2.6. Pemerahan
Tujuan dari pemerahan adalah untuk mendapatkan jumlah susu maksimal dari ambingnya, apabila pemerahan tidak sempurna sapi induk cenderung untuk
menjadi kering terlalu cepat dan produksi total cenderung menjadi kering terlalu cepat dan produksi total menjadi menurun Williamson dan Payne, 1993.
Menurut Syarief dan Sumoprastowo 1990, tujuan dari pemerahan adalah menjaga agar sapi tetap sehat dan ambing tidak rusak karena pelaksanaan
pemerahan yang kurang baik mudah sekali menimbulkan kerusakan pada ambing dan puting karena infeksi mastitis yang sangat merugikan hasil susu.
Didalam hal pemerahan dengan tangan lebih baik memerah dengan tangan kering daripada tangan basah, gerakan tangan harus disempurnakan secepat
mungkin, kalau tidak sapi induk menjadi “a stripper” dan hanya mengeluarkan susunya dengan sangat lambat. Sapi induk yang diperah dengan mesin dan bukan
pemerahan melalui tangan Williamson dan Payne, 1993.
2.6.1. Persiapan Pemerahan
Sapi yang akan diperah harus sudah bersih terutama ambing dan sekitarnya, kandang dan lantai kandang juga sudah harus dibersihkan dari segala jenis kotoran
dan bau - bau yang tidak sedap Siregar, 1995. Menurut Prihadi 1996 bahwa uji CMT positif apabila dari sampel susu setelah ditambah dengan reagen CMT
dan digoyang - goyang hingga tercampur akan menghasilkan gel atau susu yang menjendal, semakin kental jendalan susu yang terjadi berarti semakin banyak
sel - sel darah putih dan somatic sel terdapat dalam susu.
2.6.2. Pelaksanaan Pemerahan
Tujuan dari pemerahan adalah untuk mendapatkan jumlah susu maksimal dari ambingnya Williamson dan Payne, 1993. Menurut Prihadi 1996, proses
pemerahan yang baik harus menunjukkan ciri - ciri sebagai berikut : pemerahan dilakukan dalam interval yang teratur, cepat, dikerjakan dengan kelembutan,
pemerahan dilakukan sampai tuntas, menggunakan prosedur sanitasi, efisien dalam penggunaan tenaga kerja. Pemerahan dimulai pada kedua putting sebelah
muka bersama-sama sampai habis kering, kemudian pada kedua putting sebelah belakang Syarief dan Sumoprastowo, 1990.
Pemerahan sapi dapat dilakukan dengan menggunakan mesin pemerah “milking machine” atau dengan tangan “hand milking” Prihadi, 1996.
Metode pemerahan dengan tangan terdiri dari 3 metode, yaitu metode “whole hand, knevelen dan strippen” Gambar 2.
A WHOLE HAND
Gambar 2. Metode pemerahan “A Whole hand, B Strippen dan C Knevelen” Syarief dan Sumoprastowo, 1990.
2.6.3. Penanganan Susu Pasca Produksi
Susu segar yang dihasilkan harus segera ditangani dengan cepat dan benar. Hal ini disebabkan sifat susu yang sangat mudah rusak dan mudah terkontaminasi.
Penanganan susu pasca produksi dapat dilakukan dengan cara pasteurisasi sehingga susu tetap terjaga kebersihannya Sudono, 1984. Menurut Syarief dan
Sumoprastowo 1990 setelah susu diperah kemudian dibawa ke kamar susu,
C STRIPPEN B KNEVELEN
penanganan susu yang dilakukan adalah penyaringan, pendinginan dan pemanasan. Penyaringan susu bertujuan untuk mendapatkan susu yang terbebas
dari kotoran. Selain penyaringan dan pendinginan, pengujian kualitas susu juga dilakukan karena merupakan hal yang penting untuk mengetahui kualitas susu
yang dihasilkan Siregar, 1995.
2.7. Manajemen Pakan