Pengaruh Pengetahuan Konsumen Mengenai Perbankan Syariah Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Tabungan Wadiah Pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PENGETAHUAN KONSUMEN MENGENAI PERBANKAN SYARIAH TERHADAP KEPUTUSAN MENJADI NASABAH

TABUNGAN WADIAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI CABANG MEDAN

OLEH

MAZZ REZA PRANATA 060502204

PROGRAM STUDI STRATA SATU MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Pengetahuan Konsumen Menenai Perbankan Syariah Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Tabungan Wadiah Pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan. Penelitian ini menggunakan data cross section. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan timbal balik (saling mempengaruhi satu sama lain), hubungan satu arah, atau tidak ada hubungan sama sekali antara pengetahuan konsumen mengenai perbankan syariah terhadap keputusan menjadi nasabah tabungan wadiah pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan.

Penelitian ini menggunakan jenis desain kausal. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dan accidental sampling.

Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dipilih dengan

pertimbangan tertentu, sedangkan accidental sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan. Kriteria yang dapat dijadikan sampel adalah nasabah yang telah menjadi pengguna tabungan wadiah pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan selama lebih dari satu tahun dan merupakan nasabah aktif yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan.

Data yang ada diproses menggunakan SPSS 16 for windows. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh pengetahuan konsumen mengenai perbankan syariah terhadap keputusan menjadi nasabah tabungan wadiah pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan konsumen mengenai perbankan syariah memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan menjadi nasabah tabungan wadiah pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan.


(3)

ABSTRACT

This research entitled "Effect of Consumer Knowledge about Sharia Banking towards Customers Decision in Wadiah Savings At PT. Bank Syariah Mandiri Medan Branch. This research uses cross section data. The purpose of this study was to determine whether there is a reciprocal relationship (mutually influence each other), one-way relationship, or no relationship at all between consumer knowledge about sharia banking towards customers decision in wadiah savings at PT. Bank Syariah Mandiri Medan Branch.

This research uses causal design. Sampling technique using a purposive sampling method and accidental sampling. Purposive sampling is a sampling technique chosen with particular consideration, while the accidental sampling is a sampling technique based on coincidence. Criteria that can be sampled is the customer who has been saving users wadiah at PT. Bank Syariah Mandiri Medan Branch for more than a year and is active customers who by chance met with researcher at PT. Bank Syariah Mandiri Medan Branch.

Existing data are processed using SPSS 16 for windows. The results showed the influence of consumer knowledge about sharia banking towards customer decision in wadiah savings at PT. Bank Syariah Mandiri Medan Branch. The results of this research indicate that consumer knowledge about sharia banking has a positive and significant influence on the customer decision in wadiah savings at PT. Bank Syariah Mandiri Medan Branch.


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Uraian Teoretis ... 7

2.1.1 Perilaku Konsumen ... 7

2.1.2 Pengetahuan Konsumen ... 15

2.1.3 Pengertian Bank Syariah ... 24

2.1.4 Keputusan Konsumen ... 30

2.2 Penelitian Terdahulu ... 34

2.3 Kerangka Konseptual ... 35

2.4 Hipotesis ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

3.1 Jenis Data ... 37

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian ... 37

3.3 Batasan Operasional ... 37

3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 38

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 39

3.6 Populasi dan Sampel ... 40

3.7 Jenis Data ... 41

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 42

3.9 Uji Validitas dan Realibilitas ... 43

3.10Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 47

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 47

4.1.1 Sejarah Perkembangan Bank Syariah Mandiri ... 47


(5)

4.1.3 Prinsip Syariah ... 51

4.1.4 Prinsip Operasi Bank Syariah ... 51

4.1.5 Budaya Perusahaan ... 52

4.1.6 Tujuan dan Strategi Perusahaan ... 53

4.1.7 Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri ... 54

4.1.6 Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri ... 55

4.2 Hasil Penelitian ... 58

4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 58

4.2.2 Analisis Deskriptif ... 60

4.2.3 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 65

4.3 Pembahasan ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

5.1 Kesimpulan ... 72

5.2 Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 : Nasabah Tabungan Wadiah pada PT. Bank Syariah

Mandiri Cabang Medan Jalan A. Yani no. 100 Medan

(2008-2010) ... 4

Tabel 3.1 : Operasionalisasi Variabel ... 39

Tabel 3.2 : Alternatif Jawaban Responden ... 40

Tabel 4.1 : Validitas Instrumen ... 59

Tabel 4.2 : Reliability Statistics ... 59

Tabel 4.3 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 60

Tabel 4.4 : Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 61

Tabel 4.5 : Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 61

Tabel 4.6 : Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 62

Tabel 4.7 : Pendapat Responden terhadap Variabel Pengetahuan Konsumen ... 63

Tabel 4.8 : Pendapat Responden terhadap Variabel Keputusan Menjadi Nasabah ... 64

Tabel 4.9 : Analisis Regresi Linear Sederhana ... 65

Tabel 4.10 : Uji Regresi Secara Parsial (Uji t) ... 67


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 : Model Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen ... 31 Gambar 2.2 : A Means-End Chain of Consumers Product Knowledge .. 32 Gambar 2.3 : Lima Tahap Proses Pembelian Konsumen ... 33 Gambar 2.4 : Kerangka Konseptual ... 36 Gambar 4.1 : Struktur Perusahaan Bank Syariah Mandiri


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 : Instrumen Pengumpulan Data ... 72 Lampiran 2 : Hasil dan Pembahasan ... 74 Lampiran 3 : Distribusi Jawaban Responden ... 76


(9)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Pengetahuan Konsumen Menenai Perbankan Syariah Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Tabungan Wadiah Pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan. Penelitian ini menggunakan data cross section. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan timbal balik (saling mempengaruhi satu sama lain), hubungan satu arah, atau tidak ada hubungan sama sekali antara pengetahuan konsumen mengenai perbankan syariah terhadap keputusan menjadi nasabah tabungan wadiah pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan.

Penelitian ini menggunakan jenis desain kausal. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dan accidental sampling.

Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dipilih dengan

pertimbangan tertentu, sedangkan accidental sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan. Kriteria yang dapat dijadikan sampel adalah nasabah yang telah menjadi pengguna tabungan wadiah pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan selama lebih dari satu tahun dan merupakan nasabah aktif yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan.

Data yang ada diproses menggunakan SPSS 16 for windows. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh pengetahuan konsumen mengenai perbankan syariah terhadap keputusan menjadi nasabah tabungan wadiah pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan konsumen mengenai perbankan syariah memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan menjadi nasabah tabungan wadiah pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan.


(10)

ABSTRACT

This research entitled "Effect of Consumer Knowledge about Sharia Banking towards Customers Decision in Wadiah Savings At PT. Bank Syariah Mandiri Medan Branch. This research uses cross section data. The purpose of this study was to determine whether there is a reciprocal relationship (mutually influence each other), one-way relationship, or no relationship at all between consumer knowledge about sharia banking towards customers decision in wadiah savings at PT. Bank Syariah Mandiri Medan Branch.

This research uses causal design. Sampling technique using a purposive sampling method and accidental sampling. Purposive sampling is a sampling technique chosen with particular consideration, while the accidental sampling is a sampling technique based on coincidence. Criteria that can be sampled is the customer who has been saving users wadiah at PT. Bank Syariah Mandiri Medan Branch for more than a year and is active customers who by chance met with researcher at PT. Bank Syariah Mandiri Medan Branch.

Existing data are processed using SPSS 16 for windows. The results showed the influence of consumer knowledge about sharia banking towards customer decision in wadiah savings at PT. Bank Syariah Mandiri Medan Branch. The results of this research indicate that consumer knowledge about sharia banking has a positive and significant influence on the customer decision in wadiah savings at PT. Bank Syariah Mandiri Medan Branch.


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Eksistensi lembaga keuangan khususnya sektor perbankan menempati posisi sangat strategis dalam menjembatani kebutuhan modal kerja dan investasi di sektor riil dan pemilikan dana. Dengan demikian, fungsi utama sektor perbankan dalam infrastuktur kebijakan makro ekonomi memang diarahkan dalam konteks bagaimana menjadikan uang efektif untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi (how to make money effective and efficient to increase economic value). Selain bank konvensional atau bank umum, juga terdapat bank syariah yang banyak berkembang di Indonesia. Selama krisis moneter 1997-1998 bank syariah dapat bertahan dan dapat menunjukkan kinerja yang relatif lebih efektif dibandingkan lembaga perbankan konvensional. Dengan filosofi utamanya kemitraan dan kebersamaan dalam risk maupun keuntungan, bank syariah terbukti prospektif untuk berkembang di tanah air.

Salah satu tantangan paling berat yang kini banyak dihadapi oleh bank syariah adalah banyaknya tudingan yang mengatakan bank syariah hanya sekedar perbankan konvensional yang ditambah label syariah. Tantangan lainnya adalah bagaimana menonjolkan ciri khas perbankan syariah, yakni bank yang secara langsung membangun sektor riil dengan prinsip keadilan.

Selain itu, dari aspek eksternal, sektor perbankan syariah memiliki tantangan dari sisi pemahaman sebagian masyarakat yang masih rendah terhadap


(12)

operasional bank syariah. Mereka secara sederhana beranggapan bahwa dengan tidak dijalankannya sistem bunga, bank syariah tidak akan memperoleh pendapatan. Konsekuensinya adalah bank syariah akan sulit untuk survive. Selain itu juga untuk mempelajari karakteristik dan perilaku dari kelompok masyarakat pengguna dan calon pengguna jasa perbankan syari’ah sebagai dasar penetapan strategi sosialisasi dan pemasaran bagi bank-bank syariah.

Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimilki konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen (Mowen and Minor, 2008:106). Menurut Engel et al. (2004: 317) membagi pengetahuan konsumen ke dalam tiga jenis pengetahuan yaitu: Pengetahuan Produk, Pengetahuan Pembelian dan Pengetahuan Pemakaian. Saat ini sebagian besar masyarakat hanya melihat bahwa nilai tambah bank syariah adalah lebih halal dan selamat, lebih menjanjikan untuk kebaikan akhirat, dan juga lebih berorientasi pada menolong antarsesama dibandingkan dengan bank konvensional. Hal tersebut memang benar, namun bank syariah juga memiliki keuntungan duniawi karena produk-produknya tidak kalah bersaing dengan bank-bank konvensional dan bagi hasil yang ditawarkan juga tidak kalah menguntungkan dibandingkan dengan bunga.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Bank Indonesia bekerjasama dengan beberapa lembaga penelitian mengungkapkan bahwa kesan umum yang ditangkap oleh masyarakat tentang Bank Syari’ah adalah (1) Bank Syari’ah


(13)

indentik dengan bank dengan sistem bagi hasil, (2) Bank Syari’ah adalah bank yang Islami, eksklusif untuk umat islam.

Dengan masih rendahnya pemahaman masyarakat akan pemahaman Islam apalagi masalah perbankan bahkan perekonomian secara lebih luas maka perbankan syariah harus terus berkembang dan memperbaiki kinerjanya. Dengan pesatnya pertumbuhan yang ditandai semakin banyaknya bank konvensional yang akhirnya mendirikan unit-unit syariah, ini membuktikan bahwa bank syariah memang mempunyai kompetensi yang tinggi.

Kini bank syariah tumbuh dan berkembang pesat. Apalagi dengan hadirnya sejumlah Bank Umum Syariah semakin memantapkan posisi perbankan syariah di Indonesia. Salah satu Bank Umum Syariah yang sedang mendapat sorotan publik adalah Bank Syariah Mandiri (BSM) yang resmi beroperasi pada hari Senin, 1 November 1999, bertepatan dengan tanggal 25 Rajab 1420 H. PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan yang merupakan anak perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) hadir sebagai bank yang mengkombinasikan idealisme usaha dan nilai-nilai rohani dalam operasionalisasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani tersebut, menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri sebagai solusi dan kiprah baru perbankan Indonesia.

Bank Syariah Mandiri dinilai sebagai salah satu bank syariah yang berkembang paling pesat dibandingkan dengan bank umum syariah lainnya, hal ini terlihat dari jumlah kantor layanannya yang meningkat setiap tahun. Kantor layanan Bank Syariah Mandiri yang ada di wilayah Indonesia kini berjumlah 513 kantor yang tersebar di 33 propinsi yang ada di Indonesia, demikian juga total


(14)

nasabahnya yang semakin meningkat tiap tahunnya. Hal ini jauh berbeda bila dibandingkan dengan Bank BNI syariah yang hanya memiliki 57 kantor cabang syariah diseluruh Indonesia, BRI syariah yang hanya memiliki 86 kantor layanan yang tersebar di seluruh Indonesia serta BCA Syariah yang hanya memiliki 16 kantor layanan di empat provinsi yang ada di Indonesia. Dilihat dari aset perusahaan juga menunjukkan bahwa BSM memiliki porsi yang lebih besar yakni 375, 710 Triliun, sementara BRI Syariah, BCA syariah, dan BNI Syariah berturut-turut hanya memiliki 369,025 Triliun , 305,158 Triliun , dan 212,236 Triliun. Dari data tersebut terbukti bahwa BSM merupakan bank umum syariah terbesar yang ada di Indonesia, berikut ini merupakan data jumlah nasabah Tabungan Wadiah pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan.

Tabel 1.1

Nasabah Tabungan Wadiah pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Jalan A. Yani no. 100 Medan

(2008-2010)

Tahun Jumlah Nasabah Tabungan Wadiah

2008 6315 nasabah

2009 5962 nasabah

2010 6102 nasabah

Sumber : Bank Syariah Mandiri Cabang Medan

Tabel 1.1 dapat dilihat jumlah nasabah yang menabung pada tiga tahun terakhir pada tahun 2008-2010. Pada tahun 2009 PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan mengalami penurunan jumlah rekening hal ini dikarenakan nasabah kurang menerima keunggulan dari tabungan yang ada pada Bank Syariah Mandiri Cabang Medan tersebut sehingga jumlah nasabah mengalami penurunan,


(15)

Perbankan syariah akan semakin tinggi lagi pertumbuhannya apabila masyarakat mempunyai permintaan dan antusias yang tinggi dikarenakan faktor peningkatan pemahaman dan pengetahuan tentang bank syariah, disamping faktor penyebab lainnya.

Oleh karena itu upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bank syariah menjadi isu strategis dalam pengembangan bank syariah di masa yang akan datang. Semakin baik pengetahuan tentang bank syariah semakin tinggi kemungkinan untuk mengadops i bank syariah. Sebagian besar masyarakat yang mengadopsi bank syariah masih dominan dipengaruhi oleh emosi keagamaan belum berdasarkan pada pemahaman rasional yang baik.

Berdasarkan latar belakang masalah ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Pengetahuan Konsumen Mengenai Perbankan Syariah Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Tabungan Wadiah pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: “Apakah Pengetahuan Konsumen mengenai Perbankan Syariah Berpengaruh Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Tabungan Wadiah Pada PT. Bank Mandiri Syariah Cabang Medan?”


(16)

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan Penulis melakukan penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui Pengaruh Pengetahuan Konsumen Mengenai Perbankan Syariah terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Tabungan Wadiah Pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan.

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan pada Pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan dalam menerapkan dan melaksanakan kebijakan Pengetahuan Konsumen Mengenai Perbankan Syariah

2. Bagi penulis

Penulisan ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori-teori dari literatur yang penulis peroleh dari perkuliahan dan memperdalamnya serta menambah wawasan dan pengetahuan penulis. 3. Bagi pihak lain

Sebagai bahan referensi untuk penelitian berikutnya yang meneliti tentang objek yang sama atau yang berkaitan dengan Pengetahuan Konsumen Mengenai Perbankan Syariah dimasa mendatang.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Uraian Teoretis

2.1.1 Perilaku Konsumen

(Schiffman dan Kanuk 2004: 8) menerangkan tentang definisi perilaku konsumen sebagai berikut ”The behavior that consumers display in searching for

purchasing, using, evaluating, and disposing of products, services, and ideas which they expect to satisfy their needs”. (“Perilaku yang ditunjukkan oleh

konsumen dalam pencariannya untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk, jasa dan ide yang mereka kira dapat memenuhi kebutuhan mereka”).

Sedangkan Engel et al. (2004: 4) perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. Variasi definisi lainnya seperti yang dikutip oleh Ujang Sumarwan sebagai berikut : “Perilaku yang ditujukan oleh orang-orang dalam merencanakan, membeli, dan menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa” (Winardi dalam Sumarwan 2004: 51). “Perilaku yang dikaitkan dengan preferences dan

possibilities” (Deaton dan Muellbawer dalam Sumarwan 2004: 51). “Perilaku

konsumen merupakan pengkajian dan perilaku manusia sehari-hari” (Mullen dan Johnson dalam Sumarwan 2004: 52).


(18)

Schiffman dan Kanuk (2004: 8) mengemukakan bahwa “Studi perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha, dan energi)”.

Secara sederhana, studi perilaku konsumen meliputi hal-hal sebagai berikut, Apa yang dibeli konsumen? (What they buy?), Mengapa konsumen membelinya? (Why they buy it?), Kapan mereka membelinya? (When they buy

it?), Dimana mereka membelinya? (Where they but it?), Berapa sering mereka

membelinya? (How often they buy it?), Berapa sering mereka menggunakannya? (How often they use it?). Dengan kata lain perilaku konsumen meliputi aktivitas bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, dan membuang barang, jasa, dan gagasan atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka.

Memahami perilaku konsumen dan mengenal pelanggan bukan hal yang sederhana. Pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka namun dapat bertindak sebaliknya. Mereka mungkin menanggapi pengaruh yang merubah mereka pada menit-menit terakhir. Karenanya pemasar harus mempelajari keinginan, persepsi, preferensi serta perilaku belanja dan pembelian pelanggan sasaran mereka.

A. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen

Engel et al. (2004: 60) berpendapat bahwa konsumen dapat dipengaruhi perilakunya menurut kehendak pihak yang berkepentingan. Selanjutnya Engel


(19)

juga menyebutkan sedikitnya ada tiga faktor yang menjadi deteminan variasi penentu keputusan konsumen. Tiga faktor ini yang menjadi pengaruh yang mendasari pada perilaku konsumen. Faktor-faktor tersebut adalah :

1. Pengaruh Lingkungan

Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks dimana keputusan mereka dipengaruhi oleh:

a. Budaya, b. Kelas Sosial, c. Pengaruh Pribadi, d. Keluarga,

e. Situasi.

2. Perbedaan dan Pengaruh Individual

Konsumen juga dipengaruhi faktor internal yang menggerak dan mempengaruhi perilaku mereka. Faktor internal ini sangat mungkin berbeda antar individu sehingga akan menghasilkan keputusan dan perilaku yang berbeda pula.

Faktor-faktor tersebut adalah: a. Sumber daya konsumen, b. Motivasi dan Keterlibatan, c. Pengetahuan,

d. Sikap,


(20)

3. Proses Psikologis

Proses psikologis dari konsumen akan membawa mereka pada proses berikut yaitu :

a. Pengolahan Informasi, b. Pembelajaran dan,

c. Perubahan Sikap/ Perilaku, yang kesemuanya akan memberikan dampak pada penentuan keputusan mereka.

Senada dengan Engel, Kotler dan Keller (2009: 166) menyebutkan setidaknya ada tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu: faktor budaya, sosial dan pribadi.

1. Faktor Budaya

Kelas budaya, subbudaya, dan sosial sangat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Budaya (culture) adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang. Setiap budaya terdiri dari subbudaya (subculture) yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk anggota keluarga mereka. Subbudaya meliputi kebangsaan, agama, kelompok ras dan wilayah geografis.

Hampir seluruh kelompok manusia mengalami stratifikasi sosial yang sering kali dalam bentuk kelas sosial, divisi yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, tersusun secara hierarki dan mempunyai anggota yang berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama. kelas sosial mempunyai beberapa karakteristik. Pertama, orang-orang yang berada pada kelas yang sama cenderung mempunyai kemiripan dalam cara berpakaian, pola bicara, dan


(21)

preferensi rekreasional dibandingkan dengan orang-orang dari kelas sosial yang berbeda. Kedua, orang yang dianggap menduduki posisi lebih rendah atau lebih tinggi menurut kelas sosial. Ketiga, kelompok variabel mengindikasikan kelas sosial, alih-alih variabel tunggal. Keempat, kelas sosial seseorang dalam tanga kelas sosial dapat bergerak naik atau turun sepanjan hidup mereka. Seberapa mudah dan seberapa jauh gerakannya tergantung kepada seberapa kaku stratifikasi sosial itu.

2. Faktor sosial

Selain faktor budaya, faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga, serta peran sosial dan status memperngaruhi perilaku pembelian

a. Kelompok Referensi seseorang adalah semua kelompok yang mempunyai perngaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut.

b. Keluarga keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan anggota keluarga mempresentasikan kelompok referensi utama yang paling berpengaruh. Ada dua keluarga dalam pembeli, yaitu keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung serta keluarga prokreasi yaitu pasangan dan anak-anak.

c. Peran dan Status kita dapat mendifinisikan posisi seseorang dalam tiap kelompok di mana ia menjadi anggota berdasarkan peran dan status. Peran (role) terdiri dari kegiatan yang diharapkan dapat dilakukan seseorang. Setiap peran menyandang status.


(22)

3. Faktor Pribadi

Faktor pribadi meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup pembeli; pekerjaan dan keadaan ekonomi; kepribadian dan konsep diri; serta gaya hidup dan nilai.

a. Usia dan Tahap Siklus Hidup Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga dan jumlah, usia, serta jenis kelamin orang dalam rumah tangga pada suatu waktu tertentu. Selain itu tahap siklus hidup psikologis bisa menjadi masalah. Pemasar juga harus memperhitungkan kejadian atau transisi hidup yang penting.

b. Pekerjaan dan Keadaan Ekonomi pekerjaan juga mempengaruhi pola konsumsi. Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi: penghasilan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan aset, utang, kekuatan pinjaman, dan sikap terhadap pengeluaran dan tabungan.

c. Kepribadian dan Konsep Diri setiap orang mempunyai karakteristik pribadi yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian adalah sekumpulan sifat psikologis manusia yang menyebabkan respons yang relatif konsisten dan tahan lama terhadap rangsangan lingkungan. Kepribadian merek adalah bauran tertentu dari sifat manusia yang dapat kita kaitkan pada merek tertentu.

d. Gaya Hidup dan Nilai sebagian gaya hidup terbentuk oleh keterbatasan uang atau keterbatasan waktu konsumen. Konsumen yang mengalami keterbatasan waktu cenderung multitugas (multitasking), melakukan dua atau lebih pekerjaan pada waktu yang sama. mereka juga membayar orang


(23)

lain untuk mengerjakan tugas karena waktu lebih penting daripada uang. Perusahaan yang melayani mereka akan menciptakan produk dan jasa yang nyaman bagi kelompok ini.

Penelitian pada faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen ini akan dapat menghasilkan petunjuk bagaimana meraih dan melayani konsumen secara lebih efektif.

B. Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Salah satu keputusan yang penting diambil konsumen dan harus mendapat perhatian yang besar dari para pemasar adalah keputusan pembelian konsumen. Keputusan menurut Schiffman dan Kanuk (2004: 547) adalah: ”..selection of an option from two or more alternative choices..”

Menurut Kotler dan Keller (2009: 184) untuk sampai kepada keputusan pembelian konsumen akan melewati 5 tahap yaitu :

1. Pengenalan Masalah

Merupakan tahap dimana pembeli mengenali masalah atau kebutuhannya. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan tersebut dapat dipicu oleh rangsangan internal seperti lapar dan haus yang bila mencapai titik tertentu akan menjadi sebuah dorongan dan rangsangan eksternal. Misalnya ketika melewati toko kue yang meragsang rasa laparnya.


(24)

2. Pencarian Informasi

Setelah tergerak oleh stimuli konsumen berusaha mencari informasi lebih banyak tentang hal yang dikenalinya sebagai kebutuhannya. Konsumen memperoleh info dari sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, dan kenalan), komersial (iklan, tenaga penjual, perantara, kemasan), publik (media massa, organisasi pembuat peringkat), dan eksperimental (penanganan pemeriksaan, penggunaan produk)

3. Evaluasi Alternatif

Merupakan tahapan dimana konsumen memperoleh informasi tentang suatu objek dan membuat penilaian akhir. Pada tahap ini konsumen menyempitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih berdasarkan besarnya kesesuaian antara manfaat yang diinginkan dengan yang bisa diberikan oleh pilihan produk yang tersedia.

4. Keputusan Pembelian

Merupakan tahapan dimana konsumen telah memiliki pilihan dan siap melakukan transaksi pembelian atau pertukaran antara uang atau janji untuk membayar dengan hak kepemilikan atau penggunaan suatu benda.

5. Perilaku Pascapembelian

Merupakan tahapan dimana konsumen akan mengalami dua kemungkinan yaitu kepuasan dan ketidakpuasan terhadap pilihan yang diambilnya.


(25)

2.1.2 Pengetahuan Konsumen

A. Pengertian Pengetahuan Konsumen (Consumer knowledge)

Mowen and Minor (2008: 106) mendefinisikannya sebagai “The

amount of experience with and information about particular produts or services a person has“. Sedangkan Engel et al. (2004: 337) : “at a general level, knowledge can be defined as the information stored within

memory. The subset of total information relevant to consumers functioning in the marketplace is called consumer knowledge”.

Berdasarkan kepada dua definisi tersebut dapat diartikan bahwa pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimilki konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.

B. Jenis Pengetahuan konsumen

Para ahli psikologi kognitif membagi pengetahuan ke dalam pengetahuan deklaratif (Declarative knowledge) dan pengetahuan prosedur (Procedural knowledge). Pengetahuan deklaratif adalah fakta subjektif yang diketahui oleh seseorang.

Arti subjektif disini adalah pengetahuan orang tersebut mungkin tidak selalu harus sesuai dengan realitas yang sebenarnya. Sedangkan pengetahuan prosedur adalah pengetahuan mengenai bagaimana fakta-fakta tersebut digunakan.


(26)

Pengetahuan deklaratif terbagi menjadi dua kategori : episodic dan semantic. Pengetahuan episodic (Episodic knowledge) melibatkan pengetahuan yang dibatasi dengan lintasan waktu. Pengetahuan ini digunakan untuk menjawab pertanyaan seputar waktu penggunaan suatu produk. Sebaliknya, pengetahuan semantic (Semantic knowledge) mengandung pengetahuan yang digeneralisasikan yang memberikan arti bagi dunia seseorang.

Mowen dan Minor (2008: 106) membagi pengetahuan konsumen menjadi tiga kategori :

1. Pengetahuan Objektif (Objective knowledge), 2. Pengetahuan Subjektif (Subjective knowledge), dan 3. Informasi mengenai pengetahuan lainnya.

Pengetahuan objektif adalah informasi yang benar mengenai kelas produk yang disimpan di dalam memori jangka panjang konsumen. Pengetahuan subjektif adalah persepsi konsumen mengenai apa dan berapa banyak yang dia ketahui mengenai kelas produk. Konsumen mungkin juga memiliki informasi mengenai pengetahuan berbagai hal lainnya.

Engel et al. (2004: 317) membagi pengetahuan konsumen ke dalam tiga jenis pengetahuan, yaitu:

a. Pengetahuan Produk,

b. Pengetahuan Pembelian, dan c. Pengetahuan Pemakaian.


(27)

Berikut ini dijelaskan pembagian pengetahuan konsumen tersebut: a. Pengetahuan Produk

Pengetahuan produk sendiri merupakan konglomerat dari banyak jenis informasi yang berbeda. Pengetahuan produk meliputi : 1. Kesadaran akan kategori dan merek produk di dalam kategori produk 2. Terminologi produk

3. Atribut atau ciri produk

4. Kepercayaan tentang kategori produk secara umum dan mengenai merek spesifik

1. Analisis Kesadaran

Merek yang akrab dengan konsumen merupakan perangkat kesadaran (awareness set). Jelaslah, sulit untuk menjual produk yang “tidak dikenal.” Sebagai akibatnya, sasaran pemasaran yang penting adalah memindahkan merek ke dalam perangkat kesadaran.

2. Analisis Citra

Pemasar juga berkepentingan dengan kepercayaan yang dianut oleh konsumen dan menentukan suatu citra merek. Dengan memeriksa kepercayaan konsumen mengenai kemampuan merek adalah mungkin untuk menentukan apakah suatu produk telah mencapai posisi yang diingnkan di dalam benak konsumen. Pemeriksaan pengetahuan konsumen mengenai sifat objek dikenal sebagai analisis citra (Image


(28)

3. Kesalahan Persepsi Terhadap Produk

Pemasar harus siaga terhadap ketidakakuratan di dalam pengetahuan konsumen. Sangat lazim untuk mendapatkan bahwa konsumen memiliki kepercayaan keliru yang menimbulkan penghalang yang berarti bagi keberhasilan.

4. Pengetahuan Harga

Salah satu aspek pengetahuan produk yang patut dikhususkan adalah aspek yang melibatkan harga produk. Pemeriksaan atas apa yang konsumen ketahui mengenai harga absolut dan harga relatif dapat memberikan informasi penting untuk membimbing tindakan pemasaran. Keputusan penetapan harga oleh eksekutif pemasaran mungkin pula bergantung kepada persepsi mereka mengenai berapa baik konsumen mendapatkan informasi mengenai harga. Pemasar akan lebih dimotivasi untuk menekan harga dan berespon terhadap potongan harga kompetitif bila mereka percaya konsumen banyak mengetahui tentang harga yang ditetapkan di pasar. Sebaliknya, tingkat pengetahuan yang rendah mengenai harga memungkinkan pemasar kurang memperhatikan tentang perbedaan harga yang berarti sehubungan dengan pesaing. Bila konsumen sebagian besar tidak mengetahui tentang perbedaan harga relatif, pemasar dapat mengeksploitasi ketidaktahuan ini melalui harga yang lebih tinggi.


(29)

b. Pengetahuan Pembelian

Pengetahuan Pembelian (Purchase knowledge) mencakupi bermacam potongan informasi yang dimiliki konsumen yang berhubungan erat dengan perolehan produk. Dimensi dasar dari pengetahuan pembelian melibatkan informasi berkenaan dengan keputusan tentang dimana produk tersebut harus dibeli dan kapan pembelian harus terjadi.

1. Dimana Membeli

Masalah mendasar yang harus diselesaikan oleh konsumen selama pengambilan keputusan adalah dimana mereka harus membeli suatu produk. Banyak produk dapat diperolah melalui saluran yang sangat berbeda. Karena saluran yang ada mungkin terdiri dari banyak pesaing, konsumen harus memutuskan lebih jauh mana saluran yang harus dikunjungi. Keputusan dimana membeli ditentukan sebagian besar oleh pengetahuan pembelian. Pengetahuan pembelian mencakup informasi yang dimiliki konsumen mengenai lokasi produk dimana pengetahuan ini dapat mempengaruhi perilaku pembelian.

Bila konsumen tidak akrab dengan sebuah toko, mereka harus lebih mengandalkan informasi di dalam toko dan peraga untuk mengidentifikasi lokasi produk. Pengolahan stimulus dalam toko yang meningkat mungkin mengaktifkan kebutuhan atau keinginan


(30)

yang sebelumnya tidak dikenali, sehingga menghasilkan pembelian yang tidak direncanakan.

2. Kapan Membeli

Kepercayaan konsumen mengenai kapan membeli adalah satu lagi komponen yang relevan dari pengetahuan pembelian. Konsumen yang mengetahui bahwa suatu produk secara tradisional dijual selama waktu tertentu mungkin menunda pembelian hingga waktu seperti ini tiba. Pengetahuan mengenai kapan harus membeli dapat menjadi faktor penentu yang sangat penting dari perilaku pembelian untuk inovasi baru.

Banyak konsumen tidak akan langsung membeli produk baru karena mereka percaya bahwa harga mungkin turun dengan berlalunya waktu.

c. Pengetahuan Pemakaian

Pengetahuan pemakaian (Usage knowledge) mencakup informasi yang tersedia di dalam ingatan mengenai bagaimana suatu produk dapat digunakan dan apa yang diperlukan untuk menggunakan produk tersebut. Pengetahuan pemakaian konsumen penting karena beberapa alasan. Pertama, konsumen tentu saja lebih kecil kemungkinannya membeli suatu produk bila mereka tidak memiliki informasi yang cukup mengenai bagaimana menggunakan produk tersebut.


(31)

Upaya pemasaran yang dirancang untuk mendidik konsumen tentang bagaimana menggunakan produk pun dibutuhkan. Penghalang serupa bagi pembelian terjadi bila konsumen memiliki informasi yang tidak lengkap mengenai cara-cara yang berbeda atau situasi dimana suatu produk dapat digunakan. Walaupun pengetahuan pemakaian yang tidak memadai tidak mencegah terjadinya pembelian produk, hal ini tetap saja memiliki efek yang merugikan pada kepuasan konsumen. Produk yang digunakan secara salah mungkin tidak bekerja dengan benar sehingga menyebabkan pelanggan merasa tidak puas.

Peter dan Olson (2006: 86) juga membagi pengetahuan menjadi tiga jenis pengetahuan produk yaitu :

1. Pengetahuan tentang karakteristik atau atribut produk. 2. Pengetahuan tentang manfaat produk, dan

3. Pengetahuan tentang kepuasan yang diberikan oleh produk/jasa bagi konsumen.

Secara rinci, diuraikan sebagai berikut :

1. Produk Sebagai Perangkat Ciri (Products as Bundles of

Attributes)

Keputusan tentang ciri produk adalah elemen penting dalam strategi pemasaran. Seorang konsumen akan melihat suatu produk berdasarkan kepada karakteristik/ciri atau atribut dari produk tersebut. Bagi seorang konsumen, maka mobil memiliki atribut warna, model,


(32)

tahun pembuatan, jumlah cc, merek, manual atau otomatis, dan sebagainya.

Peter dan Olson (2006: 84) menyebutkan bahwa konsumen memiliki tingkat pengetahuan produk yang berbeda. Pengetahuan ini meliputi kelas produk (Product class), bentuk produk (Product form), merek (brand), model/fitur (model/features).

Dari sudut pandang pemroses kognitif, kita dapat mempertanyakan apakah konsumen memang memilki pengetahuan tentang semua ciri tersebut dalam ingatannya dan apakah konsumen memang mengaktifkan serta menggunakan pengetahuan tersebut ketika berpikir tentang suatu produk atau merek. Pemasar perlu mengetahui ciri produk mana yang paling penting bagi konsumen, apa arti ciri tersebut bagi konsumen, dan bagaimana menggunakan pengetahuan tersebut dalam proses kognitif seperti pemahaman dan pengambilan keputusan.

2. Produk Sebagai Perangkat Manfaat (Products as Bundles of

Benefits)

Jenis pengetahuan produk yang kedua adalah pengetahuan tentang manfaat produk. Konsumen mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan karena mengetahui manfaat produk tersebut bagi kesehatan tubuhnya. Manfaat yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi


(33)

sayuran dan buah-buahan adalah memperlancar proses metabolisme tubuh.

Di sisi lain, pemasar juga menyadari bahwa konsumen sering berpikir tentang produk dan merek dalam konteks konsekuensinya, bukan ciri-cirinya. Konsekuensi adalah apa yang terjadi pada konsumen ketika suatu poduk dibeli dan digunakan atau dikonsumsi.

Konsumen dapat memiliki pengetahuan tentang dua jenis konsekuensi produk yaitu konsekuensi fungsional dan konsekuensi psikososial. Konsekuensi fungsional (Functional consequences) adalah dampak tak nyata dari penggunaaan suatu produk yang dialami konsumen.

Konsekuensi psikososial (Psychosocial consequences) mengacu pada dampak psikologis dan sosial dari penggunaan suatu produk konsumen. Psikologis penggunaan produk adalah dampak internal pribadi seperti bagaimana suatu produk membuat anda merasakannya.

3. Produk Sebagai Pemuas Nilai (Products as Values Satisfiers) Konsumen juga memiliki pengetahuan tentang nilai pribadi dan simbolis yang dapat dipenuhi atau dipuaskan oleh suatu produk atau merek. Nilai juga melibatkan afeksi sehubungan dengan kebutuhan atau tujuan tesebut (perasaan dan emosi yang menyertai keberhasilan


(34)

Ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan nilai, yaitu dengan mengidentifikasi dua tipe atau level nilai : instrumental dan terminal.

a. Nilai instrumental (Instrumental values) adalah pola perilaku atau cara bertindak yang diinginkan (bersenang-senang, bertindak independent, menunjukkan kepercayaan diri).

b. Nilai terminal (Terminal values) adalah status keberadaan yang diinginkan, status psikologis yang luas (bahagia, damai, berhasil).

Nilai instrumental dan terminal (tujuan atau kebutuhan) mewakili konsekuensi terluas dan paling personal yang ingin dicapai seseorang dalam hidupnya.

2.1.3 Pengertian Bank Syariah

Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 Bank Syariah adalah Bank umum yang melaksanakan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah.

A. Prinsip Bank Syariah

Prinsip yang dijalankan dalam melaksanakan operasional bank syariah adalah :


(35)

1. Prinsip Keadilan, tercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi hasil dan pengambilan margin keuntungan yang telah disepakati oleh bank dan nasabah.

2. Prinsip Kesederajatan, bank syariah menempatkan nasabah penyimpan dana, nasabah pengguana dana, maupun bank pada kedudukan yang sama dan sederajat. Hal ini tercermin dalam hak, kewajiban, resiko, dan keuntungan yang berimbang di antara nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana, maupun pihak bank.

3. Prinsip Ketenteraman, produk-produk bank syariah telah sesuai dengan prinsip dan kaidah muamalah Islam, antara lain : tidak ada unsur riba dan menerapkan zakat harta. Dengan demikian nasabah merasakan ketenteraman lahir dan batin.

B. Pengelolaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Pengelolaan bank syariah dan bank konvensional secara umum dapat dibedakan atas beberapa kriteria. Bank syariah pada hakekatnya dikelola berdasarkan konsep berikut ini :

1. Islam memandang harta sebagai titipan atau amanah Allah SWT sehingga cara memperoleh, mengelola, dan memanfaatkannya harus sesuai dengan ajaran Islam

2. Bank syariah mendorong nasabah untuk mengelola hartanya sesuai ajaran Islam


(36)

3. Bank syariah menempatkan akhlaqul karimah baik nasabah maupun pengelola bank sebagai sikap yang mendasari hubungan antara nasabah dan bank

4. Adanya kesamaan ikatan emosional yang kuat didasarkan prinsip keadilan, prinsip kesederajatan, dan prinsip ketenteraman antara pemegang saham, pengelola bank, dan nasabah atas jalannya usaha bank syariah

5. Prinsip bagi hasil :

a. Penentuan besarnya resiko, bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung dan rugi

b. Besarnya nisbah bagi hasil berdasarkan jumlah keuntungan yang diperoleh

c. Jumlah bagi hasil meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan

d. Tidak ada yang meragukan keuntungan bagi hasil

e. Bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Jika proyek itu tidak mendatangkan keuntungan, maka kerugian itu akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.

Sedangkan dibandingkan dengan bank syariah, pengelolaan bank konvensional didasari oleh konsep sebagai berikut :

1. Pada bank konvensional terjadi konflik kepentingan diantara tiga pihak, yaitu pihak yang menginginkan bunga yang tinggi, serta kepentingan pemegang saham yaitu mengoptimalkan interest difference. Sementara


(37)

itu, kepentingan debitor adalah memperoleh tingkat bunga yang rendah. Dalam hal ini bank konvensional berfungsi sebagai perantara saja. 2. Tidak adanya ikatan emosional antara pemegang saham, pengelola

bank, dan nasabah karena masing-masing pihak memiliki keinginan yang bertolak belakang.

3. Sistem bunga :

a. Penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan menekankan pada keuntungan pihak bank

b. Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah modal yang dipinjamkan

c. Jumlah pembayaran bunga tetap

d. Eksistensi bunga diragukan kehalalannya.

C. Prinsip Dasar Produk Bank Syariah

Prinsip-prinsip dasar produk bank syariah yang diaplikasikan dalam kegiatan menghimpun dana (Produk pendanaan), antara lain :

1. Wadiah (Depository)

Titipan dari satu pihak kepada pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat bila pemilik menghendaki.

2. Mudharabah Muthlaqah (General Investment)

Kerjasama antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan modal dan memberikan kewenangan penuh kepada pihak kedua dalam


(38)

menentukan jenis dan tempat investasi, sedangkan keuntungan dan kerugian dibagi menurut kesepakatan bersama.

3. Mudharabah Muqayyadah

Kerjasama antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan modal dan memberikan kewenangan terbatas kepada pihak kedua dalam menentukan jenis dan tempat investasi, sedangkan keuntungan dan kerugian dibagi menurut kesepakatan dimuka.

Prinsip-prinsip dasar produk syariah yang diaplikasikan dalam kegiatan penyaluran dana atau produk pembiayaan :

a. Murabahah (Deferred Payment Sale)

Suatu perjanjian yang disepakati antar bank syariah dengan nasabah dimana bank menyediakan pembiayaan untuk pembelian bahan baku/modal kerja lainnya yang dibutuhkan nasabah yang akan dibayar kembali oleh nasabah sebesar harga jual (harga beli bank + margin keuntungan) pada waktu yang telah ditentukan. b. Mudharabah (Trust Financing, Trust Investment)

Kerjasama antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan modal sedangkan pihak kedua mengelola dana dimana keuntungan dan kerugian dibagi bersama menurut kesepakatan dimuka.

c. Musyarakah (Partnership, Project Financing Participation)

Perjanjian pembiayaan antara bank syariah dengan nasabah yang membutuhkan pembiayaan, dimana bank dan nasabah secara bersama membiayai suatu usaha/proyek yang juga dikelola secara


(39)

bersama atas prinsip bagi hasil sesuai dengan penyertaan dimana keuntungan dan kerugian dibagi sesuai kesepakatan dimuka.

d. Salam (In-front Payment Sale)

Pembiayaan jual beli dimana pembeli memberikan uang terlebih dahulu terhadap barang yang dibeli yang telah disebutkan spesifikasinya dengan pengantaran kemudian.

e. Istishna (Purchase by Order or Manufacture)

Pembiayaan jual beli yang dilakuka n bank dan nasabah dimana penjual (pihak bank) membuat barang yang dipesan oleh nasabah. f. Ijarah (Operational Lease)

Perjanjian sewa yang memberikan kepada penyewa untuk memanfaatkan barang yang akan disewa dengan imbalan uang sewa sesuai dengan persetujuan dan setelah masa sewanya berakhir maka barang dikembalikan kepada pemilik, namun penyewa juga dapat memiliki barang yang disewa dengan pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain.

Adapun prinsip produk-produk syariah dalam penyelenggaraan jasa-jasa perbankan :

1. Kafalah (Guaranty)

Akad pemberian garansi/jaminan oleh pihak bank kepada nasabah untuk menjamin pelaksanaan proyek dan pemenuhan kewajiban tertentu oleh pihak yang dijamin.


(40)

2. Wakalah (Deputyship)

Akad perwakilan antara kedua belah pihak (bank dan nasabah) dimana nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan/jasa tertentu.

3. Hawalah (Transfer Service)

Akad pemindahan piutang nasabah kepada bank untuk membantu nasabah mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya dan bank mendapat imbalan atas jasa pemindahan piutang tersebut.

4. Ar-Rahn (Mortgage)

Menahan salah satu harta milik nasabah yang memiliki nilai ekonomis sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya.

5. Al-Qardh (Soft and Benevolent Loan)

Pemberian harta kepada nasabah yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan.

2.1.3 Keputusan Konsumen

Menurut Evans dan Berman (2008: 216) keputusan konsumen meliputi keputusan untuk menentukan apakah akan membeli, apa yang dibeli, dimana, kapan, dari siapa, dan seberapa sering membeli barang atau jasa. Proses pengambilan keputusan konsumen dapat dilihat melalui tiga bagian yang saling


(41)

berkaitan, yaitu tahap input, tahap proses, dan tahap output melalui model pengambilan keputusan konsumen pada Gambar 2.1 berikut ini:

External Influence

Input

Consumer Decision Making

Postdecision Behavior

Gambar 2.1: Model Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen Sumber : Schiffman dan Kanuk (2004: 554)

Proses keputusan konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi produk dan jasa akan dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu :

a. Kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan; b. Faktor perbedaan individu konsumen;

c. Faktor lingkungan konsumen (Howard and Sheth Model dalam Sumarwan, 2004: 89).

Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah faktor psikologis yang termasuk di dalamnya yaitu faktor pengetahuan konsumen.

Sociocultural Environment 1. Family

2. Informal sources

3. Other noncommercial sources 4. Social class

5. Subculture and culture

Need Recognition Prepurchase Search Evaluation of Alternatives Psycological Field: 1. Motivation 2. Perception 3. Learning 4. Personality 5. Attitudes Experience Purchase 1. Trial

2. Repeat purchase

Postpurchase Evaluation

Process

Output

Firm’s Marketing Efforts 1. Product

2. Promotion 3. Price


(42)

Mowen and Minor (2008: 106) mendefinisikannya sebagai “The amount of

experience with and information about particular produts or services a person has“.

Mowen dan Minor (2008: 106) membagi pengetahuan konsumen menjadi tiga kategori :

a. Pengetahuan Objektif (Objective knowledge), b. Pengetahuan Subjektif (Subjective knowledge), dan c. Informasi mengenai pengetahuan lainnya.

Peter dan Olson (2006: 86) juga membagi pengetahuan menjadi tiga jenis pengetahuan produk yaitu :

a. Pengetahuan tentang karakteristik atau atribut produk (Products as

Bundles of Attributes)

b. Pengetahuan tentang manfaat produk (Products as Bundles of

Benefits) dan

c. Pengetahuan tentang nilai/kepuasan yang diberikan oleh produk/jasa bagi konsumen (Products as Values Satisfiers).

Gambar 2.2: A Means-End Chain of Consumers’ Product Knowledge Sumber : Peter and Olson(2006: 86)

Para pemasar berkewajiban untuk memahami konsumen, mengetahui apa yang dibutuhkannya, apa seleranya, dan bagaimana ia mengambil keputusan.

Concequences Values

Abstract Attributes

Functional Concequences

Instrumental Values

Terminal Values Psychosocial

Concequences Concrete

Attributes Attributes


(43)

Sehingga pemasar dapat memproduksi barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Pemahaman yang mendalam mengenai konsumen akan memungkinkan pemasar dapat mempengaruhi keputusan konsumen, sehingga mau membeli apa yang ditawarkan pemasar.

Menurut Kotler dan Keller (2009:185), keputusan pembelian konsumen akan melewati lima tahap yaitu :

Gambar 2.3: Lima Tahap Proses Pembelian Konsumen Sumber: Kotler dan Keller (2009: 185)

Jadi, pengetahuan konsumen akan mempengaruhi keputusan pembelian. Ketika konsumen memiliki pengetahuan yang lebih banyak, maka ia akan lebih baik dalam mengambil keputusan. Ia akan lebih efisien dan lebih tepat dalam mengolah informasi serta mampu me-recall informasi dengan lebih baik.

Pengenalan Masalah

Perilaku Pascapembelian Pencarian Informasi

Keputusan Pembelian Evaluasi Alternatif


(44)

2.2Penelitian Terdahulu

ada beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini, antara lain:

a. Arwinda (2008) “Pengetahuan Konsumen Terhadap Perbankan dan pengaruhnya Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Pada Bank BNI Cabang Lubuk Pakam”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengetahuan konsumen terhadap perbankan berpengaruh terhadap keputusan menjadi nasabah pada Bank BNI Cabang Lubuk Pakam. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode analisis kuantitatif dan regresi linier sederhana diperoleh nilai R Square sebesar 70,41% yang artinya variabel Pengetahuan Konsumen Terhadap Perbankan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Pada Bank BNI Cabang Lubuk Pakam.

b. Irwansyah (2009) “Analisis Pengetahuan Konsumen Terhadap Asuransi dan pengaruhnya Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Pada PT. Asuransi Bumi Putera Cabang Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengetahuan konsumen terhadap asuransi berpengaruh terhadap keputusan menjadi nasabah pada PT. Asuransi Bumi Putera Cabang Medan. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan analisis kuantitatif dan regresi linier sederhana diperoleh kesimpulan bahawa semangat kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Menjadi Nasabah dengan nilai R Square sebesar 75,1%.


(45)

2.3Kerangka Konseptual

Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimilki konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen (Mowen and Minor, 2008:106). Engel et al. (2004: 317) membagi pengetahuan konsumen ke dalam tiga jenis pengetahuan :

1. Pengetahuan Produk, Pengetahuan produk sendiri merupakan konglomerat dari banyak jenis informasi yang berbeda.

2. Pengetahuan Pembelian, Pemeriksaan atas apa yang konsumen ketahui mengenai harga absolut dan harga relatif dapat memberikan informasi penting untuk membimbing tindakan pemasaran.

3. Pengetahuan Pemakaian. Pengetahuan Pembelian (Purchase knowledge) mencakupi bermacam potongan informasi yang dimiliki konsumen yang berhubungan erat dengan perolehan produk.

Perilaku pembelian konsumen dibentuk karakteristik individu yang terdiri dari budaya, sosial, pribadi dan psikologis, dalam hal ini unsur pengetahuan termasuk kedalam faktor psikologis. Menurut Kotler dan Keller (2009: 184) untuk sampai kepada keputusan pembelian konsumen akan melewati 5 tahap yaitu: Pengenalan masalah, Pencarian informasi, Evaluasi alternatif, Keputusan pembelian dan Perilaku pascapembelian.

Jadi, pengetahuan konsumen akan mempengaruhi keputusan pembelian. Ketika konsumen memiliki pengetahuan yang lebih banyak, maka ia akan lebih


(46)

baik dalam mengambil keputusan. Ia akan lebih efisien dan lebih tepat dalam mengolah informasi serta mampu merecall informasi dengan lebih baik.

Berdasarkan teori yang dikemukakan di atas, maka dapatlah dibuat secara skematis kerangka konseptual dalam penelitian ini yaitu variabel pengetahuan konsumen mengenai perbankan secara langsung mempengaruhi keputusan menjadi nasabah yang dapat ditunjukkan pada Gambar 1.1 sebagai berikut:

Gambar 2.4 : Kerangka Konseptual

Sumber : Engel et al. (2004: 317) Kotler dan Keller (2009: 184) (Data diolah 2011)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan maka, hipotesis dari penelitian ini adalah : “Pengetahuan Konsumen Mengenai Perbankan berpengaruh potif dan signifikan Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Tabungan Wadiah Pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan”

Pengetahuan Konsumen (X) 1. Pengetahuan Produk 2. Pengetahuan Pembelian 3. Pengetahuan Pemakaian

Keputusan Menjadi Nasabah

(Y)


(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Membahas mengenai macam-macam penelitian yang ada sangat tergantung dari sudut mana pihak peneliti melihatnya, secara umum dikenal tiga jenis penelitian yaitu: penelitian melalui desain eksploratif (penjajakan), deskriptif, dan kausal (Umar, 2008: 10). Penelitian ini menggunakan jenis desain kausal yang mengukur hubungan-hubungan antar variable penelitian dan berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variable mempengaruhi variable lain.

3.2Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan. yang beralamat di Jalan Ahmad Yani No. 100 Medan. Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011.

3.3Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

Penilitian ini hanya dibatasi pada nasabah PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan, sedangkan Variabel Penelitian yang akan diteliti adalah:


(48)

1. Variabel bebas (X) yaitu Pengetahuan Konsumen Mengenai Perbankan Syariah.

2. Variabel terikat (Y) yaitu Keputusan Menjadi Nasabah Tabungan Wadiah Pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan (Y).

3.4Defenisi Operasional Variabel

Pada penelitian ini variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu definisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut:

a. Variabel Independen (X): Pengetahuan Konsumen

Pengetahuan Konsumen adalah Semua informasi yang dimilki nasabah mengenai berbagai macam produk dan jasa bank syariah, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.

b. Variabel Dependen (Y): Keputusan Menjadi Nasabah

Suatu keputusan yang diambil oleh konsumen menyangkut kepastian apakah akan membeli produk/ jasa yang ditawarkan atau tidak.


(49)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Defenisi Indikator Pengukuran Skala

Pengetahuan Konsumen

(X)

Semua informasi yang dimilki nasabah mengenai berbagai macam produk dan jasa bank syariah, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen. 1. Pengetahuan Produk 2. Pengetahuan Pembelian 3. Pengetahuan Pemakaian Likert Keputusan Menjadi Nasabah (Y)

Suatu keputusan yang diambil oleh konsumen menyangkut kepastian apakah akan membeli produk/ jasa yang ditawarkan atau tidak.

1. Pengenalan Masalah 2. Evaluasi Alternatif 3. Keputusan Pembelian Likert

Sumber : Mowen and Minor (2008:106), Engel et al. (2004: 317), Kotler dan Keller (2009: 184) (Data diolah 2011)

3.5Skala Pengukuran Variabel

Skala yang digunakan untuk penelitian ini adalah Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2006: 86). Dalam penelitian ini diberikan lima alternatif jawaban yang harus dijawab responden seperti terlihat pada Tabel 3.2 berikut ini.


(50)

Tabel 3.2

Alternatif Jawaban Responden

No. Jawaban Skor

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Kurang Setuju (KS) 3

4. Tidak Setuju (TS) 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber : Sugiyono (2006 : 86)

3.6Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek ataupun objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik suatu kesimpulannya (Sugiyono, 2006: 72). Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah Tabungan wadiah pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan pada Tahun 2010 yaitu sebanyak 6102 rekening.

b. Sampel

Sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi (Kuncoro, 2003: 103). Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive

sampling dan accidental sampling. Purposive sampling adalah teknik

pengambilan sampel yang dipilih dengan pertimbangan tertentu, sedangkan

accidental sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan

kebetulan. Kriteria yang dapat dijadikan sampel adalah nasabah yang telah menjadi pengguna Tabungan Wadiah pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang


(51)

Medan selama lebih dari 1 tahun dan merupakan nasabah aktif yang melakukan transaksi minimal 1 kali dalam sebulan. Sampel adalah nasabah yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan.

Dalam menentukan jumlah sampel, penulis menggunakan rumus dari Slovin (Umar, 2008: 78) sebagai berikut :

n = 2

1 Ne

N

+ Di mana :

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi e = Taraf kesalahan 10%

Sehingga jumlah sampel yang diperoleh adalah :

n = 2

) 1 , 0 ( 6102 1

6102

+

n = 98,39 dibulatkan menjadi 98

Maka jumlah responden yang akan diambil adalah 98 responden.

3.7 Jenis Data

Penulis mengadakan penelitian guna mendapatkan data dan informasi yang akan digunakan sebagai bahan analisis. Dalam hal ini, jenis data yang diperlukan adalah :


(52)

a. Data Primer

Adalah data utama yang di peroleh dari sumber pertama seperti dari hasil wawancara atau hasil pengisian kuisioner yang dilakukan oleh peneliti kepada pelanggan yang Menabung Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Medan

b. Data Sekunder

Adalah data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen dan laporan-laporan tertulis perusahaan, literatur-literatur yang ada di perusahaan dan bagian bahan-bahan atau tulisan-tulisan lain yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti.

3.8Teknik Pengumpulan Data

Teknik atau alat untuk memperoleh keterangan dari objek adalah sebagai berikut :

1. Daftar pertanyaan (kuesioner), yaitu satu set pertanyaan yang tersusun secara sistematis dan standar yang diberikan kepada sampel penelitian tentang sistem Pengetahuan Konsumen Mengenai Perbankan Syariah terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Pada PT. Bank Mandiri Syariah Cabang Medan.


(53)

2. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mendapatkan data-data yang akurat. 3. Studi dokumentasi, dilakukan dengan meneliti dokumen-dokumen dan

bahan tulisan dari perusahaan serta sumber-sumber lain yang berhubungan.

3.9Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji kuesioner layak atau tidak digunakan sebagai instrumen penelitian. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur yang seharusnya diukur. Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 for window dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.

2. Jika r hitung <rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

Reliabel berarti instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2006: 109). Pengujian dilakukan dengan SPSS 16.0 for window. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika r alpha positif atau > r tabel maka pernyataan reliabel.


(54)

Uji ini dilakukan pada 30 nasabah tabungan wadiah pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan diluar sampel yang digunakan.

3.10 Teknik Analisis Data

Setelah indikator yang menjadi ukuran masing-masing variabel dan teknik pengukuran yang di gunakan. Maka ditentukan tehnik analisis data yang di sesuaikan dengan data yang tersedia.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 3.10.1 Analisis Deskriptif

Analisis Deskriptif merupakan cara merumuskan dan menaksirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai pengaruh Pengetahuan Konsumen Mengenai Perbankan Syariah terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan.

3.10.2 Metode Analisis Kuantitatif

Metode analisis kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk angka. Penulis menganalisis data dengan menggunakan metode regresi linear sederhana.

Analisis regresi yang digunakan adalah analisis linear sederhana dengan rumus:

Y = a + bX + e

Y = Keputusan Menjadi Nasabah X = Pengetahuan Konsumen


(55)

a = konstanta

b = Koefisien regresi e = Standar error

Alasan digunakannya metode analisis regresi linier sederhana adalah teknik analisis ini dapat memberikan jawaban megenai besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Proses selanjutnya adalah melakukan pembuktian hipotesis yang diajukan dengan perhitungan menggunakan alat bantu SPSS 16.00 For windows.

1. Uji-t (Uji parsial)

Uji ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas secara parsial (individual) terhadap variabel terikat. Hasil uji dilakukan pada output SPSS 16.00 pada tabel Coeficient. Hasil kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

a. H0 : b1 = 0

Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

b. Ha : b1 ≠ 0

Artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusan yaitu : H0 diterima jika t hitung < ttabelpada α = 5%


(56)

2. Koefisien determinan (R2)

Berfungsi untuk mengetahui signifikasi variabel. Koefisien determinan menunjukkan besarnya kontribusi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Semakin besar nilai determinasi maka semakin baik kemampuan variabel bebas menerangkan variabel terikat. Jika koefisien determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah besar terhadap variabel terikat.

Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika determinasi (R2) semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat.


(57)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Perkembangan Bank Syariah Mandiri

Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah. Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.

Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia. Undang-Undang tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah.

PT. Bank Susila Bakti (PT. Bank Susila Bakti) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT. Bank Dagang Negara dan PT. Mahkota Prestasi berupaya keluar dari krisis 1997 - 1999 dengan berbagai cara. Mulai dari langkah-langkah menuju merger sampai pada akhirnya memilih konversi menjadi bank syariah dengan suntikan modal dari pemilik.

Dengan terjadinya merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, BankExim dan Bapindo) ke dalam PT. Bank Mandiri (Persero) pada


(58)

tanggal 31 Juli 1999, rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti menjadi bank syariah (dengan nama Bank Syariah Sakinah) diambil alih oleh PT. Bank Mandiri (Persero).

PT. Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti menjadi bank syariah, sejalan dengan keinginan PT. Bank Mandiri (Persero) untuk membentuk unit syariah. Langkah awal dengan merubah Anggaran Dasar tentang nama PT. Bank Susila Bakti menjadi PT. Bank Syariah Sakinah berdasarkan Akta Notaris : Ny. Machrani M.S. SH, No. 29 pada tanggal 19 Mei 1999. Kemudian melalui Akta No. 23 tanggal 8 September 1999 Notaris : Sutjipto, SH nama PT. Bank Syariah Sakinah Mandiri diubah menjadi PT. Bank Syariah Mandiri.

Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP. BI/1999 telah memberikan ijin perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah kepada PT. Bank Susila Bakti. Selanjutnya dengan Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999 tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia telah menyetujui perubahaan nama PT. Bank Susila Bakti menjadi PT. Bank Syariah Mandiri.

Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT. Bank Syariah Mandiri. Kelahiran Bank Syariah Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT. Bank Susila Bakti dan Manajemen PT. Bank Mandiri yang


(59)

memandang pentingnya kehadiran bank syariah dilingkungan PT. Bank Mandiri (Persero).

PT Bank Syariah Mandiri berkantor pusat di Gedung Bank Syariah Mandiri yang terletak di Jl. MH.Thamrin No.5 Jakarta 10340; Telp. (021)2300509; Fax. (021)2303747; Homepage:www.syariahmandiri.co.id. Bank Syariah Mandiri didirikan pada tanggal 25 Oktober 1999 dengan dukungan sekitar 959 karyawan. Pada saat itu terkumpul modal dasar sebesar Rp 1.000.000.000.000,00 serta modal yang disetor Rp 358.372.565.000,00.

Bank Syariah Mandiri kini beroperasi dengan 30 buah kantor cabang, enam diantaranya berada di Jakarta serta sisanya tersebar di beberapa kota besar di tanah air, dan 4 kantor cabang pembantu. Selain itu, terdapat pula 30 kantor kas dan 1300 jaringan ATM bersama di seluruh Indonesia sebagai hasil kerjasama Bank Syariah Mandiri dengan Bank Mandiri (Persero).

Bank Syariah Mandiri berdiri dan mulai beroperasi pada saat kondisi perekonomian dan perbankan kurang kondusif. Meskipun demikian, perusahaan tetap mampu bertahan dan melaksanakan kegiatan operasionalnya termasuk menyalurkan modal bagi para pengusaha dengan baik. Selain itu, kegiatan-kegiatan social pun kerap dilakukannya dalam bentuk kegiatan-kegiatan donor darah, pemberian sumbangan, sponsorship kegiatan ilmiah dan lainnya.Walaupun usianya masih tergolong muda, Bank Syariah Mandiri telah mencapai prestasi dan kinerja yang cukup membagakan. Peningkatan ini tercermin dari keberhasilan perusahaan menjadi peringkat ke-49 dari 150 bank terbaik di Indonesia berdasarkan rating majalah Infobank 2001.


(60)

PT. Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang mengkom binasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT. Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia.

4.1.2 Visi, Misi, Prinsip, dan Budaya Perusahaan a. Visi

Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha b. Misi

1. Menciptakan suasana pasar perbankan syariah agar dapat berkembang dengan mendorong terciptanya syarikat dagang yang terkoordinasi dengan baik

2. Mencapai pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan melalui sinergi dengan mitra strategis agar menjadi bank syariah terkemuka di Indonesia yang mampu meningkatkan nilai bagi para pemegang saham dan memberikan kemaslahatan bagi masyarakat luas

3. Mempekerjakan pegawai yang profesional dan sepenuhnya mengerti operasional perbankan syariah

4. Menunjukkan komitmen terhadap standar kinerja operasional perbankan dengan pemanfaatan teknologi mutakhir, serta memegang teguh prinsip keadilan, keterbukaan dan kehati-hatian


(61)

5. Mengutamakan mobilisasi pendanaan dari golongan masyarakat

menengah dan ritel, memperbesar portofolio pembiayaan untuk skala menengah dan kecil, senta mendorong tenwujudnya manajemen zakat, infak dan shadaqah yang lebih efektif sebagai cerminan kepedulian sosial

6. Meningkatkan permodalan sendiri dengan mengundang perbankan

lain, segenap lapisan masyarakat dan investor asing.

4.1.3 Prinsip Syariah

Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah.

Bank Syariah adalah Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. (UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan).

4.1.4 Prinsip Operasi Bank Syariah

Bank Syariah menganut prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Prinsip_Keadilan


(62)

pengambilan margin keuntungan yang disepakati bersama antara Bank dan Nasabah.

b. Prinsip_Kemitraan

Bank Syariah menempatkan nasabah penyimpanan dana, nasabah pengguna dana, maupun Bank pada kedudukan yang sama dan sederajat dengan mitra usaha. Hal ini tercermin dalam hak, kewajiban, resiko dan keuntungan yang berimbang di antara nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana maupun Bank. Dalam hal ini bank berfungsi sebagai intermediary institution lewat skim-skim pembiayaan yang dimilikinya.

c. Prinsip_Keterbukaan

Melalui laporan keuangan bank yang terbuka secara berkesinambungan, nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan dana dan kualitas manajemen bank.

d. Univeralitas

Bank dalam mendukung operasionalnya tidak membeda-bedakan suku, agama, ras dan golongan agama dalam masyarakat dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil'alamiin.

4.1.5 Budaya Perusahaan

Bank Syariah Mandiri sebagai bank yang beroperasi atas dasar prinsip syariah Islam menetapkan budaya perusahaan yang mengacu kepada sikap

akhlaqul karimah (budi pekerti mulia), yang terangkum dalam lima pilar yang


(63)

a. Siddiq (Integritas)

Menjaga Martabat dengan Integritas. Awali dengan niat dan hati tulus, berpikir jernih, bicara benar, sikap terpuji dan perilaku teladan.

b. Istiqomah (Konsistensi)

Konsisten adalah Kunci Menuju Sukses. Pegang teguh komitmen, sikap optimis, pantang menyerah, kesabaran dan percaya diri.

c. Fathanah (Profesionalisme)

Profesional adalah Gaya Kerja Kami. Semangat belajar berkelanjutan, cerdas, inovatif, terampil dan adil.

d. Amanah (Tanggung-jawab)

Terpercaya karena Penuh Tanggung Jawab. Menjadi terpercaya, cepat tanggap, obyektif, akurat dan disiplin

e. Tabligh (Kepemimpinan)

Kepemimpinan Berlandaskan Kasih-Sayang. Selalu transparan, membimbing, visioner, komunikatif dan memberdayakan.

4.1.6 Tujuan dan Strategi Perusahaan

Sesuai misinya menjadi bank syariah terpercaya pilihan mitra usaha, BSM bertekad untuk memberikan kemaslahatan bagi masyarakat luas dan turut serta meningkatkan kesejahteraan di atas landasan ekonomi syariah. Tekad tersebut ditegakkan di atas empat prinsip utama (keadilan, kemitraan, keterbukaan, dan universalitas).


(64)

Adapun maksud universalitas adalah tekad pelayanan pada seluruh golongan masyarakat di Indonesia, tanpa membedakan latar belakang suku, agama, dan ras. Hal itu, lanjutnya, selaras dengan keyakinan bahwa ajaran Islam adalah pembawa rahmat kepada seluruh alam.

Strategi yang digunakan Bank Syariah Mandiri adalah Aggressive

Maintenance Strategy. Dalam peningkatan volume bisnis, sepanjang tahun

keempat ini, PT Bank Syari’ah Mandiri terus melakukan perburuan nasabah baru melalui penyediaan beragam produk dan pelayanan, sosialisasi proaktif, promosi terarah, kegiatan pemasaran serta pelayanan yang lebih prima.

4.1.7 Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri

Gambar 3.1 Struktur Perusahaan Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Sumber : Bank Syariah Mandiri Cabang Medan


(65)

4.1.8 Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri

Produk-produk bank syariah telah sesuai dengan prinsip dan kaidah muamalah Islam (halal) antara lain; tidak ada unsur riba dan menerapkan zakat harta. Dengan demikian nasabah merasakan ketentraman lahir maupun batin. Sepanjang tahun 2002, produk dan jasa pelayanan yang telah dipasarkan meliputi produk-produk pendanaan, pembiayaan, dan jasa-jasa layanan lainnya.

a. Pendanaan, meliputi kegiatan menghimpun dana :

1. Tabungan : Tabungan yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah Al-Muthlaqah. Dengan prinsip ini, dana nasabah diperlakuka n sebagai investasi yang selanjutnya disalurkan untuk aktivitas pembiayaan. Bank memberikan keuntungan dari pembiayaan tersebut dalam bentuk bagi hasil.

a. Tabungan BSM b. Tabungan BSM Dollar c. Tabungan Mabrur BSM d. Tabungan Kurban BSM e. BSM Investa Cendekia

2. Deposito : Deposito yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah Al-Muthlaqah. Dengan prinsip ini, dana nasabah diperlakukan sebagai investasi yang selanjutnya disalurkan untuk aktivitas pembiayaan. Bank memberikan keuntungan dari pembiayaan tersebut dalam bentuk bagi hasil.


(66)

a. Deposito BSM b. Deposito BSM Valas

3. Giro: Giro yang dikelola berdasarkan prinsip Wadiah yad Adh-Dhamamah, dimana dana nasabah akan diperlakukan sebagai titipan yang keamanannya dijamin sepenuhnya oleh bank dan bank dapat memanfaatkan untuk aktivitas pembiayaan. Nasabah dapat memperoleh bonus sebagai imbalan atas kemitraannya dengan bank.

a. Giro BSM b. Giro BSM Valas

c. Giro BSM Singapore Dollar

b. Pembiayaan, meliputi pembiayaan modal kerja, investasi, konsumsi, dan pinjaman kebajikan. Konsep (akad) yang digunakan adalah :

1. Gadai Emas BSM 2. Mudharabah BSM 3. Musyarakah BSM 4. Murabahah BSM 5. Talangan Haji BSM 6. Bai Al-Istishna BSM 7. Qardh

8. Ijarah Muntahiyah Bitamlik 9. Hawalah


(1)

II.

Keputusan Menjadi Nasabah

No

Pernyataan

STS TS KS S SS

1.

Anda memilih Tabungan Wadiah pada PT. Bank

Syariah Mandiri Cabang Medan karena sesuai dengan

kebutuhan Anda

2.

Anda memilih Tabungan Wadiah pada PT. Bank

Syariah Mandiri Cabang Medan dibandingkan dengan

bank syariah lain

3.

Anda memilih Tabungan Wadiah pada PT. Bank

Syariah Mandiri Cabang Medan merupakan keputusan

yang tepat


(2)

LAMPIRAN 2

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.

Uji Validitas

Tabel 4.1

Validitas Instrumen

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 29.5000 4.948 .622 .817

VAR00002 29.7333 4.547 .583 .830

VAR00003 29.8333 5.937 .465 .839

VAR00004 29.7333 5.237 .689 .813

VAR00005 29.7000 4.838 .706 .805

VAR00006 29.7000 5.114 .705 .809

VAR00007 29.4667 5.223 .477 .836

VAR00008 29.6333 5.344 .495 .833

2.

Uji Reliabilitas

4.

Tabel 4.2

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.842 8


(3)

a.

Uji Secara Parsial (Uji-t)

Tabel 4.9

Uji regresi secara parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.308 1.130 3.813 .000

Pengetahuan Konsumen .395 .056 .581 6.998 .000

a. Dependent Variable: Keputusan Menjadi Nasabah

b.

Pengujian Godness of Fit ( R

2

)

Tabel 4.10

Pengujian Godness of Fit

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate


(4)

LAMPIRAN 3

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN

NO

Pengetahuan Konsumen

Keputusan Menjadi Nasabah

x1

x2

x3

x4

x5

x

y1

y2

y3

y

1

4 5 4 4 5

22

4 4 4

12

2

3 4 4 4 4

19

2 4 3

9

3

4 4 4 4 4

20

4 4 4

12

4

4 5 4 2 4

19

4 4 5

13

5

5 5 5 5 5

25

5 5 5

15

6

4 4 4 4 4

20

4 4 4

12

7

4 4 4 4 5

21

4 4 4

12

8

4 4 2 5 5

20

4 4 4

12

9

3 4 2 4 4

17

4 4 4

12

10

4 4 4 4 5

21

5 4 4

13

11

4 5 5 4 4

22

2 4 4

10

12

4 4 4 4 4

20

4 4 4

12

13

4 4 4 4 4

20

4 4 2

10

14

4 4 4 3 5

20

4 4 4

12

15

4 4 1 2 4

15

4 4 3

11

16

5 4 5 5 5

24

5 5 4

14

17

4 5 5 5 5

24

5 5 5

15

18

4 5 4 4 5

22

4 5 5

14

19

4 5 1 4 3

17

4 1 1

6

20

4 5 4 4 5

22

4 4 4

12

21

4 5 5 4 4

22

4 5 4

13

22

5 5 5 5 5

25

5 5 5

15

23

4 5 5 4 4

22

4 5 4

13

24

5 4 4 4 4

21

3 4 4

11

25

4 4 5 4 5

22

4 4 4

12

26

5 5 4 4 4

22

4 5 4

13

27

4 4 4 2 4

18

4 4 3

11

28

5 5 5 5 5

25

5 5 5

15

29

5 4 2 4 4

19

4 4 4

12

30

4 4 5 4 5

22

4 4 3

11

31

5 4 5 4 5

23

5 4 5

14

32

4 5 4 5 4

22

5 5 5

15

33

5 4 4 4 4

21

5 4 5

14

34

4 3 3 4 4

18

4 5 4

13

35

4 5 4 5 5

23

5 4 4

13


(5)

4 2 3 5 3 4 4 4

38

4 5 4 5 4

22

5 5 5

15

39

4 3 4 4 4

19

2 5 4

11

40

4 3 3 5 3

18

5 4 4

13

41

4 4 3 2 4

17

4 4 5

13

42

3 2 3 3 3

14

4 3 4

11

43

4 3 4 4 4

19

4 4 4

12

44

2 3 4 4 4

17

2 4 4

10

45

3 3 3 2 3

14

3 3 3

9

46

4 4 4 3 4

19

4 4 4

12

47

4 3 4 4 4

19

4 5 4

13

48

4 4 5 3 3

19

5 5 5

15

49

4 3 4 3 4

18

4 4 4

12

50

4 4 4 4 4

20

4 4 4

12

51

2 4 4 3 4

17

4 4 3

11

52

3 4 3 1 3

14

3 4 3

10

53

4 3 4 4 4

19

4 4 4

12

54

2 4 4 4 4

18

4 4 3

11

55

4 4 4 3 4

19

4 4 4

12

56

4 3 4 2 3

16

4 2 2

8

57

4 4 3 3 4

18

4 4 5

13

58

2 4 4 4 4

18

4 3 4

11

59

4 3 3 3 5

18

4 4 4

12

60

5 4 5 4 4

22

5 5 5

15

61

4 5 5 4 4

22

5 5 4

14

62

1 4 4 5 4

18

5 1 4

10

63

4 4 4 4 4

20

4 4 3

11

64

4 5 5 4 5

23

4 4 4

12

65

5 4 4 4 4

21

5 5 5

15

66

5 4 5 4 4

22

4 4 5

13

67

3 3 4 3 4

17

4 4 3

11

68

4 4 4 5 5

22

5 4 4

13

69

4 4 5 3 5

21

4 4 4

12

70

2 3 4 2 3

14

5 3 3

11


(6)

77

4 3 4 4 4

19

3 4 4

11

78

4 4 4 4 4

20

4 4 5

13

79

4 4 5 4 4

21

4 5 4

13

80

2 4 4 3 3

16

2 4 4

10

81

5 5 5 5 4

24

5 5 5

15

82

5 4 4 4 3

20

4 4 3

11

83

4 4 4 3 3

18

2 4 5

11

84

4 4 4 4 4

20

2 5 5

12

85

4 2 4 3 3

16

3 4 4

11

86

4 4 4 4 4

20

4 4 4

12

87

3 4 4 5 4

20

4 2 4

10

88

5 5 5 5 4

24

4 4 4

12

89

4 4 4 4 4

20

4 4 3

11

90

4 4 4 4 4

20

4 4 4

12

91

5 4 4 4 4

21

2 2 4

8

92

4 4 4 4 3

19

4 4 3

11

93

4 5 4 4 4

21

4 5 4

13

94

4 3 3 3 5

18

4 4 5

13

95

5 4 5 4 4

22

5 1 4

10

96

4 5 5 4 4

22

5 4 4

13

97

1 4 4 5 4

18

5 4 5

14

98

4 4 4 4 4

20

4 5 4

13


Dokumen yang terkait

Pengetahuan Konsumen Mengenai Perbankan Syariah dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah pada Bank Syariah Muamalat Cabang Rantau Prapat

11 177 112

Pelaksanaan Penyelesaian Kredit Macet (Studi Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Graha Helvetia, Medan)

0 48 86

Evaluasi Efektivitas Sistem Pembiayaan Musyarakah Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Mandiri

1 31 84

Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan

0 28 248

Pengaruh pelayanan Bank syariah mandiri cabang tasikmalaya terhadap minat nasabah pada produk tabungan mabrur

5 70 101

PDF ini PENGARUH PENGETAHUAN KONSUMEN MENGENAI PERBANKAN SYARIAH TERHADAP KEPUTUSAN MENJADI NASABAH TABUNGAN WADIAH | Jalaludin | Jurnal Ekonologi 1 PB

0 1 6

Pengetahuan Konsumen Mengenai Perbankan Syariah dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah pada Bank Syariah Muamalat Cabang Rantau Prapat

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Perilaku Konsumen - Pengetahuan Konsumen Mengenai Perbankan Syariah dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah pada Bank Syariah Muamalat Cabang Rantau Prapat

0 0 23

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengetahuan Konsumen Mengenai Perbankan Syariah dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah pada Bank Syariah Muamalat Cabang Rantau Prapat

0 0 10

Pengetahuan Konsumen Mengenai Perbankan Syariah dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah pada Bank Syariah Muamalat Cabang Rantau Prapat

0 0 13