pasien. Di
berbagai daerah di Indonesia kemampuan melakukan diagnosis dan modalitas
terapi pasien BPH tidak sama karena perbedaan fasilitas dan sumber daya
manusia di tiap-tiap daerah, maka sehubungan dengan kasus ini dokter di daerah
tempat terpencilpun diharapkan dapat menangani pasien BPH dengan sebaikbaiknya. Penyusunan guidelines diberbagai negara maju ternyata masih belum
berguna bagi para dokter maupun sepesialis urologi dalam menangani kasus BPH
dengan benar (Muhammad I, et al, 2013).
Pada penelitian yang dilakukan menunjukkan hasil kombinasi dari NSAID
dan antibiotik dapat menurunkan efek PSA level dalam serum darah. Oleh karena
itu NSAID mungkin mampu menurukan perkembangan dari prostat. Hal ini juga
menjadi bukti NSAID melindungi tubuh dari efek perkembangan BPH. Pada

4

kesimpulannya menunjukkan bukti bahwa NSAID dapat meringankan gejala dan
memperbaiki alir urinasi yang berkaitan dengan BPH, tetapi penggunaan NSAID
lebih lanjut atau penggunaan dalam jangka panjang dalam hal efektifitas
keamanan dan kemampuan untuk mengatasi komplikasi BPH belum diketahui

(Kahokehr, et al, 2013).
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dilakukan suatu studi penggunaan
obat untuk mengetahui profil analgesik yang terjadi sebelum dan sesudah
pembedahan. Studi penggunaan obat tersebut dilakukan di Rumah Sakit Umum
Daerah Jombang.
1.2

Rumusan Masalah
Bagaimana pola penggunaan analgesik pada pasien BPH di Rumah Sakit

Umum Daerah Jombang.
1.3

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui pola penggunaan analgesik pada pasien dengan kasus BPH di

RSUD Jombang , yang meliputi dosis yang diberikan, rute pemberian, dan lama
pemberian serta waktu pemberian.
2. Mengkaji hubungan terapi analgesik dengan dosis yang diberikan, rute

pemberian, lama pemberian, dan waktu pemberian yang dikaitkan dengan data
klinik dan data laboratorium yang diperoleh di RSUD Jombang.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan mampu menghasilkan penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang terkait dalam
menentukan kebijaksanaan tentang penggunaan analgesik yang sesuai pada kasus
BPH.
2. Sebagai bahan informasi kepada para praktisi kesehatan, masyarakat umum
dan bagi penelitian pendahuluan mengenai penggunaan analgesik pada kasus
BPH.

SKRIPSI
YUNIARSIH KURNIASARI
STUDI PENGGUNAAN ANALGESIK PADA
PASIEN BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA
(Penilitian di Instalasi Rawat Inap RSUD Kabupaten Jombang)

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015

i

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahhirohmanirrohim
Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh
Puji syukur tercurahkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam karena berkat
rahmat dan ridhonya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul STUDI
PENGGUNAAN

ANALGESIK

PADA

PASIEN


BENIGN

PROSTATIC

HYPERPLASIA (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Jombang).
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Malang. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari peranan
pembimbing dan bantuan dari semua pihak. Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. ALLAH SWT, Tuhan semesta alam yang senantiasa memberikan rahmat,
nikmat serta hidayah kepada seluruh umatNya, dan Rasulullah SAW yang
sudah menuntun kita menuju jalan kebenaran.
2. Kedua orang tua yang tercinta, Bapak Daliman dan Ibu Anik Hidayati yang
selama ini telah membesarkan dan mendidik penulis dari kecil hingga dewasa
dengan penuh kasih sayang, selalu berdoa untuk kesuksesan penulis serta
dukungan dan semangat yang tidak pernah berhenti diberikan kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya dengan baik.

3. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo,M.Kep.,Sp.Kom., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di Fakultas Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Malang.

iii

4. Bapak dr. Bambang Hayunanto SpKK., selaku Direktur, Kepala Bidang
Rekam Medik dan Evaluasi Pelaporan, serta pegawai RMK RSUD Jombang
yang telah membantu dalam memperlancar jalannya penelitian.
5. Ibu Naylis Syifa’,S.Farm.,M.Sc.,Apt., Selaku Ketua Program Studi S1
Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.
6. Bapak Drs. Didik Hasmono,M.S.,Apt., selaku Dosen Pembimbing I dan
bunda Hidajah Rachmawati,S.Si.,Apt,Sp.FRS., selaku Dosen Pembimbing II
yang dengan tulus dan ikhlas serta penuh kesabaran membimbing,
mengarahkan dan memberikan kemudahan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
7. Ibu Lilik Yusetyani,Apt.Sp.FRS dan Ibu Nailis Syifa’,S.Farm.,M.Sc.,Apt atas
kritik dan saran yang diberikan kepada penulis untuk menjadikan skripsi ini
lebih baik.
8. Untuk semua Dosen Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang terutama
Bapak Akhmad Sobrun Jamil.S.Si.Mp., selaku Dosen Wali yang sudah
memberikan waktunya untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat
dan Ibu Sendi Lia Yunita, S.Farm.,Apt., yang telah membantu jalannya ujian
skripsi.
9. Adik-adik saya, Siti Fatkhul Jannah, Indah Nur Hayati, Erna Maya Safa , serta
semua keluarga besar penulis yang memberi warna dan keceriaan serta
memberikan support yang luar biasa selama penulis menempuh pendidikan.
10. M. Ricky Kurniawan si Kribo seseorang yang istimewa, yang luar biasa
sabar dan tidak pernah bosan memberikan support kepada penulis, senantiasa
mendukung, membantu dan menyemangati penulis dalam penyusunan skripsi
ini.
11. Sahabat sekaligus teman seperjuangan Mamak Dita, Cita Nova, Mbak Minah
minul, Aya tong-tong, Ardianti, Desy Wardah, Rendi Anggiriawan, yang
selama ini membantu dan menyemangati penulis serta rasa kekeluargaan yang
terjalin selama ini.
12. Teman-teman Farmasi angkatan 2010, khususnya Farmasi A yang tidak bisa

iv

disebutkan satu per satu, atas motivasi dan semangat yang diberikan kepada
penulis.
13. Anak kos Indah AMS dan Putri Jupe atas tumpangan print gratisnya selama
ini.
14. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah
membantu sehingga terselesaikannya skripsi ini. Semua keberhasilan ini tidak
luput dari bantuan dan doa yang telah kalian semua berikan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini sehingga penulis mengharapkan masukan dari semua pihak. Semoga skripsi ini
dapat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi semua
pihak.

Malang, 30 April 2015

Yuniarsih Kurniasari

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................

i

HALAMAN PENGESAHAN..............................................................

ii

HALAMAN PENGUJIAN...................................................................

iii

KATA PENGANTAR...........................................................................

iv

RINGKASAN........................................................................................

vii

ABSTRAK.............................................................................................

ix

DAFTAR ISI..........................................................................................

xi

DAFTAR TABEL.................................................................................

xv

DAFTAR GAMBAR............................................................................

xvi

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................

xvii

DAFTAR SINGKATAN.......................................................................

xviii

BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Permasalahan.........................................

1

1.2

Rumusan Masalah...........................................................

4

1.3

Tujuan Penelitian............................................................

4

1.4

Manfaat Penelitian..........................................................

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1

2.2

Benign Prostatic Hyperlasia (BPH)
2.1.1

Definisi BPH......................................................

5

2.1.2

Epidemiologi BPH.............................................

5

2.1.3

Fisiologi Normal Kelenjar Prostat.....................

6

2.1.4

Patofisiologi.......................................................

7

2.1.5

Manifestasi Klinik BPH....................................

8

2.1.6

Pemeriksaan dan Diagnosa BPH......................

9

2.1.7

Penanganan BPH...............................................

10

2.1.8

Penanganan BPH dengan Bedah.......................

10

Tinjauan Tentang Nyeri..................................................

14

2.2.1

Nyeri Akut.........................................................

vi

14

2.3

2.2.2

Nyeri Kronik atau Persisten...............................

15

2.2.3

Klasifikasi Nyeri................................................

16

2.2.3.1

Nyeri Nosisepsif....................................

16

2.2.3.2

Nyeri Inflamasi......................................

16

Tinjauan Tentang Analgesik...........................................

18

2.3.1

2.5

18

2.3.1.1

Klasifikasi dan sifat kimia......................

18

2.3.1.2

Peptida Opioid Endogen........................

19

2.3.1.3

Mekanisme aksi opioid...........................

19

2.3.1.4

Data dosis untuk golongan Opiod.........

20

2.3.1.5

Efek samping opioid..............................

21

Non-Opioid........................................................

21

2.3.2

2.4

Opioid................................................................

2.3.2.1

Klasifikasi NSAID.................................

21

2.3.2.2

Mekanisme kerja NSAID.......................

21

2.3.2.3

Efek samping NSAID.............................

23

2.3.2.4

Interaksi Obat.........................................

23

Golongan Opioid............................................................

24

2.4.1

Morfin................................................................

24

2.4.2

Kodein...............................................................

24

2.4.3

Fentanil..............................................................

24

2.4.4

Metadone...........................................................

24

2.4.5

Meperidin...........................................................

25

Golongan NSAID..........................................................

25

2.5.1

Tramadol............................................................

25

2.5.2

Ketorolak...........................................................

26

2.5.3

Diklofenak.........................................................

26

2.5.4

Ketoprofen.......................................................

27

2.5.5

Ibuprofen..........................................................

27

2.5.6

Indometasin.................................................... .

27

2.5.7

Asam mefenamat.............................................

28

vii

2.6

Golongan NSAID selektif COX-2.............................

28

2.7

Golongan Analgesik Adjuvant....................................

29

2.7.1 Antidepresan...............................................................

29

2.7.2 Antikonvulsan..............................................................

29

BAB III

2.7.3

Agonis ɑ-2..........................................................

30

2.7.4

Agonis ɑ-1..........................................................

30

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1

Kerangka Konseptual ....................................................

31

3.2

Kerangka Operasional.....................................................

33

BAB IV

METODE PENELITIAN
4.1

Rancangan Penelitian.....................................................

34

4.2

Tempat dan Waktu Penelitian.........................................

34

4.3

Populasi dan Sampel Penelitian......................................

34

4.4

Kriteria Inklusi dan Eksklusi..........................................

34

4.5

Cara Pengambilan Sampel..............................................

35

4.6

Definisi Operasional.......................................................

35

4.7

Teknik Pengumpulan Data.............................................

36

4.8

Cara Pengolahan dan Analisis Data................................

36

BAB V

HASIL PENELITIAN
5.1

Data Demografi pasien...................................................

38

5.1.1 Jenis Kelamin............................................................

38

5.1.2 Usia...........................................................................

38

5.1.3 Status Pasien.............................................................

38

5.1.4 Klasifikasi BPH........................................................

38

5.2

Nilai PSA (Prostate-Specific Antigen)............................

39

5.3

Diagnosis Penyerta Pasien BPH.....................................

39

5.4 Penggunaan Analgesik pada Pasien BPH...........................

39

5.5

Terapi Analgesik Tunggal................................................

40

5.6

Terapi Tunggal dengan Switch Analgesik.......................

40

5.7

Terapi Kombinasi Dua Analgesik....................................

40

viii

5.8

Terapi Kombinasi Tiga Analgesik....................................

41

5.9

Distribusi dan Pola Terapi pada Pasien BPH...................

41

5.10Lama Masuk Rumah Sakit (MRS)......................................

42

5.11Kondisi Keluar Rumah Sakit (KRS) Pasien........................

42

5.12Profil Pasien dengan Kondisi Meninggal Saat KRS...........

42

BAB VI PEMBAHASAN......................................................................

44

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN............................................

53

DAFTAR PUSTAKA............................................................................

55

ix

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

2.1

Karakteristik Pembeda Nyeri Akut dari Nyeri Kronik..............

15

2.2

Klasifikasi Nyeri........................................................................

17

2.3

Data dosis golongan opioid.......................................................

20

2.4

Klasifikasi kimia dari NSAID...................................................

21

2.5

Interaksi NSAID dengan obat lain...........................................

23

V.1

Jenis Kelamin Pasien BPH.......................................................

38

V.2

Usia Pasien BPH.......................................................................

38

V.3

Status Pasien BPH.....................................................................

38

V.4

Klasifikasi BPH.........................................................................

39

V.5

Diagnosis Penyerta BPH...........................................................

39

V.6

Pola Penggunaan Terapi Analgesik............................................

39

V.7

Pola Penggunaan Terapi Analgesik Tunggal tanpa Switch........

39

V.8

Pola Penggunaan Terapi Analgesik Tunggal dengan Switch.....

40

V.9

Pola Penggunaan Terapi Kombinasi Dua Analgesik..................

40

V.10

Pola Penggunaan Terapi Kombinasi Tiga Analgesik.................

41

V.11

Pola Terapi pada BPH................................................................

41

V.12

Lama Masuk Rumah Sakit Pasien BPH.....................................

42

V.13

Kondisi Keluar Rumah Sakit......................................................

42

V.14

Profil Pasien BPH dengan kondisi meninggal saat KRS............

43

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1

Anatomi Sistem Urin................................................................

5

2.2

Perbedaan Aliran Urin..............................................................

6

2.3

Skema Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)...........................

7

2.4

Skema Mekanisme Nyeri pada BPH........................................

14

2.5

Skala Analog Visual..................................................................

16

2.6

Skema Mekanisme Kerja NSAID............................................

22

3.1

Skema Kerangka Konseptual....................................................

31

3.2

Skema Kerangka Operasional...................................................

33

5.1

Skema Inklusi dan Eklusi Penelitian Pasien BPH....................

37

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1.

Daftar Riwayat Hidup..................................................................

58

2.

Pernyataan Bebas Plagiasi............................................................

59

3.

Daftar Nilai Normal Data Klinik dan Data Laboratorium............

60

4.

Keterangan Kelaikan Etik.............................................................

62

xii

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, P.O., Knoben, J.E., Troutman, W.G., 2002, Handbook of Clinical Drug
Data, 10th edition, New York: McGraw-Hill Companies, Inc, pp. 23-25
Andreas J.D., 2005. Postoperative Pain Management-Good Clinical Practice.
Sweden: European Society of Regional Anasthesia and Pain Therapy, pp. 129
Anonim, 2003. Acute Pain. Oxford: Merck, Sharp and Dohme Ltd, pp. 3-5
Barry, M.J., 2004. Benign Prostatic Hyperplasia and Prostatitis. In : Goldman, Lee., et
al (Eds). Cecil Textbook Of Medicine, 22nd Edition, Philadelphia: Saunders,
129 : 775-778.
Braunwald, E., and Anthony, F.S., 1999. Principles of Internal Medicine, volume I,
15th edition, Italia: McGraw-Hill, pp. 58
British National Formularium (BNF). 2005. BMJ Publishing Group: London, pp.
501-507, 223-231
Brunner&Suddart, 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Burnham, T.H. (Ed), 2001. Drug Fact and Comparisons. 55th Ed., USA: Awolter
Kluwer. Co. Pp. 842-854.
Corwin, Elizabeth J, 2000. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Deglin H.J., Vallerand H.A., 2005. Pedoman Obat untuk Perawat. Edisi ke-4,
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Devlin, J.W., Kanji, Salmaan., Janning, S.W., and Rybak, M.J., 2008. Antimicrobial
Prophylaxis in Surgery. In : Dipiro, J.T., et al (Eds.). Pharmacotherapy, A
Pathophysiologic Approach, Fifth Edition, New York:

McGraw-Hill

Medical Publishing Division, pp. 2111-2120.
Gringauz, A., 1997. Introduction to Medical Chemistry How Drugs Act and
Why. New York : Willey. VCH.
Glenn, J.F., & Weinerth, J.L., 1981. The Male Genital System. In: Sabiston, D.C.

xiii

(Ed). Davis-Cristopher TextBook of Surgery, The Biological Basis of
Modern Surgical Practice. Philadelphia : W.B Saunders Company pp.17651768.
Gunawan, S.G., 2009, Farmakologi dan Terapi, Edisi ke-5, Jakarta : Bagian
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Guyton, Arthur C, 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi ke-11, Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Goodman L, S., and Gilman Alfred., 2006. The Pharmacological Basis of
Theraupetics, Eleven edition, New York: McGraw-Hill Companies, Inc, pp.
687-690
Hardman, G.J., 2008. Goodman&Gilman’s, Dasar Farmakologi Terapi. Edisi

ke-

10, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Hidayat, A. Aziz. 2008. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Edisi

ke-

2. Salemba Medika : Jakarta.
Kahokehr, Arman. Vather, Ryash. Nixon, Anthony. Andrew, Hill. 2013.

Non-

steroidal. BJU International.111:304-311
Katzung, B.G., 2002. Basic and Clinical Pharmacology, Ed.8th, New York:
McGraw-Hill Companies Inc, pp. 6-20
Katzung, B.G., 2006. Basic and Clinical Pharmacology, Ed.10th, New York:
McGraw-Hill Companies Inc
Kostamovaara A., 1998. Ketorolac, diclofenac and ketoprofen are equally efficacious
for pain relief after total hip replacement surgery. British Journal of
Anaesthesia., Vol. 8, pp. 369-372
Kumala, P., dan kawan-kawan, 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland, Edisi 25.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Lee, Mary., 2002. Management of Benign Prostatic Hyperplasia. In : Dipiro, J.T., et
al (Eds). Pharmacotherapy, A Pathophysiologic Approach, Fifth Edition,
New York: McGraw-Hill Medical Publishing Division, pp. 1553-1541.
Pagana, K.D. & Pagana, T.J., 2002. Mosby’s Manual of Diagnostic and
Laboratory Test, Second Edition St. Louis : Mosby’s, Inc, pp. 386-389,

xiv

477-483
Pakasi, R.D.N, 2009. Total Prostate Spesifik Antigen, Prostate Spesifik Antigen
Density and Histologi Analysis on Benign Erlargement of Prostate. Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanudin Makasar, pp. 1-12.
Pearle, M.S., McConnell, J.D., Peters, P.C and Frank, I.N., 1999. Benign Prostatic
Hyperplasia. In : Schwartz, S.I., et al (Eds.). Principles of Surgery, Seventh
Edition, Volume 2, New York: McGraw-Hill, 38 : 1784-1788
P. Freddy Wilmana & Sulistia Gan., 2007. Analgesik-Antipiretik Analgesik AntiInflamasi Nonsteroid. Farmakologi dan Terapi, Edisi-5, Jakarta : Bagian
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hal 230-246.
Pozos-Guillen Ade J, Martinez R, et al : Efikasi Analgesik Tramadol, 2005; 48: 614.
Purnomo Basuki, 2011. Dasar-dasar, Sagung Seto, Jakarta.
Rama, D., 2009. Kanker Prostat. Panduan Lengkap Mengenal Kanker. Mirza
Medika Pustaka : Jogjakarta, hal 103-118.
Robbins L Stanley, 2007. Buku Ajar Patologi Robbins. Edisi 7. EGC: Jakarta
Roehborn, C.G, McConnell, J.D., 2007. Benign Prostatic Hyperplasia. In :
Schwartz, S.I, et al (Eds). Principles Of Surgery, Seventh Edition, volume 2,
New York : McGraw-Hill, 38: 1784-1788.
Rosette J.D.L., Alvizatos, G., Made Sbacher S., et al, 2006. Guidliness on Benign
Prostatic Hyperplasia. Europe Association of Urology, pp5-50.
Semla, P.T., Beizer.L.J., Higbee, D.M., Geriatric Dosage Handbook 8th edition.
American Pharmaceutical Assosiation: Kanada, pp 597-603.
Sharpe, P., and Thompsom, J., 2001. Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs.
Bulletin 6, The Royal College of Anaesthetist, pp. 265-268.
Slamet, S.H., 2004. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi ketiga. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI, pp. 749-753.
Sjamsuhidayat R, 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : Bagian Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Sujiati, T, Habdoyo., salim, S.A. N., dkk 2010. Hubungan Frekuensi Seksual

xv

Terhadap Kejadian BPH di Rumah Sakit. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Keperawatan, vol. 6, No. 2, pp.1.
Smeltzer, C.S., Bare, G.B., 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah
Brunner dan Suddarth Vol. I,2. Edisi 8, Buku Kedokteran EGC: Jakarta, pp.
212-235.
Stockley, H.I., 2001. Drug Interaction 5th ed, Cambridge University Press:
London. Pp. 55-65.
Stephan A. Schug and Philip Dodd ; Perioperative analgesia, Australia Prescr
2004;27:152–4
Sukra W., 1996. Analgesia Balans. In: Puruhito, Reksoprawiro., Warta IKABI
Majalah Ilmu Bedah Surabaya. Surabaya: IKABI, pp. 85-88
Sulistia G., 2005. Farmakologi, Edisi ke-4, Jakarta : Bagian Farmakologi Fakultas
Kedokteran-Universitas Indonesia.
Susan L. Schroeder : Epidural Analgesia , University of Wisconsin, 2000
Siswandono & Soekarjo, B., 2002. Kimia Medisinal 1, Surabaya : Airlangga
University Press.
Tjay T.H., & Rahardja K., 2007. Obat-obat Penting, Edisi ke-6, Jakarta : Penerbit
PT Elex Media Komputindo Kelompok Kompas-Gramedia.
Tulaar, M.B.A., 1999. Peranan Rehabilitasi Medik dalam Penatalaksanaan Nyeri.
Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia: Jakarta. Pp 567-568
Widjaja, L., 2006. Mekanisme terjadinya nyeri & tata laksana pengobatannya, In
Portoatmojo, L.R., Islam, M.S and Haryono, Y. (Eds), Nyeri Kepala, Nyeri
dan Vertigo, Airlangga University Press: Surabaya. Pp. 125-127
Wilson, J.D., and Braunwald, E., 1991. Principles of Internal Medicine, volume
I, 12th edition. Spanish: McGraw-Hill, Inc, pp. 495

xvi