Pengaruh budaya sosial, pribadi dan psikologi terhadap keputusan nasabah dalam memilih bank Syariah (study kasus pada masyarakat Ciputat pengguna jasa perbankan Syariah)

PENGARUH BUDAYA, SOSIAL, PRIBADI DAN PSIKOLOGI TERHADAP
KEPUTUSAN NASABAH DALAM MEMILIH BANK SYARIAH
Study kasus pada masyarakat Ciputat pengguna jasa perbankan syariah

Skripsi

Atin Yulaifah
106081002390

MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2011

LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH BUDAYA, SOSIAL, PRIBADI DAN PSIKOLOGI TERHADAP
KEPUTUSAN NASABAH DALAM MEMILIH BANK SYARIAH
(Study kasus pada masyarakat TANGSEL pengguna jasa perbankan syariah)

Skripsi


Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

ATIN YULAIFAH
106081002390

Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I

Pembimbing

Prof. Dr. Abdul Hamid

NIP:

1

II


ut Erika AF. SE. MBA

9570 617 1985031002

NIP:

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
TINIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA
1432H12011

Hari ini selasa Tanggal 23 Bulan November Tahun Dua Ribu sepuluh telah
dilakukan ujian Komprehensif atas nama ATIN YULAIFAH :
1060g 1002390
dengan


judul skripsi "pengaruh Budaya, sosial, pribadi dan psikologi

terhadap Keputusan Nasabah dalam Memilih Bank Syariah" (Studi
Kasus
Masyarakat Tangerang selatang pengguna jasa perbankan syariah).
Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung,
maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis
Universitas Islam Syarif Hidayatullah I akarta.
Jakarta 23 November 2010

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Hemi Ali HT. SE..MM

Cut Erika AF. SE.MBA


Ketua

Dr. Yahya Hamja. MM. P.hd

Penguji Ahli

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari jumat, 17 Juni 2011 telah dilakukan ujian skripsi atas mahasiswa:
Nama

: Atin Yulaifah

Nim

:

106081002390

.Iurusan


:

Manajemen

Judul Skripsi

:

Pengaruh Budaya, Sosial, Pribadi dan Psikologi Terhadap Keputusan
Nasabah dalam Memilih Bank Syariah

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan
di atas dinyatakan
lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Iakarta.
Jakarta lT Juni2011
selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut


1.

Hemi Ali HT.SE.MM

2.

Leis Suzanawati, SE.M.Si
NIP. 1 9690 528200 5012004

3.

Indo YamaNasarudin.SE.MBA
NIP. I 974 I t27 20AT

4.

5.

Sekertaris


r2r002

Prof.Dr. Abdul Hamid
NIP. 1 957 06t7 198503 I 002

Pembimbing I

CutErikaAF.SE.MBA
Pembimbing

II

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah

Nama

Mahasiswi


NIM
Jurusan

:

ini

:

Atin yulaifah

: 106081002390
: Manajemen

Dengan ini menyatakan skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang
merupakan hasil
penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri dan bukan merupakan
rekapitulasi maupun
saduran dari hasil karya atau penelitian orang lain.


Apabila terbukti skripsi

ini

merupakan plagiat atau rekapitulasi, maka skripsi ini
dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang ataupun menyusun
skripsi baru dan
kelulusan serta gelarnya dibatalkan.

Demikian pernyataan

ini dibuat dengan segala akibat

yang timbul dikemudian hari

menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 15 Juni 201 1

.#"EtlffiW


f lfUll'tgft li#t
\/\

4

as23z7

6w:@wffi
(Atin Yulaifah)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.

DATA PRIBADI
1. Nama

:

ATIN YULAIFAH


2. Tempat & Tgl. Lahir :

Wonogiri, 01 Maret 1988

3. Tinggal di

:

Jakarta

4. Agama

:

Islam

5. Alamat

:

Jl Impres Rt / Rw 005/001 NO 56
Kel: Tengah Kec: kramat jati Jakarta - Timur
13540

6. Telepon

:

021 – 87797419
0857-15303730

II.

PENDIDIKAN FORMAL
1. SD

III.

:

MI Arrisalah Islamic International school

2. SMP :

MTS Arrisalah Islamic International school

3. SMA :

MAN 6

4. S1

UIN Syarif Hidayatullah

:

PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota rohis MAN 6 2004-2005
2. Sekretaris OSIS 2004-2005

IV.

LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah

:

Slamet

2. Tempat Tgl. Lahir

:

Wonogiri, 18 Desember 1966

3. Alamat

:

Jl Impres Rt / Rw 005/001 NO 56
Kel: Tengah Kec: kramat jati Jakarta - Timur
13540

4. Telepon

:

081-219591130

5. Ibu

:

Partini

6. Tempat Tgl. Lahir

:

Wonogiri, 31 Desember 1969

7. Alamat

:

Jl Impres Rt / Rw 005/001 NO 56
i

Kel: Tengah Kec: kramat jati Jakarta - Timur
13540

7. Telepon

:

081-381855797

8. Anak Ke dari

:

anak ke-1 dari 2 bersaudara

ii

ABSTRACT
This research aims to determine the effects of cultural, social, personal and psychological to
customer's decision in choosing Islamic bank. The sample of this research are 100
respondents, who use Islamic bank. This research uses convenience sampling method. Data
were analyzed using regression analysis model with F tes method and T test method. The
results show that all of variable, Cultural, Social, Personal and Psychology, have significant
influence to customers' decisions in choosing the Islamic Bank. If it compared with the three
other variables such as Culture, Social and Personal, Psychology variable has dominant
influence with value 0,002 for significant and 0,315 for the value of Regression.
Keywords: Cultural, Social, Personal, Psychology, Regression analysis

iii

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya, sosial, pribadi dan
psikologis terhadap keputusan nasabah dalam memilih bank syariah. Dalam penelitian ini
diambil sampel sebanyak 100 responden kepada masyarakat Ciputat pengguna jasa bank
syariah. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan convenience sampling yaitu penyebaran
koesioner pada populasi masyarakat Ciputat pengguna jasa bank syariah. Model analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi dengan metode uji f dan uji t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan variabel Budaya, Sosial, Pribadi,
Psikologi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih
Bank Syariah. Bila dibandingkan dengan ketiga variabel lainnya yaitu Budaya, Sosial,
Pribadi. variable Psikologi memiliki pengaruh yang paling dominan dengan angka 0,002
untuk nilai sig dan 0,315 untuk nilai Regresi.
Kata Kunci : Budaya, Sosial, Pribadi, Psikologi, analisis Regresi

iv

KATA PENGANTAR
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Alhamdulillah, segal puji hanya bagi Allah Azza wa jalla, kami memuji-Nya dan kami
memohon pertolongan kepada-Nya dan kami memohon ampun kepada-Nya, yang telah
memberikan limpahan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis mampu menyusun
skripsi ini dengan judul :“ PENGARUH BUDAYA, SOSIAL, PRIBADI DAN PSIKOLOGI
TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH DALAM MEMILIH BANK SYARIAH” (Study
kasus pada masyarakat tanggerang selatan pengguna jasa perbankan syariah ).
Shalawat beserta salam semoga Allah curahkan kepada suri tauladan manusia, dialah
manusia yang patut dicontoh dalam kehidupan sehari-hari baik dalam masalah ibadah
maupun muamalah, yakni Nabi Muhammad SAW.
Penulis menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan baik materi
maupun non materi dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan yang berbahagia ini
penulis ingin menyampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan
skripsi ini, antara lain:
1.

Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS, selaku pembimbing I, yang sangat membantu dalam
penyusunan skripsi ini hingga selesai.

2.

Ibu Cut Erika AF, SE. MBA, selaku Dosen pembimbing II yang telah meluangkan
waktunya dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

3.

Bapak Suhendra S.Ag., MM selaku ketua jurusan Manajemen, yang telah membantu
proses dalam penyetujuan skripsi ini.

4.

Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen serta seluruh karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas partisipasi dan bantuannya selama penulis
menuntut ilmu.

5.

Kedua orang tua tercinta yang senantiasa memberikan dukungan berupa doa, materi
maupun nasihat-nasihat yang tiada henti yang tiada henti yang sangat besar bagi penulis,
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

6.

Adikku tercinta yang membantu penyebaran koesioner sehingga skripsi ini cepat selesai.

7.

Sahabatku Nresna yang walaupun sudah sibuk tetap memberi waktu dan semangat dalam
penyelesaian skripsi ini.

v

8.

Kawan-kawanku semua yang sama-sama dari awal kuliah Annisa Kamal, Chairunnisa,
Chosyiatul Mutiah, Chandra, Eka, Beno dan teman satu jurusan Hana, Sesy, Wulan,
Fina, Iah, Halimatussa’diah,

9.

Buat kawan seperjuangan skripsi yang semakin sedikit, Farhiyati, Zainab, iie

10. Buat temanku yang menemani revisi Amira Amalina, Ajeng Sarjadyasari, sehingga
skripsi ini benar-benar terwujud.
11. Buat anak-anak manajemen B semua dan manajemen perbankan B angkatan 2006.
12. Kepada seluruh responden yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi koesioner
yang penulis berikan.
13. Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis ucapkan terima
kasih. Semoga bantuan dan doanya dibalas oleh Allah dan dijadikan catatan

amal

kebaikan.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang konstruktif. Semoga penelitian yang
sangat sederhana ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Jakarta, Juni 2011

Atin Yulaifah

vi

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………………...i
ABSTRACT……………………………………………………………………...iii
ABSTRAK……………………………………………………………………….iv
KATA PENGANTAR……………………………………………………………v
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...viii
DAFTAR RABEL………………………………………………………………xi
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….xiv
BAB I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................1
B. Perumusan Masalah...................................................................6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian..................................................6

BAB II.

KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Bank Syariah .....................................................8
1. Jenis-Jenis Pembiayaan Utama....................................10
2. Pelayanan-Pelayanan Lain...........................................14
3. Prospek Perbankan Syariah..........................................15
4. Analisis SWOT............................................................16
B. Keputusan Menabung..............................................................28
C. Perilaku konsumen…………………………………………...31
1. Pengertian Perilaku Konsumen………………………31
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen………….....................................................33
a. Faktor Budaya..................................................33
b. Faktor Sosial.....................................................36
c. Faktor Pribadi...................................................39
d. Faktor Psikologis..............................................44
vii

D. Penelitia Terdahulu..................................................................54
E. Kerangka Pemikiran.................................................................57
F. Hipotesis...................................................................................58
BAB III.

METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian.......................................................59
B. Metode Penentuan Sampel......................................................60
C. Metode Pengumpulan Data.....................................................62
D. Metode Analisis.......................................................................64
a. Uji Validitas.................................................................64
b. Uji reliabilitas...............................................................65
c. Regresi Linear Berganda.............................................65
d. Uji Asumsi Klasik Regresi Linear Berganda...............67
e. Normalitas……………………………………………69
f. Uji F………………………………………………….69
g. Uji t…………………………………………………..70
E. Operasional Variabel Penelitian...............................................70

BAB IV.

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Bank Syariah………………………………………..72
B. Validitas dan Reliabilitas……………………………………72
C. Penemuan dan Pembahasan…………………………………77
D. Uji Asumsi Klasik………………………………………….102

BAB V.

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan…………………………………………………122
B. Implikasi……………………………………………………124

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL
Nomor

Keterangan

Halaman

3.1

Skala Likert………………………………………………………61

3.2

Operasional Variabel…………………………………………......96

4.1

Sensus Penduduk Ciputat………………………………………..71

4.2

Data Hasil Try Out……………………………………………….72

4.3

Validitas dan Reabilitas………………………………………….74

4.4

Reliability Statistics……………………………………………....75

4.5

Jenis Kelamin…………………………………………………….76

4.6

Usia………………………………………………………………76

4.7

Pendidikan Terakhir……………………………………………...77

4.8

Pekerjaan…………………………………………………………77

4.9

Pendapatan Perbulan……………………………………………..78

4.10

Lama Menjadi Nasabah Bank Syariah…………………………...78

4.11

Memilih bank syariah karena sesuai dengan ajaran islam……….79

4.12

Lebih memilih menggunakan jasa perbankan syariah dari
Pada bank konvensional……………………………………….....79

4.13

Memilih bank syariah karena sebagian besar penduduk
Indonesia beragama islam………………………………………..80

4.14

Memilih bank syariah karena sesuai dengan ajaran
agama saya (islam)……………………………………………….80

4.15

Memilih bank syariah karena berasal dari jawa, karena
hampir seluruh orang jawa beragama islam……………………..81
ix

4.16

Memilih bank syariah karena letaknya dekat dari rumah………..82

4.17

Memilih bank syariah karena masuk dalam golongan
kelas sosial saya………………………………………………….82

4.18

Memilih bank syariah karena menentang riba…………………...83

4.19

Memilih bank syariah karena ingin membuat diri saya
menjalani perilaku dan gaya hidup yang islami………………….83

4.20

Memilih bank syariah karena terbiasa dengan lingkungan
saya yang islami………………………………………………….84

4.21

Memilih bank syariah karena mengikuti orang tua……………....85

4.22

Memilih menggunakan bank syariah karena terpengaruh
dari kerabat dekat………………………………………………...85

4.23

Memilih menggunakan bank syariah karena lingkungan kerja…..86

4.24

Memilih menggunakan bank syariah karena sesuai dengan
jabatan saya di kantor…………………………………………….87

4.25

Memilih bank syariah karena produk-produk yang
Ditawarkan sesuai dengan selera saya...........................................87

4.26

Memilih bank syariah karena memberikan keuntungan lebih
dari bank konvensional……………………………………...........88

4.27

Memilih bank syariah karena sesuia dengan penghasilan
yang saya dapatkan………………………………………………89

4.28

Memilih bank syariah karena ingin mengkonsumsi segala
sesuatu dengan halal……………………………………………..89

4.29

Menggunakan jasa bank syariah membuat saya percaya diri……90

4.30

Memilih bank syariah karena teman-teman saya
dominan/ kebanyakan menggunakan bank syariah………………91

4.31

Memilih bank syariah karena merasa lebih dihormati…………...91

4.32

Memilih bank syariah karena sesuai dengan aktivitas
lingkungan disekitar saya…………………………………...........92

4.33

Memilih bank syariah karena prinsip kejujuran dan transparan…93

4.34

Memilih bank syariah karena opini masyarakat tentang
bank syariah yang transparan dalam bagi hasil…………………..93

4.35

Memilih bank syariah karena memenuhi/sesuai dengan
x

kebutuhan saya…………………………………………………..94
4.36

Memilih bank syariah karena sudah bekerja sama dengan
banyak merchant yang tentunya bebas bunga……………………95

4.37

Memilih bank syariah karena telah mengimplementasikan
prinsip syariah dengan baik………………………………………95

4.38

Memilih bank syariah karena pengalaman kinerjannya yang
tidak terpengaruh pada saat krisis………………………………..96

4.39

Memilih bank syariah karena melihat promosi di televise…….....97

4.40

Memilih bank syariah karena kinerja para karyawan baik…….....97

4.41

Memilih bank syariah Karena puas dengan produk
yang ditawarkan……………………………………………….....98

4.42

Bank syariah memberikan informasi secara lengkap………….....98

4.43

Bank syariah sangat dekat dengan nasabahnya………………......99

4.44

Bank syariah memiliki kualitas pelayanan yang baik…………..100

4.45

Iklan bank syariah membuat saya tertarik untuk menjadi
Nasabah………………………………………………………....100

4.46

Coefficient Correlations a.………………………………………103

4.47

Hasil uji f ANOVAb..…………………………………………..105

4.48

Hasil uji Multikolinearitas Coefficients a ………………………106

4.49

Regresi Bserganda Coefficients a ………..…..………………....109

4.50

Model Summaryb.…………..………………………………......109

xi

DAFTAR GAMBAR
No.

Keterangan

Halaman

2.1

Tahap Proses Membeli…………………………………………………..29

2.2

Kerangka Pemikiran……………………………………………………..57

4.1

Normal P-P plot of regression standardized residual ………………….102

4.2

Histogram……………………………………………………………….102

4.3

Scatterplot………………………………………………………………104

xii

DAFTAR LAMPIRAN
Kuesioner.............................................................................................................118
Data responden dan pertanyaan
X1 Budaya...........................................................................................................112
X2 Sosial..............................................................................................................125
X3 Pribadi............................................................................................................127
X4 Psikologi.........................................................................................................130
Y Keputusan Nasabah dalam Memilih Bank Syariah,.........................................133

xiii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Perekonomian dunia sekarang ini mengalami kemajuan yang luar biasa. Kemajuan
perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri (manufaktur), jasa, dan
perbankan. Termasuk di Indonesia, perkembangan perekonomian ini menuntut masyarakat
untuk memilih perbankan yang cocok untuk melaksanakan sirkulasi dana yang ada, baik pada
perorangan atau organisasi. Konsumen mempunyai beberapa pertimbangan dan alasan untuk
menentukan keputusan mereka dalam memilih Bank sebagai organisasi yang digunakan untuk
sirkulasi dana mereka.
Sejarah keberadaan bank syariah dalam sistem perbankan Indonesia sebenarnya telah
dikembangkan sejak tahun 1992, ditandai dengan berdirinya bank Muamalat, dan sejalan
dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang perbankan. Namun
demikian Undang-Undang tersebut belum memberikan landasan hukum yang cukup kuat
terhadap pengembangan bank syariah karena belum secara tegas mencantumkan kata prinsip
syariah dalam kegiatan usaha bank. Perkembangan sistem keuangan syariah ini semakin kuat
setelah ditetapkannya Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, dalam undang-undang tersebut
diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan
diimplementasikan oleh bank syariah. Undang-undang tersebut juga memberikan arahan bagi
bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan menkonversi diri secara
total menjadi bank syariah.(Syafi’i Antonio, 2001:26). Dan Undang-Undang No.23 Tahun
1999, dan Undang-Undang No.3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia.
Setelah keluarnya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada akhir 2003 tentang
keharaman bunga uang pada bank konvensional, sehingga masyarakat mengalihkan dana
1

mereka yang awalnya diinvestasikan pada bank-bank konvensional kepada bank-bank
syariah.
Perbankan syariah mulai dipakai dan diminati oleh bukan hanya Negara-negara islam,
tetapi di Eropa juga telah mengembangkan prinsip- prinsip syariah pada sector perbankan
mereka karena perbankan syariah mampu bertahan dalam gejolak tingkat suku bunga yang
tinggi.
Menurut M. Arief Mufraini (2009) Bank syariah merupakan bank yang dalam
melaksanakan segala aktivitasnya berdasarkan dan berusaha sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah. Maka dari itu agar dalam menjalankan setiap kegiatan perbankan tidak keluar dari
prinsip syariah maka diperlukan suatu dewan yang bertugas mengawasi jalannya praktek
perbankan supaya benar-benar berjalan pada koridor syariat islam. Dewan itu adalah Dewan
Pengawas Syariah (DPS) yang berada dibawah naungan Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI). Inilah salah satu hal yang membedakan Bank Syariah dengan
Bank Konvensional.
Perkembangan bank syariah di Indonesia tergolong pesat. Dalam waktu kurang dari 15
tahun banyak bank-bank yag semula bersifat konvensional akhirnya membuka cabang
perbankan yang bersifat syariah. Perusahaan-perusahaan perbankan tersebut bukanlah hanya
sekedar mencoba untuk mengembangkan prinsip syariah di Indonesia, tetapi faktor yang lebih
penting adalah permintaan konsumen untuk dibentuknya perbankan syariah.
Pesatnya perkembangan lembaga perbankan syariah karena bank syariah memiliki
keistimewaan- keistimewaan. Salah satu keistimewaan yang utama adalah yang melekat pada
konsep (build in concept) dengan berorientasi pada kebersamaan. Orientasi inilah yang
menjadikan bank syariah mampu tampil sebagai alternative pengganti system bunga yang
selama ini hukumnya masih diragukan oleh masyarakat muslim. Namun demikian, sebagai
2

lembaga yang keberadaannya lebih baru dari pada bank-bank konvensional, bank syariah
menghadapi permasalahan-permasalahan, baik yang melekat pada aktivitas maupun
pelaksanaannya.
Menurut ikatan akuntansi Indonesia (1 Juni 1999: 31), bank adalah lembaga yang
berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediaty) antara pihak-pihak yang
memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit
unit), serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bank mempunyai suatu falsafah atau
pedoman penting dalam menjalankan usahanya, yaitu kepercayaan yang diberikan oleh
masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan bank yang menerima simpanan dari masyarakat
yang mempunyai kelebihan dana dan menyalurkannya kepada masyarakat lain yang
kekurangan dana. (Kasmir, 2007 : 23).
Perbedaan prinsip antara bank konvensional dan bank syariah sangatlah jelas, terutama
pada prinsip bunga yang terdapat pada bank konvesional. Bank syariah yang berdasarkan
pada prinsip syariah islam tidak mengenal adanya bunga, karena dianggap riba dan dilarang
dalam Al-Quran dan Sunnah.
Definisi riba, riba secara bahasa bermakna ziyadah (tambahan). Dalam pengertian lain,
secara linguistik, riba juga berarti tumbuh dan membesar. Adapun menurut istilah teknis, riba
berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara batil. Dari bernagai
pendapat tentang riba terdapat benang merah yang mengartikan riba sebagai pengambilan
tambahan, baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-meminjam secara batil atau
bertentangan dengan prinsip muamalah dalam islam.(Syafi’i Antonio, 2001:37). Mengenai
hal ini Allah SWT mengingatkan dalam firman-Nya, “hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil.....” (an-nisa : 29).
3

Bank syariah mempunyai prinsip yang berbeda dengan bank konvensional karena tidak
menggunakan kontrak berdasarkan bunga. Hal ini memberikan perbedaan dalam produkproduk yang ditawarkan oleh bank syariah kepada nasabahnya. Bank syariah memiliki produk
atau jasa yang tidak akan ditemukan dalam operasi bank konvensional Prinsip-prinsip seperti
musyarakah, mudharabah, murabahah, ijarah, istishna dan sebagainya tidak memuat adanya
prinsip bunga seperti yang dikembangkan oleh bank konvensional. Perbedaan prinsip inilah
yang merupakan salah satu faktor yang mendorong nasabah tertarik untuk menggunakan jasa
bank syariah dalam melaksanakan kegiatan keuangannya.
Pertumbuhan perbankan syariah menjadi menarik untuk diamati bila dikaitkan dengan
tujuan awal berdirinya bank syariah. Sebagaimana dikatakan oleh M. Syafi’i Antonio bahwa
tujuan utama dari pendirian lembaga keuangan syariah ini adalah tiada lain sebagai upaya
kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan ekonominya berlandaskan syariah
islam (Syafi’i Antonio, 2001:18). Dari sini terlihat adanya keterkaitan (hubungan) secara
religius antara berdirinya bank syariah dengan tujuan untuk memfasilitasi mayoritas umat
islam dalam segenap aspek ekonominya, agar sesuai dengan syariat islam. Fenomena ini
diperkuat pula dengan adanya fatwa yang dikeluarkan oleh Komisi Fatwa Majelis Ulama
Indonesia (MUI) berkaitan dengan dilarangnya sistem bunga dalam segala praktik bisnis,
termasuk bisnis industri perbankan.
Kebudayaan merupakan suatu hal yang kompleks yang meliputi ilmu pengetahuan,
kepercayaan, seni, moral, adat, kebiasaan, dan norma- norma yang berlaku pada masyarakat.
(Anwar Prabu Mangkunegara, 2005: 39).
Pengertian perusahaan jasa, jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk
dalam beberapa hal. Perbedaan utamanya adalah bahwa jasa bersifat intangible. Jasa adalah
produk yang tidak terlihat, tidak dapat diraba dan tidak dapat di cium. Kedua, jasa diproduksi

4

dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan. Jadi, seorang customer service yang memberikan
pelayanan, pada saat itulah dia memproduksi jasa dan pelanggan menerima jasa. Ketiga, jasa
bersifat heterogen. Barang yang diproduksi di pabrik cenderung lebih homogeny karena
sering diproduksi melalui mesin. Terakhir, jasa tidak dapat disimpan. (Yuliana Agung,
2004:89).
Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin mengadakan penelitian mengenai perilaku
konsumen dengan judul “PENGARUH BUDAYA, SOSIAL, PRIBADI DAN PSIKOLOGIS
TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH DALAM MEMILIH BANK SYARIAH”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, permasalahan yang dirumuskan dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel budaya, faktor social, faktor
pribadi dan faktor psikologis terhadap keputusan nasabah dalam memilih Bank
Syariah?
2. Variabel apakah yang paling dominan terhadap keputusan nasabah dalam memilih
bank syariah?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk menganalisis seberapa signifikan pengaruh variabel budaya, variabel sosial,
variabel pribadi dan variabel psikologis terhadap keputusan nasabah dalam
memilih Bank Syariah.
b. Untuk menganalisis variabel apakah yang paling dominan terhadap keputusan
nasabah dalam memilih Bank Syariah.

5

2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Sebagai wahana potensial untuk mengembangkan wacana dan pemikiran
dalam menetapkan teori- teori yang ada dengan keadaan sebenarnya.
b. Bagi Perusahaan
Sebagai sarana informasi yang dapat digunakan perusahaan (Bank Syariah)
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk menabung
pada perusahaan mereka.
c. Bagi pembaca
Sebagai tambahan informasi bagi nasabah untuk menabung di Bank Syariah.

6

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.

Konsep Dasar Bank Syariah
Perwataatmadja dan Tanjung (2007: 75- 76). Bank Syariah dirancang untuk
terbinanya kebersamaan dalam menanggung risiko usaha dan berbagi hasil usaha antara :
pemilik dana (shahibul mal) yang menyimpan uangnya di bank dengan bank selaku
pengelola dana (mudharib). Dan di sisi lain bank selaku pemilik dana dengan masyarakat
yang membutuhkan dana baik yang berstatus pemakai dana maupun pengelola usaha
(mudharib).
Pada sisi pengerahan dana masyarakat (funding), pemilik dana (shahibul mal) berhak
atas bagi hasil dari usaha Bank sesuai dengan porsi yang telah disepakati bersama. Bagi
hasil yang diterima pemilik dana (shahibul mal)akan naik-turun secara wajar sesuai
dengan keberhasilan usaha Bank dalam mengelola dana yang dipercayakan kepadanya.
Tidak ada biaya yang perlu digeserkan karena bagi hasil bukan konsep biaya.
Ada tiga jenis produk utama pengerahan dana masyarakat, yaitu:
a)

Giro wadiah (hanya pada bank umum syariah).

b) Tabungan wadiah atau mudharabah.
c)

Deposito mudharabah.
Bank selaku mudharib harus dapat mengelola dana yang dipercayakan kepadanya

dengan hati-hati (prudent) dan memperoleh penghasilan yang maksimal. Dalam
mengelola dana ini, bank mempunyai 4 (empat) jenis pendapatan yaitu : Pendapatan bagi
hasil, Margin keuntungan (mark-up harga beli), Imbalan jasa pelayanan, Sewa tempat
penyimpanan harta (pada Bank yang telah memenuhi syarat), dan pengembalian biaya
administrasi. Pada pendapatan bagi hasil besar-kecilnya pendapatan tergantung kepada

7

pilihan yang tepat dari jenis usaha yang dibiayai memberikan porsi bagi hasil yang lebih
besar kepada pengelola dana (mudharib) akan memotivasi pengelola dana (mudharib)
untuk lebih giat berusaha, demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu porsi 50:50
dianggap cukup adil.
Lain halnya pada pendapatan mark-up, pilihan terletak pada apakah ingin sekaligus
untung besar per transaksi tetapi menjadi mahal dan tidak laku, atau keuntungan per
transaksi kecil tetapi dengan volume yang besar karena murah dan laku keras. Pendapatan
bank dapat dioptimalkan dengan mengambil kebijakan keuntungan kecil pertransaksi
untuk memperbanyak jumlah transaksi yang dibiayai.
Pada penyaluran dana kepada masyarakat, sebagian besar pembiayaan bank
disalurkan dalam bentuk barang atau jasa yang diberikan bank untuk nasabahnya. Dengan
demikian, pembiayaan hanya diberikan apabila atau jasanya telah ada terlebih dahulu.
Dengan metode ada barang dulu, baru ada uang, maka masyarakat dipacu untuk
memproduksi barang atau jasa. Selanjutnya barang yang dibeli diadakan sebagai jaminan
(collateral) utang.
1. JENIS-JENIS PEMBIAYAAN UTAMA
Ada tujuh jenis pembiayaan utama pada bank dengan sistem bagi hasil, yaitu :
a. Pembiayaan musyarakah, yaitu pembiayaan sebagian kebutuhan modal pada suatu
usaha untuk jangka waktu terbatas sesuai kesepakatan. Hasil usaha bersih dibagi
antara bank sebagai penyandang dana (shohibul maal) dengan pengelola usaha
(mudharib) sesuai dengan kesepakatan. Umumnya porsi bagi hasil ditetapkan sesuai
dengan persentase kontribusi masing-masing. Pada akhir jangka waktu pembiayaan,
dana pembiayaan dikembalikan kepada bank. Pada pembiayaan musyarakah bank
boleh ikut serta dalam manajemen proyek yang dibiayai.
8

b. Pembiayaan mudharabah, yaitu pembiayaan seluruh kebutuhan modal pada suatu
usaha untuk jangkan waktu terbatas sesuai kesepakatan. Hasil usaha bersih dibagi
antara bank sebagai penyandang dana (shahibul mal) dengan pengelola usaha
(mudharib) sesuai kesepakatan. Umumnya porsi bagi hasil ditetapkan bagi
mudharabah lebih besar dari pada shahibul mal. Pada akhir jangka waktu
pembiayaan, dana pembiayaan dikembalikan kepada bank. Pada pembiayaan
mudharabah bank tidak boleh ikut serta dalam manajemen proyek yang dibiayai.
c. Pembiayaan murabaha, yaitu pembiayaan berupa talangan dana yang dibutuhkan
nasabah untuk membeli suatu barang/jasa dengan kewajiban mengembalikan
talangandana tersebut seluruhnya pada waktu jatuh tempo. Bank memperoleh
margin keuntungan dari transaksi jual-beli antara bank dengan pemasok dan antara
bank dengan nasabah, model pengembalian talangan dana seluruhnya pada waktu
jatuh tempo biasanya diberikan kepada objek pembiayaan yang tidak segera
menghasilkan, seperti untuk kebutuhan traktor petani tidak mungkin dibayar
kembali sebelum tanamannya menghasilkan/panen.
d. Pembiayaan bai’u bithaman Ajil, yaitu pembiayaan berupa talangan dana yang
dibutuhkan nasabah untuk membeli suatu barang/jasa dengan kewajiban
mengembalikan talangan dana tersebut secara menyicil sampai lunas dalam jangka
waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan. Bank memperoleh margin keuntungan
dari transaksi jual-beli antara bank dengan pemasok dan antara bank dengan
nasabah. Model pengembalian talangan dana secara menyicil biasanya diberikan
kepada objek pembiayaan yang dapat segera menghasilkan seperti untuk kebutuhan
kendaraan angkutan umum yang segera dapat menghasilkan setelah kendaraan
diterima.

9

e. Pembiayaan salam, yaitu pembiayaan berupa talangan dana yang dibutuhkan
nasabah untuk membeli suatu barang/jasa yang sudah wujud tetapi masih harus
menunggu waktu penyerahannya, dengan kewajiban mengembalikan talangan dana
tersebut secara menyicil atau dibayar sekaligus sampai lunas dalam jangka waktu
tertentu sesuai dengan kesepakatan. Bank memperoleh marjin keuntungan dari
transaksi jual-beli antara bank dengan pemasok dan antara bank dengan nasabah.
f. Pembiayaan Istishna, yaitu pembiayaan berupa talangan dana yang dibutuhkan
nasabah untuk membeli suatu barang/jasa yang belum wujud dan harus dibuat
sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan dengan kewajiban mengembalikan talangan
dana tersebut secara menyicil atau dibayar sekaligus sampai lunas dalam jangka
waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan. Bank memperoleh marjin keuntungan
dari transaksi jual-beli antara bank dengan pemasok dan antara bank dengan
nasabah.
g. Pembiayaan Ijarah, yaitu pembiayaan berupa talangan dana yang dibutuhkan
nasabah untuk membeli suatu barang/jasa dengan kewajiban menyewa barang
tersebut sampai jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan, pada akhir jangka
waktu tersebut pemilikan barang dihibahkan kepada nasabah atau dibeli oleh
nasabah, bank memperoleh margin keuntungan melalui pembelian dari pemasok
dan sewa dari nasabah.
h. Pembiayaan ar-Rahn, yaitu pembiayaan berupa pinjaman dana tunai dengan
jaminan barang bergerak yang relatif nilainya tetap seperti perhiasan emas, perak,
intan, berlian, dan batu mulia, untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan
kesepakatan. Nasabah diwajibkan membayar kembali utangnya pada saat jatuh
tempo dan membayar sewa tempat penyimpanan barang jaminannya. Bank
memperoleh pendapatan berupa sewa tempat penyimpanan barang jaminannya.

10

i. Pembiayaan Qardhul Hasan, yaitu pembiayaan berupa pinjaman tanpa dibebani
biaya apapun bagi kaum dhuafa yang merupakan asnaf Zakat/infaq/shadaqah dan
ingin mulai usaha kecil-kecilan, nasabah hanya diwajibkan mengembalikan
pinjaman pokoknya saja pada waktu jatuh tempo sesuai dengan kesepakatan dengan
membayar biaya-biaya administrasi yang diperlukan (seperti bea materai dan biaya
notaris), nasabah yang berhasil dianjurkan membayar zakat/ infaq/ shadaqah untuk
memperkuat dana Qardhul Hassan. Bank memperoleh pngembalian biaya
administrasi dan menampung zakat/ infaq/ shadaqah dari nasabah yang berhasil
usahanya.
Dari kesembilan jenis pembiayaan utama tersebut di atas, dapat dicatat beberapa
manfaat sebagai berikut :
1) Akses masyarakat kepada jenis pembiayaan mudharabah dan musyarakah ini sangat
besar, karena tidak ada beban bunga dan jaminan utang yang harus diperhiyungkan.
2) Pada jenis pembiayaan murabaha, bai’u bithaman ajil, bai’us salam, dan bai istishna,
arus barang diperlancar sehingga secara otomatis pasokan uang selalu diimbangi
dengan pasokan barang/jasa.
3) Pembiayaan Ijarah mirip dengan leasing atau sewa guna usaha. Di Indonesia usaha
leasing memerlukan izin usaha tersendiri terlepas dari usaha perbankan. Namun
demikian ijarah adalah usaha yang lazimnya ada pada perbankan dengan sistem bagi
hasil sehingga mungkin masih dapat ditampung dalam ketentuan Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Pasal 6 ayat n, akses masyarakat kepada
pembiayaan ijarahpun sangat besar.
4) Pembiayaan ar-Rahn mirip dengan pinjaman gadai, pada awalnya di Indonesia
pinjaman atas dasar hukum gadai hanya boleh dilakukan (monopoli) Perum
Pegadaian. Namun dengan terbukanya Indonesia dalam kerangka globalisasi, maka
11

kemungkinan ar-Rahn yang merupakan usaha yang lazim ada pada perbankan dengan
sistem bagi hasil. Pelayanan untuk pembiayaan ar-Rahn mudah dan cepat sehingga
akses kepada berbagai lapisan masyarakat besar sekali.
5) Pembiayaan Qardhul Hasan memang dirancang untuk kaum dhuafa penerima zakat/
infaq/ shadaqah (asnaf) yang ingin memulai usaha kecil-kecilan sehingga pembiayaan
ini dapat membantu program pengentasan kemiskinan. (Perwataatmadja dan Tanjung ,
2007:77-80 )

2. PELAYANAN-PELAYANAN LAIN.
Perwataatmadja dan Tanjung (2007: 80-81). Selain dari sembilan jenis pembiayaan
utama tersebut di atas perbankan syariah juga menyelenggarakan pelayanan-pelayanan
sebagaimana yang dilakukan perbankan konvensionalpada umumnya. Jenis-jenis
pelayanan yang lazim diselenggarakan oleh perbankan dengan sisitem bagi hasil antara
lain adalah
a.

Al-Kafalah, yaitu pemberian jaminan oleh bank sebagai penanggung (kafil)
kepada pihak ketiga atas kewajiban pihak kedua (yang ditanggung). Atas
pemberian jaminan ini bank memperoleh fee.

b.

Al-Hiwalah, yaitu jasa pengalihan tanggung jawab pembayaran hutang dari
seseorang yang berhutang kepada orang lain.atas jasa pengalihan utang ini bank
memperoleh fee.

c.

Al-Joalah, yaitu jasa pelayanan pesanan/permintaan tertentu dari nasabah. Atas
jasa pelayanan ini bank memperoleh fee.

d.

Al- Wakalah, yaitu jasa melakukan tindakan/ pekerjaan mewakili nasabah sebagai
pemberi kuasa. Untuk mewakili nasabah melakukan tindakan/pekerjaan tersebut,

12

nasabah diminta untuk mendepositokan dana secukupnya. Untuk menerima kuasa
mewakili nasabah melakukan tindakan/pekerjaan ini, bank memperoleh fee.
e.

Sharf adalah jual beli suatu valuta dengan valuta lain. Produk jasa perbankan yang
menggunakan akad sharf adalah fasilitas penukaran uang (money changer).
(Ascarya, 2008:110).

f.

Ujr adalah imbalan yang diberikan atau yang diminta atas suatu pekerjaan yang
dilakukan. Akad ujr diaplikasikan dalam produk-produk jasa keuangan bank
syariah (fee based services), seperti untuk penggajian, penyewaan safe deposit
box, penggunaan ATM, dan sebagainya. (Ascarya, 2008:110).

3. PROSPEK PERBANKAN SYARIAH
Perwataatmadja dan Tanjung (2007: 93- 104). Untuk mengetahui prospek bank
syariah di Indonesi, perlu diinventarisasi dan dipelajari apa yang menjadi kekuatan,
kelemahan, peluang, dan tantangannya yang biasa disebut dengan analisa SWOT.
Dengan memahami hasil analisa SWOT terhadap keberadaan bank syariah di Indonesia,
akan dapat diperkirakan bagaimana prospek bank syariah di Indonesia.
4. ANALISIS INTERNAL (KEKUATAN DAN KELEMAHAN)
a. Kekuatan (strength) dari sistem bank syariah
1) Dukungan umat islam yang merupakan mayoritas penduduk.
Bank syariah telah lama menjadi dambaan umat islam di Indonesia, bahkan sejak
masa kebangkitan nasional yang pertama. Berdirinya bank syariah merupakan upaya
strategis dalam garis-garis program kerja majelis ulama indonesia tahun 1990 1995.
Hal ini menunjukkan besarnya harapan dan dukungan umat islam yang diwakili oleh
Majelis Ulama Indonesia terhadap adanya Bank Syariah.
2) Dukungan dari lembaga keuangan Islam di seluruh dunia.
13

Adanya bank syariah yang sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah Islam adalah
sangat penting untuk memelihara umat islam dari terjerumus kepada yang haram. Ada
berbagai fatwa ulama yang diterbitkan oleh 5 kelompok institusi yang menyamakan
bunga bank sama dengan riba, yaitu fatwa oleh Kantor Mufti Mesir antara tahun 1900
s/d 1989, fatwa oleh Konferensi Kedua Konsul Pengkajian Islam, Al-Azhar, Kairo,
Mesir pada Muharam 1385H/Mei 1965M, fatwa oleh Konsul Akademi Fiqih islam
dari Liga Dunia Muslim, dan fatwa oleh Presiden Jenderal Departemen IFTA di Saudi
Arabia. Oleh krena itu pada konferensi ke-2 Menteri-Menteri luar negeri negaranegara muslim di seluruh dunia bulan desember 1970 di Karachi, Pakistan, telah
sepakat untuk mendirikan Islamic Development Bank (IDB) yang dioperasikan sesuai
dengan prinsip-prinsip Syariah Islam. IDB kemudian secara resmi didirikan pada
bulan Agustus 1974 di mana Indonesia menjadi salah satu negara anggota pendiri.
Negara-negara anggotanya antara lain : Albania, Algeria, Bahrain, Bangladesh,
Djibouti, Gambia, Guinea, Kuwait, Niger, Pakistan, Palestina, senegal, Turki, Yaman,
Indonesia. Di Negara-negara tersebut IDB telah memberikan modal untuk mendirikan
bank syariah.
3) Relevansi konsep yang melekat (build in concept) pada bank syariah dengan
kebutuhan pembangunan baik masa kini maupun dimasa yang akan datang.
Bank syariah memiliki suatu sitem operasional yang diperlukan masyarakat baik
untuk saat ini maupun untuk saat yang akan datang karena :
(a) Build in concept bank syariah mendorong terjalinnya kebersamaan antara bank
dan nasabahnya baik dalam menghadapi risiko usaha maupun dalam membagi
keuntungan/kerugian secara adil.
(b) Penyaluran dana bank syariah berupa pembiayaan murabaha dan baiu bithaman
ajil dapat dilakukan tanpa jaminan fisik baik berupa surat hak atas pemilikan harta

14

tetap maupun fidusia. hal ini dapat dilakukan karena pembiayaan yang diberikan
adalah berupa talangan dana untuk membeli barang kebutuhan peminjam (selama
belum lunas, barang itu masih menjadi milik bank).
(c) Untuk pembiayaan al-mudharabah dan al-musyarakah, bank syariah dengan
sendirinya tidak akan membebani nasabah dengan biaya-biaya tetap yang
ditentukan dimuka, nasabah hanya diwajibkan membagi hasil usahanya secara
wajar sesuai dengan perkembangan usahanya menurut perjanjian yang telah
disepakati sebelumnya. Bagi hasil kecil kalau keuntungan usahanya kecil dan bagi
hasil besar kalau keuntungan usahanya besar.
(d) Karena pendapatan dari bagi hasil yang diterima nasabah sebagai penyimpan dana
pada bank syariah akan berbeda dari waktu ke waktu sejalan dengan situasi
ekonomi, maka nasabah secara otomatis sudah dapat mengetahui keadaan
banknya jauh sebelum bank tersebut menderita kerugian, inilah keterbukaan yang
dijamin oleh bank syariah.
(e) Bank syariah dalam operasinya juga terbebas dari penyimpangan- penyimpangan
karena penyaluran dana selalu dikaitkan dengan barang yang diperlukan pemijam.
Pada bank syariah berlaku ketentuan “ ada barang, ada uang” sehingga secara
makro selalu menyeimbangkan jumlah uang yang beredar dengan jumlah barang
yang tersedia. Oleh karena itu bank dengan sistem ini tidak berdampak inflasi,
mendorong investasi, mendorong pembukaan lapangan kerja baru, dan
mendorong terjadinya pemerataan pendapatan.
(f) Bank syariah juga menyediakan pinjaman murah bebas bunga disebut al-qardul
hasan dari rekening dana umat atas nama baitul tamwil, yayasan-yayasan, BAZIS,
masjid, atau nasabah perorangan, dan sebagainya yang dananya berasal dari zakat,

15

infaq, shadaqah, dan wakaf tunai sebelum saatnya disalurkan kepada mereka yang
berhak.
(g) Investasi yang dilakukan nasabah bank syariah ke dalam perekonomian, dapat
dilakukan setiap waktu dan tidak tergantung kepada tinggi rendahnya tingkat
bunga karena tidak ada biaya uang (cost of money = biaya bunga pinjaman) yang
harus diperhitungkan.
(h) Bank syariah bersifat mandiri dan tidak terpengaruh secara langsung oleh gejolak
moneter, baik dalam negeri maupun internasional, karena kegiatan operasional
bank ini tidak menggunakan perangkat bunga. Kemandirian ini menjamin bank
syariah mempunyai ketahananyang kuat terhadap pengaruh negatif globalisasi.
(i) Persaingan antar bank syariah tidak saling mematikan tetapi saling menghidupi,
bentuk persaingan antar bank syariah adalah “fastabiqul khairat” atau berlombalomba untuk lebih baik dari yang lain dalam memberikan pelayanan kepada
nasabah. Dengan demikian antar bank syariah ada jaringan kemitraan baik
pendanaan maupun pembiayaan dalam bentuk penyertaan, penepatan, line of
financing, dan informasi proyek pembiayaan.
b. Kelemahan (weakness) dari sistem bagi hasil bank syariah
Kelemahan utama sistem bagi hasil bank syariah terletak pada sisi penyaluran
dana kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan mudharabah dan pembiayaan
musyarakah, pada kedua jenis pembiayaan ini bank syariah sangat menggantungkan
diri pada akhlak, moral, dan kejujuran nasabahnya. Pada kedua jenis pembiayaan ini
bank syariah sangat rawan terhadap mereka yang beritikad tidak baik.
Kelemahan lainnya terdapat pada sisi pengerahan dana masyarakat dalam bentuk
tabungan mudharabah dan deposito mudharabah pada kedua jenis simpanan ini
diperlukan perhitungan bagi hasil yang tepat, terutama dalam menghitung bagi hasil
16

nasabah yang kecil-kecil dan yang nilai simpanannya di bank tidak pernah tetap.
Dengan demikian kemungkinan salah hitung setiap saat bisa terjadi sehingga
diperlukan kecermatan yang lebih besar dari bank konvensional.
Kelemahan berikutnya adalah bahwa karena bank ini membawa misi bagi hasil
yang adil, maka bank syariah lebih membutuhkan tenaga profesional yang andal
daripada bank konvensional, kekeliruan menilai kelayakan proyek yang akan dibiayai
bank syariah mungkin akan membawa akibat yang lebih berat daripada yang dihadapi
bank konvensional yang hasil pendapatannya sudah dapat dihitung secara tetap dari
bunga.
Karena bank syariah masih baru dioperasikan di Indonesia maka kemungkinan di
sana sini masih diperlukan perangkat peraturan pelaksanaan untuk pembinaan dan
pengawasannya. Masalah adaptasi sistem pembukuan dan akuntansi perbankan yang
telah baku, termasuk hal yang masih perlu dibahas dan diperoleh kesepakatan
bersama. Dengan mengenali kelemahan-kelemahan ini maka adalah kewajiban kita
semua untuk memikirkan bagaimana mengatasinya dan menemukan penangkalnya.
c. Peluang (opportunity) dari bank syariah
Yang paling penting dalam hal ini adalah, bagaimana dapat didirikannya bank
syariah sebanyak-banyaknya di Indonesia, lalu dapat tumbuh dan berkembang serta
dapat bertahan di tengah-tengah krisis ekonomi yang berkepanjangan. Kemudian yang
lebih penting lagi adalah mampu menjadi bank andalan di masa yang akan datang
dalam memasuki globalisasi ekonomi berikut ini akan diuraikan berbagai
pertimbangan yang membentuk peluang-peluang bank syariah.
1) Peluang karena pertimbangan kepercayaan agama.

17

a) Adanya hal yang nyata bahwa menurut fatwa ulama di dunia, masih banyak yang
menganggap bahwa menerima dan/atau membayar bunga adalah termasuk
menghidup suburkan riba. Maka banyak masyarakat islam yang tidak mau
menggunakan jasa perbankan konvensional yang telah ada sekarang.
b) Meningkatnya kesadaran beragama yang merupakan hasil pembangunan pada
sektor agama, telah memperbanyak jumlah perorangan, yayasan-yayasan, pondokpondok pesantren, sekolah –sekolah agama, masjid-masjid, baitul mal, yang
belum menyimpan dananya di bank konvensional yang sudah ada. Hal ini sejalan
dengan fatwa ulama.
c) Sistem pengenaan biaya uang/imbalan uang dalam sistem perbankan yang berlaku
sekarang (disebut bunga) di khawatirkan mengandung unsur – unsur yang tidak
sejalan dengan syariah islam, yaitu antara lain:
(a) Bunga ditetapkan dimuka secara pasti (fixed) dianggap mendahului takdir
karena seolah – olah peminjam uang dipastikan akan memperoleh
keuntungan sehingga mampu membayar pokok pinjaman dan bungabunganya pada waktu yang telah ditetapkan [lihat surat Luqman ayat 34].
(b) Bunga ditetapkan dalam bentuk persentase (%) sehingga apabila dipadukan
dengan unsur ketidak pastian yang dihadapi manusia, secara matematis
dengan berjalannya waktu akan bisa menjadikan hutang berlipat ganda [lihat
surat Al- Imran ayat 130].
(c) Memperdagangkan/ menyewakan barang yang sama dan jenis dengan
memperoleh keuntungan/ kelebihan kualitas maupun kuantitas, hukumnya
adalah riba [ lihat terjemah hadits Shahih Muslim oleh Ma’mur Daud Bab
riba no. 1551 s/d 1567].

18

(d) Membayar hutang dengan lebih baik [yaitu diberikan tambahan] seperti
yang dicontohkan dalam Al-Hadits, harus atas dasar suka rela dan
inisiatifnya harus datang dari yang punya utang, bukan karena ditetapkan
dimuka dan dalam jumlah yang pasti [ lihat terjemah hadits Shahih Muslim
oleh Ma’mur Daud Bab Riba No. 1569 s/d 1572]. Unsur-unsur yang
dikhawatirkan tidak sejalan dengan syariah islam tersebut di ataslah yang
ingin dihindari dalam mengelola bank syariah.
2) Adanya peluang hukum untuk berkembangnya bankn syariah.
a) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tantang Bank Indonesia mengamanatkan
agar Bank Indonesia juga mengembangkan dan membina perbankan Syariah.
b) Undang-undang Dasar 1945 pasal 33 ayat (1) beserta penjelasannya yang
menyebutkan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas
asas kekeluargaan. Bank syariah dalam operasinya mempunyai konsep yang
melekat (build in concept) berasaskan kebersamaan baik dalam hal investasi,
menghadapi risiko usaha, maupun dalam membagi hasil usaha dengan
Nasabahnya.
c) Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan undang-undan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan Konsumen Mengenai Perbankan Syariah Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Tabungan Wadiah Pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan

15 173 91

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Non Muslim Dalam Menggunakan Jasa Perbankan Syariah (Studi Pada Bank Syariah Wilayah Tangerang Selatan)

1 21 128

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Nasabah Memilih Bank Syariah di Kecamatan Ciputat

1 18 148

ANALISIS PEMAHAMAN MASYARAKAT ACEH TERHADAP KEPUTUSAN MEMILIH BANK SYARIAH (STUDI KASUS NASABAH BANK ACEH CABANG SYARIAH DI BANDA ACEH)

11 70 98

ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN HUKUM ISLAM NASABAH TERHADAP KEPUTUSAN DALAM MENGGUNAKAN JASA PERBANKAN SYARIAH (Studi kasus pada Bank Pembangunan Daerah Syariah Yogyakarta)

0 7 82

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP NASABAH DALAM MEMILIH JASA PERBANKAN SYARIAH (STUDI KASUS BANK MANDIRI SYARIAH SURABAYA).

0 6 112

PENGARUH PRIBADI SOSIAL KEBUDAYAAN DAN PSIKOLOGIS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN NASABAH MEMILIH PRODUK PERBANKAN SYARIAH

0 0 22

PENGARUH PRIBADI SOSIAL KEBUDAYAAN DAN PSIKOLOGIS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN NASABAH MEMILIH PRODUK PERBANKAN SYARIAH

0 0 21

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP NASABAH DALAM MEMILIH JASA PERBANKAN SYARIAH (STUDI KASUS BANK MANDIRI SYARIAH SURABAYA) SKRIPSI

0 0 17

PENGARUH BUDAYA, PSIKOLOGIS, PELAYANAN, PROMOSI DAN PENGETAHUAN TENTANG PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH DALAM MEMILIH BANK SYARIAH (Studi Kakus Pada Nasabah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Khasanah Ummat)

0 0 14