Strategi Pembuatan Kebijakan Publik

Meskipun keempat pendekatan memiliki sudut pandang berbeda dalam titik tilik analisis namun sama sekali tidak bertentangan. Sesuai dengan Pokok Bahasan I, dalam pelaksanaan otonomi daerah kebijakan publik yang dikembangkan adalah kebijakan publik yang partisipatif. Oleh karenanya prinsip pembuatan kebijakan publik dengan pendekatan politis atau pendekatan proses yang digunakan. Walaupun pendekatan ini mempunyai kelemahan, yaitu: tidak diperhatikannya isu-isu yang bersifat substantif, namun dengan pendekatan ini paling tidak kita dapat melalukan analisa, membuat tanggapan, serta mampu menyikapi perkembangan dari kebijakan publik itu sendiri terutama dari sudut pandang proses. Untuk menggunakan pendekatan proses dalam pembuatan kebijakan pubklik, beberapa hal penting yang perlu dibedakan menurut Eulau dan Prewitt Jones, 1997:48-49 adalah tujuan-tujuan kebijakan, niat-niat kebijakan dan pilihan-pilihan kebijakan: 1 Niat intention berkaitan dengan tujuan-tujuan sebenarnya dari sebuah tindakan, 2 Tujuan goal adalah keadaan akhir yang hendak dicapai, 3 Rencana atau usulan plants or proposal adalah cara yang ditetapkan untuk mencapai tujuan, 4 program adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan, 5 Keputusan atau pilihan decision or choices adalah tindakan-tindakan yang diambil untuk mencapai tujuan, mengembangkan rencana, melaksanakan dan mengevaluasi program, dan 6 Pengaruh effect adalah dampak program yang dapat diukur atau yang diharapkan dan yang tidak diharapkan; yang bersifat primer dan yang bersifat sekunder. Keenam komponen menjadi dasar dalam melakukan analisa kebijakan dengan pendekatan politis. Karenanya diperlukan penelitian untuk memperoleh informasi dan pemahaman terhadap keenam komponen di atas.

3.2. Strategi Pembuatan Kebijakan Publik

Menganalisa proses pembuatan kebijakan publik dengan pendekatan politis, strategi merupakan indikator yang penting untuk diteliti. Mengapa demikian, karena dengan strategi yang tepat, maka kebijakan yang akan diambil akan memperoleh legitimasi. Pertanyaannya adalah strategi seperti apakah yang biasanya digunakan dalam proses pembuatan kebijakan publik? Dari hasil penelitian yang dilakukan Jones 1994:55-61, secara teoritis ditemukan empat strategis yang umumnya digunakan oleh para pengambil keputusan dalam membuat kebijakan, yaitu: 1 Rasionalitas, 2 Teknisi, 3 Ikrementalis, dan 4 Reformis. Namun dalam perkembangan, tidak dapat dipungkiri pula muncul berbagai strategi lainnya money politics. Perkuliahan ini sendiri hanya memfokuskan pada empat strategi temuan dari Jones dimana proses pengambilan diasumsikan berjalan 1 Rasionalitas Kaum rasionalitas umumnya menggunakan strategi dengan melibatkan pilihan-pilihan yang logis dalam mengambil berbagai tindakan dalam memecahkan masalah-masalah umum publik. 26 Untuk itu, serangkaian proses yang biasanya diperankan oleh perencana kebijakan publik : a. Mengidentifikasi permasalahan b. Menetapkan dan menyusun tujuan-tujuan c. Mengidentifikasi semua alternatif kebijakan d. Meramalkan konsekuensi-konsekuensi dari setiap alternatif. e. Membandingkan konsekuensi-konsekuensi tersebut dalam hubungannya dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai, dan f. Memilih alternatif terbaik. 2 Teknisi Pertimbangan teknis dalam pembuatan kebijakan publik sering menjadi acuan dalam proses pengambilan keputusan. Karenanya strategi ini biasanya dipakai untuk menunjukkan kebijakan yang diambil secara teknis dapat dilakukan. Hal ini biasanya dilakukan seorang teknisi atau seorang spesialis atau tenaga ahli dengan tugas khusus yang jelas dan mempunyai keleluasan tetapi terbatas pada keahlian yang dimilikinya. Gaya operasi teknisi cenderung diabstraksikan dari para rasionalis yang condong untuk bersifat komprehensif. 3 Strategi Ikrementalis Kaum ikrementalis selalu menyangsikan sifat serba mencakup dan rasionalitas dalam dunia yang imperfek. Pendekatannya lebih pada proses penyesuaian adjustment yang konstan pada akibat-akibat jangka pendek maupun jangka panjang melalui penambahan- penambahan increments. Penyesuaian dilakukan sebagai konsekuensi dari tuntutan-tuntutan untuk mengerjakan hal baru, menguji intensitas-intensitas, dan mengajukan kompromi- kompromi. Strategi umumnya disukai para politisi yang cenderung kritis dan tak sabar terhadap perencana dan para teknisi, meskipun tergantung dengan apa yang mereka hasilkan. Ciri kebijakan yang dihasilkan hanyalah kebijakan yang memiliki konsekuensi-konsekuensi yang dikenal dan diharapkan known or ecpected consequences sehingga mempermudah membuat langkah-langkah pelaksanaan. 4 Reformis pembaharu Kaum reformis tidak berbeda jauh dengan kaum inkrementalis yaitu menggunakan dalam hal penerimaan terhadap batas-batas informasi dan pengetahuan yang tersedia dalam proses kebijakan. Bedanya kaum reformis menekankan pentingnya perubahan- perubahan sosial sehingga diperlukan kecepatan mendapatkan kesahihan agar dapat terlibat langsung dalam masalah-masalah harian untuk jawaban jangka pendek. Gaya kaum reformis pelobby sering tidak ubahnya seorang aktifis yang sering melibatkan diri dalam demontrasi dan kadang-kadang bentrokan. 27 Keempat strategi tersebut pada dasarnya berbeda dalam hal peran, nilai, tujuan, gaya dan kecaman lihat tabel 3.1.. Kaum rasional diduga kerjas tidak memahami hakikat kemanusia yang memiliki kapasitas- kapasitas terbatas dalam memecahkan masalah. Kaum teknisi dikecam memiliki keterbatasan, sedangkan kaum inkrementalis terlalu bersandar pada status qua dan gagal mengevaluasi keputusan yang dibuatnya sendiri. Kaum reformis dituduh memiliki tuntutan yang tidak realistik serta bersikap tidak toleran. Tabel 3.1. Mengolah Proses Kebijakan: Empat Perspektif Ciri-Ciri Perspektif perspective Peranan role Nilai values Tujuan goals Gaya style Kecaman criticism 1. Rasional itas Analisa kebijakan Perencana Metode Dapat ditemukan disconerabl e Menyeluruh comprehens if Gagal untuk menjawab pembatasa n- pembatasa n 2. Teknisi Tenaga Ahli spesialisasi Latihan Keahlian Ditentukan oleh yang lainnya Eksplisit Keterbatas an narrownes s 3. Inkreme ntalis Politisi Status Qua Ditentukan oleh tuntutan- tuntutan baru Tawar Menawar bergaining Konservatif 4. Reformi s Warganega ra pelobby Perubah an Ditentukan oleh keprihatina n- keprihatina n yang sifatnya substansi Aktivis Tidak realistik, tak mau berkompro mi Sumber : Jones 1997:59 Meskipun memiliki perbedaan yang jelas, menurut Alison Jones, 1997:59 sebaiknya strategi dipadukan blending dari seluruh perspektif. Namun kalau disuruh memilih, menurut Jones 1997:56 perspektif kaum 28 inkrementalis-lah yang lebih tepat digunakan terutama untuk studi politik. Mengapa demikian, karena kaum inkrementalis lebih melihat proses di balik substansi yang mementingkan pendekatan lebih bersifat komprehensif sehingga berhadapan dengan masalah-masalah yang sukar intractable. Meskipun pilihan ikrementalis adalah tepat, tetapi dalam proses pengambilan keputusan hal ini sulit dilakukan. Hal ini disebabkan oleh adanya realitas inisial yang dikembangkan melalui daftar pertanyaan atau dalil Jones, 1997:63. Untuk lebih jelasnya baca Jones 1997:63-65.

3.3. Teknik Pembuatan Kebijakan Publik