Permasalahan Permasalahan dan Ruang Lingkup

sebagai pelaku tindak pidana Selain itu dapat berguna bagi penelitian yang akan meneliti pertanggungjawaban pidana terhadap anak sebagai pelaku tundak pidana di masa mendatang.

D. Kerangka Teori dan Konseptual

1. Kerangka Teori Pengertian kerangka teori menurut Soerjono Soekanto adalah serangkaian abstraksi hasil pemikiran atau kerangka acuan atau dasar yang relevan untuk pelaksanaan suatu penelitian ilmiah, khususnya penelitian hukum. 4 Kerangka teoritis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a. Pertanggungjawaban Pidana Anak

Konsep pertanggungjawaban pidana menggariskan bahwa seseorang dapat dinyatakan bersalah dan harus mempertanggungjawabkan kesalahannya secara pidana harus mengandung kesalahan. Kesalahan menurut Moeljatno terdiri dari dua jenis yaitu kesengajaan dolus dan kelalaian culpa. 1 Kesengajaan dolus Kesengajaan terdiri dari tiga macam, yaitu sebagai berikut: a Kesengajaan yang bersifat tujuan Bahwa dengan kesengajaan yang bersifat tujuan, si pelaku dapat dipertanggungjawabkan dan mudah dapat dimengerti oleh khalayak ramai. Apabila kesengajaan seperti ini ada pada suatu tindak pidana, si pelaku pantas dikenakan hukuman pidana. Karena dengan adanya kesengajaan yang bersifat tujuan ini, berarti si pelaku benar-benar menghendaki mencapai suatu akibat yang menjadi pokok alasan diadakannya ancaman hukuman ini. b Kesengajaan yang bersifat keinsyafan kepastian Kesengajaan ini ada apabila si pelaku, dengan perbuatannya tidak bertujuan untuk mencapai akibat yang menjadi dasar dari delik, tetapi ia tahu benar bahwa akibat itu pasti akan mengikuti perbuatan itu. 4 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Rineka Cipta Jakarta, 1983, hlm.32. c Kesengajaan secara keinsyafan kemungkinan Kesengajaan ini yang terang-terang tidak disertai bayangan suatu kepastian akan terjadi akibat yang bersangkutan, melainkan hanya dibayangkan suatu kemungkinan belaka akan akibat itu. Selanjutnya mengenai kealpaan karena merupakan bentuk dari kesalahan yang menghasilkan dapat dimintai pertanggung jawaban atas perbuatan seseorang yang dilakukannya. 2 Kelalaian culpa Kelalaian culpa terletak antar sengaja dan kebetulan, bagaimanapun juga culpa dipandang lebih ringan dibanding dengan sengaja, oleh karena itu delik culpa, culpa itu merupakan delik semu quasideliet sehingga diadakan pengurangan pidana. Delik culpa mengandung dua macam, yaitu delik kelalaian yang menimbulkan akibat dan yang tidak menimbulkan akibat. tapi yang diancam dengan pidana ialah perbuatan ketidak hati-hatian itu sendiri, perbedaan antara keduanya sangat mudah dipahami yaitu kelalaian yang menimbulkan akibat dengan terjadinya akibat itu maka diciptalah delik kelalaian, bagi yang tidak perlu menimbulkan akibat dengan kelalaian itu sendiri sudah diancam pidana. 5 Mengacu pada ketentuan Pasal 7 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, diketahui bahwa pada tingkat penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan perkara anak di Pengadilan negeri wajib diupayakan diversi. Pasal 7 Ayat 2 berisi bahwa diversi sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 dilaksanakan dalam hal tindak pidana yang dilakukan: a diancam dengan pidana penjara di bawah 7 tujuh tahun; dan bukan merupakan pengulangan tindak pidana. Hal ini bermakna bahwa apabila pidana yang dilakukan oleh anak tidak memenuhi kriteria diversi tersebut, maka anak harus mempertanggung jawabkan perbuatannya di depan hukum. b. Dasar Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Pidana Hakim yang bebas dan tidak memihak menurut Romli Atmasasmita telah menjadi ketentuan universal. Ia menjadi ciri Negara hukum. Sistem yang dianut di Indonesia, pemeriksaan di sidang Pengadilan yang dipimpin oleh Hakim, hakim 5 Moeljatno, Op.Cit. hlm. 46-48.

Dokumen yang terkait

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ATAS PEMBUNUHAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK (Studi Kasus terhadap Putusan Nomor 1003/PID/(A)/2010/PN.TK)

0 11 59

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANGGOTA KEPOLISIAN YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PENCABULAN TERHADAP ANAK (Studi Pada Putusan Nomor 116/Pid.B/2012/PN.TK)

0 11 52

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK YANG MELAKUKAN PENCURIAN DENGAN KEKERASAN (Studi Putusan No. 216/PID.A/2009/PN.TK)

0 7 60

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK (Studi Putusan Nomor: 791/Pid.A/2012/PN.TK)

2 26 62

ANALISIS PEMIDANAAN TERHADAP ANAK SEBAGAI PEMBANTU TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN PEMBERATAN (Studi Putusan Nomor: 366/PID.B/Anak/2012/PN.KB.)

0 8 57

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA (Studi Perkara No : 445/Pid/A/2012/PN.TK)

0 12 30

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK YANG MEMBANTU PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR (Studi Putusan Pengadilan Tinggi Tanjung Karang Nomor: 124/Pid./2011/PT.TK.)

0 7 51

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU TINDAK PIDANA PERBANKAN (Studi Putusan Nomor: 483/Pid.Sus./2013/PN.TK)

4 44 70

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA MENYIMPAN UANG RUPIAH PALSU (Studi Putusan Pengadilan Negeri Tanjung Karang Nomor: 1071/Pid.B/2014/PN.Tjk).

1 15 55

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK YANG MEMBANTU PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR (Studi Putusan Pengadilan Tinggi Tanjung Karang Nomor: 124Pid.2011PT.TK.) Oleh M. Fikram Mulloh Khan ABSTRAK - ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK YANG MEMBANTU PENCURI

0 0 11