3. Golongan C yaitu, Air baku yang baik untuk kepentingan perikanan dan
peternakan 4.
Golongan D yaitu, Air baku yang baik untuk keperluan pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, listrik tenaga air.
5. Golongan E yaitu, Air yang tidak sesuai untuk keperluan tersebut di atas
golongan A, B, C, dan D Riadi,1986.
2.2 Pengolahan Air Minum
Pada prinsipnya tujuan pengolahan air minum untuk mendapatkan air yang bersih dan sesuai dengan standard mutu air dari segi biologi, fisika, kimia. Tidak
hanya dari segi biologi, kimia, dan fisika sekarang ini pencemaran radioaktif perlu juga diteliti karena penggunaannya yang semakin meluas Riadi,1986.
Proses pengolahan air dilakukan dengan dua cara yaitu : 1.
Proses lengkap yaitu air akan mengalami pengolahan lengkap, baik fisika, kimiawi, dan bakteriologi. Pengolahan ini dilakukan terhadap air sungai yang
kotorkeruh.
Pengolahan lengkap ini dibagi dalam tiga tingkatan pengolahan yaitu fisika, pengolahan kimia, pengolahan bakteriologis :
a. Pengolahan fisika yaitu pengolahan yang bertujuan untuk
mengurangimenghilangkan kotoran-kotoran yang kasar, penyisihan lumpur dan pasir, serta mengurangi kadar zat-zat organik yang ada dalam
air yang akan diolah.
Universitas Sumatera Utara
b. Pengolahan kimia yaitu pengolahan dengan menggunakan zat-zat kimia
untuk membantu proses pengolahan selanjutnya. Misalnya dengan pembubuhan kapur dalam proses pelunakan dan sebagainya.
c. Pengolahan bakteriologis yaitu pengolahan untuk membunuh
memusnahkan bakteri-bakteri yang terkandun g dalam air minum yakni dengan cara membubuhkan kaporit zat desinfektan.
2. Pengolahan sebagian, misalnya diadakan untuk pengolahan kimiawi danatau
pengolahan bakteriologi saja. Pengolahan ini dilakukan untuk mata air bersih dan air dari sumur yang dangkaldalam Sutrisno, 2004.
2.3. Persyaratan Air Minum
Pencemaran lingkungan yang berarti berubahnya kualitas lingkungan sehingga merugikan manusia, misalnya pencemaran pada air dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan kronis seperti merosotnya sistem kekebalan tubuh, terjadinya mutasi genetik, gangguan pada pertumbuhan janin, gangguan kronis pada organ-
organ vital sehingga menimbulkan peningkatan penyakit kanker, gangguan kehamilan, gangguan saluran pernafasan, alergi dan semacamnya Amsyari,F,
1996. Agar air minum tidak menyebabkan gangguan kesehatan, maka air
tersebut haruslah memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan. Di Indonesia, standar air minum yang berlaku dapat dilihat pada Peraturan Menteri Kesehatan
RI No.416MENKESPERIX1990 Mulia, 2005. Parameter – parameter persyaratan air dapat dilihat dalam Peraturan
Menteri Kesehatan RI No.416MENKESPERIX1990, persyaratan air minum
Universitas Sumatera Utara
dapat ditinjau dari parameter fisika, parameter kimia, parameter mikrobiologi dan parameter radioaktivitas yang terdapat di dalam air minum tersebut.
1. Parameter Fisika
Parameter fisika umumnya dapat diidentifikasi dari kondisi fisik air tersebut. Parameter fisika meliputi bau, kekeruhan, rasa, suhu, warna dan jumlah
zat padat terlarut. Air yang baik idealnya tidak berbau, air yang berbau busuk tidak menarik dipandang dari sudut estetika Mulia,2005.
Bau air tergantung dari sumber airnya. Bau air dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia, ganggang, plankton atau tumbuhan dan hewan air, baik yang
hidup maupun yang sudah mati. Air yang berbau sulfit disebabkan oleh reduksi sulfat dengan adanya bahan-bahan organik dan mikroorganisme anaerobik
Fardiaz,1992. Air yang baik harus jernih. Air yang keruh mengandung partikel padat
tersuspensi yang dapat berupa zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan. Dan air yang baik juga tidak memiliki rasatawar. Air yang memiliki rasa
mengindikasikan adanya zat-zat tertentu di dalam air tersebut. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu di dalam air, begitu juga rasa asam
disebabkan adanya asam didalam air dan rasa pahit disebabkan adanya basa di dalam air tersebut Mulia, 2005.
Timbulnya rasa yang menyimpang biasanya disebabkan oleh adanya polusi, dan rasa menyimpang biasanya disebabkan oleh adanya polusi, dan rasa
yang menyimpang tersebut biasanya dihubungkan dengan baunya karena pengujian terhadap rasa air jarang dilakukan. Air yang mempunyai bau tidak
Universitas Sumatera Utara
normal juga diangap mempunyai rasa yang tidak normal. Sebagai contoh, bau fenol dari air buangan yang berasal dari pabrik gas, petroleum dan plastik juga
dianggap mempunyai rasa fenol, dan bau khlor karena adanya senyawa khloramin juga dianggap mempunyai rasa khlor Fardiaz,1992.
2. Parameter Kimiawi
Parameter kimiawi dikelompokkan menjadi kimia anorganik dan kimia organik. Dalam standard air minum di Indonesia zat kimia anorganik dapat
berupa logam, zat reaktif, zat-zat berbahaya dan beracun serta derajat keasaman pH. Sedangkan zat arganik dapat berupa insektisida dan herbisida, volatile
organic chemicals zat kimia organik mudah menguap zat-zat berbahaya dan beracun maupun zat pengikat oksigen. Sumber logam dalam air dapat berasal dari
industri, pertambangan ataupun proses pelapukan secara alamiah. Korosi dari pipa penyalur air minum dapat juga menyebabkan kehadiran logam dalam air minum
Mulia, 2005. 3.
Parameter Mikrobiologi Parameter mikrobiologi menggunakan bakteri coliform sebagai organisme
petunjuk indikator organisme. Dalam laboratorium, istilah total koliform menunjukkan bakteri koliform dari tinja, atau sumber alamiah lainnya. Istilah
fecal coliform Koliform tinja menunjukkan bakteri koliform yang berasal dari tinja manusia atau hewan berdarah panas lainnya. Penentuan parameter
mikrobiologi dimaksudkan untuk mencegah adanya mikroba patogen dalam air minum Mulia, 2005.
Universitas Sumatera Utara
4. Parameter Radioktivitas
Apapun bentuk radioktivitas efeknya adalah sama, yakni menimbulkan kerusakan pada sel. Kerusakan dapat berupa kematian dan perubahan komposisi
genetik. Kematian sel-sel dapat diganti kembali apabila sel dapat bergenerasi dan apabila tidak seluruh sel mati. Perubahan genetis dapat menimbulkan penyakit
seperti kanker dan mutasi Mulia, 2005. Beberapa air mengalami radioktivitas berkadar rendah, khususnya air yang
dipompa dari sumur yang sangat dalam. Bahan-bahan radioaktif yang berasal dari kegiatan manusia juga seing ditemukan dalam permukaan air, sebagai hasil dari
i pengembangan industri tenaga nuklir, ii penggunaan radioaktif dalam pengobatan dan industri, dan iii pengujian nuklir. Peningkatan jumlah radioaktif
di lingkungan sangat penting untuk ditangani dalam menghindari pengaruhnya terhadap mutu air, khususnya air yang digunakan untuk air minum dan
pengolahan pangan Suprihatin dan Suparno, 2013
2.4 Nitrit