Aspek Penguasaan dan Penggunaan Lahan dalam Pendayagunaan Lahan Tegalan (Studi Kasus di Kabupaten Malang)

ASPEK PENGUASRAN DAN PENGGUNAAN LAHAN
DALAM PENDAYAGUNAAN lAHAhl TEGALAN
(STUD1 KASUS Dl KABUPATEN MALANG)

Oleh
BAR1JADl
NRP 8751 1/PSL

PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOOOR
1996

BARIJADI. Aspek Penguasaan dan Penggunaan Lahan dalam Pendayagunaan Lahan Tegalan, Studi Kasus di Kabupaten Malang. Di bawah bimbingan
Kooswardhono Mudikdjo sebagai Ketua, Lutfi lbrahim Nasoetion, Achmad Surkati
Abidin, Sawono Hardjowigeno dan Siswadi sebagai anggota.
Salah satu aspek penting dalam pendayagunaan lahan adalah aspek
penguasaan dan penggunaan. Lahan tegalan diushakan petani dengan berbagai
pola penguasaan dan berbagai jenis penggunaan. Keberhasilan pembangunan
pertanian di lahan tegalan ditentukan oleh motivasi petani dalam mendayagunaIran lahan untuk mewujudkan usahatani konservasi. Permasa-lahannya adalah
sejauh mana aspek penguasaan dan penggunaan lahan dalam pendayagunaan
lahan tegalan berperan memberikan motivasi guna mewujudkan usahatani

konservasi.
Hasil uji beda dengan teknik analisis ragam (analysis of variance) terhadap peubah perilaku petani (pemanfaatan saprodi dan tenaga kerja) pada
berbagai penguasaan dan penggunaan lahan menyirnpulkan pendayagunaan
lahan tegalan dapat dikelompokkan menjadi lima pola yang berbeda yaitu

(1) Pola 1 adalah pendayagunaan lahan oleh petani pemilik untuk tanaman
pangan, (2) Pola 2 ada4ah pendayagunaan lahan oleh petani pemilik untuk
tanaman industri, hortikultura dan perkebunan, (3) Pola 3 adalah pendayagunaan
lahan oleh petani penyewa untuk tanaman industri, hortikultura dan perkebunan,
(4) Pola 4 adalah pendayagunaan lahan

oleh petani bukan pemilik untuk

tanaman pangan dan (5) Pola 5 adalah pendayagunaan lahan oleh petani bukan
pernilik untuk tanaman industri, hortikulura dan perkebunan.
Pendayagunaan lahan oleh petani pemilik dan petani bukan pemilik
cenderung mengandalkan pengolahan lahan (curahan tenaga kerja) dengan
jenis-jenis tanaman yang memberikan kepastian pendapatan sedangkan petani
penyewa cenderung mengandalkan pemanfaatan teknologi (saprodi) dengan
pnls-)enis tanaman yang berorientasi pasar dan menghasilkan pendapatan

tertinggI

Pada sernua pola pendayagunaan lahan biaya hidup anggota keluarga,
besarnya pendapatan basis tanah dan luas lahan yang diusahakan mempunyai
hubungan kausal terhadap perilaku petani dengan tingkat keberartian yang
beragam (p - 0.05). Faktor eksternal (pmbah sisa) yang diduga berpengaruh
langsung maupun tidak langsung dalam pendayagunaan lahan tegalan meliputi
kondisi fisik lahan (\ereng), keterpencaran lahan usahatani, standar hidup, harga
faktor produksi dan harga produksi dengan tingkat hubungan kausal yang
beragam (ps > 0,60). Pada pendayagunaan {ahan oleh petani bukan pemilik, tidak
adanya kepastian hak atas tanah mengakibatkan usahatani tidak berkembang dan
cenderung terisolasi (ps < 0,50).
Bidang lahan yang diusahakan oteh petani pemilik dengan bnaman
industri, hortikultura atau perkebunan merupakan pola pendayagunaan lahan
yang terbaik yaitu rnenghasilkan pndapatan tertinggi sebesar Rp 4.51 6.1 50fHaf

Th dengan rata-rata laju erosi rendah sebesar 3.68 TonMaIlh dan efisiensi
penggunaan faktor produksi paling tinggi (RfC=7,46).
Kondisi pendayagunaan bidang lahan dengan tanda bukti kolektif (B2)
lebih jelek dibandingkan dengan pendayagunaan bidang lahan yang diusahakan

oleh pemegang hak atas tanah langsung. Bidang lahan dengan tanda bukti
kolektif (82) pada umumnya dikuasai petani sejak sebelum tahun 1970 dan
belum diselesaikan administrasi pertanahannya. Tanda bukti koleMif cenderung
menjadi kendala bagi pengembangan usahatani.
Alih penguasaan lahan sesudah tahun 1970 pada urnumnya terjadi pada
bidang lahan yang ada taclda bukti hak atas tanah (61) dengan luasan sempit
(sama atau kurang dari 0,W Ha) dengan kondisi fisik lahan relatif baik (lereng
sama atau kurang dari 8%). Alih penguasaan lahan melalui proses pemecahan
pemilikan lahan merupakan kejadian yang paling banyak dilakukan. Lamanya
petani menguasai lahan tidak menjamin pendayagunaan lahan yang lebih baik.
Walaupun pendayagunaan lahan tegalan belum dapat mewujudkan
usahatani konservasi namun dengan dimilikinya tanda bukti hak atas tanah
menstimulir motivasi petani untuk memafaatkan lahan lebih baik. Dibandingkan
dengan bidang lahan tanpa tanda bukti hak, bidang lahan dengan tanda bukti
hak memberikan pendapatan yang lebih baik (P=0,070) dan laju erosi yang lebih

rendah (P=0,044). Hipotesis yang menyatabn bahwa adanya kepastian
penguasaan {ahan tegalan a h meningkatkan motivasi petani &\am
mendayagunakan lahan tegalan uMuk mewujudkan usahatani konservasi dapat
diterirna.

Program pembangunan pertanian lahan tegalan disertai dengan penahan
penguasaan dan penggunaan lahan menrpakan langkah yang tepat bagi upaya
pengembangan pendayagunaan lahan untuk mewujudkan usahatani konservasi
di lahan tegalan. Rencana tata m g wilayah dan tab guna lahan diperlukan

untuk rnenentukanlokasi kmoditi yaw diprograrnkan sesuai dengan kondisi fisik
lahan dan lingkungan. Pengembangan komodiiti yang dikaitkan dengan
pembangunan industri pertanian (agro-industri) merupakan salah satu upaya
mengatasi masalah ketidak pastian pemasaran hasil.
Pola pendayagunaan lahan o&h petani pemilik dengan usahatani tanaman
industri, hortikuhrra atau perkebunan merupakan pola yang tefbaik untuk
mewujudkan usahatani konservasi. Pengatwan pda tanam dengan tetap
memberikan kesempatan petani untuk rnenanam jenis-jenis tanaman quick
yielding perlu diikuti dengan peningkatan pendapatan keluarga tani melalui
pengembangan sumber pendapatan dari usahatani non basis tanah (peternakan
dan perikanan) dan usaha di luar usahatani Qasa) yang jenisnya disesuaikan
dengan kondisi setempat.
Pengocganisasian petani suatu hamparan dalam suatu usaha bersama
atau koperasi (pasal 12 dan 13 UUPA), akan mempermudah pelayanan
perkreditan dan pemasaran hasil, mewadahi partisipasi aktif petani serta

meningkatkan efisiensi pemanfaatan faktor-faktor produksi.

ASPEK PENGUASAAN DAM PENGGUNAAN LAHAN
OALAM PENDAYAGUNAAN tAHAN TEGALAN
(STUD1 KASUS W KABUPATEN MALANG)

BAR1JAOl
NRP 875111PSL

Diswtasi sebagai salah syarat untuk memperoieh gelar
Doktor
pada
Program Pascasarjana lnstiM Pertanian Bogor

PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1996

: ASPEK PEMGUASAAN DAN PENGGUNAAN LAHAN
DALAM PENDAYAGUNAAN LAHAN TEGALAN

(STUD1KASUS Dl KABUPATEN MALANG)
NAMA
BAR1JADl
NRP
87511
JURUSAN . PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN
LINGKUNGAN

JUDUL

Menyetujui
Komisi Pembimbing
I

4
.-

I

{Prof. Dr. Ir. Lutfi lbrahim Nasoetion)


(Prof. Dr. Ir. Sarwono Hardjowigeno)

Ketua Program Studi

(Prof. Dr. Ir. F. Gunarwan Suratmo)

11 8 JAN

wq6

(Prof. Dr. Ir. ~ c h m Surkati
b
Abidin)

(Dr. lr. Siswadi)

Penulis dilahirkan pada tanggal 1 Nopember 1940 di Jogyakarta. Penulis
adalah anak pertarna dari dua bersaudara, dari ayah Anwar Prodjoprawirosastro
(almarhum) dan ibu Soewartinah.

Pada tahun 1962 penulis lulus dari Akademi Departemen Pertanian, Ciawi,
Bogor, jurusan llmu Tanah. Pada W u n 1968 mendapat in belajar di Universitas
Gajah Mada dan lulus Sarjana Pertanian (Sl) jurusan llmu Tanah dengan rnemperoleh gelar Sarjana Pertanian (SP) pada tahun 1971. Pada tahun 1977 mengikuti
program Purna Sarjana yang disetenggarakan oleh lnstitut Pertanian Bogor bekerja
sama dengan Direktorat Tata Guna Tanah, Direktorat Jenderal Agraria Departemen
Dalam Negeri. Pada tahun 1985 mendapatkan tugas belajar untuk Program Strata
Oua (S2) pada Sekolah Pascasarjana lnstitut Pertanian Bogor, program studi
Pengelolaan Sumberdaya Alam d m Lingkungan, dan lulus tahun 1987 dengan
memperdeh gelar Magister Sains (MS). Pada tahun 1987 mendapatkan k i n belajar
untuk rnengikuti Program Strata Tiga (S3) di lnstitut Pertanian Bogor.
Pada tahun 1962 penulis diangkat sebagai pegawai negeri dan bekerja di
Cabang Lembaga Perancang Tata Bumi, Departemen Pertanian dan Agraria, di
Malang yang kemudian pada tahun 1964 menjadi Kepala Bagian Survei dan
Pemetaan pada Inspeksi Landuse Propinsi Jawa Timur. Pada tahun 1974 menjabat
Kepala Sub DireMorat Tata Guna Tanah Direktorat Agraria Propinsi Jawa Timur di
Surabaya. Pada tahun 1982 menjabat sebagai Pelaksana Harian Kepala Sub
Direktorat Agraria Kabupaten Probolinggo, Propinsi Jawa Timur. Pada tahun 1983
menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Tab Guna Tanah Propinsi Riau di
Pekanbaru. Mulai tahun 1989 menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Bimbingan
Penatagunaan Tanah pada Direktorat Penatagunaan Tanah, Badan Pertanahan

Nasional di Jakarta. Selama menjabat tersebut diserahi tugas pada berbagai proyek di
bidang tata guna tanah baik di Propinsi maupun di Pusat termasuk proyek kerja sama
dengan luac negeri. Berbagai seminar dan "work-shop" di dalam negeri banyak
diikuti khususnya yang mengkait dengan tugas instansi. Pada tahun 1972-1973
penulis rnenjabat koordinator teknis pada Proyek Rehabilitasi Landuse D.A.S. Hulu
Konto dan D.A.S Hulu Brantas. Penulis pernah rnengikuti "work-shop" di Candy,
Srilanka pada tahun 1993 atas undangan GTZ Jerman, dengan membawakan
makalah dengan judul "Landuse Planning in Indonesia".

UCAPAN TERIMA KASlH
Pertama-tama penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang telah memberikan rakhmat dan perkenanNya dengan
telah berhasil dan selesainya studi penulis pada Program S3 di Sekolah
Pascasarjana lnstitut Pertanian Bogor, Jurusan Pengeloiaan Sumberdaya
Alam Dan Lingkungan Hidup.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang
setinggi-tingginya kepada Bapak Dr. Ir. Kooswardhono Mudikdjo, Bapak Prof.
Dr. Ir. Lutfi lbrahim Nasoetion, Bapak Prof. Dr. Ir. Achmad Surkati Abidin,
Bapak Prof. Dr. Ir. Sarwono Hardjowigeno, Bapak Dr. Ir. Siswadi yang telah
dengan sabar dan penuh perhatian memberikan pengarahan dan bimbingan

selama penyusunan dan penulisan disertasi serta selarna penulis mengikuti
Program Doktor di Fakultas Pascasarjana IPB, Bogor dengan penuh
kesabaran dan pengertian.
Penulis mengucapkan terima kasih teristimewa kepada Bapak Ir. Soni
Harsono, Menteri Negara AgraridKepala Badan Pertanahan Nasional. Bapak
Dr. Ir. Soedjawo Soeromihardjo, Asmen I Menteri Negara AgraridBadan
Pertanahan Nasional; Bapak Dr. Ir. Nad Darga Talkurputra, Deputi Bidang
Pengaturan Penguasaan dan Penatagunaan Tanah; Bapak Dr. Ir. Maryudi
Sastrowihardjo, Direktur Penatagunaan Tanah; Bapak Drs. Wardoyo MPA,
Kepala Kepala Wilayah Badan Pertanahan Nasionat Propinsi Jawa Timur,
serta teman-teman sekerja yang telah memberikan barttuan moral dan material
sehingga dapat diselesaikannya studi kami.
Penulis rnengucapkan terima kasih dan rasa hormat kepada Bapak
Prof. Dr. IMade Sandy, di mana pada rnasa beliau masih aktif sebagai DireMur
Tata Guna telah rnemberikan kesempatan serta dorongan mental sehingga
penulis dapat mengikuti Program Doktor di lnstitut Pertanian Bogor.
Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Ir. Soni Harsono, Menteri Negara AgrariaIKepala Badan Pertanahan Nasional
atas perkenannya untuk memberikan waktu secara khusus sehingga penulis


sebagai staf beliau dapat menyelesaikan studi di Program Pascasarjana IPB
Bogor. Untuk hi secara khusus pula penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada 8apak ReMor, Bapak Direktur Program Pascasarjana dan Bapak
Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, lnstitut
Pertanian Bogor yang telah berkenan untuk memberikan dorongan moril dan
izin kepada penrhis serta kesempatan terakhir untuk menyelesaikan studi di
Fakultas Paxasarjana lnstihrt Pertanian Bogor.
Kepada Saudara-saha Drs. H. Soepoto, KepaQ Kantor Pertanahan
Kabupaten Malang dan Drs. lg. Soekamo, Kepafa Kantor Pertanahan
Kotamadya Malang be*

staf yang telah bersusah payah membantu selama

pelaksanaan penelitian lapang, pengolahan data dan penggambaran, penulis
mengucapkan banyak terima kasih. Khusus diucapkan terima kasih kepada
Sudara Ir. Hasan Sulaeman, h. Bambang Adiantoro M.Sc., Ir. Tukadji A.W.,
Drs. Syachrudin, sects ternan-teman staf lain, terrnasuk yang bertugas di
kebun Pagak yang telah membantu dengan penuh pengertian dan
kesungguhan diucapkan banyak terima kasih.
Akhirnya kepada istri tercinta Andarini dan anak Herimtono Waluyadi,
Bayu Warianto dan Anita Retno Widuri yang ayah kasihi, m a n penuh haru
dan bangga bersama ini penulis persembahkan karya ini sebagai tanda terima
kasih serta bahagia atas pengertian, pengorbanan, kesabaran, dorongan moral
dan do'a selama penulis mengikuti pendidikan hingga selesai.
Semoga, dengan keikMasan amal dan budi baik Bapak-Bapak dan
Saudara-Saudara dapat balasan berlipat ganda dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Amin !!!

Jakarta,

Januari

1996

DAFTAR IS1
Halaman
RIWAYAT HlDUP ....................................................................................
0
i
UCAPAN TERlMA KASIH ......................................................................
OAFTARIS1 ............................................................................................
iii
DAFTAR T A E L ........................................................................................
v
OAFTAR GAMBAR .................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ vii
PENDAHULUAN ........................................................................................
Latar Belakang ....................................................................................
Permasalahan .......................................................................................
Tujuan Penelitian ..................................................................................
Kerangka Pemikiran .............................................................................
Hipotesis ...............................................................................................
Manfaat Penelitian .............................................................................

1
1
2
3
3
5

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................
Penggunaan Lahan ...............................................................................
Penguasaan Lahan ..............................................................................
Alih Penguasaan dan Penggunaan Lahan ..........................................
Pendayagunaan Lahan .........................................................................
Usahatani Konservasi tanah dan air ....................................................
Penataan Ruang dan Tata Guna Tanah ..............................................

6
6
6
8
9
10
11

BAHAN DAN METODE ..............................................................................
Lokasi Penelitian .............................................................................
Penentuan Unit Penditian ...............................................................
Pengumpulan Data ..............................................................................
Metode knalisis ...................................................................................
Batasan Perrgertian ........................................................................

13
13
14
15

KEADAAN UMUM DAERAH PENELlTlAN .............................................
Lingkungan Biofisik. Sosial dan Ekonomi .........................................
Kondisi Fisik Lahan Tegalan ............................................................
Program Pendayagunaan Lahan .......................................................

22
22
26
30

5

16
20

HASlL PENELITIAN ..................................................................................
34
Penguasaan dan Penggunaan Lahan ................................................. 34
Kondisi Petani dan Usahataninya ........................................................ 35
Kondisi Lahan Cmtoh ........................................................................
38
Pendayagunaan Lahan Contoh ........................................................... 40
Pendapatan dan Erosi ......................................................................
42
46
Konservasi Tanah dan Air .....................................................................
Program dan Partisipasi Petani dalam Pendayagunaan Lahan .......... 47

Pola Pendayagunaan Cahan Tegalan .................................................
KaraMer Pendayagunaan Lahm Tegalan .............................. .
.
.......
Pengaruh Penguasaandan Penggunaan lahan dalam
Pendayagunaan Lahan Tegatan dan Dampaknya terhadap
Lingkungan ..........................................................................................
Partisipasi Petani dalarn Pendayagunaan Lahan Tegalan .................

50
51

58
63

KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 65
Kesirnpulan ......................................................................................... 65
Saran ................................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA

.................................................................................. 68

DAFTAR TABEL
Halaman
Pola Penggunaan Lahan di Tiga Kecarnatan Contoh ....................... 23
24
Status Tanah di Tiga Kecamatan Contoh ..........................................
Kondisi Umum Desa Contoh ............................................................. 25
Pernilikandan PenggarapanLahan Hamparan ................................ 26
Fisiografi Lahan Hamparan ............................................................... 27
Kedalaman Tanah Lahan Hamparan .............................................. 28
Hasil Anatisis Laboratoriurn Tekstur Tanah Lahan Hamparan .........
Kandungan Bahan Organik. Struktur dan Permeabilitas Tanah
Lahan Hamparan ..............................................................................
Kondisi Petani Contoh dan Usahataninya ........................................
Aksesibilitas Usahatani Petani Contoh ..............................................
Kondisi k h a n Contoh .....................................................................
Kontribusi Saprodi dan Curahan Tenaga Kerja pada Bidang
Lahan Contoh ...................................................................................
PenggunaanPupuk Berdasarkan Dosis pada B i a n g Lahan
Contoh ..............................................................................................
Rata-Rata Biaya Produksi dan Pendapaan pada Bidang Lahan
Contoh ...............................................................................................
Rata-Rata Laju Erosi (€a) Bidang Lahan Contoh ...............................
Teknik Konsewasi Tanah dan Air ....................................................
Partisipasi Petani Dalam Pendayagunaan Lahan ..............................
Rata-Rata Niiai Peubah Penentu Karakteristik Pendayagunaan
Lahan Tegalan Berdasarkan Pola Penguasaan Lahan ......................
Rata-Rata Laju Erosi (Y'), Produksi (Y") dan Nilai R/C (Y'")
Pada Berbagai Pola Pendayagunaan Lahan Berdasarkan Luas,
Tanda BUMHak Tanah, Tahun Perolehan dan Kondisi Fisik
60
(Lereng) Lahan ..............................................................................
Laju Erosi (Y'). Produksi (Y") dan Nilai R/C (Y"') pada Berbagai
Pola Pendayagunaan Lahan Berdasarkan Keikutsertaan dalarn
KUD dan Program Konservasi Tanah dan Air .................................... 63

DAFTAR GAMBAR

Halaman
HubunganPenguasaandanPenggunaanLahandengan
Pendayagunaan Lahan Tegalan serta Dampaknya
Terhadap Lingkungan .......................................................................

Skema Hubungan Sebab Akibat Anbra Peralihan Hak
tehadap Lingkungan .......................................................................
Lokasi Daerah Penelitian ..................................................................
Skema PenentuanIPenarikan Contoh .............................................

Model Hipotetik Diagram Jalur Hlfbungan Kausal Peubah
Pendayagunaan Bidang Lahan Tegalan yang Diamati ....................
Grafik Curah Hujan Kecamatan Dau, Wajak dan Pagak

..................

Diagram Jalur Hubungan Kausal Peubah Karakter
Pendayagunaan Lahan Pola 1 ..........................................................
Diagram Jalur Hubungan Kausal Peubah Karakter
Pendayagunaan Lahan Pola 2 ..........................................................
Diagram Jalur Hubungan Kausal Peubah Karakter
Pendayagunaan Lahan Pola 3 ..........................................................
Diagram Jalur Hubungan Kausal Peubah Karakter
Pendayagutlaan Lahan Pola 4 ..........................................................
Diagram Jalur Hubungan Kausal Peubah Karakter
Pendayagunaan lahan Pola 5 ..........................................................
Sebaran Geometrik Peu4ah yang Berpengaruh terhadap
Pendayagunaan Lahan Tegalan .......................................................

DAFTAR LAMPIRAN

Peubah-Peubah yang Diduga Menentukan Karakter
Pendayagunaan Lahan Tegalan.
11.
Contoh Data Hamparan.
Ill. Pola Okupasi Tanaman.
IV. Penghitungan Erosi.
V.a. Ujibeda Peubah Perilaku Petani pada Berbagai
Penguasaandanpenggunaanlahan.
b. Analisis Hubungan Kausal Peubah Penciri Perilaku Petani
Berbagai Pda Pendayagunaan Lahan.
VI. Analisis Asosiasi Antar Peubah Penciri Pendayagunaan
Lahacr.
Vll.a.Analisis Faktor-Faktor Berpengaruh terhadap Respons
Perlakuan pada Pendayagunaan Lahan.
b.Ujibeda Peubah Perilaku Petani Berdasarkan Tanda Bukti
Hak Atas Tanah.
I.

PENDAHULUAN
Labr Belakanq
Kebijaksanaan pembangunan pertanian di Indonesia rnenggariskan bahwa
pertanian dalam arti yang luas perlu terus dikembangkan agar semakin maju dan
efisien, dan diarahkan untuk meningkatkan kuantitas, kualiis produksi serta
keanekaragaman hasil peetanian, mdalui usaha diversifikasi, intensifikasi, ekstensifikasi dan rehabilitasi pedanian &wan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, memenuhi kebutuhan pangan dan gizi setta kebutuhan bahan baku
industri (Pemerintah Republik Indonesia, 1993).
Salah satu faktor keberhasilan pembangunan pertantan ditentukan oleh ketersediaan lahan. Berkurangnya lahan pertanian yang produktif semakin meningkat
dari tahun ke tahun tidak hanya karma produktivitas lahan yang menurun juga dikonversi menjadi penggunaan bukan pertanian. Peningkatan jumlah penduduk yang
pesat, khususnya di daerah perkotaan, mengakibatkan terjadinya peningkatan
Wutuhan lahan untuk penggunaan non pertanian (Brown, 1992).
Hasil sensus penduduk tahun 1990 menunjukkan bahwa jumlah penduduk
Indonesia adalah 179.379.233orang dengan peningkatan rata-rata 1,98% per tahun.
Hal ini rnemberikan indikasi bahwa kebutuhan lahan di masa-masa mendatang akan
semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk.
Di Indonesia lahan pertanian di luar hutan meliputi 34.743.590 ha atau + 18%
luas daratan Indonesia, terdiri lahan sawah, pertanian lahan kering (tegalan),
perkebunan, perikanan (tambak dan kolam) dan padang penggembalaan. Dari luas
lahan tersebut merupakan lahan pertanian terluas yaitu berupa usaha peftanian lahan
kering (tegalan) seluas 14.301.780 ha atau

~t41%

(Badan Pertanahan Nasional,

1992).
Lahan tegalan merupakan salah satu tumpuan harapan bagi pembangunan
pertanian di masa-masa mendatang. Teknis agronomis usahatani di lahan tegalan
belum berkembang dibandingkan dengan usahatani persawahan dan perkebunan.
ProduMivitas lahan tegalan masih rendah, sedangkan kondisi sosial ekonomi petani
masih belum memadai guna memperoleh teknologi yang diharapkan. Lahan tegalan
pada umumnya terletak di kawasan resapan air dan peka terhadap erosi (daerah

kikisan). Permasakhan utama antam lain meliputi (1) tingginya laju erosi, (2) kesuburan tanah rendah dan (3) ketersediaan air terbatas karena tergantung dari curah
hujan (KEPAS, 1989). Kondisi lingkungan sosial ekonomi dan bio-fisik yang beragam
mengakibatkan permasalahan pendayagunaan lahan tegalan beragam pula.
Kesalahan teknik pendayagunaan lahan tegalan di kawasan ini banyak menimbulkan
dampak negatif, tidak hanya pada kawasan yang bersangkutan juga terhadap
kawasan di bawahnya yaitu berupa tirnbulnya lahan kritis, penurunan produktivitas
lahan, terjadinya banjir, kekeringan dan sedimentasi. Pendayagunaan lahan tegalan
memberikan dampak yang

luas tidak hanya bagi perekonomian petani maupun

masyarakat urnumnya di luar sektor pertanianjuga terhadap tata air dan lingkungan.
Permasalahan
Lahan tegalan merupakan Iahan yang dikuasai dan dimiliki masyarakat
dengan berbagai bentuk hubungan hukum atau hak atas tanah serta dimanfaatkan
dengan berbagai jenis penggunaan. Lahan tegalan dimanfaatkan rakyat dengan
berbagai bentuk penguasaan dan penggunaan. Bentuk penguasan lahan yang sama
beium tentu jenis penggunaan lahan sama atau sebaliknya. Di pulau Jawa banyak
lahan tegalan yang betasal dari lahan perkebunan bekas hak Barat yang telah habis
masa berlakunya dan dinyatakan sebagai tanah negara seluas k 80.000 ha
(Pemerintah Republik Indonesia, 1954).
Hak penguasaan atas lahan berisikan serangkaian wewenang, kewajiban
danlatau larangan bagi pemegang haknya untuk berbuat sesuatu mengenai lahan
yang dihaki (Boedi Harsono, 1994). Hak-hak atas tanah memberikan wewenang
kepada pemegang hak untuk menggunakan lahan yang bersangkutan guna memenuhi M u t u h a n hidupnya dengan kewajiban tetap memelihara, rnenambah dan
mempertahankan kesuburan dengan mencegah kerusakan tanah (Pemerintah
Republik Indonesia, 1960).
Pendayagunaan lahan tegalan tidak dapat dilepaskan dengan penguasaan
dan penggunaan. Pendayagunaan lahan tercermin pada perilaku petani dalam upaya
memanfaatkan lahan. Perilaku petani dalam mendayagunakan lahan beragam
sejalan dengan beragamnya penguasaan dan penggunaan lahan. Keberhasilan

pembangunan pertanian lahan tegalan ditentukan oleh sejauhmana pendayagunaaan
lahan mampu mewujudkan usahatani konservasi.
Keberhasilan program pengembangan usahatani konservasi di lahan tegalan
pada akhirnya akan ditentukan oleh motivasi petani dalam memanfaatkan lahan.
Permasalahannya adalah sejauh mana aspek penguasaan dan penggunaan lahan
berperan dalam pendayagunaan lahan tegalan dalam upaya mewujudkan usahatani
konservasi.
Tuiuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana aspek penguasaan dan penggunaan lahan tegalan berperanan dalam pendayagunaan lahan
tegalan. Dalam penelitian ini akan dikaji (1) pola pendayagunaan lahan tegalan,

(2) karakteristik pendayagunaan lahan tegalan, (3) pengaruh penguasaan dan
penggunaan lahan daiam pendayagunaan lahan tegalan dan dampaknya terhadap
lingkungan serta (4) kemungkinan penerapan kebijaksanaan pertanahan dalam
pendayagunaan lahan tegalan.
Kerancrka Pemikiran
Pendayagunaan lahan suatu bidang lahan tercermin pada perilaku petani
dalam memanfaatkan sumberdaya lahan dalam upaya memenuhi kebutuhan
hidupnya dalam suatu sistem usahatani. Keputusan petani dalam menggunakan
lahan selain ditentukan oleh penguasaan lahan dipengaruhi pula oleh kondisi
lingkungan bio-fisik, sosial ekonomi, kelembagaan dan kondisi petani dengan
usahataninya {Barlowe, 1978; Gustafson, 1948). Perilaku petani dalam mendayagunakan lahan selain ditentukan oleh jenis penggunaan lahan juga ditentukan oleh
penguasaan lahan yang bersangkutan (Hayami dan Kikuchi, 1987; Randal, 1981).
Hubungan penguasaan dan penggunaan lahan dalam pendayagunaan lahan tegalan
serta dampaknya terhadap lingkungan, disajikan pada Gambar 1.
Keputusan petani dalarn memilih dan menentukan pola penguasaan dan
penggunaan lahan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan bio-fisik, sosial ekonomi,
kelembagaan dan kondisi petani dengan usahataninya. Kondisi lingkungan bio-fisik
meliputi fisiografi, iklim, hidrologi, tanah, flora dan fauna. Kondisi sosial ekonomi

meliputi pemasaran, perkreditan, pengaturan penguasaan dan pemilikan lahan dan
aksesibilitas. Kondisi kelembagaan meliputi kebijaksanaan dan program pendayagunaan lahan baik yang oleh masyarakat maupun Pemerintah. Kondisi petani
dengan usahataninya meliputi keter-sediaan tenaga kerja keluarga (TKP), biaya
hidup (8H), kontribusi pendapatan wsahatani basis tanah terhadap pendapatan
petani (PBT), luas lahan tegalan yang diusahakan (LBO), jarak 'dang

lahanl

aksesibilitas (JBD), modal dan skill (kemampuan managerial).

I

SOSEK

K S E ~ A O M N

I

BIOflSY(

1

DALAMUSAHA raw

PENDAYAGUNAAN LAHAN
I
I

Gambar 1. Hubungan Penguasaan dan Penggunaan Lahan Dengan
Pendayagunaan Lahan Tegalan Serta Dampaknya Terhadap
Lingkungan.

Peubah ubma yang mencerminkan perilaku petani dalam mendayagunakan
lahan adalah pemanfaatan saprodi (bibit, pupuk, pestisida) dan curahan tenaga kerja
(mengolah tanah, rnenanam, memelihara dan memanen). Pendayagunaan lahan
akan memberikan keluaran berupa pendapatan yang akan diterima petani guna
meningkatkan kesejawaannya dan sedimen sebagai akibat erosi yang timbul
selama proses produksi dan akan diterima lingkungan. Sejauh mana pendayagunaan
lahan tersebut akan mernberikan dampak positip (pendapatan) atau dampak negatif
(sedimen), ditentukan. oleh sejauhmana pendayagunaan lahan dapat mewujudkan
usahatani konservasi.
Hipotesis
Peranan dasar manusia di alam permulaannya adalah memenuhi kebutuhan
hidupnya kemudian melestarikan potensi atau kebutuhannya untuk masa akan
datang (Moran, 1982 dan Suratmo, 1990). Pada tingkat pertama petani akan me-

manfaatkan lahannya untuk memenuhi kebutuhan hidup besetta keluarganya dalam
jangka pendek, baru kemudian berusaha mempertahankan apa yang sudah
diperoleh dengan upaya melestarikan manfaat sumberdaya lahan datam jangka
panjang atau usaha konservasi.
Rangsangan untuk mengembangkan, mernelihara dan meningkatkan pemanfaatan lahan dipengaruhi oleh persepsi terhadap tahan yang tercermin pada pola
penguasaan dan pemilikan lahan yang berlaku di masyarakat yang bersangkutan
(Randal, 1981). Dafam penelitian ini diajukan hipotesis yaitu adanya kepastian
penguasaan lahan tegalan akan meningkatkan motivasi petani dalam mendayagunakan lahan tegalan wtuk mewujudkan usahatani konservasi.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu (1) sebagai
masukan bagi pelaksanaan pembangunan pertanian lahan tegalan, (2) sebagai
masukan program pertanahan dalam mensukseskan pelaksanaan pembangunan
pertanian lahan tegalan dan (3) untuk menambah khasanah pengetahuan di bidang
pengendalian lingkungan khususnya dari aspek kelembagaan pertanahan.

TINJAUAN PUSTAKA

Penggunaan lahan adalah setiap bentuk usaha manusia, baik secara berkala
atau tetap, guna memenuhi kebutuhan hidup material atau spiriial atau keduanya,
dengan mendayagunakan sumberdaya alam dan buatan dalam suatu wadah yang
disebut lahan (Vink,l97S). Direktorat Jenderal Agraria (sekarang Kantor Menteri
Negara AgrariaJBadan Pertanahan Nasional), mengklasifikasikan penggunaan lahan
menjadi (1) penggunaan lahan perkohan dan (2) penggunaan lahan perdesaan.
Penggunaan

lahan

perdesaan

meliputi

(1) perkampungan, (2) sawah, (3)

bgalan/ladang, (4) kebun dan kebun campur, (5) perkebunan, (6) tambak dan kolam
&an (perikanan), (7) tanah tandus, alang-alang dan tanah kritis, (8) hutan (belukar,
sejenis dan lebat).
lstilah tegalan dan ladang dipergunakan saling bergantian, dengan jenis
tanaman utama tanaman semusim, terutama tanaman pangan. Oilihat dari sejarah
perkembangan budidaya pertanian maka tegalanlladang merupakan usahatani menetap pertama sebelum persawahan, perkebunan dan perikanan (Kartasapoetra et,
1985 dan Sandy, 1985). Lahan tegalan, merupakan salah satu bentuk usahatani
lahan kering menetap dengan jenis tanaman semusim sebagai tanaman utama, yang
dalam rotasi tanamannya dapat pula terdapat tanaman tahunan atau jangka panjang
baik diusahakan secara tumpangsari maupun bergiliran (kebun dan kebun carnpur).

Penguasaan lahan merupakan salah satu aspek dari kelembagaan atau
pranata pedesaan. Kelembagaan dapat didefinisikan sebagai suatu perangkat aturan
yang mengikat dan dipatuhi oleh masyarakat. Aturan tersebut menentukan tata cara
kerja sama dan koordinasi anggota masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya
serta membantu mereka dalam menentukan hak serta kewajiban masing-masing
(Hayami dan Kikuchi, 1987). Lembaga sering didefinisikan pula sebagai aturan
perilaku yang menentukan pola tindakan dan hubungan sosial (Ruttan, 1985). Sistem
penentuan hak pemilikan atas lahan di masyarakat (penguasaan lahan) merupakan
perangkat hubungan ekonomi dan sosial yang membatas~posisi individu-individu

yang berinteraksi dalam hubungannya dengan pemanfaatan sumberdaya yang
langka (Pejovich. 1972). Penguasaan lahan berpengaruh terhadap status sosial,
tingkah laku politik, tingkah laku budaya dan tingkah laku ekonomi.
Kepastian hak atas tanah tersebut dinyatakan dengan bentuk tanda bukti hak
atas tanah. Di daerah perdesaan tanda bukti hak atas tanah dapat berupa sertipikat
b n a h dan petoklgirik. Sertipikat tanah merupakan bentuk legalitas hubungan hukum
antara orang dan tanah yang diatur dalam UUPA dan Peraturan Pemerintah Nomor

10 Tahun 1961. Sertipikat tanah dapat digunakan sebagai jaminan hutang atau
tanggungan.
StruCrtur penguasaan lahan pertanian di pulau Jawa erat kaitannya dengan
sejarah, lingkungan bio-fisik, perkembangan sosial ekonomi dan politik. Struktur
penguasaan lahan di pulau Jawa dapat dilihat dari empat aspek yaitu (1) status
hubungan antar petani dalam rangka pemanfaatan lahan, (2) status petani dalam
hubungannya dengan pemilikan lahan, (3) status tanah garapan dan (4) luas penguasaanipemilikanlahan (Kartasapoetra

m,1985).

Dari aspek hubungan antar petani sehubungan dengan penggunaan lahan
pertanian Hayami dan Kikuchi (1981) mengelompokan lahan pertanian menjadi (1)
kontrak menurut jangka waktu, dikenal dengan pola "penggarap pemilik", (2)
kontrak agen, dikenal dengan pola "penggarap penyewau, dan (3) kontrak bagi hasil,
dikenal dengan pola "penggarap bagi hasil".
Berdasarkan status tanah, lahan garapan di pulau Jawa secara garis besar
dapat dikekmpokkan menjadi tanah (1) yasan, (2) gogolan, (3) titisoro dan (3)
bengkok (Wiradi dan Makali, 1983). Selain itu pada berbagai penelitian dan sensus
pertanian pengelompokan penguasaan dan pemilikan lahan pertanian didasarkan
kepada luas tanah. Data sensus pertanian 1993 menyatakan bahwa jumlah rumah
tangga pebni yang menguasai lahan kurang dari 0,50ha dan yang menguasai lebih
dari 0,SO ha praktis berimbang, yaitu menguasai lahan kurang dari 0.50ha adalah
10.937.000 rumah tangga dan menguasai lebih dari 0,50 ha adalah 10.247.000
rurnah tangga.

blih Penguasaan dan Penqqunaan Lahan
Perkembangan penguasaan dan penggunaan lahan erat kaitannya dengan
perkembangan populasi manusia dan tingkat kebudayaannya dalam upaya rnanusia
rnempertahankan kehidupannya (Roll. 1976). Perubahan jumlah penduduk, pengetahuan dan teknologi mengakibatkan perubahan dalarn keinginan, selera atau
standar kebudayaan dan idiologinya. Perubahan-perubahan tersebut mengakibatkan
perubahan dalarn tab kehidupan dan sistem perekonomiannya yang rnendasari
perubahan penguasaan dan penggunaan lahan (Murphey, 1968).
Perubahan atau alih penguasaan lahan terjadi karena adanya transaksi
melalui proses jual beli, hibah, waris, tukar menukar, pelepasan hak, dan sebagainya.
Proses tersebut dapat krjadi antar anggota keluarga petani, antar sesama petani
serta antar petani dengan bukan petani, baik penduduk yang tinggal di daerah

pedesaan maupun penduduk yang tinggal di perkotaan. Perubahan atau alih
penguasaan lahan dapat mgakibatkan terjadinya pengkutuban (monopoli), pernecahan (deviasi) dan perpencaran (fragmentasi) lahan usahatani (Kartasapoetra
dkk, 1985).
Hasil penelitian di DAS Hulu Ciliwung mengemukakan bahwa alih penguasaan lahan pada umumnya diikuti pula perubahan penggunaan lahan baik intensitas
dan atau jenis penggunaan lahan, yang pada akhirnya akan berdampak kepada
lingkungan (Suyana, 1988) laju alih guna lahan dari pertanian menjadi non pertanian
di DAS Hulu Ciliwung rata-rata 44 HaITh. Secara skematis hubungan peralihan
penguasaan/pemilikan lahan, penggunaan lahan dan lingkungan disajikan pada
Gambar 2.

LINGKUNGAN FISIK DAN SOSIAL EKONOMI

t
PENGGUNAAN LAHAN

1

PENGGUNAAN LAHAN

PERALIHAN HAK PENGUASAANIPEMILIKAN LAHAN

1

LAHAN PE RTAN IAN

Garnbar 2. Skema Hubungan Sebab Akibat Antara Peralihan Hak Penguasaaflemilikan, Penggunaan Lahan Serta Oarnpak Terhadap Lingkungan

Pendayagunaanlahan menrpakan upaya petani yang tercermin pada perilaku
petani memanfaatkan lahan dalam suatu sistem usahatani untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Petani dengan skill dan modal ymg dipunyainya, menentukan dan
mengatur jenis-jenis bnaman menurut imbangan luas dan giliran tertentu,
penggunaan saprodi dan tenaga kerja sehingga dengan luas yang dimilikinya diharapkan hasil yang optimal untuk tujuan tatentu (Gustafson, 1948; Heady dan
Jensen, 1958).
Keputusan petani ddam mendayagunakan lahan dipengaruhi o l d tiga faktor
utama yaitu faktor fisik dan bidogi, pertimbangan ekonomi dan kelembagaan baik
secara individu maupun masyarakat (Barlowe, 1978). Perilaku petani dalam
penggunaan faktor produksi (saprodi dan tenaga kerja), proses produksi dan hasil
yang diperoleh dari suatu bidang lahan usahahni ditentukan oleh pola penguasaan
dan penggunaan bidang lahan yang bersangkutan (Hayami dan Kikuchi. 1987;
Randal, 1981). Pendayagunaan lahan usahatani tercermin pada perilaku petani

dalam penggunaan saprodi dan curahan tenaga kerja.

Kerusakan lingkungan pada hakekatnya menrpakan akibat ketidak serasian
hubungan antara manusia dengan lingkungannya dalam upaya memanfaatkan
sumberdaya guna memenuhi kebutuhan hidup (Soerianegara, 1977). Peranan dasar
manusia di alam adatah permulaannya memenuhi kebutuhan hidupnya kemudian
melestarikan potensi atau kebutuhannya untuk masa akan datang (Moran, 1982 dan
Suratmo, 1990). Perilaku petani dalam mendayagunakan sumberdaya lahan untuk
memenuhi kbutuhan hidupnya mengakibatkan terjadinya penrbahan-perubahan
Serhadag lingkungan yang dapat berlangsung secara cepat atau lambat.

Hasil penelitian datl pernyataan para pakar mengemukakan bahwa pendayagunaan lahan yang bnpa konservasi tanah dan air di daerah hulu, rnengakibatkan :

1. Terjadinya lahan kritis seluas 2 250.000 Ha dengan tingkat intensitas erosi 4

M M h di daerah hulu Bengawan Solo, dan menimbulkan kenrgian dalam bidang
pertanian 2 25,3 juta US$ ( Sayogyo, 1982).

2. Banjir di OK1 Jakarta akibat menurunnya daya hmpung curah hujan DAS
Ciliwung, mengakibatkan potensi banjir 100 tahunan dapat menimbutkan
kerugian 99,6 hingga 595.2 milyard rupiah (PPSML-UI, 1985).

3. Sedimentasi di waduk Selorejo dan Karangkates, kabupaten Malang Jawa Timur
cukup tinggi dikawatiikan akan memperpendek umur fungsi waduk yang dihampkan. Sedimentasi di waduk Selorejo rata-rata sebesar 0,232 x

lo6 ~ 3 / T h

dan di waduk Karangkates rata-rata 1.890 x 106 M ~ I T(Konto
~
River Propct,
1988).
Usahatani Konservasi Tanah dan Air
Menurut Kohnke dan Bedrand (1959) konservasi tanah dan air adalah penggunaan lahan secar;a bijaksana tetutama hubungannya dengan pengendalian erosi.
Dua prinsip utama usahatani konservasi yaitu (1) pencegahan dan pengendalian
erosi tanah secara efektip dan (2) konservasi air. Usaha konservasi tanah tidaklah
berarti penundaan penggunaan tanah atau pelarangan penggunaan tanah, tetapi
menyesuaikan macam penggunaannya dengan kemampuan tanah dan memberikan
perlakuan sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan (Arsyad, 1985 dan
Hardjowigeno, 1987). Konservasi tanah atau pengawetan tanah adalah usaha-usaha

untuk menjaga agar tanah tetap produktif atau usaha-usaha rnemperbaiki tanah yang
rusak karena erosi agar menjadi lebih produktif (Hardjowigeno, 1992).
Usahatani kmsewasi ("consewation fanning") yaw suatu pertanian menetap
yang memanfaatkan setiap bidang tanah menurut cara semestinya (cara sebenarnya), merupakan pertanian tangguh dan mempunyai landasan yang kuat dengan
pandangan ke masa depan, termasuk di dalamnya usaha-usaha pemeliharaan dan
peningkatan produktivitas tanah (Arsyad, 1985). Usahatani lahan kering (tegalan)
yang diidamkan mempunyai ciri-ciri produktivitas yang tinggi, dan stabil, sistem
produksi berkelanjutan, tidak membahayakan manusia dan lingkungan s e e secara
regional mampu memperbaiki tingkat kemerataan pendapatan di antara masyarakat

(KEPAS, 1989). Dengan perkataan lain &lam pendayagunaan fahan tegalan
merupakan upaya penerapan usahatani konservasi di abs lahan tegalan.
Metoda konservasi tanah adalah tindakan-tindakan atau perlakuan atau

fasilitas yang dapat dipergunakan untuk mencegah kerusakan tanah atau memperbaiki tanah-tanah yang telah rusak, yang pada &samya dikelompokkan menjadi (1)
metoda vegetatip dan (2) metoda mekanik &n (3) metoda kimia (Stallings, 1957 dan
Arsyad, 1985). SCallings (1957) mengartikan korrsewasi tanah sebagai penerapan
berbagai tindakan abu perlakuan yang dipetlukan pada suatu usahatani agar terjadi
peningkatan produksi dan rnembangun produktiviis tanah yang dilakukan secara
bersamaan. Dalam praktek di lapang metoda vegetatif, mekanik dan kimia
dilaksanakan secara simultan.

Penataan Ruarra dan Tata Gum Tanah
lahan rnenpakan subsistem ruang, sehingga penataan penggunaan lahan
merupakan subsistem penataan ruang (Pemerintah Republik Indonesia, 1992). Agar
lahan benar-benar dimanfaatkan untuk sebesar-besar kemakrnuran perlu disusun
rencana peruntukan, persediaan dan penggunaan lahan (rencana tata guna lahan)
bagi berbagai kebutuhan masyarakat dan negara. Berdasarkan rencana tersebut
maka penggunaan lahan dapat dilaksanakan secara berencana dan terpimpin.
Penataan penggunaan lahan adalah salah satu upaya implementasi rencana tab
ruang wilayah.

BAHAN DAN METODE

Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dl kabupaten Malang, propinsi Jawa Timur,
dengan pertimbangan :
1. Kondisi fisik kabupaten Malang beragam yaitu fisiografi datar, bergelombang
hingga bergunung, ketinggian 0 M hingga lebih dari 3.000M dari permukaan
laut dan jenis tanah dengan bahan induk endapan kapur dan vdkanis.
Penggunaan lahan di kabupaten Malang selain potensial bagi pengembangan
sektor pertanian (pangan, perkebunan dan hortikultura) juga berkembang
bagi sektor non pertanian (industri dan pariwisata). Lahan tegalan meliputi +

36 % luas witayah dengan berbagai bentuk penguasaan dan penggunaan
lahan.

2. Oaerah kabupaten Malang mempunyai fungsi strategis bagi konservasi tanah
dan air serta lingkungan yaitu terutama perlindungan terhadap tata air daerah
hilir K. Brantas. Oi kabupaten Malang terdapat dua bendungan, yaitu
Karangkates dan Selorejo, yang mempunyai arti penting bagi masyarakat
Jawa Timur sebagai pengendali banjir, pembangki tenaga listrik dan tempat
rekreasi.

3. Peningkabn pendayagunaan lahan tegalan dilaksanakan melalui berbagai
program dan proyek dengan berbagai pendekatan yaitu (1) teknis agronomis
(proyek penghijauan), (2) teknis agronomis dan sosial ekonomis (proyek rehabilitasi landuse) dan (3) bknis sosial ekonornis dan kelernbagaan (proyek
peningkatan pendayagunaan tanah bekas perkebunan) (Direktorat Agraria
Propinsi Jawa Timur, 1974 dan 1979). Selain itu telah diaksanakan upaya
pengembangan tanaman tebu di lahan tegalan.
Lokasi daerah penelitian disajikan pada gambar 3.

I

Samudra Indonesia
Keterangan
1.Landungsari
L.Wajck
2.Tegalwaru
5- embgl.
6.&okptcts
3.Kuc ur
Batas KabupatenlKodya
I-..--&tar Kccamatan
' Jalan
EECl Sunga i

-

7. k g a k
8.Sumberejo
9.Tiogorep

.

&.

Gambar 3. Lokasi Daerah Penelitian

Penentuan Unit Penelitian
Dalam stud; ini ditebpkan tiga kecamatan yang dapat mewakili region
dengan penggunaan lahan tegalan dominan yaitu (1) kecamatan Dau, adalah
kecamatan yang berbatasan dengan kotamadya Malang; (2) kecamatan Wajak.
adalah kecamatan dengan jarak 17 Km dari kota Malang, dan (3) kecamatan
Pagak, adalah kecamatan dengan jarak kurang lebih 34 km ke kota Malang.
Setiap kecamatan contoh diambil tiga desa contoh berdasarkan kondisi
aksesibilitasnya terhadap pusat pelayanan (ibukota kecarnatan) Tiga desa ter-

sebut adalah desa 1 yaitu desa di mana ibu kota kecamatan terletak (desa kota),
desa 2 yaitu desa yang letaknya antara ibu kota kecamatan dan desa yang terjauh
dari kota kecamatan, dan desa 3 adalah desa yan terletak paling jauh dari ibu
kota kecamatan.
Setiap desa ditetapkan dua hamparan yang mewakili kondisi fisik wilayah
desa yang bersangkutan sebagai unit pengambilan contoh dengan asumsi bahwa
bidang-bidang lahan pada satu hamparan mempunyal kesarnaan kondisi fisik
lahan, terutama jenis tanah, iereng dan kesesuaian lahan. Setiap hamparan
dipilih bidanglpersil contoh secara purposif. Setiap hamparan diambil secara acak
10 hingga 25 bidang, sehingga jumlah bidang yang diamati meliputi 200 bidang.
Penqumpulan Data
Data sekunder yang diambil meliputi (1) lingkungan fisik (topgrafi,
fisiografi, geologi, iklim, hidrologi, tanah, kondisi fisik lahan), (2) sosial ekonomi
(kependudukan, pendidikan, mata pencaharian, pendapatan, potensi pengembangan), (3) penggunaan lahan (jenis dan luas penggunaan lahan), (4) penguasaan lahan (status pemilikan tanah), (5) aksesibilitas -(prasarana dan sarana fisik
sosial ekonomi dan pemerintahan), (6) kelembagaan (program konservasi tanah
dan air, program pertanahan).
Data sekunder pada tingkat kabupaten, kecamatan dan desa dikumpulkan
dari instansi-instansi yang berwenang antara lain dari Pemerintah Daerah
(Bappeda dan Bangdes), Kantor Pertanahan, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Kantor Statistik, Cabang Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat,
Proyek Brantas, Dinas Pekerjaan Umum, Proyek Rehabilitasi Lahan Kering,
Universitas Brawijaya, Kantor Kecamatan dan Kantor Desa.
Data primer merupakan data yang diambil langsung di lapang pada bidang
lahan contoh dan petani yang mengusahakan bidang lahan contoh sebagai
responden. Bidang lahan contoh ditetapkan secara acak dalam unit hamparan
dengan bantuan peta krawangan desa. Data bidang lahan diambil langsung ke
lapang meliputi kondisi fisik lahan (lereng, kedalaman tanah efektip, struktur,

tekstur, permeabilitas), penguasaan (pola, luas, tanda bukti hak, tahun perolehan)
dan penggunaan lahan (pola tanam, jenis tanaman), pendayagunaan lahan
(pemanfaatan saprodi dan curahan tenaga kerja), aksesibilitas (jarak bidang ke
rurnahlpasarljaian), teknik konservasi tanah dan air, produksi dan erosi.
Pengambilan contoh tanah dilakukan di lapang untuk setiap hamparan daiam
rangka perhitungan erodibilitas tanah dengan analisis tesktur, permeabilitas dan
kandungan bahan organik melalui analisis laboratorium yang dilaksanakan di
Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Bogor.
Data kondisi petani responden dengan usahafaninya diambil dengan
teknik wawancara menggunakan daftar isian yang telah disiapkan. Data yang
diambil meliputi umur petani, pendidikan, domisili, sumber pendapatan pokok,
ketersediaan tenaga kerja pertanian keluarga, biaya hidup, luas dan keterpencaran lahan usahatani, pendapatan keluarga tani dan partisipasi pada
program pendayagunaan lahan. Skema pengambilan contoh disajikan pada
Gambar 4.

IWILAYAH KABUPATEN MALANG I
DOYlNbN S W W
10 n E c U l A r A I I
I27 DESA

Masingmasing hampatan diambil6 - 9 bidanglpetani responden;

Gambar 4 .Skema PenentuanlPenarikanContoh

Metode Analisis
Untuk memperoleh gambaran umum penguasaan dan penggunaan lahan
dilaksanakan dengan mengolah data dalam bentuk tabel dan uraian. Teknik
kornputasi secara rasio, frekuensi setta transformasi ke dalam bentuk logaritma

dilaksanakan guna lebih mernpertajam analisis deskriptif dan rnendapatkan
rumusan yang memadai sesuai dengan kaidah-kaidah statistika. Peubahtfaktor
yang berpengaruh terhadap karakter pendayagunaan lahan tegalan disajikan
pada Larnpiran I.
Uji statistik dengan teknik analisis ragam (analysis of variance) dilaksanakan untuk mengetahui pola pendayagunaan lahan berdasarkan perilaku
petani pada berbagai penguasaan dan penggunaan lahan (Steel and
Torrie,l980). Peubah utama sebagai cerminan perilaku petani adalah pemanfatan
sapcodi (bibit, pupuk, pestisida) dan tenaga kerja (rnengolah lahan, rnenanam,
memelihara dan memanen).
Untuk mengetahui karakter setiap pola pendayagunaan lahan tegalan dilaksanakan dengan menganalisis hubungan kausal peubah-peubah yang berpengaruh tidak langsung maupun langsung terhadap penampilan pendapatan

(Y). Peubah yang berpengaruh tidak langsung mekputi umur petani (X,), kelersediaan tenaga kerja (X2), biaya hidup (X3), pendapatan basis tanah (X4), luas
bidang lahan yang diusahakan (X5) dan jarak bidang lahan ke rumah petani (X6)
sedangkan peubah yang berpengaruh langsung adaiah pernanfaatan saprodi (X7)
dan tenaga kerja (X8).

Model diagram jalur hubungan antara peubah

digambarkan secara grafis dalam diagram jalur (path diagram) disajikan pada
gambar 5.
Analisis W u n g a n kausal antar peubah dengan teknik analisis jalur (Ching
Chun Li, 1975). Pengolahan dan analisis data dilaksanakan dengan bantuan
komputer dan menggunakan soft-ware SPSS (Nie, 1970). Algoritrna didasarkan

teori analisis lintasan (Gaspersz ,1992.
Hubungan mtara peubah yang bersifat kausal tersebut dinyatakan dalam
persamaan bersifat eksponensial yang diubah menjadi tinear.

Gambar 5. Model Hipotetik Diagram Jalur Hubungan Kausal Peubah Pendayagunaan Bidang
Lahan Tegalan Yang Diamati.
Penjelasan :
Y = Hasil usahatad bidang khan tegabn yaw diamati; Xi sampai dengan % = peubah eksogenus :
X7 dan X8= peubah endogenus ; Pyl = koefisienj a b peubah X i terhadap Y ; Pel = koefisien jakv
pubah XI terhadap %; r l 2 = koefisien korelasi antara peubah XI clan X2; Ps = peubah sisa;

Beberapa studi empirik menyarankan bahwa koefisien jalur kurang dari
0,05 dapat dianggap tidak berarti (Sudjana, 1983). Selain itu saran lain dalam
studi empirik adalah bahwa apakah matriks korelasi R sudah didekati atau tidak
oleh matriks korelasi hasil perhitungan model diagram jalur yang diasumsikan.
Untuk mengetahui keterkaitan aspek penguasaan dan penggunaan lahan

serta program dalam pendayagunaan lahan tegal