Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Kimia

cenderung mengajar dengan cara abstrak penekanan pada thinking dan watching. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha melakukan pendekatan belajar dengan membiasakan siswa menerima dan memproses informasi melalui pengalaman dan eksperimen kongkrit. Dalam menggunakan metode eksperimen, menurut Winarno Surakhmad 1986 ada beberapa kelemahan, seperti keterbatasan alat yang mengakibatkan tidak semua siswa dapat memperoleh kesempatan untuk melakukan eksperimen dan jika dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu yang cukup lama dapat menghambat pelajaran selanjutnya, juga kurangnya persiapan dan pengalaman siswa dapat menimbulkan kesulitan dalam pelaksanaan eksperimen tersebut. Namun menurut Aripin 1995, keuntungan dalam menggunakan metode eksperimen lebih banyak manfaatnya, antara lain dapat memberikan pengalaman praktis serta ketrampilan dalam menggunakan alat­alat praktikum, memberikan gambaran yang konkrit tentang suatu peristiwa sehingga siswa tidak mudah percaya pada sesuatu yang belum pasti kebenarannya sebelum mereka mengamati secara langsung, serta melatih siswa lebih aktif dan mengembangkan cara berpikir ilmiah. Eksperimen tidak harus dilakukan dengan menggunakan peralatan dan bahan kimia yang mahal, tetapi dapat dilaksanakan dengan menggunakan peralatan sederhana yang didesain sendiri oleh guru.

2.2. Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Kimia

7 Alat peraga adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menjelaskan konsep pembelajaran dari materi yang bersifat abstrak menjadi nyata sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa yang menjurus ke arah terjadinya proses belajar mengajar . Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran sangat dianjurkan, karena dengan memanfaatkan alat peraga yang sesuai dengan materi, pembelajaran kimia akan lebih efektif dengan langsung memperagakan dan melakukan percobaan. Selain itu dengan mengguna­ kan alat peraga, pembelajaran kimia yang dikenal siswa sebagai mata pelajaran yang rumit dan sukar dipelajari, akan menjadi lebih mudah dipahami, menyenangkan bagi siswa dan guru dapat lebih kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan peranan alat peraga dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Alat untuk memperjelas bahan pembelajaran pada saat guru menyampaikan pelajaran. 2. Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para peserta didik dalam proses belajarnya. 3. Sumber belajar bagi siswa baik secara individu ataupun kelompok. 4. Melalui alat peraga siswa terbantu dalam memahami konsep kimia yang sulit. 8 Dalam penelitian ini, alat peraga yang digunakan adalah molarimeter optik yang didesain sendiri oleh guru. Molarimeter optik adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur konsentrasi larutan. Dengan alat ini pula siswa dapat mengamati perubahan konsentrasi larutan setelah pengenceran. Prinsip kerja alat ini adalah interaksi antara cahaya dengan materi. Besar penyerapan cahaya absorbansi dari suatu kumpulan atommolekul dinyatakan oleh Hukum Beer­Lambert. 1. Hukum Lambert menyatakan bahwa proporsi berkas cahaya datang yang diserap oleh suatu bahanmedium tidak bergantung pada intensitas berkas cahaya yang datang. Hukum Lambert ini tentunya hanya berlaku jika di dalam bahanmedium tersebut tidak ada reaksi kimia ataupun proses fisis yang dapat dipicu atau diimbas oleh berkas cahaya datang tersebut. Dalam hal demikian, intensitas cahaya yang keluar setelah melewati bahanmedium tersebut dapat dituliskan dalam bentuk sederhana sbb.: I = T x I , dimana I adalah intensitas berkas cahaya keluar, I adalah intensitas berkas cahaya masukdatang, dan T adalah transmitansi. Jika transmisi dinyatakan dalam prosentase, maka T = II x 100 dalam satuan 2. Hukum Beer menyatakan bahwa absorbansi cahaya berbanding lurus dengan konsentrasi dan ketebalan bahanmedium, yakni A = ε c l 9 dimana ε adalah molar absorbsitivitas untuk panjang gelombang tertentu, atau disebut juga sebagai koefisien ekstinsif dalam l mol ­1 cm ­1 , c adalah konsentrasi molar mol l ­1 , l adalah panjangketebalan dari bahanmedium yang dilintasi oleh cahaya cm. Kombinasi dari kedua hukum tersebut Hukum Beer­Lambert dapat dituliskan sebagai berikut: T = II x 100 = exp− ε c l atau A = log I I = c l. ε Gambar di bawah menunjukkan plot T vs. c dan A vs. c. Bentuk persamaan terakhir menyatakan sebuah hubungan penting, yakni absorbansi A memiliki hubungan linier dengan konsentrasi c A µ c dan dapat ditentukan dengan mengukur ratio antara intensitas cahaya setelah melewati bahanmedium dan intensitas sebelum melewati bahanmedium. 10 Karena sifat hubungan linieralitas antara A dan c, penentuan konsentrasi bahansampel dapat dilakukan dengan lebih mudah jika bekerja dengan absorbansi A daripada bekerja dengan transimisi T. Konsentrasi dapat ditentukan lewat perkalian atau pembagian sederhana dari nilai koefisien molar ekstinsi yang telah diketahui.

2.3. Molaritas