Kelayakan Bangunan Implementasi Permenkes RI No. 1096/Menkes/Per/ VI/2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga Terhadap Kelayakanan Fisik Jasaboga di Kota Sibolga tahun 2014

57 BAB V PEMBAHASAN Berdasarakan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa jasaboga yang diamati termasuk dalam golongan A1 dan A2. Karena jasaboga di Kota Sibolga adalah industri jasaboga yang melayani kebutuhan masyarakat umum pesta pernikahan, ulang tahun dan hajatan lainnya dengan skala relatif kecil. Selain itu, jasaboga tersebut masih menggunakan dapur rumah tangga dan biasanya menerima pesanan dibawah 100 porsi serta memiliki tenaga kerja rata-rata sebanyak 7 karyawan. Adapun analisa kelayakan fisik jasaboga di Kota Sibolga, yaitu:

5.1. Kelayakan Bangunan

Dari hasil penelitian terhadap kelayakan fisik jasaboga di Kota Sibolga berdasarkan kelayakan bagunan diperoleh bahwa semua jasa boga berdasarkan kondisi lokasinya, kondisi langit-langit, dan kondisi ruang pengolahan makanan telah memenuhi syarat kesehatan. Namun berdasarkan hasil penelitian juga diketahui bawah masih banyak kondisi pintu dan jendela 36.4, kondisi pencahayaan 77.3, dan kondisi ventilasi 50.0 jasaboga tidak memenuhi syarat Masih banyaknya kondisi pintu dan jendela jasaboga di Kota Sibolga tidak memenuhi syarat dikarenakan jasaboga tersebut tidak memiliki pintu ruang tempat pengolahan makanan yang dibuat membuka ke arah luar dan dapat menutup sendiri. Jasaboga juga belum memiliki pintu ruang tempat pengolahan makanan yang dilengkapi peralatan anti seranggalalat seperti kassa, tirai, dan pintu rangkap. Universitas Sumatera Utara Jasaboga juga belum memiliki pintu dan jendela ruang tempat pengolahan makanan dilengkapi peralatan anti lalat seperti kassa, tirai, pintu rangkap yang dapat dibuka dan dipasang untuk dibersihkan. Kondisi ventilasi jasaboga di Kota Sibolga yang tidak memenuhi syarat dikarenakan jasa boga belum memiliki bangunan atau ruangan tempat pengolahan makanan yang dilengkapi dengan ventilasi sehingga terjadi sirkulasiperedaran udara, dan belum memiliki luas ventilasi 20 dari luas lantai. Meskipun masih banyak jasaboga yang kelayakan fisiknya belum memenuhi syarat, namun berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa semua jasaboga telah mendapatkan izin usaha dari Dinas Kesehatan. Hal tersebut dapat dilihat dari terpampangnya papan nama perusahaan dan nomor Izin Usaha serta nomor Sertifikat Laik Higiene Sanitasi. Hasil tersebut tidak sejalan dengan Soebijanto 2007, dalam penelitiannya di Kota Yogyakarta memperoleh bahwa sebanyak 97,30 jasaboga tidak memiliki sertifikat higiene sanitasi, penanggungjawab mempunyai sikap yang positif terhadap penerapan higiene sanitasi tetapi penanggungjawab belum menerapkan persyaratan higiene sanitasi jasaboga sesuai ketentuan yang berlaku. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096MenkesPerVI 2011 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga disebutkan sebagai berikut: 1 Setiap rumah makan dan restoran harus memiliki izin usaha dari Pemerintah Daerah KabupatenKota sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku; 2 Untuk memiliki izin usaha jasaboga harus memiliki sertifikat laik hygiene sanitasi jasaboga yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan KabupatenKota; 3 Universitas Sumatera Utara Sertifikat laik hygiene sanitasi jasaboga dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan KabupatenKota setelah memenuhi persyaratan. Sertifikat laik sehat jasaboga merupakan surat tanda bukti yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan KabupatenKota, kepada jasaboga yang telah memenuhi persyaratan kesehatan yang berkaitan dengan: 1 lokasi dan bangunan; 2 fasilitas sanitasi; 3 dapur dan gudang penyimpanan; 4 pengelolaan bahan makanan dan makanan jadi; 6 peralatan dan tenaga baik secara fisik maupun bakteriologis; dan 7 pengawasan serangga tikus dan hewan piaraan. Izin Usaha Jasaboga dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah sesuai peraturan perundangan yang berlaku dilengkapi dengan Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi dari Kepala Dinas Kesehatan KabupatenKota. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Dinas Kesehatan Kota Sibolga diketahui bahwa setiap jasaboga yang ada di Kota Sibolga harus memiliki izin usaha dari Pemerintah Daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk memiliki izin usaha tersebut, Jasaboga harus memiliki sertifikat hygiene sanitasi yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan. Sehingga pengusaha danatau penanggung jawab jasaboga wajib menyelenggarakan jasaboga yang memenuhi syarat hygiene sanitasi. Penanggung jawab jasaboga yang menerima laporan atau mengetahui adanya kejadian keracunan atau kematian yang diduga berasal dari makanan yang diproduksinya wajib melaporkan kepada Dinas Kesehatan guna dilakukan langkah-langkah penanggulangan. Kepala Dinas Kesehatan dapat mengambil tindakan administratif berupa teguran lisan, terguran Universitas Sumatera Utara tertulis, sampai dengan pencabutan sertifikat hygiene sanitasi jasaboga terhadap jasaboga yang melakukan pelanggaran atas keputusan ini. Sesuai dengan Kepmenkes No. 1096MenkesPerVI2011 bahwa Dinas Kesehatan diwajibkan untuk menginformasikan tentang keharusan pengusaha jasaboga untuk mendaftarkan usaha jasaboga yang dikelolanya dan pendaftaran tersebut dilakukan secara aktif oleh pengusaha. Dan apabila usaha jasaboga sudah terdaftar maka diberikan plakat atau sertifikat tanda bahwa sudah terdaftar kemudian dilakukan pembinaan. Pembinaan dilakukan dengan materi hygiene dan sanitasi lingkungan seperti keadaan fisik bangunan, fasilitas, ventilasi, pencahayaan dan lain sebagainya yang dapat menyebabkan makanan dan minuman tersebut tercemar. Hasil observasi terlihat bahwa halaman jasaboga yang ada di Kota Sibolga bersih, tidak banyak lalat, tersedia tempat sampah, dan tidak terdapat tumpukan barang-barang yang dapat menjadi sarang tikus. Bangunan jasaboga tidak menyatu dengan tempat tinggal sehingga menghindari tidak terjadi kontaminasi terhadap bahan makanan. Bangunan jasaboga kokoh, kuat, aman, terpelihara, bersih dan bebas dari barang-barang yang tidak berguna atau barang sisa, tetapi bangunannya tidak rapat dari serangga dan tikus. Hal ini disebabkan karena ventilasi tidak dilapisi dengan kawat kasa. Selain itu pintu yang digunakan tidak membuka kedua arah hanya satu arah. Pembagian ruangnya kurang baik, karena antara ruang memasak dengan ruang mencuci peralatan menjadi satu. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi pencahayaan jasaboga di Kota Sibolga, diperoleh bahwa semua jasaboga memiliki intensitas pencahayaan yang cukup dan tidak menimbulkan silau. Namun masih banyak jasaboga 77.3 yang tidak memiliki ruang tempat pengolahan makanan dan tempat cuci tangan dengan intensitas pencahayaan yang baik. Padahal berdasarkan Kepmenkes No. 1096MenkesPerVI2011, disetiap ruangan tempat pengolahan makanan dan tempat mencuci tangan dan semua pencahayaan tidak boleh menimbulkan silau. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan bahwa ruang pengolahan makanan di tempat tersebut tidak sesuai dengan Kepmenkes No. 1096MenkesPerVI2011. Hal ini dikarenakan antara tempat pengolahan makanan dengan tempat mencuci pakaian tidak terpisah.

5.2. Kelayakan Fasilitas Sanitasi