PENELITIAN TINDAKAN KELAS SMA - Blog Sekolah Dasar PTK

(1)

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Geografi mengemban amanah untuk membangun dan mengembangkan pemahaman peserta didik tentang variasi dan organisasi spasial masyarakat, tempat dan lingkungan di muka bumi (Sri Hayati,2010). Dalam hal ini peserta didik didorong untuk memahami aspek dan proses fisik yang membentuk pola muka bumi, karakteristik dan persebaran spasial ekologis di permukaan bumi. Selain itu peserta didik dimotivasi secara aktif dan kreatif untuk menelaah bahwa kebudayaan dan pengalaman mempengaruhi persepsi manusia tentang tempat dan wilayah.

Dalam kurikulum SMA, matapelajaran Geografi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : (a) memahami pola spasial, lingkungan dan kewilayahan serta proses yang berkaitan, (b) menguasai ketrampilan dasar dalam memperoleh data dan informasi, mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan geografi, (c) menampilkan perilaku peduli terhadap lingkungan hidup dan memanfaatkan sumber daya alam secara arif serta memiliki toleransi terhadap keragaman budaya masyarakat (Lampiran Permendiknas No.22 Tahun 2006).

Salah satu aspek yang harus dikuasai oleh peserta didik adalah memahami pemanfaatan citra Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis. Dari aspek tersebut diharapkan akan terasah spatial intelegence

peserta didik. Pembelajaran Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi bagi guru Geografi saat ini masih menjadi masalah utama untuk menyampaikannya kepada siswa. Seperti diketahui, banyak guru Geografi saat ini sebagian besar baru mengenal ilmu ini sehingga masih dianggap baru. Untuk menyampaikannya kepada siswa masih banyak mencoba dengan metode-metode baru yang dapat mempermudah siswa untuk menerimanya dalam


(2)

untuk mengajarkan PJ dan SIG adalah masih rendahnya kemampuan teknologi mereka. Guru perlu mengetahui dasar-dasar penggunaan komputer, internet dan multimedia lain. Pembelajaran PJ dan SIG bila menggunakan metode ceramah hanya akan menghasilkan konsep-konsep abstrak yang tidak dipahami oleh siswa. Siswa menjadi bingung, dan akhirnya ramai sendiri pada saat pembelajaran.

Pelaksanaan proses pembelajaran pokok bahasan PJ dan SIG di SMA Negeri Gondangrejo banyak ditemui kendala, baik yang bersumber dari guru, siswa, maupun sekolah. Salah satu kendala yang dihadapi guru adalah keterbatasan kemampuan guru di bidang teknologi. Kendala yang berasal dari siswa adalah ketrampilan komputer siswa yang masih rendah, dan keengganan mereka mengikuti pelajaran Geografi karena selama ini dianggap sebagai matapelajaran yang tidak menarik selain itu pemahaman siswa terhadap ruang juga masih rendah.

Kendala yang bersumber dari sekolah adalah kurang lengkapnya fasilitas pendukung dalam proses pembelajaran siswa, akibatnya proses pembelajaran geografi di sekolah tidak berjalan dengan optimal. Konsep-konsep geografi yang abstrak lebih mempersulit proses pemahaman siswa. Fenomena yang muncul di lapangan selanjutnya adalah rendahnya prestasi siswa dalam mata pelajaran geografi.

Siswa kelas XII IPS1 di SMA Negeri tahun pelajaran 2010/2011 sebanyak 40 siswa. Kelas ini merupakan kelas yang paling ramai, siswa malas belajar, dan prestasi belajarnya juga paling rendah. Berdasarkan hasil ulangan harian I ada 15 anak yang nilianya di bawah batas ketuntasan.

Berbagai kendala yang muncul tentu harus disikapi secara arif, agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal, meskipun dengan berbagai keterbatasan. Salah satu langkah yang ditempuh untuk mengatasi permasalahan ini adalah memanfaatkan teknologi multimedia yang diaplikasikan dengan berbagai metode pembelajaran yang disebut “METODE MIMIKO ATRAKTIF”, akronim dari MultI MedIa Komputer Aktif


(3)

siswa lebih mudah memahami konsep-konsep Penginderaan Jauh dan SIG sekaligus dapat meningkatkan spatial intelegence (kecerdasan keruangan). Dengan metode MIMIKO, siswa diberi kesempatan belajar geografi dengan memanfaatkan teknologi, bekerja sama dengan rekan-rekannya, dan bermain kuis pembelajaran sehingga kendala-kendala dalam proses pembelajaran geografi di SMA diharapkan dapat diminimalisasi atau bahkan dihilangkan.

Melvin L. Silberman (2004: 20-21) menyatakan bahwa proses belajar berlangsung secara bergelombang. Belajar memerlukan kedekatan dengan materi yang hendak dipelajarinya serta keterlibatan aktif. Ketika kegiatan belajar sifatnya pasif, siswa mengikuti pelajaran tanpa rasa keingintahuan, tanpa mengajukan pertanyaan, dan tanpa minat terhadap hasilnya. Ketika kegiatan belajar bersifat aktif, siswa akan mengupayakan sesuatu, seperti menginginkan jawaban atas sebuah pertanyaan, membutuhkan informasi untuk memecahkan masalah, atau mencari cara untuk mengerjakan tugas. Berkaitan dengan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti penggunaaan MIMIKO ATRAKTIF Sebagai Upaya Meningkatkan Spatial Intelligence dalam Penginderaan Jauh (PJ) dan Sistem Informasi Geografis (SIG).

B. Rumusan Masalah

Untuk memberi arahan dalam pengkajian masalah yang timbul di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Sejauhmanakah penggunaan MIMIKO ATRAKTIF dapat meningkatkan

spasial intelligence siswa dalam Penginderaan Jauh (PJ) dan Sistem Informasi Geografis (SIG)?

2. Bagaimanakah persepsi dan kesan siswa terhadap penggunaan MIMIKO ATRAKTIF dalam proses pembelajaran PJ dan SIG?


(4)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1. Mengetahui sejauhmana peningkatan spatial intelligence siswa dalam PJ dan SIG

2. Mengetahui persepsi dan kesan siswa terhadap Metode MIMIKO ATRAKTIF dalam proses pembelajaran PJ dan SIG.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa

a. Meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Geografi di SMA.

b. Menumbuhkan sikap spatial intelligence c. Menumbuhkan sikap ilmiah.

d. Menumbuhkan sikap mencintai alam

e. Meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Geografi,.

2. Bagi Guru

a. Mendapatkan umpan balik untuk mengetahui kesulitan siswa.

b. Meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran.

c. Melatih mengemukakan pikiran secara ilmiah. 3. Bagi Sekolah:

a. Meningkatnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pengetahuan Sosial.

b. Tumbuhnya motivasi guru dalam

mengembangkan proses pembelajaran yang bermutu.

c. Tumbuhnya iklim pembelajaran siswa aktif di sekolah.


(5)

BAB II

KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS Kerangka Teoritis

1. Pemanfaatan MIMIKO ATRAKTIF dalam Pembelajaran

Kemajuan di bidang teknologi pendidikan maupun teknologi pembelajaran meuntut digunakannya berbagai media pembelajaran dan peralatan-peralatan yang semakin canggih. Dalam dunia pendidikan saat ini berkembang kegiatan pembelajaran yang bergerak menuju dikuranginya sistem pembelajaran konvensional yang mengedepankan ceramah diganti dengan sistem pembelajaran yang mengedepankan pemanfaatan teknologi multi media.

Keberhasilan pembelajaran banyak dipengaruhi oleh guru. Kenyataan yang ada mengesankan kualitas guru masih rendah. Realitas di lapangan juga menunjukkan adanya keterbatasan multi media pembelajaran baik jenis maupun jumlahnya serta kemampuan guru memanfaatkan media masih kurang. Memperhatikan fenomena tersebut, betapa kemampuan guru masih sangat perlu untuk meningkatkan kualitasnya terutama dalam pemanfaatan multi media. Permasalahan yang segera dipecahkan adalah bagaimana upaya meningkatkan kualitas pembelajaran geografi melalui pemanfaatan teknologi multi media.

Yusufhadi Miarso (1985) memberikan batasan media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Batasan ini memiliki arti yang sangat luas dan dalam, mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran.


(6)

Teknologi multimedia bukan sekedar penggunaan media secara majemuk untuk pencapaian kompetensi tertentu, namun mencakup pengertian perlunya integrasi berbagai jenis media yang digunakan dalam suatu penyajian yang tersusun secara baik. Model pembelajaran berbasis teknologi multi media dimaksudkan agar perhatian dan partisipasi siswa dapat ditingkatkan. Hal ini seperti yang dikemukakan Criswell (1989:1), ….. to any use computer to present instructional material, provide participation of the student action. Very simply, the goal of Computer-Based Instruction (CBI) is teach.

Teknologi multimedia memiliki sejumlah manfaat di antaranya: (1) mengatasi kelemahan pada pembelajaran kelompok maupun, (2) membantu menjadikan gambar atau contoh yang sulit didapatkan di lingkungan sekolah menjadi lebih konkrit, (3) memungkinkan pengulangan sampai berkali-kali tanpa rasa malu bagi yang berbuat salah, (4) mendukung pembelajaran individual, (5) lebih mengenal dan terbiasa denga computer, (6) merupakan media pembelajaran yang efektif, (7) menciptakan pembelajaran yang

enjoymen atau joyful learning (Mukminan, 2008). Untuk penggunaan teknologi multimedia dalam pembelajaran akan sangat membantu dalam rangka pembelajaran yang menyenangkan.

Dalam penelitian ini, peneliti memanfaatkan MIMIKO ATRAKTIF sebagai upaya meningkatkan kecerdasan spasial. MIMIKO merupakan akronim dari Multimedia Komputer Aktif Trampil dan Kreatif. Melalui pemanfaatan multimedia ini diharapkan siswa akan senang belajar geografi dan pembelajaran geografi akan menjadi lebih menarik.

2. Spatial Intelligence dalam Pembelajaran Geografi

Geografi termasuk ilmu tentang bumi dengan objek permukaan bumi sebagai lingkungan hidup manusia dan lingkungan tempat manusia dapat mengubah dan membangunnya. Geografi juga memperhatikan persebaran manusia dalam ruang dan hubungan manusia dengan lingkungannya. Dalam Geografi terdapat unsur-unsur utama, antara lain jarak, interaksi, gerakan dan


(7)

persebara. Dengan demikian geografi adalah studi yang bersifat padu tentang hubungan keruangan gejala.

Menurut Mukminan (2010) spasial terkait erat dengan kata space yang berarti ruang. Spasial berarti keruangan. Ruang merupakan lingkungan di sekitar kita atau keadaan geografis sekitar kita. Kecerdasan spasial (spatial intelligence) merupakan kekuatan daya pikir seseorang terhadap konsep keruangan, yakni berpikir holistik-komprehensif. Kecerdasan spasial dapat diasah melalui pembelajaran peta, pengalaman, travelling, sekaligus mempertajam daya ingat, dan faktor pembawaan sejak kecil. Belajar peta merupakan salah satu alasan untuk memiliki kecerdasan spasial. Perkembangan citra satelit juga banyak membantu seseorang dalam melatih kecerdasan spasial. Dalam citra satelit tersebut nampak dari atas rumah, gedung, jalan dan semua hal yang ada di atas permukaan bumi.

Lebih lanjut menurut Mukminan (2010), kecerdasan spasial dapat ditumbuhkembangkan secara kognitif, afektif maupun psikomotorik. Secara kognitif, misalnya dengan mengenalkan siswa dengan material spasial seperti sketsa, denah, peta, maket dan sebagainya. Secara afektif, spresiasi anak terhadap dunia spasial bisa terbangun dengan membiasakan diri membaca peta, baik saat di rumah atau dalam perjalanan. Secara psikomotorik, life skill spasial akan tumbuh ketika seseorang jadi terbiasa dalam mendokumentasikan aspek-aspek spasial meski hanya untuk catatan pribadi.

3. Peningkatan Spatial Intelligence dengan Pemanfaatan MIMIKO ATRAKTIF dalam PJ dan SIG

Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis merupakan sub pokok bahasan yang dianggap ilmu baru bagi Geografi. Kedua ilmu ini memerlukan teknologi untuk membantu menyampaikannya kepada siswa agar mudah dipahami. Penginderaan Jauh (remote sensing) adalah ilmu untuk memperoleh informasi terhadap objek, daerah atau fenomena melalui analisis dan interpretasi tanpa menyentuh langsung objek, sedangkan Sistem


(8)

Informasi Geografis (SIG) menurut Aronaff dalam Prahasta (2005) adalah sistem informasi yang berdasarkan kerja komputer yang mampu menerima masukan, mengelola (memberi, mengambil, meanipulasi, dan menganalisis data), kemudian memberikan uraian. Kedua ilmu tersebut pada intinya memerlukan media komputer maupun teknologi lainnya. Untuk membantu penyampaian materi kedua ilmu tersebut agar mudah dipahami oleh siswamaka dalam penelitian ini peneliti memanfaatkan multimedia komputer yang diaplikasi dengan beberapa metode pembelajaran yang disebut MIMIKO ATRAKTIF.

Pemanfaatan MIMIKO ATRAKTIF yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu pembelajaran yang berbasis multimedia komputer. Dengan pemanfaatan multimedia komputer diharapkan dapat terjadi proses pembelajaran yang aktif trampil, kreatif, dan sekaligus siswa merasa senang untuk belajar geografi khusunya dalam pembelajaran Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis. Media yang digunakan dalam pembelajaran ini merupakan integrasi dari media power point, google earth, foto udara, dan metode diskusi yang semuanya berbasis komputer. Peralatan yang digunakan dalam pembelajaran selain komputer adalah internet, dan seperangkat LCD. Pemanfaatan MIMIKO ATRAKTIF ini dimaksudkan untuk mengatasi konsep-konsep PJ dan SIG geografi yang dianggap masih abstrak bagi siswa apabila diajarkan dengan menggunakan ceramah.

Ada beberapa tahap yang harus dilalui dalam penerapan metode ini. Untuk membahas materi ini diperlukan beberapa kali tatap muka.

a. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini yang perlu dilakukan adalah :

1. Siswa menerima informasi

dari gutu tentang materi yang akan dibahas

2. Guru menginformasikan

kepada siswa untuk membentuk kelompok. Tiap kelompok memiliki anggota 2 anak.


(9)

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah :

1. Siswa menerima

penjelasan dari guru tentang materi PJ dan SIG selama 30 menit.

2. Siswa bersama

kelompoknya melakukan tes permainan melalui media komputer. Bila dalam pertemuan hari itu belum selesai dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.

3. Siswa bersama-sama guru

membahas soal-soal dalam tes permainan. c. Tahap Proses Pembelajaran Siklus II

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :

1. Siswa menerima

penjelasan guru tentang pemanfaatan google earth untuk mencari lokasi.

2. Siswa mempraktekkan

google earth melalui media internet bersama kelompoknya.

3. Siswa menginterpretasikan

foto udara.

4. Siswa mempresentasikan

hasil interpretasi foto udara. Kelompok lain dapat bertanya atau menyanggah hasil interpretasi kelopok yang maju.

5. Bila presentasi belum

selesai dilanjutkan pada pertemuan kedua.

6. Siswa dan guru

menyimpulkan hasil pembelajaran.

Kerangka Berpikir

Seorang guru yang kreatif selalu berusaha mencari ide-ide kreatif untuk membantu siswa dalam proses belajar. Salah satunya dengan memadukan berbagai metode pembelajaran. Metode MIMIKO dilakukan dalam tiga siklus. Setiap siklus dirancang untuk menarik minat siswa untuk


(10)

belajar dan memahami geografi. Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan dapat mendorong aktivitas siswa dalam pembelajaran sehingga kualitas pembelajaran yang dilihat dari segi proses maupun hasil dapat meningkat. Secara ringkas dapat dibuat kerangka berpikir sebagai berikut.

Gambar 1 : Kerangka Berpikir

Hipotesis Tindakan

Hipotesis yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah: Siklus I :

- Penggunaan Media Power Point

- Tes

permainan

Siklus II:

- Google Earth - Interpretasi

Foto Udara untuk PJ dan SIG - Presentasi

hasil interpretasi

- Siswa

aktif dalam proses pembelajaran - Spatial

Intellegence meningkat

Prestasi Belajar Meningkat


(11)

1. Pemanfaatan MIMIKO ATRAKTIF dapat meningkatkan spasial intelligence siswa kelas XII IPS 1 dalam Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis

2. Pemanfaatan MIMIKO ATRAKTIF dapat meningkatkan minat siswa kelas XII IPS 1dalam mempelajari Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis

BAB III

METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMA Negeri Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar pada kelas XII IPS 1 semester 1. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober-Desember 2010 tahun pelajaran 2010/2011. Pemilihan kelas XII IPS1 sebagai objek penelitian, karena kelas ini memiliki nilai rata-rata yang lebih rendah dibanding kelas lain.

B. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah kelas XII IPS1 dengan jumlah siswa sebanyak 40 anak. Jumlah siswa laki-laki sebanyak 15 anak, dan jumlah siswa perempuan sebanyak 25 anak. Kemampuan siswa rata-rata sangat rendah.

C. Prosedur Penelitian

Untuk melakukan penelitian ini, prosedur yang dilakukan meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis dan refleksi. 1. Perencanaan Tindakan/Penyusunan Program Pembelajaran


(12)

a. Menyusun RPP b. Menyusun media c. Menyusun materi d. Menyusun instrumen

2. Pelaksanaan Tindakan/Penyajian Program Pembelajaran dengan MIMIKO ATRAKTIF

Untuk melaksanakan metode MIMIKO ATRAKTIF membutuhkan waktu 2 minggu dengan 2 kali pertemuan tiap minggunya, dengan alokasi waktu setiap pertemuan 2x 45 menit. Pertemuan minggu pertama dilakukan tindakan dengan media power point dan ceramah. Selanjutnya pada pertemuan minggu kedua dilakukan tindakan dengan media internet dengan google earth diaplikasikan dengan metode diskusi. Pada pertemuan minggu ketiga, tindakan yang diberikan adalah pemanfaatan foto udara yang diaplikasikan dengan diskusi.

3. Pengumpulan Data/ Observasi Tindakan

Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan (observasi), tes dan angket. Pedoman observasi dan tes digunakan untuk mengetahui peningkatan space intelligence sedangkan untuk mengetahui minat siswa terhadap pembelajaran PJ dan SIG digunakan angket. Tes dilakukan sebanyak 2 kali yaitu tes permainan pada siklus I, tes lisan dilakukan saat presentasi interpretasi pada siklus II.

4. Analisis dan Refleksi

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif persentase. Teknik ini digunakan untuk mengetahui persepsi dan kesan siswa terhadap Metode MIMIKO ATRAKTIF dalam proses pembelajaran PJ dan SIG di SMAN Gondangrejo. Pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah dan hambatan yang dijumpai, kemudian dilanjutkan dengan refleksi dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Salah satu aspek penting dari kegiatan refleksi adalah evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan.


(13)

D. Indikator Keberhasilan

Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya pembelajaran dengan pemanfaatan MIMIKO ATRAKTIF maka ada beberapa indikator yang dapat digunakan.

1. Secara klasikal pemanfaatan MIMIKO ATRAKTIF dikatakan berhasil apabila terjadi peningkatan nilai spatial intelligence kelas lebih dari 65. 2. Kecerdasan spasial dikatakan meningkat apabila lebih dari 70% siswa

mampu memahami ruangnya terutama tempat tinggal atau lingkungan sekolahnya.

3. Kecerdasan spasial dikatakan meningkat bila terjadi perubahan sikap siswa dalam memahami ruang yang ada di sekitarnya.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA A. Kondisi Awal

Kelas XII IPS1 merupakan kelas yang paling rendah prestasi belajarnya pada mata pelajaran geografi. Dari 40 siswa di kelas ini, pada ulangan harian pertama dengan hamper 37,5% siswa tidak tuntas. Namun, sayangnya kondisi siswa yang lemah dalam belajar, tidak aktif saat pembelajaran berlangsung sangat menghambat prestasi mereka. Sebelum dilakukan pembelajaran dengan metode MIMIKO ATRAKTIF, kondisi belajar siswa di kelas memang sangat tidak tenang. Siswa tidak mendengarkan penjelasan guru, cenderung ngomong bersama temannya, beberapa kali guru harus menenangkan siswa, namun apabila diberi pertanyaan tidak menjawab, apabila disuruh bertanya tak ada sepatah katapun terucap. Hal yang demikian tentunya membuat guru harus berpikir, bagaimana cara mengaktifkan belajar siswa, menggairahkan belajar siswa, dan sekaligus meningkatkan prestasi belajarnya.

B. Hasil Penelitian


(14)

Penelitian tindakan kelas dengan judul “Pemanfaatan MIMIKO ATRAKTIF Sebagai Upaya Meningkatkan Spatial Intteligence dalam Penginderaan Jauh (PJ) dan Sistem Informasi Geografis (SIG) di Kelas XII IPS1 SMA Negeri Gondangrejo Tahun Pelajaran 2010/2011.” ini terdiri dari dua siklus. Setiap siklus kegiatannya meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi) dan refleksi.

a. Perencanaan

Pada tahap ini guru memberikan informasi tentang kegiatan belajar yang akan dilakukan. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang PJ dan SIG melalui media power point selama 30 menit.

b. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, setelah menerima penjelasan tentang materi PJ dan SIG siswa melakukan tes permainan dengan media komputer. Siswa yang menjawab benar diberi bonus skor, namun bila tidak diberi hukuman. Dalam kegiatan ini siswa ktif berpikir untuk menjawab, dan muncul kegembiaraan dalam belajar. Nampaknya siswa timbul minat untuk belajar.

c. Pengamatan

Pada kegiatan ini guru memantau tes permainan yang dilakukan oleh siswa. Dari hasil pengamatan sementara oleh guru, siswa belum banyak yang terlibat, karena yang terlibat berpikir aktif adalah siswa yang maju bermain, sementara yang belum bermain banyak yang bercanda. Kegiatan ini dilakukan dalam dua pertemuan. Pada pertemuan kedua siswa sudah lancar melakukan tes permainan. d. Refleksi

Berdasarkan hasil tes permainan pada siklus I kelas XII IPS1 SMAN Gondangrejo semester 1 tahun pelajaran 2010/2011 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Space Intelligence Kelas XII IPS1 Siklus I Tahun Pelajaran 2010/2011


(15)

No Interval Kategori Jumlah Siswa %

1. 85-100 Amat baik 10 25

2. 70-84 Baik 24 60

3. 50-69 Cukup 5 12,5

4. 0-49 Kurang 1 2,5

Jumlah 40 100

Sumber : data primer, 2010

Kecerdasan keruangan dalam penelitian ini diindikatorkan dari hasil tes permainan yang dilakukan pada Siklus I. Siswa diberi seperangkat pertanyaan dalm media komputer yang hasilnya langsung bisa diperoleh. Tabel 1 menunjukkan hasil tes kecerdasan keruangan rsiswa, yang masuk kategori amat baik sebanyak 10 siswa (25%), kategori baik sebanyak 24 siswa (60%), kategori cukup sebanyak 5 siswa (12,5%) dan kategori kurang sebanyak 1 siswa (2,5%). Prestasi belajar tersebut bila dibandingkan dengan prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode ceramah ada suatu peningkatan yang cukup signifikan.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Pada tahap ini guru memberikan informasi tentang materi kegiatan belajar yang akan dilakukan. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara pengoperasian google earth melalui media internet. Kemudian siswa dibentuk kelompok dengan anggota 2 orang. Setiap kelompok mempersipakan diri pada komputer kelompoknya masing-masing. Dalam tahap ini kondisi siswa aktif, karena mereka sudah dapat bekerjasama dengan anggota kelompok. b.Pelaksanaan

Siswa diberi tugas mencari lokasi dengan menggunakan google earth, selanjutnya lokasi yang ditemukan dicopy. Dengan mencari lokasi melalui media ini siswa diharapkan dapat menemukan lokasi-lokasi baru yang diinginkan dengan mudah dan dapat memahaminya. Kegiatan berikutnya adalah menginterpretasikan foto udara. Tiap


(16)

kelompok menginterpretasikan foto udara yang berbeda. Selanjutnya siswa mempresentasikan hasil interpretasi foto udaranya. Kegiatan ini dilakukan dalam dua kali pertemuan.

c. Pengamatan

Pada kegiatan ini guru masih memantau cara kerja kelompok, keaktifan anggota kelompok, keterlibatan setiap anggota dalam kelompoknya, maupun mengamati keaktifan siswa dalam berdiskusi selama proses pembelajaran berlangsung. Dari hasil pengamatan sementara oleh guru, hampir seluruh siswa sudah banyak yang terlibat, masing-masing anggota telah bekerja sama secara baik, mereka sudah tidak merasa canggung lagi. Keaktifan anggota dalam proses belajar meningkat.

d. Refleksi

Space intteligence pada siklus II ini diindikatorkan dari hasil presentasi interpretasi foto udara yang dilakukan oleh tiap kelompok. Berdasarkan hasil presentasi interpretasi foto udara pada siklus II di kelas XII IPS1 SMAN Gondangrejo semester 1 tahun pelajaran 2010/2011 diketahui space intteligence dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Space Intteligence Siswa Kelas XII IPS1 Siklus II Tahun Pelajaran 2010/2011

No Interval Kategori Jumlah Siswa %

1. 85-100 Amat baik 25 62,5

2. 70-84 Baik 15 37,5

3. 50-69 Cukup 0 0

4. 0-49 Kurang 0 0

Jumlah 40 100

Sumber : data primer, 2010

Tabel 2 menunjukkan nilai kecerdasan spasial siswa yang masuk kategori amat baik sebanyak 25 siswa (62,5%), kategori baik sebanyak 15 siswa (37,5%). Keaktifan siswa tampak dalam kegiatan interpretasi foto udara, mereka tidak hanya aktif mengoperasikan komputer, tetapi juga aktif dalam berpikir maupun dalam kegiatan


(17)

presentasi. Sementara kelompok lain juga aktif dalam mengikuti jalannya diskusi untuk memberikan pertanyaan maupun sanggahan dari hasil presentasi kelompok yang maju.

3. Kesan Siswa Terhadap Pembelajaran Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis yang Memanfaatkan MIMIKO ATRAKTIF

Kesan siswa terhadap pembelajaran yang memanfaatkan MIMIKO ATRAKTIF ditunjukkan pada kesan siswa terhadap model pembelajaran baru, keleluasaan dalam belajar, kesenangan belajar, penambahan pengetahuan dan ketrampilan, dan tumbuhnya kerjasama dalam kelompok. Dari penyebaran angket diperoleh rangkuman hasil sebagai berikut.

Tabel 3. Kesan Siswa pada Pembelajaran MIMIKO ATRAKTIF

No Kesan Siswa Kategori (%)

Amat Baik Baik Cukup Kurang

1. Pengalaman Baru 42,5 35 17,5 0

2. Keleluasaan Belajar 12,5 80 7,5 0

3. Kesenangan Belajar 45 47,5 7.5 0

4. Pengetahuan dan

Ketrampilan

17.5 65 17,5 0

5. Kerjasama 32,5 52,5 15 0

Sumber : Data primer, 2010

Dari kesan diatas dapat disimpulkan bahwa umumnya siswa merasa mendapat pengalaman baru dalam pembelajaran, memperoleh keleluasaan dalam belajar, merasa senang dalam belajar, pengetahuan dan ketrampilannya bertambah, dan terjalinnya kerjasama kelompok. Hal ini ditunjukkan oleh skor pada kategori amat baik dan baik yang cukup dominan.

C. PEMBAHASAN

1. Peningkatan Kecerdasan Spasial (Spatial Intelligence) dalam Penginderaan Jauh (PJ) dan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan Pemanfaatan MIMIKO ATRAKTIF


(18)

Kecerdasan spasial atau kecerdasan ruang merupakan kemampuan memahami ruang atau tempat tinggalnya. Untuk spatial intelligence siswa pada siklus I dilakukan dengan tes permainan setelah siswa menerima penjelasan guru dengan menggunakan media power point. Sedangkan untuk mengetahui spatial intelligence pada siklus II dilakukan dengan tes lisan yang dilakukan pada saat presentasi hasil interpretasi foto udara. Dari analisis data tabel 1, dan tabel 2 diketahui bahwa terjadi peningkatan spatial intelligence. Hal ini dapt ditunjukkan pada grafik berikut.

Gambar 2: Diagram Spatial Intelligence, 2010

Pada gambar 2 terlihat nilai kecerdasan spasial siswa meningkat, misalnya pada siklus I siswa dengan nilai kategori amat baik sebanyak 10 orang meningkat menjadi 25 orang, kategori baik dari 24 turun menjadi 15 siswa, kategori cukup dari menjadi 0 dan kategori kurang dari 1 menjadi nol Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa tentang ruang yang menjadi tempat tinggalnya semakin meningkat hal ini diindikasikan dari peningkatan kategori amat baik dan penurunan kategori kurang, cukup dan baik. Banyak siswa yang menganggap bahwa pemanfaatan MIMIKO ATRAKTIF dapat membantu memahami tempat-tempat yang tidak


(19)

mereka ketahui sebelumnya, dan mereka merasa senang untuk belajar PJ dan SIG dengan menggunakan media komputer.

Suasana belajar yang menyenangkan akan meningkatkan interaksi siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa. Di saat proses belajar mengajar berlangsung pada tiap tahap siswa mempunyai kesempatan berinteraksi dengan gagasan baru ini dalam situasi yang berbeda (Hadisubroto, 1998, dalam Rosmaini, S, 2005). Pada tiap tahap pemanfaatan MIMIKO ATRAKTIF ini siswa terlibat dalam berbagai aktivitas sehingga siswa termotivasi dan tertarik dengan penerapan metode ini.

2. Kesan Siswa terhadap Pembelajaran yang Memanfaatkan MIMIKO ATRAKTIF

Kesan siswa terhadap pembelajaran Geografi dengan Metode MIMIKO ATRAKTIF dalam pembelajaran ini dilihat dari persepsi pengalaman pembelajaran baru, keleluasaan dalam belajar, kesenangan terhadap model pembelajaran, penambahan pengetahuan dan ketrampilan dan munculnya kerjasama dan toleransi dalam kelompok. Kesan terhadap pengalaman pembelajaran baru diindikatorkan dari soal no 1,2, dan 19. Hasil kesan siswa terhadap model pembelajaran baru dibagi dalam 4 kategori yaitu amat baik, baik, cukup dan kurang. Hasil kesan siswa terhadap model pembelajaran baru dapat dilihat pada diagram berikut.


(20)

Gambar 3: Kesan Siswa Terhadap Model Pembelajaran Baru

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat siswa yang menganggap MIMIKO ATRAKTIF sebagai model pembelajaran baru bagi mereka yang memberi kesan amat baik sebanyak 17 siswa (42,5%), baik sebanyak 14 siswa (35%), dan yang menganggap cukup sebanyak 7 siswa( 17,5%). Hal ini berarti sebagian besar siswa menganggap bahwa MIMIKO ATRAKTIF sebagai model pembelajaran baru merupakan model pembelajaran yang baik diterapkan untuk mereka terutama dalam pembelajaran Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi geografis.

Selanjutnya kesan siswa terhadap model MIMIKO ATRAKTIF dalam memberikan keleluasaan dalam belajar, diindikatorkan dari soal no 3, 4, 5, 6, dan 13. Kesan siswa terhadap model MIMIKO ATRAKTIF yang memberikan keleluasaan dalam belajar juga dibagi dalam 4 kategori yaitu amat baik, baik, cukup dan kurang. Dari hasil angket terangkum kesan siswa seperti pada diagram berikut.

Gambar 4: Kesan terhadap Keleluasaan Belajar

Pada gambar di atas terlihat sebagian besar siswa (80%) memberi kesan baik terhadap proses pembelajaran yang memanfaatkan MIMIKO


(21)

ATRAKTIF. Dengan model pembelajaran yang memanfaatkan multimedia komputer ini mereka beranggapan dapat memberikan keleluasaan belajar. Selanjutnya kesan terhadap kesenangan siswa dalam proses pembelajaran yang memanfaatkan MIMIKO ATRAKTIF dapat dilihat pada gambar 4 berikut ini.

Gambar 5 : Kesan terhadap Kesenangan Belajar

Dari gambar 5 di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa senang dengan pembelajaran Penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis yang memanfaatkan MIMIKO ATRAKTIF. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang memberi kesan baik sebanyak 19 siswa (47,5%), kesan amat baik sebanyak 18 siswa (45%) dan hanya sedikit siswa yang memberi kesan cukup 3 siswa (7,5%). Kesan siswa terhadap dalam penambahan pengetahuan dan ketrampilan, diperlihatkan dalam gambar 5 berikut.


(22)

Gambar 6 : Kesan terhadap Penambahan Pengetahuan dan ketrampilan Gambar 6 menunjukkan kesan siswa terhadap pemanfaatan MIMIKO ATRAKTIF dalam hal penambahan pengetahuan dan ketrampilan. Sebagian besar siswa (65%) menganggap baik. Kesan amat baik ditunjukkan oleh 7 siswa, cukup 7 siswa, dan siswa yang menganggap kurang tidak ada. Dari gambaran di atas maka dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis yang memanfaatkan MIMIKO dianggap baik oleh siswa.

Selanjutnya kesan siswa terhadap pemanfaatan MIMIKO ATRAKTIF yang menumbuhkan sikap kerjasama dan toleransi dikategorikan dalaam 4 kategori yaitu kesan amat baik, baik, cukup dan kurang. Dari hasil angket diketahui kesan siswa seperti terlihat pada gambar berikut.

Gambar 7: Kesan Siswa terhadap Pemanfaatan MIMIKO yang Menumbuhkan Kerjasama


(23)

Kesan siswa terhadap pemanfaatan MIMIKO ATRAKTIF dalam hal proses pembelajaran yang menumbuhkan kerjasama dan toleransi ditunjukkan oleh 13 siswa memberi kesan amat baik, 21 siswa berkesan baik dan 6 siswa berkesan cukup. Dari gambaran tersebut dapat disimpulkan bahwa umumnya siswa menganggap bahwa pemanfaatan MIMIKO ATRAKTIF dapat menumbuhkan kerjasama dan toleransi.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Kesimpulan yang diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut .

1. Pemanfaatan MIMIKO ATRAKTIF dalam pembelajaran Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis dapat meningkatkan spatial intelligence siswa. Hal ini ini dibuktikan dari hasil tes permainan maupun tes lesan yang dilakukan saat interpretasi foto udara dari siklus I yang mengalami peningkatan pada siklus II.

2. Kesan siswa terhadap pembelajaran yang memanfaatkan MIMIKO ATRAKTIF dalam Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis sebagian besar baik. Hal in diindikasikan dari model pembelajaran baru (42,%) menganggap amat baik, keleluasan dalam belajar 80% menganggap baik, kesenangan dalam belajar 45% menyatakan amat senang, 47,5% senang, penambahan pengetahuan dan ketrampilan 65 % siswa menyatakan baik, 52% siswa menyatakan bahwa pemanfaatan MIMIKO ATRAKTIF dapat menumbuhkan kerjasama kelompok yang baik.

B. Saran

Berkaitan dengan hasil penelitian pendidikan yang telah dilakukan, penulis menyampaikan saran sebagai berikut:


(24)

1. Untuk memanfaatkan MIMIKO ATRAKTIF dalam pembelajaran PJ dan SIG, guru perlu bekal tekonologi komputer yang cukup.

2. Siswa perlu memperdalam ilmu komputer meski secara sederhana untuk mempelajari PJ dan SIG secara mendalam.

3. Sekolah perlu menambah fasilitas belajar yang berbasis teknologi.

DAFTAR PUSTAKA

Criswell, Eleanor L. 1989. The Design of Computer-Based. New York: Macmillan Publishing Company.

Eddy Prahasto.2005. Sistem Informasi Geografis Konsep-Konsep Dasar. Bandung: Informatika.

Hadi Sabari Yunus.2008. Geografi dan Pembelajarannya: menuju Pembelajaran Berstandar Internasional. Makalah. Disajikan pada Seminar Peningkatan Kualitas Pembelajaran Geografi. UMS.

Melvin L. Silberman. 2004. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif.

Bandung: Penerbit Nusamedia-Penerbit Nuansa.

Mukminan.2008. Pemanfaatan Teknologi Multimedia untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran Geografi. Makalah. Disajikan pada Seminar Peningkatan Kualitas Pembelajaran Geografi. UMS.

Mukminan. 2010. Keterpaduan Pendidikan Geografi pada Pendidikan Dasar dan Menengah dengan Pendidikan Tinggi. Handout workshop. Universitas Gadjah Mada

Sri Hayati.2010. Proporsi Kurikulum Geografi dalam pendidikan Dasar dan Menengah. Disajikan dalam Seminar Arah Pendidikan dan Riset Geografi di Indonesia. Fakultas geografi Universitas Gadjah Mada.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta. Depdiknas.

Yusufhadi Miarso,dkk.1985. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Pengertian dan Penerapannya di Indonesia. Jakarta: Pustekkom Dikbud dan CV Rajawali.


(25)

Lampiran 1

INSTRUMEN PENELITIAN

Pilihlah salah satu jawaban di bawah ini yang sesuai dengan apa yang rasakan, dan inginkan dengan cara membubuhkan angka 1 = tidak, 2 = kadang-kadang, 3 = sering, dan 4 = selalu pada kotak yang tersedia!

No Pernyataan Jawaban

1 2 3 4

1. Penggunaan metode MIMIKO ATRAKTIF dalam pembelajaran PJ dan SIG di SMAN Gondangrejo merupakan hal baru yang saya alami dalam proses pembelajaran Geografi.

2. Selama penerapan Metode MIMIKO ATRAKTIF dalam proses pembelajaranPJ dan SIG, siswa diajak menentukan kelompoknya sendiri.

3. Siswa diberi kesempatan untuk menentukan lokasi sendiri untuk materi yang akan diinterpretasi melalui Google Earth.

4. Selama penerapan Metode MIMIKO ATRAKTIF dalam proses pembelajaran PJ dan SIG, siswa diberi kesempatan menginterpreatasikan lokasi yang dipilih seluas-luasnya.

5. Selama penerapan Metode MIMIKO ATRAKTIF dalam proses pembelajaran PJ Dan SIG, siswa diberi wewenang penuh untuk belajar interpretasi foto udara.

6. Selama penerapan Metode MIMIKO ATRAKTIF dalam proses pembelajaran Geografi, saya mengikuti semua proses secara sungguh-sungguh. 7. Saya merasa senang mengikuti semua proses

pembelajaran PJ dan SIG dengan media komputer. 8. Saya merasa, proses pembelajaran PJ dan SIG

menjadi lebih menyenangkan dengan Metode MIMIKO ATRAKTIF

9. Saya mendapatkan banyak pengetahuan karena pembelajaran PJ dan SIG sudah tidak abstrak lagi. 10. Saya tidak mengalami hambatan ketika bekerja

dalam kelompok

11. Saya tidak mengalami hambatan dalam pembelajaran PJ dan SIG yang menggunakan


(26)

metode MIMIKO ATRAKTIF

12. Saya tidak mengalami hambatan dalam menginterpretasi foto udara dengan menggunakan metode MIMIKO ATRAKTIF dalam pembelajaran PJ dan SIG.

13. Menurut saya, saat Metode MIMIKO ATRAKTIF diterapkan dalam proses pembelajaran PJ dan SIG di lab. Komputer saya lebih leluasa dalam belajar. 14. Saya tidak keberatan menyiapkan presentasi dalam

proses pembelajaran PJ dan SIG dengan Metode MIMIKO.

15. Saya merasa ketrampilan komputer menjadi bertambah selama pembelajaran dengan metode MIMIKO ATRAKTIF.

16. Saya merasa, dapat belajar dan bekerjasama dengan kelompok saya selama pembelajaran PJ dan SIG dengan menggunakan metode MIMIKO ATRAKTIF.

17. Penerapan Metode MIMIKO ATRAKTIF dalam proses pembelajaran PJ dan SIG sangat membantu kemampuan saya berkomunikasi dengan orang lain.

18. Penerapan Metode MIMIKO ATRAKTIF dalam proses pembelajaran Geografi membantu saya untuk belajar toleransi dengan kelompok lain. 19. Metode MIMIKO ATRAKTIF sangat tepAt

diterapkan dalam pembelajaran PJ dan SIG. 20. Saya merasa senang belajar PJ dan SIG dengan

menggunakan media power point, komputer dan internet melalui metode MMIKO ATRAKTIF.

Jumlah skor

SARAN-SARAN:

... ... ... ...


(27)

Lampiran 3. Skor Kesan Siswa Terhadap Pemanfaatan MIMIKOATRAKTIF

No Nama

Jumlah Skor

Hal Baru Leluasa Senang Penget/Ketram Kerjasama

1 Achmad Syaifudin 12 16 12 21 11

2 Aditya Denny Ristyawan 12 15 12 21 11

3 Afriana Suci Muwarni 12 15 12 19 12

4 Agustinus 6 15 11 16 9

5 Andis Setyawan 9 18 9 21 10

6 Ani Lestari 6 18 12 18 10

7 Aring Wijaya 11 14 8 15 8

8 Ayuthia Putri Maharani 11 15 11 17 7

9 Bagus Oktavianto 11 17 10 14 9

10 Bayu Bahari Febryandi 12 17 12 16 12

11 Beti Wulandari 10 13 9 16 9

12 Dicco Awan 11 17 12 17 11

13 Dwi Ambarwati 11 16 10 20 9

14 Edi Prayitno 11 18 12 19 10

15 Ellyka Agustina Wati 11 19 11 21 11

16 Fikri Hajar Aswad 10 16 12 20 11

17 Heny Fitriana 10 17 12 21 11

18 Indah Suryani 9 20 10 19 12

19 Ismi Rahmawati 11 14 10 17 7

20 Lilis Nur Indahsari 9 16 10 15 8

21 Luki Mayasari 11 15 12 17 12

22 Mei Ika Purwantie 11 17 12 20 11

23 Meilina Lestari 11 17 12 17 12

24 Moh Imam Syafii 11 17 12 20 11

25 Muh Fuat Hasim 10 13 10 17 9

26 Mutaki Pratama 9 16 11 21 10

27 Novi Atilawati 10 17 12 21 9

28 Nur Khasanah 12 19 10 20 10

29 Panca Novitasari 9 14 9 18 9

30 Puji Hastuti 9 15 9 15 9

31 Putri Sulistyaningsih 9 14 9 15 9

32 Reni Ferawati 6 9 6 12 6

33 Rika Dwi Hastuti 9 15 7 16 9

34 Rikhoh Susilowati 9 14 9 15 9

35 Septa Nikmatil Aliyah 8 14 9 18 9


(28)

38 Vivin Indra Kuncoro 8 14 9 17 9

39 Windi Evi Priyanti 7 14 9 16 8

40 Zaenal Abidin 9 14 9 16 9

Lampiran 4. NILAI SPATIAL INTELLIGENCE

No NIS Nama Awal Siklus I Siklus II

1. 1616 Achmad Syaifudin 53 70 88

2. 1779 Aditya Denny Ristyawan 73 85 88

3. 1618 Afriana Suci Muwarni 70 75 85

4. 1698 Agustinus 68 75 88

5. 1620 Andis Setyawan 60 65 88

6. 1742 Ani Lestari 70 70 83

7. 1785 Aring Wijaya 75 75 70

8. 1702 Ayuthia Putri Maharani 65 80 88

9. 1661 Bagus Oktavianto 55 70 85

10. 1787 Bayu Bahari Febryandi 53 70 75

11. 1788 Beti Wulandari 60 60 90

12. 1796 Dicco Awan 60 75 88

13. 1748 Dwi Ambarwati 73 70 85

14. 1705 Edi Prayitno 65 85 78

15. 1628 Ellyka Agustina Wati 70 75 90

16. 1754 Fikri Hajar Aswad 63 80 85

17. 1756 Heny Fitriana 70 70 75

18. 1633 Indah Suryani 68 85 90

19. 1713 Ismi Rahmawati 68 60 88

20. 1759 Lilis Nur Indahsari 65 85 90

21. 1636 Luki Mayasari 65 65 83

22. 1637 Mei Ika Purwantie 60 85 85

23. 1763 Meilina Lestari 80 75 75

24. 1673 Moh Imam Syafii 55 75 88

25. 1719 Muh Fuat Hasim 50 70 83

26. 1720 Mutaki Pratama 70 75 83

27. 1641 Novi Atilawati 68 75 90

28. 1642 Nur Khasanah 63 70 82

29. 1769 Panca Novitasari 70 85 75

30. 1808 Puji Hastuti 63 45 85

31. 1682 Putri Sulistyaningsih 60 85 80

32. 1812 Reni Ferawati 65 65 90


(29)

34. 1773 Rikhoh Susilowati 70 85 90

35. 1646 Septa Nikmatil Aliyah 65 85 90

36. 1724 Sepvira Anggrahini 50 80 87

37. 1776 Sugiyarto 65 70 82

38. 1733 Vivin Indra Kuncoro 75 80 85

39. 1736 Windi Evi Priyanti 65 70 88

40. 1655 Zaenal Abidin 63 75 90

Lampiran 5 : Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Criswell, Eleanor L. 1989.

The Design of Computer-Based.

New York: Macmillan

Publishing Company.

Eddy Prahasto.2005.

Sistem Informasi Geografis Konsep-Konsep Dasar

.

Bandung: Informatika.

Hadi Sabari Yunus.2008.

Geografi dan Pembelajarannya: menuju Pembelajaran

Berstandar Internasional.

Makalah. Disajikan pada Seminar Peningkatan

Kualitas Pembelajaran Geografi. UMS.

Melvin L. Silberman. 2004.

Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif.

Bandung: Penerbit Nusamedia-Penerbit Nuansa.

Mukminan.2008.

Pemanfaatan Teknologi Multimedia untuk Peningkatan Kualitas

Pembelajaran Geografi.

Makalah. Disajikan pada Seminar Peningkatan

Kualitas Pembelajaran Geografi. UMS.

Mukminan. 2010.

Keterpaduan Pendidikan Geografi pada Pendidikan Dasar dan

Menengah dengan Pendidikan Tinggi.

Handout workshop. Universitas

Gadjah Mada

Sri Hayati.2010.

Proporsi Kurikulum Geografi dalam pendidikan Dasar dan

Menengah.

Disajikan dalam Seminar Arah Pendidikan dan Riset Geografi di

Indonesia. Fakultas geografi Universitas Gadjah Mada.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar

Isi. Jakarta. Depdiknas.

Yusufhadi Miarso,dkk.1985.

Teknologi Komunikasi Pendidikan. Pengertian dan

Penerapannya di Indonesia.

Jakarta: Pustekkom Dikbud dan CV

Rajawali.


(2)

Lampiran 1

INSTRUMEN PENELITIAN

Pilihlah salah satu jawaban di bawah ini yang sesuai dengan apa yang rasakan,

dan inginkan dengan cara membubuhkan angka 1 = tidak, 2 = kadang-kadang, 3

= sering, dan 4 = selalu pada kotak yang tersedia!

No Pernyataan Jawaban

1 2

3

4

1. Penggunaan metode MIMIKO ATRAKTIF dalam pembelajaran PJ dan SIG di SMAN Gondangrejo merupakan hal baru yang saya alami dalam proses pembelajaran Geografi.

2. Selama penerapan Metode MIMIKO ATRAKTIF dalam proses pembelajaranPJ dan SIG, siswa diajak menentukan kelompoknya sendiri.

3. Siswa diberi kesempatan untuk menentukan lokasi sendiri untuk materi yang akan diinterpretasi melalui Google Earth.

4. Selama penerapan Metode MIMIKO ATRAKTIF dalam proses pembelajaran PJ dan SIG, siswa diberi kesempatan menginterpreatasikan lokasi yang dipilih seluas-luasnya.

5. Selama penerapan Metode MIMIKO ATRAKTIF dalam proses pembelajaran PJ Dan SIG, siswa diberi wewenang penuh untuk belajar interpretasi foto udara.

6. Selama penerapan Metode MIMIKO ATRAKTIF dalam proses pembelajaran Geografi, saya mengikuti semua proses secara sungguh-sungguh. 7. Saya merasa senang mengikuti semua proses

pembelajaran PJ dan SIG dengan media komputer. 8. Saya merasa, proses pembelajaran PJ dan SIG

menjadi lebih menyenangkan dengan Metode MIMIKO ATRAKTIF

9. Saya mendapatkan banyak pengetahuan karena pembelajaran PJ dan SIG sudah tidak abstrak lagi. 10. Saya tidak mengalami hambatan ketika bekerja

dalam kelompok

11. Saya tidak mengalami hambatan dalam pembelajaran PJ dan SIG yang menggunakan


(3)

15. Saya merasa ketrampilan komputer menjadi bertambah selama pembelajaran dengan metode MIMIKO ATRAKTIF.

16. Saya merasa, dapat belajar dan bekerjasama dengan kelompok saya selama pembelajaran PJ dan SIG dengan menggunakan metode MIMIKO ATRAKTIF.

17. Penerapan Metode MIMIKO ATRAKTIF dalam proses pembelajaran PJ dan SIG sangat membantu kemampuan saya berkomunikasi dengan orang lain.

18. Penerapan Metode MIMIKO ATRAKTIF dalam proses pembelajaran Geografi membantu saya untuk belajar toleransi dengan kelompok lain.

19. Metode MIMIKO ATRAKTIF sangat tepAt diterapkan dalam pembelajaran PJ dan SIG.

20. Saya merasa senang belajar PJ dan SIG dengan menggunakan media power point, komputer dan internet melalui metode MMIKO ATRAKTIF.

Jumlah skor

SARAN-SARAN:

...

...

...

...


(4)

Lampiran 3

. Skor Kesan Siswa Terhadap Pemanfaatan MIMIKOATRAKTIF

No Nama

Jumlah Skor

Hal Baru Leluasa Senang Penget/Ketram Kerjasama

1 Achmad Syaifudin 12 16 12 21 11

2 Aditya Denny Ristyawan 12 15 12 21 11

3 Afriana Suci Muwarni 12 15 12 19 12

4 Agustinus 6 15 11 16 9

5 Andis Setyawan 9 18 9 21 10

6 Ani Lestari 6 18 12 18 10

7 Aring Wijaya 11 14 8 15 8

8 Ayuthia Putri Maharani 11 15 11 17 7

9 Bagus Oktavianto 11 17 10 14 9

10 Bayu Bahari Febryandi 12 17 12 16 12

11 Beti Wulandari 10 13 9 16 9

12 Dicco Awan 11 17 12 17 11

13 Dwi Ambarwati 11 16 10 20 9

14 Edi Prayitno 11 18 12 19 10

15 Ellyka Agustina Wati 11 19 11 21 11

16 Fikri Hajar Aswad 10 16 12 20 11

17 Heny Fitriana 10 17 12 21 11

18 Indah Suryani 9 20 10 19 12

19 Ismi Rahmawati 11 14 10 17 7

20 Lilis Nur Indahsari 9 16 10 15 8

21 Luki Mayasari 11 15 12 17 12

22 Mei Ika Purwantie 11 17 12 20 11

23 Meilina Lestari 11 17 12 17 12

24 Moh Imam Syafii 11 17 12 20 11

25 Muh Fuat Hasim 10 13 10 17 9

26 Mutaki Pratama 9 16 11 21 10

27 Novi Atilawati 10 17 12 21 9

28 Nur Khasanah 12 19 10 20 10

29 Panca Novitasari 9 14 9 18 9

30 Puji Hastuti 9 15 9 15 9

31 Putri Sulistyaningsih 9 14 9 15 9

32 Reni Ferawati 6 9 6 12 6

33 Rika Dwi Hastuti 9 15 7 16 9

34 Rikhoh Susilowati 9 14 9 15 9

35 Septa Nikmatil Aliyah 8 14 9 18 9


(5)

No NIS

Nama

Awal

Siklus I

Siklus II

1. 1616 Achmad Syaifudin 53 70 88

2. 1779 Aditya Denny Ristyawan 73 85 88

3. 1618 Afriana Suci Muwarni 70 75 85

4. 1698 Agustinus 68 75 88

5. 1620 Andis Setyawan 60 65 88

6. 1742 Ani Lestari 70 70 83

7. 1785 Aring Wijaya 75 75 70

8. 1702 Ayuthia Putri Maharani 65 80 88

9. 1661 Bagus Oktavianto 55 70 85

10. 1787 Bayu Bahari Febryandi 53 70 75

11. 1788 Beti Wulandari 60 60 90

12. 1796 Dicco Awan 60 75 88

13. 1748 Dwi Ambarwati 73 70 85

14. 1705 Edi Prayitno 65 85 78

15. 1628 Ellyka Agustina Wati 70 75 90

16. 1754 Fikri Hajar Aswad 63 80 85

17. 1756 Heny Fitriana 70 70 75

18. 1633 Indah Suryani 68 85 90

19. 1713 Ismi Rahmawati 68 60 88

20. 1759 Lilis Nur Indahsari 65 85 90

21. 1636 Luki Mayasari 65 65 83

22. 1637 Mei Ika Purwantie 60 85 85

23. 1763 Meilina Lestari 80 75 75

24. 1673 Moh Imam Syafii 55 75 88

25. 1719 Muh Fuat Hasim 50 70 83

26. 1720 Mutaki Pratama 70 75 83

27. 1641 Novi Atilawati 68 75 90

28. 1642 Nur Khasanah 63 70 82

29. 1769 Panca Novitasari 70 85 75

30. 1808 Puji Hastuti 63 45 85

31. 1682 Putri Sulistyaningsih 60 85 80

32. 1812 Reni Ferawati 65 65 90


(6)

34. 1773 Rikhoh Susilowati 70 85 90

35. 1646 Septa Nikmatil Aliyah 65 85 90

36. 1724 Sepvira Anggrahini 50 80 87

37. 1776 Sugiyarto 65 70 82

38. 1733 Vivin Indra Kuncoro 75 80 85

39. 1736 Windi Evi Priyanti 65 70 88

40. 1655 Zaenal Abidin 63 75 90

Lampiran 5 : Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran