P tersedia tanah Aplikasi Bahan Organik pada Piringan Kelapa Sawit untuk Meningkatkan Populasi Cacing Tanahdan Ketersediaan Hara N, P, K.

dekomposisi bahan organik yang mengandung kadar nitrogen yang rendah diubah menjadi nitrogen organik dan digunakan sebagai penyusun jaringan-jaringan jasad renik. Faktor lain yang menyebabkan rendahnya nilai N total tersebut adalah unsur hara nitrogen yang mudah hilang akibat penguapan dan pencucian. Selain itu, nilai N total serasah lebih tinggi daripada TKKS karena nitrogen pada kadar serasah tanaman lebih besar daripada TKKS Lampiran 4., pada proses dekomposisi bahan organik di lapangan, sersah tanaman lebih cepat mengalami pelapukan daripada TKKS yang mengandung lignin sehingga proses pelapukan berlangsung sangat lama yang berarti serasah tanaman lebih mampu menyumbangkan nitrogen daripada TKKS. Hal ini sesuai literatur Yulnafatmawita et al 2007 bahwadengan semakin lanjut dekomposisi suatu bahan organik maka semakin banyak pula nitrogen yang mengalami mineralisasi sehingga akumulasi nitrogen di dalam tanah semakin besar jumlahnya.

6. P tersedia tanah

Unsur P merupakan salah satu unsur hara makro yang penting dan sangat dibutuhkan oleh tanaman karena peranannya sebagai penyusun ATP dan berperan dalam mentransfer energi.Pada tanaman kelapa sawit, unsur P sangat diperlukan dalam perkembangan dan pembuahan yang lebih cepat. Unsur P memiliki dua bentuk yakni P organik dan P anorganik, namun P yang dapat diserap oleh tanaman adalah P anorganik dalam bentuk ion orthofosfat yaitu H 2 PO 4 - , HPO 4 2- , dan PO 4 3- yang sangat tergantung pada pH tanah. Unsur P mudah terikat oleh logam Al dan Fe jika pH tanah tergolong masam karena kelarutannya cenderung meningkat. Bahan organik selama ini lebih dikenal sebagai bahan untuk meningkatkan ketersediaan hara P melalui proses dekomposisi oleh mikroba tanah yang menghasilkan asam-asam organik seperti asam malonat, tartarat, humat, fulvik yang akan menghasilkan anion organik, kemudian anion organik tersebut dapat mengikat unsur logam Al dan Fe dalam larutan tanah yang lebih dikenal dengan pengkhelatan. Aplikasi bahan organik dengan cara aplikasi berbeda memberikan pengaruh yang berbeda terhadap P tersedia tanah. Berikut adalah grafik yang menggambarkan P tersedia tanah oleh aplikasi bahan organik dan cara aplikasinya. Gambar 7. Grafik P Tersedia Tanah akibat aplikasi akibat aplikasi berbagai jenis Bahan Organik dan Cara Aplikasi berbeda pada piringan kelapa sawit Pemberian bahan organik, cara aplikasi dan interaksi keduanya memberikan hasil yang sangat nyata terhadap peningkatan ketersediaan fosfor dalam tanah. Kombinasi perlakuan paling baik dalam meningkatkan P tersedia tanah adalah interaksi serasah dengan T.harzianum yang diletakkan di pinggir piringan B 3 C 3 yaitu sebesar 93,39 ppm yang berbeda tidak nyata dengan interaksi TKKS dan T.harzianum yang diletakkan di pinggir piringan B 4 C 3 yaitu Disebar merata Ditumpuk Diletakkan di pinggir Tanpa B.O Serasah TKKS Serasah + T.harzianu TKKS + T.harzianu 83,02 ppm. Pemberian inokulum T.harzianum memberikan pengaruh positif dalam meningkatkan ketersediaan hara P dibandingkan bahan organik tanpa T.harzianum.Namun serasah tanaman lebih tinggi menyumbangkan hara P ke dalam tanah daripada TKKS, hal ini dikarenakan kandungan hara P pada serasah lebih tinggi daripada TKKS Lampiran 4.. Hal ini sesuai literatur Wahyono et al 2008 bahwa produk kompos TKKS mengandungmateri organik, nitrogen dan kalium yang tinggi dan phosphorus yang rendah. Namun kandungan P 2 O 5 total dalam bahan organik serasah maupun TKKS sangat lah sedikit yakni 0,33-0,43 . Faktor lain yang meningkatkan unsur P pada piringan kelapa sawit adalah adanya proses pemupukan yang dilakukan setelah aplikasi bahan organik dari pihak perkebunan PPKS Sei Pancur dengan dosis yang terlampir pada Lampiran 6. Namun dalam hal ini, perlakuan kontrol dan analisis awal tanah terhadap nilai P tersedia tidak berbeda jauh. Pada perlakuan TKKS yang diletakkan di pinggir piringan B 2 C 3 memiliki nilai P tersedia yang juga tinggi namun berbeda nyata dengan B 3 C 3 dan B 4 C 3 yakni 63,75 ppm. Hal ini diduga karena tingginya aktivitas cacing tanah pada perlakuan yang sama pada pengamatan 8 MSA yang memiliki populasi cacing tanah tertinggi Tabel 9.. Cacing tanah mampu menghasilkan enzim- enzim dalam aktivitasnya salah satunya adalah enzim phospatase, enzim ini dapat membantu mengkhelat unsur P yang banyak terikat menjadi bentuk tersedia dalam larutan tanah, oleh sebab itu TKKS memiliki nilai P tersedia lebih rendah daripada serasah tanaman yang memiliki kandungan P 2 O 5 lebih tinggi.

7. K tukar Tanah