Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Nasabah Memilih Bank Syariah di Kecamatan Ciputat

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Yeyen Fitriyani

NIM 1110015000039

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Yeyen Fitriyani

NIM 1110015000039

Pembimbing

Anissa Windarti, M.Sc.

198208022011012005

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

vii Kecamatan Ciputat”.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan nasabah dalam menggunakan jasa perbankan BNI Syariah cabang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Bank Syariah Mandiri Cabang Tangerang Ciputat. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kuantitatif dan analisis faktor. Teknik pengambilan sampel yaitu

sampling incidental. Instrument penelitian yang digunakan adalah angket dengan teknik skala likert, observasi lapangan, dan dokumentasi. Jumlah sampel adalah sebanyak 60 responden yang merupakan nasabah bank syariah BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri. Analisis faktor digunakan untuk menganalisis data pada penelitian ini.

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 18 variabel yang ada, terbentuk 3 faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah dalam memilih jasa perbankan BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri. Faktor-faktor tersebut adalah faktor pribadi dan psikologi dengan eigenvalue sebesar 36,254%, faktor sosial dan budaya eigenvalue sebesar 14,037%, dan faktor pemasaran eigenvalue sebesar 11,872%. Faktor dominan yang mempengaruhi nasabah menggunakan produk produk dan jasa bank syariah adalah faktor pribadi dan psikologi dengan

eigenvaluesebesar 36,254%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahwa faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, faktor psikologi, dan faktor pemasaran adalah faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh nasabah dalam memilih dan menggunakan jasa bank syariah.


(10)

viii

This study aimed to analyze the factors that may affect the customer's decision to use banking services branch of BNI Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta and Bank Syariah Mandiri Branch Tangerang Ciputat. This research was conducted in October 2015. The research method used is a field research with quantitative approach and factor analysis. Sampling technique that is incidental sampling. Research instrument used was a questionnaire with Likert scale techniques, observation, and documentation. The number of samples is 60 respondents who are customers of Islamic banks BNI Syariah and Bank Syariah Mandiri. Factor analysis was used to analyze the data in this study.

The results showed that of the 18 variables, formed three factors that influence a client's decision in choosing banking services BNI Syariah and Bank Syariah Mandiri. These factors are personal and psychological factors with eigenvalue equal to 36.254%, social and cultural factors eigenvalue equal to 14.037%, and marketing factors eigenvalue equal to 11.872%. The dominant factor affecting customers using the products and services of Islamic banks are personal and psychological factors with eigenvalue equal to 36.254%.

It can be concluded that that cultural factors, social factors, personal factors, psychological factors, and marketing factors are the factors considered by the customers in selecting and using the services of Islamic banks.


(11)

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Alhamdulillahi Robbil’ alamin, segala puji hanya bagi Allah SWT pemilik semesta di seluruh alam raya. Atas berkat dan rahmat serta ridho-Nya Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi tepat pada waktunya. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan untuk Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat dan pengikut-pengikutnya hingga akhir jaman. Selama proses penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak guna membantu lancarnya penelitian ini, baik secara langsung atau tidak oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya., MM selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Syaripulloh, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Anissa Windarti, M.Sc selaku dosen pembimbing yang begitu teliti, telaten dan sabar dalam membimbing saya, memberikan pengarahan dan masukan dalam penulisan skripsi ini, serta sudah meluangkan banyak waktunya untuk memberikan ilmu, bimbingan, nasihat, serta saran dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mencurahkan seluruh ilmunya.

6. Suamiku Tercinta Nurul Hadi, SE.,Ak.,CA.,CPAI yang selalu mengingatkan, mensuport secara penuh, dan mengorbankan waktu, tenaga, dan fikirannya


(12)

7. Bapakku Supriyatna dan mamahku Suwarni tercinta, Bapak dan Ibu mertuaku Bapak Maksum dan Ibu Napsiah, terima kasih atas segala nasihat, cinta dan doa-doa yang engkau panjatkan teruntuk anakmu ini, dukungan dan doa tak pernah henti dari Adik-adiku Hendra dan Putri, dan Ipar-iparku Bang Ali, Mpo Kokoy, Mpo Lilis, Bang AMud, Mpo Ani, Bang Asan, Bang Oman, Teh Aan, Bang Rafid, Wahyudin, Husna dan Ahnan.

8. Sahabat-sahabat shaleha yang selalu mendoakan dan mensuport Titin Sutinah, Risalatul Muawanah, S.Pd, Dini Sugiarti, S.Pd, Novi Mela, S.Pd, Wilda Syifa, S.Pd, kalian ada untukku.

9. Sahabat LDK Dyah Sokowati, Acelya Kencana Puri, bersama kalian saling menyemangati, dengan setiap ujian kita yang berbeda-beda dalam menyelesaikan skripsi.

10. Rekan seperjuangan jurusanEkonomiangkatan 2010, senantiasa memberikan canda tawa dalam setiap waktu dan memberikan arti penting sosialisasi satu sama lain.


(13)

COVER DALAM... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI... iv

LEMBAR PENGESAHAN UJI REFERENSI... v

HASIL UJIAN KOMPREHENSIF... vi

ABSTRAK... vii

ABSTRACK... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TEBEL... xiv

DAFTAR GAMBAR... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

1. Manfaat Teoritis... 6

2. Manfaat Praktis... 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Bank ... 8


(14)

D. Model dan Perilaku Konsumen... 15

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 16

1. Faktor Budaya ... 17

2. Faktor Sosial ... 18

3. Faktor Pemasaran ... 18

4. Faktor Pribadi... 19

5. Faktor Psikologis... 20

F. Pengambilan Keputusan Konsumen... 21

G. Penelitian Sebelumnya ... 24

H. Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya ... 25

I. Prosedur Pengolahan Data Penelitian ... 27

J. Hipotesis Penelitian... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian... 29

B. Jenis Penelitian... 29

C. Populasi dan Sampel ... 29

D. Metode Pengumpulan Data... 30

E. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 32

F. Metode Analisis Data ... 36

1. Uji Validitas ... 36

2. Uji Realibilitas ... 36

3. Analisis Faktor ... 37


(15)

1. BNI Syariah... 41

a. Sejarah BNI Syariah ... 41

b. Visi dan Misi BNI Syariah ... 42

c. Produk Tabungan BNI Syariah ... 42

2. Bank Syariah Mandiri... 50

a. Sejarah Bank Syariah Mandiri ... 50

b. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri ... 51

c. Produk Tabungan Bank Syariah Mandiri ... 52

B. Uji Instrumen Angket ... 61

1. Uji Validitas ... 61

2. Uji Reliabilitas ... 62

C. Hasil Penelitian ... 63

D. Analisis Faktor ... 78

E. Hasil Observasi ... 92

F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 101

B. Saran... 101

DAFTAR PUSTAKA...…103


(16)

1.1 Dana Simpanan Bank Muamalat... 4

2.1 Penelitian Sebelumnya... 24

2.2 Variabel Penelitian... 25

3.1 Kisi-kisi Instrumen Angket ... 32

3.2 Kisi-kisi Instrumen Observasi ... 34

4.1 Nisbah Untuk Akad Mudharabah ... 43

4.2 Biaya Tabungan iB Baitullah Rupiah ... 43

4.3 Biaya Tabungan iB Baitullah US Dollar... 43

4.4 Setoran Awal Minimal iB Baitullah Hasanah ... 44

4.5 Nisbah BNI Syariah Tabungan Prima... 44

4.6 Nisbah Bagi Hasil BNI Syariah Tabungan Bisnis ... 46

4.7 Nisbah Bagi Hasil BNI Syariah Tabungan Perencanaan ... 48

4.8 Nisbah Bagi Hasil Tabungan iB Hasanah ... 49

4.9 Biaya Tabungan iB Hasanah ... 49

4.10 Seleksi Asuransi BSM Tabungan Investasi Cendekia ... 56

4.11 Ketentuan BSM Tabungan Investasi Cendekia ... 57

4.12 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas ... 61

4.13 Reliability Statistics ... 62

4.14 Demografi Responden... 63

4.15 Keterangan Umum Responden ... 65

4.16Keputusan Menabung untuk Produk Tabungan Syariah Disebabkan oleh Lingkungan Keluarga ... 66

4.17Karena Keluarga dari Lingkungan Organisasi Islam maka Nasabah Menabung di Bank Syariah Khususnya pada Produk Tabungan Syariah... 67

4.18 Status Sosial Mengharuskan Saya untuk Menabung di Bank Syariah Khususnya untuk Produk Tabungan Syariah ... 67


(17)

Tertarik dan Memutuskan untuk Menabung di Bank Syariah... 69 4.21 Dengan Menabung di Bank Syariah maka Saya Identik Sebagai

Muslim ... ..69 4.22 Nasabah pada Bank Syariah Merupakan Nasabah yang Telah

Memahami Syariat Islam sehingga telah Dianggap Dewasa ... 70 4.23Pekerjaan saya mengharuskan saya untuk menabung di bank syariah

karena bank menetapkan prinsip bagi hasil... 71 4.24Sebagai seorang muslim sudah seharusnya saya meninggalkan

mekanisme riba dan menjadi nasabah bank syariah... 71 4.25Saya memiliki keyakinan yang sangat besar bahwa produk tabungan

syariah merupakan produk tabungan yang sangat tepat bagi saya dan keluarga saya ... 72 4.26Dengan prinsip bagi hasil secara islami (non riba) maka saya termotivasi

untuk menabung di bank syariah... 73 4.27Dengan menabung di bank syariah saya menjadi tenang karena produk

tabungan syariah adalah produk halal... 73 4.28Saya telah belajar secara baik prinsip-prinsip ekonomi Islam sehingga

saya mempercayakan menabung di bank syariah... 74 4.29Bank syariah dengan produk-produk jasa perbankannya adalah produk

yang memilikiperformancedan dijamin oleh pemerintah sehingga saya merasa aman untuk menabung di bank syariah... 75 4.30Produk yang ditawarkan pihak bank sesuai dengan kebutuhan nasabah

sehingga saya tertarik untuk menabung di bank syariah... 75 4.31Pemasaran yang dilakukan oleh pihak bank sangat bagus sehingga saya

mempercayakan untuk menabung di bank syariah... 76 4.32Promosi yang dilakukan pihak bank sangat menarik dan meyakinkan,

publikasi jelas dan memberitahukan kelebihan dari produk-produk yang ditawarkan... 77


(18)

4.35AngkaMeasure of Sampling Adequancy(MSA) padaAnti-Image

Matric... 79

4.36 Communalities... 81

4.37Total Variance Explained... 85

4.38Rotated Componen Matrix... 87

4.39Hasil Obeservasi Bank Syariah Mandiri Cabang Tangerang Ciputat.. 92

4.40Hasil Obeservasi BNI Syariah Cabang Pembantu UIN Syarif Hidayatullah... 95


(19)

2.1 Model Perilaku Konsumen... 16


(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan sektor perbankan telah tumbuh dengan pesat dan mendominasi kegiatan perekonomian Indonesia. Kegiatan utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat umum dalam bentuk kredit. Penyaluran dana biasanya berbentuk kredit yang diberikan kepada masyarakat dimana debitur dalam pengembalian pinjaman diharuskan membayar sejumlah bunga. Sistem perbankan ini dikenal sebagai sistem perbankan konvensional. Selama lebih dari dua dekade terakhir, telah muncul sistem perbankan yang tidak berorientasi pada bunga namun menggunakan sistem bagi hasil. Perbankan ini dikenal sebagai perbankan syariah.

Dengan lahirnya bank syariah yang beroperasi berdasarkan sistem bagi hasil sebagai alternatif pengganti bunga pada bank-bank konvensional merupakan peluang bagi umat islam untuk memanfaatkan jasa bank seoptimal mungkin. Merupakan peluang karena umat islam akan berhubungan dengan perbankan dengan tenang, tanpa keraguan dan didasari oleh motivasi keagamaan yang kuat di dalam memobilisasi dana masyarakat untuk pembiayaan pembangunan ekonomi umat.

Peluang tersebut tidak hanya dirasakan oleh umat islam saja, tetapi juga oleh umat non-Muslim, karena bank Islam dinilai terbukti mampu menjadi sasaran penunjang pembangunan ekonomi yang handal dan dapat beroperasi secara sehat, karena di dalam operasinya terkandung misi kebersamaan antara nasabah dengan bank. Selain itu Bank Islam dinilai mampu hidup berdampingan secara serasi dan kompetisi secara sehat dan wajar dengan bank-bank konvensional yang telah ada, karena Bank Islam tidak bersifat eksklusif untuk umat Islam saja, tetapi tidak ada larangan


(21)

bagi umat non-Islam untuk melakukan hubungan dengan bank Islam. Bahkan pengelolaannya pun bisa dilakukan oleh orang-orang non-Muslim, seperti yang terjadi pada bank Islam di London, Luxemburg, Switzerland dan bank-bank asing di Pakistan.1

Memasuki tahun 1997, perkembangan nilai tukar Rupiah terhadap dollar masih relatif stabil yaitu sekitar Rp 2.450,00 per US$ 1, namun pada pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis moneter yang merupakan krisis yang melanda negara-negara Asia,seperti Korea Selatan dan Thailand. Diantara beberapa negara tersebut Indonesia merupakan kasus yang paling parah. Nilai tukar rupiah menjadi Rp 15.000,00 per US$ 1 dan suku bunga melonjak tinggi. Krisis ekonomi tersebut telah melumpuhkan berbagai sektor usaha di Indonesia. Salah satu sektor yang menerima dampak besarnya adalah sektor perbankan. Dengan terpuruknya kinerja perbankan nasional banyak bank yang harus melakukan konsolidasi melalui marger dengan bank lain atau diambil alih oleh pemerintah, bahkan diantaranya dibekukan dan dilikuidasi. Tercatat jumlah bank di Indonesia sebelum krisis moneter per 31 Desember 1996 sejumlah 240 bank dengan 6.415 kantor cabang. Pertengahan tahun 1997 krisis moneter terjadi, akibatnya jumlah bank per 31 desember 1997 mengalami penurunan menjadi 237 bank dengan 6.337 kantor cabang, dan jumlah bank turun lagi menjadi 206 dengan 6.254 kantor cabang pada tahun 1998.

Akan tetapi dalam kondisi yang terpuruk tersebut masih ada harapan dengan tetap eksisnya perbankan syariah yang menggunakan prinsip bagi hasil yang berdasarkan syariat Islam. Terbukti bahwa Bank Muamalat Indonesia (BMI) tidak terkenanegative spreadpada saat krisis. Hal ini dikarenakan BMI tidak memasukkan variabel riba yang dilarang agama Islam. Melainkan prinsip bagi hasil dalam transaksinya.

1Warkum Sumirto,

Asas-Asas Perbankan Islam & Lembaga-lembaga Terkait (BAMUI, takaful dan pasar modal syariah di Indonesia, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), h. 55-56


(22)

Terjadi liquidasi bank-bank konvensional membuktikan bahwa perbankan dengan sistem bunga (riba) tidak dapat mengatasi krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan selanjutnya terjadi krisis kepercayaan dari para nasabahnya. Kemudian nasabah mencari alternatif perbankan yang dapat memberikan kepercayaan serta keamanan bagi dirinya, dan perbankan syariah merupakan sistem alternatif untuk mewujudkan kebutuhan nasabah tersebut.

Kembalinya sistem ekonomi syariah telah menjadi alternatif bagi masyarakat yang sudah jenuh dengan sistem ekonomi kapitalis, sebuah sistem ekonomi yang sudah lama mendunia yang selalu mengutamakan kekayaan pribadi berdampak pada ketidakmerataan distribusi kekayaan sehingga banyak terjadi kesengsaraan.

Sebagaimana ditegaskan Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 275



 ð

 



    

 Artinya : Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya


(23)

apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (Qs. Al-Baqarah : 275)

Lahirnya UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU No. 7 Tahun 1972 tentang perbankan, semakin memperkokoh kedudukan hukum bank Islam, dengan dibukanya peluang pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang dapat dilakukan oleh perbankan baik bank umum maupun Bank Perkreditan Rakyat. Peraturan pelaksanaan UU No. 10 Tahun1998 tersebut adalah “Surat keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/34/KEP/DIR Tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Umum berdasarkan syariah dan Nomor 32/36/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan prinsip syariah. Karena itu semua proses Bank Islam harus menyesuaikan dengan peraturan-peraturan yang berlaku tersebut.2

Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses usahanya (pasal 1 angka 1 UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah meliputi Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).3

Selain itu adanya UU No. 23 Tahun 1999 (yang telah dirubah dengan UU No. 3 Tahun 2004) tentang Bank Indonesia, yang dapat melakukan pengendalian moneter berdasarkan prinsip syariah. Yang terakhir adalah berlakunya UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi.

2

Ibid., h. 71-72.

3Zubairi Hasan,

Undang–Undang Perbankan Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada : 2009), h. 4-5


(24)

Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan syarian utamanya bersumber dari naiknya simpanan deposito murabahah yang kemudian disusul oleh tabungan mudharabah dan giro wadiah yang juga mengalami peningkatan, walaupun peningkatan pada giro wadiah tidak sebanding dengan peningkatan yang terjadi pada depositomurabahahdan tabunganmudharabah.

Tabel 1.1

Dana Simpanan Bank Muamalat Jenis

Simpanan

Tahun Jumlah

2009 2010 2011

Deposito

Mudharabah

7,064,277 9,958,265 19,556,168 36,578,710

Tabungan

Mudharabah

4,166,187 4,936,936 6,257,463 15,360,586

GiroWadiah 1,013,083 2,225,838 2,505,608 5,744,535

Total DPK 12,243,553 17,121,139 28,319,239 57,683,831 Sumber : Hasil Olah Data

Dilihat dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari tahun 2009 hingga 2011 total DPK yang ada di Bank Muamalat terus mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan nasabah untuk menginvestasikan dananya di bank syariah semakin meningkat tiap tahunnya.

Pertumbuhan DPK yang signifikan ini tentunya menimbulkan pertanyaan tentang apa sebenarnya yang menjadi faktor dominan nasabah ketika memilih untuk menggunakan jasa perbankan syariah.

Menurut Kotler ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen untuk mengambil keputusan membeli. Faktor tersebut terdiri dari faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal terdiri dari faktor


(25)

budaya, faktor sosial, dan faktor pemasaran. Sedangkan faktor internal terdiri dari faktor pribadi dan psikologi.4

Ciputat adalah sebuah kecamatan di Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Indonesia. Sebelum Kota Tangerang Selatan menjadi kota otonom, Ciputat merupakan Kecamatan dari Kota Tangerang, sering kali orang salah menyebut Ciputat sebagai bagian dari Jakarta Selatan, hal ini disebabkan karena jalan Ciputat raya berbatasan langsung dengan Jakarta Selatan yang merupakan akses utama. Wilayah Kecamatan Ciputat adalah 18,38 KM

².

Dengan mayoritas penduduknya yang beragama muslim, kemunculan perbankan syariah menjadi lebih mudah diterima sehingga pertumbuhan bisnis perbankan berbasis ajaran Islam ini berkembang dengan pesat. Bisnis perbankan syariah tidak saja dilakukan oleh bank-bank yang murni berbasis syariah, tetapi hampir seluruh bank-bank konvensional juga membuka bisnis perbankan syariah ini.

Dengan banyaknya bisnis perbankan di Ciputat, masyarakat memiliki lebih banyak pilihan dalam mengelola dananya. Baik bank syariah maupun bank konvensional menawarkan begitu banyak produk layanan yang sangat memanjakan para nasabahnya. Kondisi persaingan bisnis perbankan ini mendorong setiap bankir untuk mencari berbagai strategi pelayanan terbaik agar dapat menarik nasabah baru dan mempertahankan nasabah yang telah ada.

Berawal dari kondisi di atas, merupakan suatu hal yang menarik untuk ditelaah, diteliti dan dicermati faktor apa sajakah yang mempengaruhi keputusan masyarakat di kecamatan Ciputat untuk menggunakan bank syariah. Sehingga peneliti mengambil judul

“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENGAMBILAN KEPUTUSAN NASABAH MEMILIH BANK SYARIAH DI KECAMATAN CIPUTAT”.

4Philip Kotler dan gary Amstrong.

Dasar-dasar Pemasaran. (Jakarta: Pren Hallindo, 1997), h. 222


(26)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas, maka dapat di identifikasikan beberapa masalah yang ada, antara lain:

1. Bagaimana persepsi nasabah terhadap bank syariah

2. faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah memilih bank syariah

3. Pengaruh dana pihak ketiga terhadap kepercayaan nasabah bank syariah C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam judul penelitian ini adalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah perbankan syariah indonesia, yang terdiri dari kalangan nasabah muslim maupun non muslim untuk ikut serta mengembangkan perbankan syariah Indonesia. Masalah tersebut merupakan cakupan yang cukup luas sehingga memerlukan pembatasan masalah untuk mencapai tujuan dari inti persoalan ini, maka pembatasan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah hanya terkait dengan nasabah dari dua bank syariah yang berada di wilayah kecamatan Ciputat.

D. Perumusan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini teratur dan sistematis, maka penulis perlu merumuskan permasalahan. Dalam hal ini rumusan masalah yaitu :

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah memilih bank syariah.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah memilih bank syariah di Kecamatan Ciputat.


(27)

F. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Penulis, sebagai bahan perbandingan antara ilmu yang penulis peroleh selama dibangku kuliah maupun dari hasil membaca literatur-literatur dengan kenyataan praktis yang ada pada perbankan syariah di Indonesia.

2. Bagi pihak bank, hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan, dalam hal ini pihak manajemen bank, dan dapat menjadi acuan dalam penerapan strategi pemasaran.

3. Bagi nasabah bank syariah, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kepuasan nasabah dan juga sebagai bahan acuan penelitian dimasa yang akan datang dan akan diketahui faktor mana yang dominan dari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan keputusan nasabah memilih bank syariah.

4. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan IPS, untuk menambah wawasan bagi mahasiswa terutama mahasiswa pendidikan IPS konsentrasi ekonomi, sehingga lebih memahami perbankan syariah serta dapat dijadikan referensi tambahan dalam perkuliahan.


(28)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik 1. Pengertian Bank

Bank merupakan mitra dalam rangka memenuhi semua kebutuhan keuangan mereka sehari-hari. Bank dijadikan sebagai tempat untuk melakukan berbagai transaksi yang berhubungan dengan keuangan seperti tempat mengamankan uang, melakukan investasi, pengiriman uang, melakukan pembayaran atau melakukan tagihan.

Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah

“badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.1

Menurut pasal 1 dalam UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, dijelaskan bahwa bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Menurut ensiklopedi Islam, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat islam.2

Berdasarkan rumusan tersebut, Bank Islam berarti bank yang tata cara beroperasinya didasarkan pada tata cara bermuamalat secara islam, yakni mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Al-Hadis.

1Kasmir,

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: RajaGrafindo Persada ; 2008), h. 25 2Warkum Sumirto,

Asas-Asas Perbankan Islam & Lembaga-lembaga Terkait(BAMUI, takaful dan pasar modal syariah di Indonesia, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2004), h. 5


(29)

Secara sederhana bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.

2. Sejarah Perkembangan Bank Syariah

a. Perkembangan bank syariah di dunia Internasional

Gagasan mengenai bank syariah telah muncul sejak lama, ditandai dengan banyaknya pemikir-pemikir muslim yang menulis tentang keberadaan bank islam, misalnya Anwar Qureshi, Naeim Siddiqi, dan Mamud Ahmad. Awal abad ke-20 merupakan masa

kebangkitan dunia islam dari “ketertiduran” di tengah pergolakan

dunia. Kondisi ini membawa pada kesadaran baru untuk menerapkan prinsip dan nilai-nilai syariah dalam kehidupan nyata. Salah satu upaya adalah dalam penerapan lembaga keuangan syariah yang didasarkan atas prinsip-prinsip islam. Perintisan penerapan sistem

profit and loss sharing, sebagai inti bisnis lembaga keuangan syariah tercatat telah ada sejak tahun 1940-an, yaitu upaya mengelola dana jamaah haji secara nonkonvensional di Pakistan dan Malaysia.3

Secara kolektif gagasan berdirinya bank syariah di tingkat internasional muncul dalam konferensi negara-negara Islam sedunia di Kuala Lumpur, Malaysia pada bulan April 1969, yang diikuti 19 negara peserta. Konferensi tersebut menghasilkan beberapa hal, yaitu:

a. Tiap keuntungan haruslah tunduk kepada hukum untung dan rugi, jika tidak ia termasuk riba dan riba itu sedikit/banyak haram hukumnya.

b. Diusulkan supaya dibentuk suatu bank syarah yang bersih dari sistem riba dalam waktu secepat mungkin.

c. Sementara waktu menunggu berdirinya bank syariah, bank-bank yang menetapkan bunga diperbolehkan beroperasi, namun jika benar-benar dalam keadaan darurat.

3


(30)

Sejarah awal mula kegiatan bank syariah yang pertama sekali dilakukan adalah di Pakistan dan Malaysia pada sekitar tahun 1940-an. Kemudian di Mesir pada tahun 1963 berdiriIslamic Rural Bankdi desa It Gharm Bank. Bank ini beroperasi di pedesaan Mesir dan masih berskala kecil.4

Di Uni Emirat Arab, baru tahun 1975 dengan berdiri Dubai Islamic Bank. Kemudian di Kuwait pada tahun 1977 berdiri Kuwait Finance House yang beroperasi tanpa bunga. Selanjutnya kembali di Mesir pada tahun 1978 berdiri bank syariah yang diberi nama

Faisal Islamic Bank. Langkah ini kemudian diikuti oleh Islamic Internasional Bank for Invesment and Development Bank.5

Di Siprus tahun 1983 berdiri Faisal Islamic Bank of Kibris. Kemudian di Malaysia bank syariah lahir tahun 1983 dengan berdirinya Bank Islam Malaysia Berhad (BIMB) dan pada tahun 1999 lahir pula Bank Bumi Putra Muamalah.

Di Iran sistem perbankan syariah mulai berlaku secara nasional pada tahun 1983 sejak dikeluarkannya Undang-Undang Perbankan Islam. Kemudian di Turki negara yang berideologi sekuler bank syariah lahir tahun 1984 yaitu dengan lahirnya Daar al-Maal al-Islami serta Faisal Finance Institution dan mulai beroperasi tahun 1985.

Salah satu negara pelopor utama dalam melaksanakan sistem perbankan syariah secara nasional adalah Pakistan. Pemerintah Pakistan mengkonversi seluruh sistem perbankan di negaranya pada tahun 1985 menjadi sistem perbankan syariah. Sebelumnya pada tahun 1979 beberapa institusi keuangan terbesar di Pakistan telah menghapus sistem bunga dan mulai tahun itu juga pemerintah

4

Warkum Sumirto,op.cit,. h.7

5


(31)

Pakistan mensosialisasikan pinjaman tanpa bunga, terutama kepada petani dan nelayan.6

b. Perkembangan bank syariah di Indonesia

Pelaksanaan keinginan untuk menerapkan prinsip syariah dibidang lembaga keuangan di tanah air dimulai dengan berdirinya lembaga keuangan Baitut-Tamwil yang berstatus Badan Hukum Koperasi pada tahun 1980-an. Pertama kali didirikan di Bandung yaitu koperasi Baitut-Tanwil Jasa Keahlian Teknosa pada tanggal 21 Desember 1982.

Kehadiran bank yang berdasarkan syariah di Indonesia masih relatif baru, yaitu pada tahun 1990-an, meskipun masyarakat Indonesia merupakan masyarakat muslim terbesar di dunia. Prakarsa untuk mendirikan bank syariah di Indonesia dilakukan oleh Majlis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus 1990. Namun diskusi tentang bank syariah sebagai basis ekonomi islam sudah mulai dilakukan pada awal tahun 1980.7

Bank syariah pertama di Indonesia merupakan hasil kerja tim perbankan MUI, yaitu dengan dibentuknya PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang akte pendiriannya ditandatangani tanggal 1 November 1991. Bank ini ternyata berkembang cukup pesat sehingga saat ini BMI sudah memiliki puluhan cabang yang tersebar di beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Makasar, dan kota lainnya.

Dalam perkembangan selanjutnya kehadiran bank syariah di Indonesia khususnya cukup menggembirakan. Di samping BMI, saat ini juga telah lahir bank syariah milik pemerintah seperti Bank Syariah Mandiri (BSM). Kemudian berikutnya berdiri bank syariah sebagai cabang dari bank konvensionalyang sudah ada, seperti bank BNI, Bank BRI, Bank Mandiri, Bank IFI, dan BPD Jabar.

6

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: RajaGrafindo Persada ; 2008), h. 187-188

7


(32)

Bank-Bank syariah lain yang direncanakan akan membuka cabang adalah, Bank Niaga, dan Bank Bukopin.8

Kemudian diikuti dengan kemunculan UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, di mana Perbankan Bagi Hasil diakui. Dalam UU tersebut pada pasal 13 ayat (c) menyatakan bahwa salah satu usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 72 Tahun 1992 tentang Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil dan diundangkan pada tanggal 30 Oktober 1992 dalam Lembaran Negara Republik Indonesia No. 119 Tahun 1992.

Pendirian Bank Muamalat Indonesia diikuti oleh perkembangan bank-bank perkreditan rakyat syariah, namun demikian adanya 2 jenis bank tersebut belum sanggup menjangkau masyarakat Islam lapisan bawah. Oleh karena itu dibangunlah lembaga-lembaga simpan pinjam yang disebut Baitul Maal wa Tamwil (BMT).

Pada tahun 1998 muncul UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU No. 1992 tentang Perbankan, dimana terdapat beberapa perubahan yang memberikan peluang yang lebih besar bagi pengembangan perbankan syariah. Dari UU tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem perbankan syariah dikembangkan dengan tujuan sebagai berikut :9

a. Memenuhi kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat yang tidak menerima konsep bunga.

b. Membuka peluang pembiayaan bagi pengembangan usaha berdasarkan prinsip kemitraan.

c. Memenuhi kebutuhan akan produk dan jasa perbankan yang memiliki beberapa keunggulan komparatif berupa peniadaan pembebanan bunga yang berkesinambungan, membatasi kegiatan spekulasi yang tidak produktif, pembiayaan ditujukan kepada usaha-usaha yang lebih memperhatikan unsur moral. d. Pemberlakuan UU No. 10 Tahun 1998 ini diikuti dengan

dikeluarkannya sejumlah ketentuan pelaksanaan dalam bentuk Surat Keputusan (SK) Direksi Bank Indonesia yang memberikan landasan hukum yang lebih kuat dan kesempatan yang luas bagi pengembangan perbankan syariah di Indonesia.

8

Ibid.,h. 187

9


(33)

3. Prinsip-prinsip Operasional Perbankan Syariah 1) Al-Wadiah(Simpanan atau titipan)

Al-Wadi’ah merupakan titipan atau simpanan pada bank syariah. Prinsipal-wadi’ah merupakan titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik perorangan maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja bila si penitip menghendaki. Si penyimpan tidak bertanggung jawab atas segala kehilangan dan kerusakan yang terjadi pada titipan selama hal itu bukan akibat dari kelalaian atau kecerobohan yang bersangkutan dalam memelihara barang titipan.10

2) Al-Musyarakah

Al-Musyarakahmerupakan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk melakukan usaha tertentu. Masing-masing pihak memberikan dana atau amal dengan kesepakatan bahwa keuntungan atau risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

3) Al-Mudharabah

Al-Mudharabah merupakan akad kerja sama antara dua pihak, di mana pihak pertama menyediakan seluruh modal dan pihak lain menjadi pengelola. Keuntungan dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Apabila rugi maka ditanggung pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat dari kelalaian si pengelola. Apabila kerugian diakibatkan kelalaian pengelola, maka si pengelola yang bertanggung jawab.

Dalam praktiknyamudharabah terbagi dalam dua jenis, yaitu

mudharabah muthlaqah dan mudharabah muqayyah. Pengertian

mudharabah muthlaqah merupakan kerja sama antar pihak pertama dan pihak lain yang cakupannya lebih luas. Maksudnya tidak dibatasi oleh waktu, spesifikasi usaha dan daerah bisnis. Sedangkan

mudharabah muqayyah merupakan kebalikan dari mudharabah muthlaqah di mana pihak lain dibatasi oleh waktu, spesifikasi usaha dan derah bisnis.11

10

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: RajaGrafindo Persada ; 2008), h. 190

11


(34)

4) Al-Muza’arah

Al-muza’arah merupakan kerja sama pengolahan pertanian antara pemilik lahan dengan penggarap. Pemilik lahan menyediakan lahan kepada penggarap untuk ditanami produk pertanian dengan imbalan bagian tertentu dari hasil panen. Dalam dunia perbankan kasus ini diaplikasikan untuk pembiayaan bidang platation atas dasar bagi hasil panen. Pemilik lahan dalam hal ini menyediakan lahan, benih, dan pupuk. Sedangkan penggarap menyediakan keahlian, tenaga, dan waktu. Keuntungan diperoleh dari hasil panen dengan imbalan yang telah disepakati.12

5) Al-Musaqah

Pengertian al-musaqah adalah bagian dari al-muza’arah, yaitu penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan dengan menggunakan dana dan peralatan mereka sendiri. Imbalan tetap diperoleh dan peralatan mereka sendiri. Imbalan tetap diperoleh dari persentase hasil panen pertanian. Jadi tetap dalam kontek adalah kerja sama pengolahan pertanian antara pemilik lahan dengan penggarap.13

6) Bai’al-Murabahah

Bai’almurabahah merupakan kegiatan jual beli pada harga pokok dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam hal ini penjual harus terlebih dahulu memberitahukan harga pokok yang ia beli ditambah keuntungan yang diinginkannya.

7) Bai’as-Salam

Bai’as-salam adalah pembelian barang yang diserahkan kemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan dimuka. Prinsip yang harus dianut adalah harus diketahui terlebih dahulu jenis, kualitas dan jumlah barang dan hukum awal pembayaran harus dalam bentuk uang.14

12

Ibid., h. 196

13

Ibid.

14


(35)

8) Bai’Al-Istihna’

Bai’al-istihna’adalah bentuk khusus dari akadbai’as-salam, oleh karena itu, ketentuan dalam bai’al-istihna mengikuti ketentuan mengikuti ketentuan ba’i-as-salam. Bai’al-istihna adalah kontrak penjualan antara pembeli dengan produsen (pembuat barang). Kedua belah pihak harus saling menyetujui atau sepakat lebih dahulu tentang harga dan sistem pembayaran. Kesepakatan harga dapat dilakukan tawar-menawar dan sistem pembayaran dapat dilakukan dimuka atau secara angsuran perbulan atau di belakang.15

9) Al-Ijarah(Leasing)

Al-ijarah merupakan akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.

10) Al-Wakalah(Amanat)

Wakalah atau wakilah artinya penyerahan atau pendelegasian atau pemberian mandat dari satu pihak kepada pihak lain. Mandat ini harus dilakukan sesuai dengan yang telah disepakati oleh si pemberi mandat.

11) Al-Kafalah(Garansi)

Pengertian al-kafalah adalah jaminan yang diberikan penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dapat pula diartikan sebagai pengalihan tanggung jawab dari satu pihak kepada pihak lain. Dalam dunia perbankan dapat dilakukan dalam hal pembiayaan dengan jaminan seseorang.16

12) Al-Hawalah

Al-hawalah merupakan pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Atau dengan kata lain pemindahan beban utang dari satu pihak kepada

15

Ibid., h. 198

16


(36)

pihak lain. Dalam dunia keuangan atau perbankan dikenal dengan kegiatan anjak piutang ataufactoring.17

13) Ar-Rahn

Ar-rahn adalah kegiatan menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas peminjaman yang diterimanya. Kegiatan seperti ini dilakukan seperti jaminan utang atau gadai.18

4. Model dan Perilaku Konsumen

Konsumen mempunyai perilaku pembelian yang berbeda dalam mengambil untuk mengkonsumsi atau menggunakan suatu produk atau jasa dan memiliki proses yang cukup pelik dan berbeda, dikarenakan produk atau jasa tersebut ada yang memang dibutuhkan dan ada yang diinginkan.

Para pemasar harus dapat memahami konsumen melalui pengalaman penjualan yang dilakukan setiap hari kepada mereka. Faktor-faktor dominan apa yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian? Tujuan pembelian ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor sikap orang lain dan keadaan yang tidak terduga. Atau jasa juga dipengaruhi oleh jasa-jasa ekonomi, teknologi, politik dan budaya serta karakter konsumen itu sendiri. Hal ini merupakan landasan bagi pihak manajemen untuk mengetahui dan memahami konsumen.19

Rangsangan pemasaran dan lingkungan masuk kedalam kesadaran pembeli, karakteristik proses pengambilan keputusan pembeli menghasilkan keputusan pembelian tertentu. Berikut bagan mengenai model rangsangan tanggapan :20

17

Ibid., h. 200

18

Ibid., h.201

19 19

Philip kotler dan Amstrong, dasar-dasar pemasaran, (Jakarta: PT. Pren Hallindo 1997), h. 222

20


(37)

Gambar 2.1

Model Perilaku Konsumen

Rangsangan-rangsangan (stimulasi) pemasaran dan stimulasi pemasaran lainnya masuk kedalam kesadaran pembeli (konsumen). Kemudian dilanjutkan kepada karakteristik masalah dan proses keputusan konsumen. Ditahap inilah sebenarnya proses yang paling menentukan itu terjadi dimana konsumen berupaya untuk memutuskan membeli atau tidaknya suatu produk dan jasa tersebut. Dari proses diatas, pada akhirnya menghasilkan keputusan membeli yang tentunya didasarkan pada rangsangan-rangsangan pemasaran yang mempengaruhinya.21

Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen terdiri dari faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal terdiri dari stimulasi pemasaran diantaranya : produk, harga, tempat dan promosi. Selain itu stimulasi lainnya diluar kendali pihak manajemen perusahaan, seperti kondisi perekonomian, politik, budaya dan teknologi. Sedangkan faktor internalnya adalah karakteristik dari konsumen tersebut. Faktor-faktor tersebut merupakan dasar untuk melakukan proses selanjutnya yaitu keputusan membeli suatu produk atau jasa.

21

Ibid.

Tanggapan Pembeli - Pilihan Produk - Pilihan Merek - Pilihan Dealer - Jadual Pembelian - Jumlah Pembelian Rangsangan pemasaran Rangsangan Lainnya - Produk - Harga - Tempat - Promosi - Ekonomi - Teknologi - Politik - Kultural Kotak hitam Pembeli Karakteristik pembeli Proses keputusan pembeli


(38)

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Manajer pemasaran yang mempelajari perilaku konsumen akan mengetahui kegiatan pemasaran yang telah ada maupun kesempatan yang yang belum terpenuhi kebutuhannya serta dapat mengidentifikasikan untuk mengadakan segmentasi pasar. Perilaku konsumen yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya perlu dipelajari sehingga perusahaan dapat menentukan harga, mengembangkan produk, menentukan distribusi dan sarana promosi yang tepat. Perilaku konsumen yang berbeda-beda itu dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kultural, sosial, pribadi, dan psikologis.22

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dapat dilihat dari segi eksternal dan internal. Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari lingkungan eksternal individu yang sangat berpengaruh terhadap perilaku konsumen. Yang termasuk faktor eksternal adalah faktor budaya, faktor sosial, dan faktor pemasaran 1. Faktor Budaya

Pada setiap kelompok masyarakat pasti memiliki budaya, dimana budaya tersebut bisa digunakan sebagai aturan, kebiasaan dan ciri khas dari suatu kelompok masyarakat. Faktor budaya terdiri dari budaya meliputi, sub budaya dan kelas sosial merupakan hal yang sangat penting dalam perilaku konsumen. a. Budaya

Budaya adalah kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari dari anggota suatu masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.

b. Sub Budaya

Setiap kebudayaan mengandung sub-kebudayaan yang lebih kecil atau kelompok orang-orang yang mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang sama. Sub kebudayaan meliputi kewarganegaraan, agama, kelompok ras dan daerah geografis. Sub-Budaya adalah sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai sama berdasarkan pada pengalaman hidup dan situasi.

c. Kelas Sosial

22

Philip Kotler dan gary Amstrong.Dasar-dasar Pemasaran. (Jakarta: Pren Hallindo, 1997), h. 222


(39)

Adalah bagian-bagian yang relatif homogen dan tetap dalam suatu masyarakat yang tersusun secara hirarki dan anggota-anggotanya memiliki tata nilai, minat dan perilaku serupa.23

2. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor sosial, antara lain :

a. Kelompok Acuan

Perilaku konsumen umumnya dipengaruhi oleh individu lainnya, individu yang mempengaruhi tersebut dapat dimasukkan sebagai kelompok primer yang terdiri atas kelompok terdekat dari individu tersebut. Misalnya ; keluarga, teman dan tetangga, sedangkan kelompok kedua adalah kelompok sekunder yang mempunyai interaksi yang lebih formal dan memiliki sedikit interaksi. Kelompok sekunder meliputi kelompok keagamaan, serikat buruh, dan asosiasi professional.24

b. Keluarga

Keluarga adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang berhubungan melalui darah, perkawinan ataupun adopsi dan tinggal bersama. Anggota keluarga sangat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pembelian terhadap individu, keluarga mempunyai peran penting dimana setiap anggota keluarga saling mempengaruhi.

c. Peran dan Status

Dalam kehidupan bermasyarakat, peran dan status selalu mengikuti perjalanan setiap individu. Peran dan status seorang individu dalam kelompok tertentu misalnya keluarga sangat mempengaruhi individu tersebut dalam perilaku pembelian.25

3. Faktor Pemasaran a. Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Pengertian produk secara umum juga dikemukakan oleh beberapa para ahli. Menurut Philip Kotler produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan kepada sebuah pasar agar

23

Ibid.,223

24

Ibid.,225

25


(40)

diperhatikan, diminta, dipakai, atau dikonsumsi sehingga mungkin memuaskan keinginan atau kebutuhan.26

b. Pemasaran

Pemasaran adalah keinginan manusia yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan langganan melalui proses pertukaran dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemasaran adalah kegiatan perusahaan dalam membuat rencana, menentukan harga, promosi, serta mendistribusikan barang dan jasa.27

c. Promosi

Promosi adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan konsumen atas produk yang ditawarkan produsen atau penjual. Tujuan promosi adalah (1) memodifikasi tingkah laku konsumen, (2) memberitahukan/menginformasikan produk kepada konsumen, (3) membujuk dan memotivasi konsumen agar mau membeli produk yang ditawarkan, dan (4) mengingatkan konsumen tentang produk agar tidak beralih ke produk lain.28Promosi dalam sistem ekonomi syariah harus memperhatikan nilai-nilai kejujuran dan menjauhi penipuan. Media atau sarana dan metode yang digunakan harus sesuai dengan pinsip syariah. Sedangkan dari faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari lingkungan internal yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen, yang terdiri dari :

1. Faktor Pribadi

Dalam perilaku pembelian, faktor pribadi juga memengaruhi seorang individu. Faktor tersebut terdiri dari:29 a. Usia

Dalam kehidupan, perjalanan usia tidak dapat dihindarkan. Dengan berjalannya usia maka terjadi pula perubahan pola konsumsi untuk masing-masing usia.30

26

Tatik Suryani,Perilaku Konsumen Implikasi pada Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), 95.

27

Ibid.

28

Ibid., h. 97

29

Kotler,op.cit h. 233

30


(41)

b. Pekerjaan

Pekerjaan juga dapat memengaruhi seorang individu dalam perilaku konsumsinya, misalkan seorang pekerja kasar maka akan cenderung membeli pakaian untuk pekerjaan kasar, sedangkan pekerja kantoran akan cenderung untuk membeli stelan kemeja atau jas.

c. Situasi Ekonomi

Dalam perilaku pembelian, sedikit banyak juga dipengaruhi oleh situasi ekonomi, dengan berubahnya situasi ekonomi maka biasanya akan merubah perilaku konsumen dalam melakukan pembelian.31

d. Gaya Hidup

Individu dengan latar belakang gaya hidup yang berbeda memiliki kecenderungan berbeda pula dalam perilaku pembeliannya. Gaya hidup dapat dipengaruhi oleh keluarga, situasi pekerjaan, hobi, dan masih banyak lagi yang lainnya.32 e. Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan tetap terhadap lingkungannya. kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisis perilaku konsumen, asalkan jenis kepribadian tersebut dapat diklasifikasikan dengan akurat dan terdapat korelasi yang kuat antara jenis kepribadian tertentu dengan pilihan produk atau merek. Yang juga berkaitan dengan kepribadian adalah konsep diri seseorang. Konsep diri adalah cara pandang konsumen terhadap dirinya sendiri. Dengan mengetahui konsep diri seseorang pemasar akan mengetahui tujuan pembelian bagi konsumen.33

2. Faktor Psikologis

Faktor psikologis adalah salah satu faktor yang cukup dominan dalam menentukan proses keputusan pembelian, sebab pola konsumsi seseorang juga dipengaruhi oleh daur hidup

31

Ibid., h. 234

32

Ibid., h. 234

33


(42)

keluarga dan kepribadiannya. Faktor psikologis mencakup persepsi, motivasi, pembelajaran, sikap dan kepribadian. Sikap dan kepercayaan merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.34

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama, yaitu :

a. Motivasi

Seorang individu dalam kehidupan bermasyarakat juga memerlukan motivasi untuk menjalani hidupnya, motivasi sendiri juga dapat mempengaruhi seorang individu dalam melakukan perilaku pembelian.35

b. Persepsi

Setiap hari individu mempunyai motivasi untuk melakukan pembelian, tetapi faktor lain yang mempengaruhi seorang individu tersebut adalah persepsi. Persepsi merupakan rangsangan yang tereliminer, terorganisir dan teranalisa.Sering kali seorang individu dihadapkan pada suatu pilihan, dalam pemilihan suatu barang misalnya, dengan adanya persepsi maka seorang individu dapat memilih sesuai dengan persepsi yang tertanam dalam dirinya.36

c. Proses belajar

Dalam melakukan tindakan seorang individu tidak lepas dari pembelajaran, perubahan perilaku individu dalam pembelian juga dipengaruhi oleh pengalaman dan pembelajaran dari pembelian sebelumnya. Ahli teori ilmu pengetahuan mengatakan bahwa pengetahuan seseorang dihasilkan melalui suatu proses yang paling mempengaruhi dari dorongan, rangsangan, petunjuk, tanggapan dan penguatan.37

d. Keyakinan dan sikap

Seorang pemasar biasanya memerhatika keyakinan konsumennya akan produknya, sering kali seorang pemasar harus merubah iklannya untuk membentuk keyakinan individu dalam pemilihan suatu produk.

34

Etta dan Sopiah,Perilaku konsumen, (Yogyakarta : Andi Offset 2013), h.24

35

Ibid.,h.25

36

Ibid.,h.27

37


(43)

6. Pengambilan Keputusan Konsumen

Dari definisi yang telah dikemukakan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku konsumen merupakan kegiatan individu baik berupa kegiatan fisik maupun mental, yang bertujuan untuk mendapatkan serta menggunakan barang-barang dan jasa-jasa yang dikehedaki. Selain itu perilaku konsumen berhubungan dengan proses pengambilan keputusan. Konsumen pembeli bukan tindakan saja, tetapi dibarengi dengan keputusan membeli produk berdasarkan merek, bentuk, jumlah, harga serta mekanisme pembayarannya. Analisis perilaku konsumen akan berhasil apabila dapat memahami aspek manusia secara keseluruhan. Pemasar harus memahami apa yang ada dalam proses tersebut, sehingga dapat menyusun kerangka dasar dari tahapan pengambilan keputusan. Tahapan dalam keputusan membeli adalah sebagai berikut :38

1. Pengenalan kebutuhan

Proses diawali dengan pengenalan kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dan sebagian keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan itu dapat dirangsang oleh rangsangan internal, yaitu bila salah satu kebutuhan normal seseorang seperti lapar, haus dan sebagainya muncul sampai pada tingkat yang cukup tinggi untuk menjadikan dorongan. Kemudian, kebutuhan juga dapat dirangsang oleh rangsangan eksternal, misalnya pada saat kita melewati di depan toko roti dan pandangan kita pada roti yang baru dipanggang, maka hal itu dapat merangsang rasa lapar kita.39

2. Pencarian Informasi

Seseorang konsumen yang tergerak pada suatu produk, bisa atau tidak bisa mencari lebih banyak informasi. Jika dorongan itu kuat dan produk yang dapat memuaskan kebutuhan ada didekatnya maka konsumen itu akan membelinya. Jika tidak, konsumen akan dengan mudah menyimpan kebutuhan itu dalam ingatannya atau melakukan pencarian informasi yang berkaitan dengan kebutuhan itu.40

38

Philip Kotler dan Gary Amstrong.Dasar-dasar Pemasaran. (Jakarta: Pren Hallindo, 1997), h. 270

39

Ibid.,h. 271

40


(44)

3. Evaluasi alternatif

Ada beberapa proses evaluasi keputusan. Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional. Konsumen mungkin mengembangan seperangkat kepercayaan merek tentang dimana setiap merk berada pada ciri masing-masing. Kepercayaan merek menimbulkan citra merek.41

4. Keputusan Membeli

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas merek-merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai. Ada dua faktor yang dapat berada diantara niat pembelian dan keputusan pembelian.42

Faktor pertama adalah sikap orang lain. Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai oleh seseorang akan bergantung pada dua hal, yaitu : Intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai oleh konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.

Faktor kedua adalah situasi yang tidak diharapkan akan muncul untuk mengubah niat pembelian. Keputusan konsumen untuk mengidentifikasi, menunda atau menghindari suatu keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko yang dirasakan. Besarnya resiko yang dirasakan berbeda-beda menurut besarnya uang yang dipertaruhkan, besarnya ketidakpastian atribut dan besarnya kepercayaan diri konsumen. Pemasar harus memahami faktor-faktor yang menimbulkan perasaan adanya resiko dalam diri konsumen dan memberikan informasi serta dukungan untuk mengurangi resiko yang dirasakan.43

5. Perilaku Sesudah Pembelian

Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan dan ketidakpuasan. Konsumen/nasabah tersebut juga akan terlibat dalam tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang

41

Ibid.,h. 273

42

Ibid.,h. 274

43


(45)

akan menarik minat pemasar. Pekerjaan pemasar tidak akan berakhir pada saat suatu produk dibeli, tetapi akan terus berlangsung hingga periode sesudah pembelian.44

Kepuasan sesudah pembelian. Setelah membeli suatu produk, seorang konsumen mungkin mendeteksi adanya suatu cacat. Beberapa pembeli tidak akan mau produk cacat tersebut, yang lainnya akan bersifat netral dan beberapa bahkan mungkin melihat cacat itu sebagai sesuatu yang meningkatkan nilai dari produk.

Tindakan sesudah pembelian. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan memengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi. Konsumen yang tidak puas itu akan berusaha mengurangi ketidakpuasannya. Konsumen yang tidak puas akan mengambil satu atau dua tindakannya. Mereka mungkin akan mengurangi ketidakcocokannya dengan meninggalkan atau mengembalikan produk tersebut, atau mereka mungkin akan berusaha mengurangi ketidakcocokannya dengan mencari informasi yang mungkin menginformasikan produk tersebut sebagai bernilai tinggi.45

Penggunaan dan pembuangan sesudah pembelian. Para pemasar juga harus mengontrol bagaimana pembeli menggunakan dan membuang suatu produk. Bila konsumen menemukan cara pemakaian penggunaan baru tersebut dapat diiklankan. Pada akhirnya pemasar mempelajari pemakaian dan pembuangan produk untuk mendapatkan isyarat-isyarat dari masalah-masalah dan peluang-peluang yang mungkin ada.

Dengan pemahaman kebutuhan dan proses pembelian konsumen adalah sangat penting dalam membangun strategi pemasaran yang efektif. Dengan mengerti bagaimana pembeli melalui proses pengenalan masalah, pecarian informasi, mengevaluasi alternatif, memutuskan membeli, dan perilaku setelah membeli, para pemasar dapat mengambil isyarat-isyarat penting bagaimana memenuhi kebuuhan pembeli. Juga dengan mengerti berbagai partisipan dalam proses pembelian dan

44

Ibid.

45


(46)

pengaruh-pengaruh utama dalam perilaku membeli mereka yang lebih efektif bagi pemasaran mereka.46

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Tabel 2.1 Penelitian sebelumnya

No Peneliti Judul

1 Badai Arif

UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Menggunakan Produk dan Jasa Perbankan Syariah

2 Fika Rima

UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah dalam Menggunakan Jasa Perbankan Syariah

3 Imam Bukhori

UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nasabah Menggunkan Jasa Bank Konvensional dan Bank Syariah

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Badai Arif, faktor yang mempengaruhi nasabah dalam menggunkan jasa bank syariah terdapat enam faktor. Faktor pertama dinamakan faktor tempat atau lokasi, faktor kedua dinamakan faktor produk-produk yang beragam, faktor ketiga yaitu faktor syariah, faktor keempat yaitu faktor promosi, faktor kelima dinamakan faktor fasilitas dan pelayanan, faktor keenam dinamakan faktor merk.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fika Rima yaitu terdapat 5 faktor yang terbentuk yang terdiri dari faktor pertama yaitu faktor produk dan agama, faktor kedua yaitu merk dan pelayanan, faktor ketiga yaitu

46


(47)

faktor tempat, faktor keempat yaitu fasilitas dan promosi, faktor kelima yaitu faktor dorongan, sosialisasi, dan lainnya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Imam Bukhori menunjukan bahwa variabel agama, pengetahuan, pelayanan dan fasilitas, tempat, kelompok acuan, dan merek secara bersama-sama atau simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan menggunakan jasa dua bank, bank konvensional dan bank syariah. Hal ini terbukti pada hipotesis, dapat dilihat dari uji F dimana F hitung > F tabel (83.539 > 2.18) dengan tingkat signifikansi (0,000) < 0,05 atau di bawah 0,05.

Variabel pelayanan dan fasitas, tempat, kelompok acuan, dan merek berpengaruh positifdan signifikan terhadap keputusan menggunakan jasa dua bank yaitu bank konvensional dan bank syariah.

C. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan.

Secara skematis alur kerangka penelitian terdapat dalam gambar 2.3. kerangka penelitian tersebut adalah sebagai berikut :


(48)

Gambar 2.3 Kerangka Berfikir 1. Lingkungan keluarga

2. Lingkungan organisasi islam 3. Status sosial

4. Bank syariah didukung oleh paraustadz

5. Kerabat telah menabung di bank syariah

6. Menabung di bank syariah identik sebagai muslim

7. Nasabah telah memahami syariat islam

8. Pekerjaan mengharuskan menabung di bank syariah

9. Meninggalkan mekanisme riba sebagai seorang muslim

10. Keyakinan akan produk tabungan syariah sudah tepat

11. Prinsip bagi hasil sebagai motivasi menabung

12. Persepsi nasabah tentang kehalalan produk

13. Proses belajar prinsip ekonomi islam

14. Produk yang dijamin oleh pemerintah

15. Produk sesuai dengan kebutuhan nasabah

16. Pemasaran yang bagus 17. Promosi yang menarik 18. Perhitungan bagi hasil jelas

Analisis

Faktor ke-1

Faktor ke-2 Faktor ke-3 Faktor ke-4 Faktor ke-5


(49)

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa 18 variabel di atas dibagi menjadi 5 faktor untuk memudahkan dalam pemberian kode, yaitu :

A. Faktor Budaya

1. Lingkungan keluarga 2. Lingkungan organisasi Islam 3. Status sosial

B. Faktor Sosial

4. Bank syariah didukung oleh paraustadz 5. Kerabat telah menabung di bank syariah

6. Menabung di bank syariah identik sebagai muslim

C. Faktor Pribadi

7. Nasabah telah memahami syariat islam

8. Pekerjaan mengharuskan menabung di bank syariah 9. Meninggalkan mekanisme riba sebagai seorang muslim 10. Keyakinan akan produk tabungan syariah sudah tepat

D. Faktor Psikologi

11. Prinsip bagi hasil sebagai motivasi menabung 12. Persepsi nasabah tentang kehalalan produk 13. Proses belajar prinsip ekonomi islam

14.Produk yang dijamin oleh pemerintah

E. Faktor Pemasaran

15. Produk sesuai dengan kebutuhan nasabah 16. Pemasaran yang bagus

17. Promosi yang menarik 18. Perhitungan bagi hasil jelas


(50)

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang diajukan, maka titik tolak untuk merumuskan masalah adalah rumusan masalah dan kerangka berpikir.47

Berdasarkan uraian di atas maka penulis membuat kesimpulan sementara bahwa faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, faktor psikologi, dan faktor pemasaran adalah faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh nasabah dalam memilih dan menggunakan jasa bank syariah.

47


(51)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di wilayah Kecamatan Ciputat Tangerang Selatan. Lokasi tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa dikawasan ini telah berdiri lebih dari 5 bank syariah dan jumlah nasabah yang melakukan transaksi pada lokasi tersebut sangat beragam.

Untuk memenuhi kebutuhan datanya, penulis melakukan penyebaran kuesioner kepada nasabah bank syariah. Adapun penyebaran kuesioner akan dilakukan di BNI Syariah Cabang Pembantu Ciputat, dan Bank Syariah Mandiri Cabang Tangerang Ciputat. Adapun waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penyebaran angket tersebut kurang lebih satu minggu yang dilaksanakan pada bulan Oktober.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang datanya diambil dari data statistik dan digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen yaitu variabel bebas terhadap variabe dependen yaitu variabel terikat. Adapun pembahasan hasil penelitian menggunakan deskriptif analisis dimana penulis menggambarkan permasalahan dengan didasari data-data yang ada kemudian dianalisis lebih lanjut dengan analisis faktor.

Pendekatan penelitian ini adalah melalui pendekatan survey yang dilakukan dengan pengamatan ke lapangan untuk melihat secara langsung yang menjadi objek penelitian.


(52)

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.1

Populasi merupakan kumpulan individu atau objek penelitian yang memiliki kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan.

Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah bank syariah yang berada di wilayah Kecamatan Ciputat.

Mengingat keterbatasan waktu, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode nonprobalility sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel2. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah nasabah Bank BNI Syariah cabang Ciputat, dan nasabah Bank Mandiri Syariah cabang Tangerang Ciputat.

Sempel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sempel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sempel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sempel yang diambil dari populasi harus betul-betul refresentatif (mewakili).3

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling insidental, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data4. Secara umum jumlah sampel yang dianjurkan adalah 50-100 sampel. Atau bisa dengan patoka rasio 10 : 1, 1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 117

2

Ibid., h. 122

3

Ibid.,h. 118

4


(53)

dalam arti untuk satu variabel seharusnya ada 10 sampel.5Dalam penelitian ini sampel yang digunakan berjumlah 60 responden. Mengingat sempel tersebut cukup mempresentasikan populasi. Adapun sempel dalam penelitian ini adalah nasabah BNI Syariah dan nasabah Bank Syariah Mandiri yang berada di wilayah kecamatan Ciputat.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan penelitian lapangan

Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan dengan cara :

a. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuisioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet.6

Beberapa prinsip dalam penulisan angket sebagai teknik pengumpulan data yaitu : prinsip penulisan, pengukuran dan penampilan fisik.

Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan memberikan kuesioner langsung disesuaikan dengan kesediaan nasabah (responden). Kuesioner disusun berupa pertanyaan yang sesuai untuk mengukur variabel penelitian, keusioner merupakan hasil dari studi pendahulu yang dilakukan melalui literatur berupa artikel-artikel yang relevan dengan masalah penelitian ini.

Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam penyusunan kuesioner :

1) Screening

5

Bambang Ruswandi, Diktat Perkuliahan Praktikum Statistika Multivariat (Jakarta,2008),h.15

6

Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D


(54)

Pertanyaan ini ditujukan agar responden yang terpilih benar-benar nasabah bank syariah.

2) Demografi Responden

Bagian biodata responden ini bertujuan untuk menggali informasi yang berkaitan langsung dengan karakteristikdiri responden. 3) Data Umum

Bertujuan mengetahui karakteristik kecerderungan responden atas berbagai hal tentang bank syariah secara umum. Cara menjawabnya dengan memberikan tanda silang (x) pada jawaban yang tersedia.

4) Faktor-Faktor yang mempengaruhi nasabah menjadi nasabah bank syariah.

Bagian ini adalah bagian inti dalam penelitian yaitu berkaitan dengan faktor apa yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah untuk menggunakan jasa bank syariah. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket tertutup yaitu angket yang pertanyaannya dan pernyataannya tidak memberi kebebasan kepada responden untuk menjawab sesuai dengan pendapat dan keinginan responden. Teknik yang digunakan adalah teknik skala likert dari 1 sampai 5 dengan rumusan sebagai berikut :7

SS = Sangat Setuju diberi skor 5

S = Setuju diberi skor 4

CS = Cukup Setuju diberi skor 3

KS = Kurang Setuju diberi skor 2 SKS = Sangat Kurang Setuju diberi skor 1

7

Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D


(55)

Angket di adopsi dari penelitian :

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Dalam Membeli Produk Asuransi Mitra Iqra oleh Yanu Pangestu Nugroho, Mahasiswa UIN Syaif Hidayatullah Jakarta.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Volume Penjualan Polis Asuransi Kebakaran pada PT. Asuransi Kerugian Sinarmas Cabang Syariah oleh Windyarti, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain.8

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation(observasi berperan serta) dan non participant observation, selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.

1. Observasi Berperanserta (participant observation)

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak.

8


(56)

2. Observasi Nonpartisipan

Kalau dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan aktifitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalam observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat indipenden. Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan pengamatan langsung dilapangan untuk melihat secara langsung yang menjadi objek penelitian.9

a. Observasi Terstruktur

Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan di mana tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pastitentang variabel apa yang diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti menggunakan instrumen penelitian yang telah teruji variabel dan reliabilitasnya. Pedoman wawancara terstruktur, atau angket tertutup dapat juga digunakan sebagai pedoman untuk melakukan observasi.

b. Observasi Tidak Terstruktur

Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Oleh karena itu peneliti dapat melakukan pengamatan bebas, mencatat apa yang tertarik, melakukan analisis dan kemudian dibuat kesimpulan.10

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi nonpartisipan dan observasi terstruktur sesuai dengan kebutuhan penelitian peneliti tidak terlibat, hanya sebagai pengamat independen dan telah menyiapkan daftar pernyataan untuk responden.

c. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya, foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumen merupakan

9

Ibid.,h. 204

10


(57)

pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.11

Dalam penelitian ini data yang diperlukan adalah dokumentasi yang didapat di lokasi penelitian berupa data umum perusahaan, visi-misi perusahaan, dan produk tabungan perusahaan.

E. Instrumen Penelitian 1. Definisi Konseptual

Definisi konseptual variabel penelitian adalah penjelasan yang diperoleh dari sumber berupa buku agar penelitian ini memiliki dasar yang jelas secara konseptual. Berikut penjelasan secara konseptual dari setiap variabel :

a. Faktor Budaya diartikan sebagai komplek yang menyeluruh yang mencakup pengetahuan, keyakinan, seni, hukum, moral, kebiasaan dan kapabilitas lainnya serta kebiasaan-kebiasaan yang dikuasai oleh individu sebagai anggota masyarakat.12

b. Faktor Sosial adalah pembagian anggota-anggota masyarakat ke dalam suatu hirarki kelas-kelas status yang berbeda, sehingga anggota dari setiap kelas yang relatif sama mempunyai kesamaan. Dengan demikian ada perjenjangan dalam kelas sosial, mulai dari yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi.13

c. Faktor Pribadi adalah karakteristik individual yang merupakan perpaduan dari sifat, temperamen, kemampuan umum, dan bakat yang dalam perkembangannya dipengaruhi oleh interaksi individu dengan lingkungannya.14

11

Ibid.,h. 206

12

Tatik Suryani,Perilaku konsumen Implikasi pada Strategi Pemasaran, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2008), h 285

13

Ibid., h. 263

14


(58)

d. Faktor Psikologi adalah hal-hal yang dipengaruhi oleh daur hidup keluarga dan kepribadiannya. Diantaranya yitu motivasi, persepsi, proses belajar, keyakinan dan sikap.

e. Faktor Pemasaran adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan langganan melalui proses pertukaran dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.15

2. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional variabel penelitian adalah gambaran kondisi yang dicermati peneliti sesuai dengan keadaan dilapangan. Berikut penjelasan secara opersional dari setiap variabel :

a. Faktor Budaya adalah persepsi masyarakat terhadap nilai, perilaku seseorang yang dipelajari dari keluarga dan masyarakat lainnya. b. Faktor Sosial adalah persepsi masyarakat terhadap peranan dan

status sosial masyarakat dalam lingkungannya.

c. Faktor Pribadi adalah persepsi masyarakat terhadap karakter seseorang terkait umur, konsep diri, dan gaya hidup.

d. Faktor Psikologi adalah persepsi masyarakat terhadap psikis kehidupan seseorang yang terbentuk dari keluarga maupun kepribadian seseorang.

e. Faktor Pemasaran adalah persepsi masyarakat terkait produk untuk yang dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

15


(59)

3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Tabel 3.1

Kisi-kisi instrumen angket

Dimensi Subdimensi Sub-sub dimensi Butir soal nomer Faktor

Budaya (X1)

Kebudayaan Faktor penentu yang paling dasar dari keinginan konsumen

1

Sub Budaya Memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya

2

Kelas sosial Mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang serupa 3 Faktor Sosial (X2) Kelompok referensi

Interaksi yang cukup berkesinambungan seperti keluarga, teman, tetangga, dan teman sejawat

4

Keluarga Merasakan ambisi pribadi nilai dan harga diri orang tua dan anak-anak seseorang 5 Peran dan status Partisipasi kelompok selama hidupnya 6 Faktor Pribadi (X3)

Umur Dibentuk oleh tahapan siklus keluarga

7 Pekerjaan Kelompok pekerja yang

memiliki minat diatas rata-rata terhadap produk dengan jasa

8

Gaya hidup Gaya hidup yang mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang

9, 10

Faktor Psikologi (X4)

Motivasi Kebutuhan ini kembali timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu

11


(60)

memilih, mengorganisasi masukan informasi Proses belajar Menjelaskan perubahan

dalam perilaku

seseorang yang timbul pengalaman

13

Kepercayaan Suatu gagasan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu

14

Faktor Pemasaran (X5)

Produk sesuatu yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan manusia ataupun organisasi

15

Pemasaran Kegitan perusahaan dalam membuat rencana, menentukan harga, promosi, serta mendistribusikan barang dan jasa

16

Promosi Alat-alat yang digunakan untuk mempromosikan suatu produk dapat dipilih beberapa cara, yaitu iklan, promosi penjualan, publisitas, bauran promosi.

17

Harga Uang yang dibebankan pada suatu produk tertentu


(61)

Tabel 3.2

Kisi-kisi instrumen observasi

Kegiatan Aspek Indiktor

Menganalisis Pelayanan pihak bank

Pelayanan

scurity(satpam)

Membukakan pintu masuk bagi nasabah

Memberikan 3 S (senyum, salam, sapa) bagi nasabah Memberikan pelayanan kepada nasabah

Memberikan nomor antrian kepada nasabah Membukakan pintu keluar untuk nasabah

Pelayanan Teler Memanggil nomor urutan bagi nasabah

Memberikan 3 S (senyum, salam, sapa) bagi nasabah Memberikan pelayanan bagi nasabah

Pelayanan

customer service

Memanggil nomor urutan bagi nasabah

Memberikan 3 S (senyum, salam, sapa) bagi nasabah Memberikan pelayanan bagi nasabah

Pelayanan

Cleaning Service

Membersihkan ruangan bank bila sekiranya sudah


(62)

mulai kotor

Membantu satpam

memberikan nomor antrian bagi nasabah apabila nasabah sedang banyak Menganalisis Lokasi Lokasi bank Lokasi bank sangat

strategis karena berada di piggir jalan raya

Lokasi bank mudah di jangkau karena banyak dilalui kendaraan seperti angkot, kopaja, taksi, dan ojek

Menganalisis bangunan bank

Daya tarik bangunan bank

Dekorasi bank indah, rapi, dan menarik dengan konsep minimalis

Menganalisis fasilitas bank

Fasilitas Bank Ruang tunggu yang nyaman karena dilengkapi tempat duduk, sehingga sambil menunggu nomer antrian nasabah bisa duduk terlebih dahulu.

Dilengkapi TV sehingga sambil menunggu nomer antrian nasabah bisa menonton TV yang dipasang di depan tempat duduk nasabah


(63)

Dilengkapi AC agar nasabah merasa nyaman saat menunggu nomor antrian

Parkiran yang disediakan bank memadai karena luas dan ada sistem penjagaan agar kendaraan nasabah tetep aman

ATM tersebar di daerah-daerah strategis seperti di pusat perbelanjaan, rumah sakit, institusi pendidikan seperti universitas, dll. ATM center juga diengkapi CCTV agar nasabah merasa aman saat bertransaksi.

F. Teknik Analisis Data 1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk melihat sejauh mana suatu alat ukur dapat mengungkap dengan tepat gejala-gejala yang hendak diukur dan seberapa jauh alat ukur tersebut dapat memberikan hasil yang dengan sebenarnya status gejala yang akan diukur, maka sebelum alat ukur itu digunakan untuk penelitian perlu dilakuka uji validitas dan uji reliabilitas terlebih dahulu.

Dengan tujuan agar alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian memiliki keakuratan dalam mengungkapkan suatu gejala


(64)

atau sebagian gejala, sehingga kesimpulan yang akan diambil berdasarkan analisis dari data yang diperoleh dengan alat ukur tersebut menjadi lebih dapat dipercaya.

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.16Oleh karena itu, validitas logis sangat dipengaruhi oleh kemampuan peneliti dalam memahami penelitian, mengembangkan variabel penelitian serta menyusun kuesioner.

Dalam mengukur validitas pada penelitian ini dilakukan dengan membandingkan niai r hitung dengan r table untuk degree of freedom (df)=n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sample.17 Hasil uji validitas dinyatakan valid apabila nilai r hitung lebih besar dari r tabel. 2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.18

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data pada dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan dan konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan gejala-gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Uji reabilitas dilakukan dengan membandingkan antara r hitung dan r tabel melalui tahapan analisisCronbach’s Alpha( ̇).

Teknik atau rumus Cronbach’s Alphadapat digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian reliabel atau tidak, bila

16Imam Ghozali,Aplikasi Analisi Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS

Regresi, (Semarang, 2013), h. 52. 17

Ibid., h. 53.

18


(65)

jawaban yang diberikan responden berbentuk skala sesuai dengan penelitian ini. Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas 0,6.19 3. Analisis Faktor

Sejalan dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah menjadi bank syariah maka teknik ananisis faktor tepat untuk digunakan. Analisis faktor adalah jenis analisis yang digunakan untuk mengenali dimensi-dimensi pokok atau keteraturan dari sebuah fenomena. Tujuan umum dari analisis faktor adalah untuk meringkas kandungan informasi variabel dalam jumlah yang besar menjadi sebuah faktor yang lebih kecil.20 Tujuan statistik dari analisis faktor ini adalah untuk menentukan kombinasi linier dari beberapa variabel yang akan membantu dalam meneliti hubungan saling keterkaitan.

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis faktor, yakni suatu analisis yang dapat menyederhanakan faktor yang beragam dan kompleks pada variabel yang diamati dengan manyatukan faktor atau dimensi yang saling berhubungan atau mempunyai korelasi pada suatu struktur data yang baru yang mempunyai faktor lebih kecil.

Manfaat dari analisis faktor adalah melakukan peringkasan variabel berdasarkan tingkat keeratan hubungan antara variabel, sehingga akan diperoleh faktor-faktor dominan yang berpengaruh terhadap variabel lainnya.

Lebih lanjut Ghozali menjelaskan bahwa asumsi analisis faktor menghendaki bahwa matrik data harus memiliki korelasi yang cukup agar dapat dilakukan analisis faktor. Jika berdasarkan data visual tidak

19

Syofian Siregar,St at ist ik Paramet rik unt uk Penelit ian Kuantt at if,(Jakart a : Bumi Karsa ; 2013) h.90

20


(1)

(2)

(3)

DOKUMENTASI PENELITIAN LAPANGAN BANK SYARIAH MANDIRI


(4)

(5)

DOKUMENTASI PENELITIAN LAPANGAN BNI SYARIAH


(6)