124 Kelas IX SMP
Doa
Ya Tuhan Yesus yang Mahabaik, pada hari ini kembali kami berkumpul dalam nama-Mu,
XQWXNEHUVDPDVDPDPHQGDODPL¿UPDQ0X dalam pelajaran Agama hari ini.
Bantulah kami Ya Tuhan,
DJDUNDPLVHPDNLQPHQJKD\DWL¿UPDQ0X dan kami semakin memahami akan panggilan-Mu.
Bukalah hati dan pikiran kami akan bentuk-bentuk panggilan-Mu, sehingga kami nantinya dapat ikut ambil bagian
dalam menanggapi panggilan-Mu dengan penuh sukacita. Amin.
1. Belajar dari Pengalaman Panggilan Menjadi Seorang Imam
Menjadi seorang imam adalah salah satu panggilan khusus. Pada panggilan seorang imam, Allah yang benar-benar memanggil
dan memilihnya. Kadang kita tidak menyangka bahwa seseorang benar-benar dipanggil oleh Allah untuk menjadi seorang imam.
Tetapi sebaliknya kadang kita juga merasa aneh, ketika seseorang yang menurut kita baik dan cocok untuk menjadi seorang imam
malah tidak dapat menjadi seorang imam. Inilah suatu misteri dari panggilan oleh Allah. Ia memanggil seseorang untuk menjadi
seorang imam karena memang Ia menghendaki, bukan semata karena keinginan manusia belaka.
a. Baca dan renungkan kisah panggilan hidup dari Yohanes Maria Vianney berikut ini.
Yohanes Maria Vianney
Di desa Dardilly tidak jauh dari kota Lion di negeri Perancis, tinggallah sebuah keluarga petani, Pierre Vianney dan istrinya
yang bernama Maria Charaway.
Pendidikan Agama Katolik Budi Pekerti 125
Pada tanggal 8 Mei 1786, lahirlah putera mereka yang diberi nama Jean Marie Baptiste, yang biasa dipanggil Vianney.
Pada waktu bersekolah Vianney tinggal di rumah bibinya, karena letaknya lebih dekat dengan sekolah. Vianney adalah seorang
siswa yang rajin dan giat belajar. Ia bersikap sederhana dan rela melaksanakan pekerjaan apa saja, baik di rumah maupun
di sekolah.
Niatnya sejak kecil ialah menjadi imam. Maka ketika usianya mencapai 19 tahun ia masuk seminari menengah.
Dengan rendah hati ia duduk bersama teman-temannya yang lebih muda dan lebih pintar dari dia. Usianya yang sudah 19 tahun
itu juga membuat dia sulit menghafal bahasa Latin, sehingga ia ingin pulang ke rumah orang tuanya. Tetapi pada saat itu
ia bertemu dengan seorang imam yang sangat menaruh minat kepadanya. Imam itu bertanya kepada Vianney: “Kau mau jadi
apa, nak?” Vianney diam saja. Ia malu menjawab pertanyaan itu. Maka imam itu berkata kepadanya: “Kalau kau mau pulang, itu
berarti cita-citamu hilang”. Mendengar pernyataan imam yang sangat simpatik itulah, maka Vianney membatalkan niatnya
untuk pulang ke rumahnya. Ia akhirnya dapat menyelesaikan studinya di Seminari Menengah dan beberapa tahun kemudian
juga menamatkan studinya di Seminari Tinggi. Ia ditahbiskan menjadi imam pada usia 29 tahun. Setelah itu ia ditugaskan
menjadi pastor di kota Ars.
Ars adalah sebuah kota yang sepi. Letaknya lebih kurang 30 km dari Ecully di Perancis Selatan. Pada mulanya umat di
Ars kecewa melihat pastor mereka, karena P. Yohanes Vianney badannya kurus dan kecil. Namun kekecewaan umat ini tidak
berlangsung lama, setelah melihat kerajinan dan keuletannya. Ia ternyata sangat dermawan, dan mendirikan banyak sekolah
dan rumah sakit. Dan lebih dari itu, ternyata ia sangat ramah dan pandai mengadakan pendekatan kepada orang-orang
yang telah lama tidak ke gereja dan merasa dirinya berdosa berat. Kelemah-lembutan hatinya dalam berbicara telah
membuat banyak orang terbuka hatinya kepada pertobatan dan kembali mengakukan dosa-disa mereka. Semua nasihat
dan bimbingannya di tempat pengakuan telah banyak membuat orang datang menerima Sakramen Tobat pada dia. Bahkan
banyak orang dari kota lain datang menerima Sakramen Tobat
126 Kelas IX SMP
b. Bentuklah kelompok untuk bersama-sama merumuskan 3 pertanyaan sehubungan dengan kisah panggilan Paus
Fransiskus d iatas. c. Kemudian setiap kelompok bertukar pertanyaan dan membahas
pertanyaan tersebut dengan diskusi atau bertanya pada guru Katolik atau dengan melakukan studi pustaka.
2. Mendalami Pandangan Kristiani tentang Panggilan Menjadi Imam