Temuan Data ANALISA DAN PEMBAHASAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA berusaha membersihkan nama baik almarhum ayahnya yang sudah sangat tercemar itu. Akhirnya diadakan pengadilan ulang dan Ye Sung berjuang mati- matian dengan dibantu oleh kelima sahabat penjara ayahnya. Kelima sahabat Lee Yong Gu itu bukan lagi narapidana dan sudah bertobat menjadi orang baik-baik, bahkan So Yang Ho menjadi pendeta. Dengan dibantu kelima sahabat Lee Yong Gu, akhirnya Ye Sung menang di pengadilan dan hakim memutuskan bahwa Lee Yong Gu tidak bersalah. Akhirnya Ye Sung bisa membuktikan walaupun ayahnya yang sudah almarhum itu bodoh tapi ia bukan pembunuh dan pemerkosa anak- anak.

4.2. Temuan Data

Dalam film “Miracle In Cell No.7”, peneliti akan menganalisa data yang ditentukan dalam unit analisis maskulinitas berdasarkan film “Miracle In Cell No.7”. Unit analisis pada film ini adalah maskulinitas dalam hubungan dunia kerja, maskulinitas dalam hubungan keluarga, dan maskulinitas dalam hubungan dunia sosial. Unit analisis ditentukan setelah peneliti melihat film “Miracle In Cell No.7 ”, dan unit analisis tersebut dapat mewakili analisa peneliti dalam merepresentasikan maskulinitas dalam film “Miracle In Cell No.7”. Selanjutnya, unit analisis tersebut akan diteliti berdasarkan teori John Fiske melalui paradigma dan sintagma level realitas, level representasi dan level ideologi yang digambarkan dalam kode-kode yang ada di dalam film tersebut. Pencarian data ini akan ditutup dengan kesimpulan secara keseluruhan dari representasi maskulinitas yang ada di dalam film “Miracle In Cell No.7”, dengan meneliti dari awal sampai akhir dari film tersebut. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4.2.1.Analisis Film “Miracle In Cell No.7” - Level Realitas  Kode Kostum Pada gambar 4.2. terlihat Lee Yong-Gu mengenakan pakaian musim dingin yaitu winter coat berwarna coklat dan syal berwarna biru tua.  Kode Lingkungan Pada gambar 4.2. terlihat Lee Yong-Gu sedang berada di sebuah toko mainan anak-anak.  Kode Perilaku Pada gambar 4.2. terlihat Lee Yong-Gu sedang merebut tas berwarna kuning yang dikenakan oleh seorang anak kecil.  Kode Dialog Pada gambar 4.2. terlihat Lee Yong-Gu mengatakan bahwa tas yang dipakai anak kecil tersebut adalah milik putrinya yang bernama Ye Sung. - Level Representasi  Kode Kerja Kamera Gambar 4.2. terlihat diambil secara medium shoot yang memperlihatkan tangan hingga ke atas kepala Lee Yong-Gu. Gambar 4.2. Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” UNIVERSITAS SUMATERA UTARA  Kode Pencahayaan Gambar 4.2. terlihat cahaya yang terang yang identik dengan warna putih. - Analisis gambar 4.2. Pada gambar 4.2. terlihat Lee Yong-Gu di sebuah toko mainan. Dia masuk ke dalam toko tersebut karena dia melihat tas yang dinginkan putrinya diambil orang. Dia ingin merebut tas tersebut karena tidak rela tas itu dibeli orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa Lee Yong-Gu sangat menyayangi dan mencintai putrinya. Rasa cinta dan sayang Lee Yong-Gu kepada putrinya terlihat dari cahaya yang terang pada gambar 4.2. dimana cahaya yang terang identik dengan warna putih yang berarti cinta dan kemurnian. Cinta Lee Yong-Gu kepada putrinya membuat Lee Yong-Gu berani merebut tas yang dikenakan anak kecil tersebut. Keberanian itu ditunjukkan melalui pakaian yang dikenakan Lee Yong-Gu berwarna coklat. Warna coklat melambangkan stabilitas dan sering dihubungkan dengan hal-hal berbau kejantanan atau maskulin. Lee Yong-Gu tampak jantan dan berani ketika masuk ke dalam toko untuk memperjuangkan tas yang diingini putrinya. Lee Yong-Gu juga memakai syal berwarna biru tua dimana biru tua adalah warna yang paling diterima oleh para lelaki. Biru tua melambangkan pengetahuan, kekuatan, integritas, dan keseriusan http:basuki.lecturer.pens.ac.idlectureMaknaWarnaDalamDesain.pdf. Seperti arti warna biru tua, Lee Yong-Gu terlihat keseriusannya untuk mengambil tas sailormoon agar tidak dibeli orang lain. Lee Yong-Gu mencoba menarik tas sailormoon yang telah dipakai oleh orang lain. Pada gambar 4.2. terlihat pengambilan gambar secara medium shoot yang menjelaskan kode aksi yang dilakukan Lee Yong-Gu dimana Lee Yong-Gu tampak sedang merebut tas yang hendak dibelikannya untuk putrinya. Sisi maskulin seorang ayah terlihat ketika Lee Yong-Gu langsung masuk ke toko ketika melihat tas yang diinginkan putrinya akan dibeli orang lain. Ia berusaha mempertahankan tas tersebut agak tidak jadi dibeli orang lain. Ia tidak memikirkan resiko apa yang akan diterima dari perbuatannya, tetapi ia hanya memikirkan bahwa ia harus memenuhi keinginan putrinya. Hal ini dipertegas UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dengan dialog Lee Yong-Gu yang mengatakan ini punya Ye Sung. Arti kata punya yaitu milik; yang dimiliki http:kbbi.web.idpunya. Lee Yong-Gu merasa bahwa tas tersebut harus menjadi milik Ye Sung. Hal ini menunjukkan bahwa keinginan putrinya adalah yang utama dan dia mau melakukan apa saja untuk memenuhi apa yang diinginkan putrinya. Aksi Lee Yong-Gu dalam gambar ini menunjukkan konsep maskulinitas yang dinamakan konsep maskulin yang tradisional dalam pandangan barat. Menurut tulisan Levine yang diambil dari Ensiklopedia Wikipedia yang juga mengutip tulisan dari dua orang ilmuwan sosial Deborah David dan Robert Brannon Nasir, 2007: 2 tentang salah satu aturan memperkokoh sifat maskulinitas yaitu Give em Hell: Laki-laki harus mempunyai aura keberanian dan agresi, serta harus mampu mengambil risiko walaupun alasan dan rasa takut menginginkan sebaliknya. Lee Yong-Gu tidak memikirkan resiko yang akan diterimanya dari perbuatannya tersebut, ia malah mengambil resiko dengan aura keberaniannya demi putrinya. - Level Realitas  Kode Kostum Pada gambar 4.3. terlihat Lee Yong-Gu mengenakan pakaian musim dingin yaitu jaket baseball dengan warna putih biru dan syal berwarna biru tua. Gambar 4.3. Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” UNIVERSITAS SUMATERA UTARA  Kode Lingkungan Pada gambar 4.3. terlihat Lee Yong-Gu bersama putrinya sedang berada di tengah jalan.  Kode Perilaku Pada gambar 4.3. terlihat Lee Yong-Gu sedang memegang tangan putrinya dan meniup tangan putrinya.  Kode Dialog Pada gambar 4.3. terlihat Lee Yong-Gu menyuruh putrinya untuk segera masuk ke dalam rumah agar tidak kedinginan. - Level Representasi  Kode Kerja Kamera Gambar 4.3. terlihat diambil secara medium shoot yang memperlihatkan tangan hingga ke atas kepala Lee Yong-Gu.  Kode Pencahayaan Gambar 4.3. terlihat cahaya yang terang yang identik dengan warna putih. - Analisis gambar 4.3. Pada gambar 4.3. terlihat Lee Yong-Gu sedang berada di tengah jalan bersama putrinya. Ia akan berangkat bekerja. Lee Yong-Gu tampak memegang tangan putrinya dan meniupnya. Aktifitas itu menunjukkan cinta dan kepedulian seorang ayah kepada putrinya dimana Lee Yong-Gu memberikan kehangatan melalui hembusan dan genggaman pada tangan putrinya agar putrinya tidak kedinginan. Genggaman tangan yang dilakukan Lee Yong-Gu merupakan usaha Lee Yong-Gu sebagai seorang ayah dalam memberikan kehangatan kepada putrinya. Lee Yong-Gu ingin menjaga putrinya agar tidak kedinginan. Hal ini diperkuat dengan dialog Lee Yong-Gu kepada putrinya Ye Sung kedinginan, Ye Sung masuklah ke dalam karena situasi pada saat itu adalah musim dingin, terlihat dari jaket yang digunakan Lee Yong-Gu dan putrinya. Jaket merupakan pakaian yang dipakai untuk menahan angin dan cuaca dingin https:id.wikipedia.orgwikiJaket. Dialog Lee Yong-Gu diatas menunjukkan bahwa ia tidak ingin putrinya sakit karena cuaca di luar sangat dingin. Kasih UNIVERSITAS SUMATERA UTARA sayang dan perhatian Lee Yong-Gu kepada putrinya semakin terlihat dari dialog yang dilakukan Lee Yong-Gu kepada putrinya. Lee Yong-Gu menyuruh putrinya untuk segera masuk ke rumah agar tidak kedinginan. Lee Yong-Gu tampak begitu mengkhawatirkan segala sesuatu tentang putrinya. Ia tidak ingin melihat putrinya menderita. Dengan menyuruh putrinya segera masuk ke dalam rumah, maka putrinya akan terhindar dari kedinginan. Kepedulian dan kecintaannya yang ditunjukkan Lee Yong-Gu kepada putrinya didukung oleh cahaya yang terang pada gambar 4.3. yang mengartikan cinta dan kemurnian. Karakter kepeduliaan dan cinta Lee Yong-Gu kepada putrinya terlihat dari pakaian yang digunakan Lee Yong-Gu. Ini terlihat dari jaket baseball yang digunakan Lee Yong-Gu berwarna biru dan putih. Warna biru dan putih pada jaket yang dikenakan Lee Yong-Gu melambangkan ketulusan hati Lee Yong-Gu dalam menyayangi putrinya dimana biru berarti kesucian dan kedamaian Darmaprawira, 2002: 46, begitu pula kesucian hati Lee Yong-Gu yang menyayangi putrinya. Sedangkan putih berarti cinta dan murni Darmaprawira, 2002: 38. Perlakuan Lee Yong-Gu menunjukkan cinta seorang ayah yang begitu murni kepada putrinya. Ketika memilih pakaian sebaiknya harus disesuaikan dengan kepribadian kita karena pakaian kita merupakan perlambangan jiwa kitacarlyle, seperti dikutip barnard,1996: VI. Pada gambar 4.3. pemeran Lee Yong-Gu mengenakan jaket baseball. Baseball merupakan olahraga yang biasanya dimainkan oleh laki- laki. Olahraga ini tidak bisa dilakukan sendiri, membutuhkan kerjasama yang baik dan kepedulian terhadap pemain yang lain. Seperti gambar 4.3. terlihat sosok ayah yang sangat peduli kepada putrinya dalam diri Lee Yong-Gu. Ia selalu memperhatikan kondisi putrinya. Hal ini didukung gambar 4.3. yang diambil secara medium shoot sehingga memperlihatkan kode aksi pada gambar 4.3. Perlakuan Lee Yong-Gu ini menunjukkan Lee Yong-Gu merupakan pria maskulin dengan konsep new man as nurturer dimana new man as nurturer merupakan gelombang awal reaksi laki-laki terhadap maskulinitas. Laki-laki pun menjalani sifat alamiahnya seperti laki-laki sebagai makhluk yang mempunyai rasa perhatian. Laki-laki mempunyai kelembutan sebagai seorang bapak, misalnya, untuk mengurus anak. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Level Realitas  Kode Kostum Pada gambar 4.4. terlihat Lee Yong-Gu mengenakan pakaian kerja berwarna oranye dan celana hitam.  Kode Lingkungan Pada gambar 4.4. terlihat Lee Yong-Gu sedang berada di rest area parkiran.  Kode Perilaku Pada gambar 4.4. terlihat Lee Yong-Gu sedang duduk untuk beristirahat sambil memakan roti. - Level Representasi  Kode Kerja Kamera Gambar 4.4. terlihat diambil secara medium long shoot yang memperlihatkan ujung kepala hingga setengah kaki Lee Yong-Gu.  Kode Pencahayaan Gambar 4.4. terlihat cahaya terang yang identik dengan warna putih. Gambar 4.4. Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Analisis gambar 4.4. Pada gambar 4.4. terlihat Lee Yong-Gu sedang berada di rest area parkiran dimana tempat ia bekerja. Lee Yong-Gu tampak sedang beristirahat dan memakan roti. Lee Yong-Gu bekerja sebagai tukang parkir. Hal ini menunjukkan bahwa Lee Yong-Gu adalah sosok ayah yang bertanggung jawab dan pekerja keras. Sosok ayah yang mampu menafkahi putrinya walaupun di tengah keterbelakangan mental yang dimilikinya, ia tetap bekerja agar dapat menafkahi keluarganya. Hal ini ditunjukkan dengan cahaya terang pada gambar 4.4. dimana cahaya terang identik dengan warna putih yang juga mengartikan harapan. Lee Yong-Gu bekerja keras dengan harapan dia dapat memenuhi keinginan putrinya. Pada gambar 4.4. pemeran Lee Yong-Gu mengenakan pakaian kerjanya. Ia bekerja sebagai tukang parkir. Ia bekerja sebagai tukang parkir karena Lee Yong- Gu adalah seorang keterbelakangan mental yang membuatnya miskin. Dalam jurnal strategi pemenuhan kebutuhan hidup keluarga tukang parkir, tukang parkir merupakan pekerjaan yang bisa menghindari kemiskinan.Keadaan miskin itulah yang membuat Lee Yong-Gu semangat bekerja sebagai tukang parkir untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Hal ini didukung dengan pakaian yang digunakannya identik dengan warna oranye dimana arti warna oranye yaitu semangat dan kekuatan. Pengambilan gambar secara medium shoot memperjelas warna pakaian yang digunakan Lee Yong-Gu. Gambar 4.4. mencerminkan bahwa Lee Yong-Gu adalah ayah yang menjadi penanggung kehidupan keluarganya. Ia dituntut untuk melindungi dan menghidupi keluarga secara umum. Peran ayah saat ini digambarkan dengan ayah sebagai penyokong keuangan dari keluarga Wibowo, 2011: 132. Maskulin sebelum tahun 1980-an, sosok maskulin yang muncul adalah pada figur-figur laki- laki kelas pekerja Nasir, 2007: 2. Lee Yong-Gu merupakan ayah yang bertanggung jawab. Lee Yong-Gu mampu menjadi penyokong keuangan dalam keluarga. Hal ini dapat dilihat dari janji Lee Yong-Gu untuk membelikan putrinya tas sailor moon, berarti Lee Yong-Gu dapat menghidupi keluarganya. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Level Realitas  Kode Kostum Pada gambar 4.5. terlihat Lee Yong-Gu mengenakan jaket berwarna hitam, memakai masker dan topi.  Kode Lingkungan Pada gambar 4.5. terlihat Lee Yong-Gu sedang berada di tempat rekonstruksi ulang kejadian yaitu di pasar.  Kode Perilaku Pada gambar 4.5. terlihat Lee Yong-Gu melakukan rekonstruksi ulang kejadian.  Kode Latar Pada gambar 4.5. terlihat kondisi cuaca sedang hujan. - Level Representasi  Kode Kerja Kamera Gambar 4.5. terlihat diambil secara medium shoot yang memperlihatkan tangan hingga ke atas kepala Lee Yong-Gu.  Kode Pencahayaan Gambar 4.5. terlihat cahaya redup. Gambar 4.5. Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Analisis gambar 4.5. Pada gambar 4.5. terlihat Lee Yong-Gu sedang berada di tempat rekonstruksi ulang kejadian. Lee Yong-Gu tampak sedang melaksanakanan rekonstruksi ulang. Lee Yong-Gu berada dalam kehancuran karena dirinya dituduh sebagai pembunuh dan pemerkosa. Kehancuran dalam diri Lee Yong-Gu semakin didukung oleh baju yang dikenakan Lee Yong-Gu yaitu jaket berwarna hitam. Hitam menandakan kehancuran atau kekeliruan Darmaprawira, 2002: 48. Pada gambar ini, Lee Yong-Gu dilanda kehancuran dan kekeliruan. Gambar ini menunjukkan saat rekonstruksi ulang tempat kejadian dimana Lee Yong-Gu dituduh melakukan tindak pidana pembunuhan dan pemerkosaan yang sebenarnya tidak dilakukannya. Hal ini juga didukung dengan pengambilan gambar yang diambil secara medium shoot sehingga memperlihatkan pencahayaan yang redup. Redup identik dengan warna hitam. Selain itu, kondisi hujan deras yang terlihat pada gambar 4.5. mendukung kehancuran yang dirasakan Lee Yong-Gu. Pada gambar 4.5. terlihat juga Lee Yong-Gu masker dan topi dimana masker dan topi digunakan untuk menjaga marwah Lee Yong-Gu dikarenakan ia belum terbukti melakukan pemerkosaan dan pembunuhan tersebut. Walaupun Lee Yong-Gu tidak membunuh tetapi ia tetap bersedia menjalani pemeriksaan. Lee Yong-Gu tidak menjalani pemeriksaan dengan emosi. Ia bersikap tenang dan menjalani pemeriksaan sesuai tata cara yang berlaku. Sikap tenang dan tidak emosi pada Lee Yong-Gu menunjukkan maskulinitas dirinya dimana seorang laki- laki harus tetap bertindak kalem dalam berbagai situasi, tidak menunjukkan emosi, dan tidak menunjukkan kelemahannya Nasir, 2007: 2. Lee Yong-Gu tetap menjalani rekonstruksi ulang kejadian dengan tetap bertidak kalem dan tidak emosi meskipun ia tahu dirinya tidak bersalah. Lee Yong-Gu tidak menunjukkan kelemahannya yaitu keterbelakangan mental yang dimilikinya. Ia tetap bertindak seperti orang normal ketika menjalani segala pemeriksaan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 4.6. Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” - Level Realitas  Kode Kostum Pada gambar 4.6. terlihat Lee Yong-Gu mengenakan pakaian berwarna orange.  Kode Lingkungan Pada gambar 4.6. terlihat Lee Yong-Gu sedang berada di tempat kejadian yaitu di pasar.  Kode Perilaku Pada gambar 4.6. terlihat Lee Yong-Gu sedang memberikan nafas buatan.  Kode Latar Pada gambar 4.6. terlihat kondisi aspal yang basah menandakan baru selesai hujan. - Level Representasi  Kode Kerja Kamera Gambar 4.6. terlihat diambil secara long shoot yang memperlihatkan Lee Yong-Gu dari ujung kepala hingga ujung kaki.  Kode Pencahayaan Gambar 4.6. terlihat cahaya yang redup. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Analisis gambar 4.6. Pada gambar 4.6. terlihat Lee Yong-Gu sedang berada di pasar. Lee Yong- Gu tampak sedang melakukan nafas buatan untuk seorang anak kecil. Ia tampak mengerahkan seluruh tenaga dan kekuatannya untuk menolong anak kecil tersebut. Hal ini didukung dengan baju yang digunakan Lee Yong-Gu berwarna oranye dimana oranye berarti tenaga dan kekuatan. Lee Yong-Gu tampak kukuh untuk menolong anak tersebut. Sikap kukuh Lee Yong-Gu untuk menolong anak kecil tersebut didukung oleh pencahayaan yang redup yang identik dengan warna hitam dimana warna hitam berarti kukuh. Pengambilan gambar secara long shot memperlihatkan dengan jelas aksi yang dilakukan oleh Lee Yong-Gu. Lee Yong-Gu memberikan nafas buatan kepada seorang anak kecil. Aksi yang dilakukan Lee Yong-Gu menunjukkan sisi maskulin Lee Yong-Gu dimana maskulin adalah sosok laki-laki sebagai new man. Beynon Nasir, 2007: 3 menunjukkan dua buah konsep maskulinitas pada dekade 80-an itu dengan anggapan-anggapan bahwa new man as nurturer dan new man as narcissist. New man as nurturer merupakan gelombang awal reaksi laki-laki terhadap maskulinitas. Laki-laki pun menjalani sifat alamiahnya seperti laki-laki sebagai makhluk yang mempunyai rasa perhatian. Laki-laki mempunyai kelembutan sebagai seorang bapak, misalnya, untuk mengurus anak. Melalui gambar ini, terlihat sifat alamiah laki-laki ada pada diri Lee Yong-Gu. Lee Yong- Gu perhatian pada anak yang terjatuh pada gambar tersebut. Ketika melihat anak tersebut terjatuh, ia langsung memberikan nafas buatan untuk menolong anak tersebut. Terlihat kelembutan Lee Yong-Gu sebagai seorang ayah yang terbiasa mengurus anaknya, Lee Yong-Gu tahu harus melakukan apa ketika melihat anak tersebut tergeletak dan tidak sadarkan diri. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 4.7. Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” - Level Realitas  Kode Kostum Pada gambar 4.7. terlihat Lee Yong-Gu mengenakan pakaian kerja berwarna oranye.  Kode Lingkungan Pada gambar 4.7. terlihat Lee Yong-Gu sedang berada di kantor.  Kode Perilaku Pada gambar 4.7. terlihat Lee Yong-Gu sedang berbicara kepada seseorang.  Kode Dialog Pada gambar 4.7. terlihat Lee Yong-Gu mengkhawatirkan putrinya yang menunggunya di rumah.  Kode Ekspresi Pada gambar 4.7. terlihat mata Lee Yong-Gu melirik ke atas. - Level Representasi  Kode Kerja Kamera Gambar 4.7. terlihat diambil secara close up yang memperlihatkan dari leher hingga ke ujung kepala Lee Yong-Gu.  Kode Pencahayaan Gambar 4.7. terlihat cahaya yang redup. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Analisis gambar 4.7. Pada gambar 4.7. terlihat Lee Yong-Gu berada di sebuah kantor. Lee Yong-Gu tampak sedang berbicara dengan seseorang. Lee Yong-Gu terlihat mengkhawatirkan putrinya Ye Sung. Hal ini terlihat dari dialog Ye Sung sendirian menunggu. Kode pengambilan gambar secara close up mendukung dialog yang dikatakan Lee Yong-Gu dimana memperlihatkan ekspresi pemeran Lee Yong-Gu. Ekspresi wajah atau mimik adalah hasil dari satu atau lebih gerakan atau posisi otot pada wajah. Ekspresi wajah merupakan salah satu bentuk komunikasi nonverbal, dan dapat menyampaikan keadaan emosi dari seseorang kepada orang yang mengamatinya. Ekspresi wajah merupakan salah satu cara penting dalam menyampaikan pesan sosial dalam kehidupan manusia. Menurut Darwin dalam buku psikologi emosi Latifa, 2012: IV, menyatakan bahwa ekspresi wajah yang ditampilkan oleh tiap individu berbeda berdasarkan emosi yang mereka alami. Dari ekspresi wajah seseorang, individu dapat menyampaikan informasi tentang keadaan emosi mereka. Pada gambar 4.7. terlihat ekspresi Lee Yong-Gu dengan mata melirik ke atas yang menandakan bahwa Lee Yong-Gu sedang berpikir, kemungkinan besar mengatakan sesuatu yang benar https: muhsinbudiono.com. Melalui ekspresi tersebut, Lee Yong-Gu menyampaikan bahwa ia begitu khawatir kepada putrinya yang sendirian menunggu di rumah. Perasaan Lee Yong-Gu tidak menentu. Kekhawatiran dan perasaan tidak menentu Lee Yong-Gu didukung juga oleh pencahayaan yang redup pada gambar 4.7. dimana cahaya redup identik dengan warna hitam. Hitam yang berarti tidak menentu. Kekhawatiran dan perasaan tidak menentu Lee Yong-Gu adalah wujud rasa perhatiannya sebagai seorang ayah yang selalu mengurus anaknya. Hal ini menunjukkan maskulinitas Lee Yong-Gu seperti yang dikatakan Beynon Nasir, 2007:3 new man as nurturer merupakan gelombang awal reaksi laki-laki terhadap maskulinitas. Laki-laki pun menjalani sifat alamiahnya seperti laki-laki sebagai makhluk yang mempunyai rasa perhatian. Laki-laki mempunyai kelembutan sebagai seorang bapak, misalnya, untuk mengurus anak. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 4.8. Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” Gambar 4.9. Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” Gambar 4.10. Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” - Level Realitas  Kode Kostum Pada gambar 4.8. sampai pada gambar 4.10. terlihat Lee Yong-Gu mengenakan jaket berwarna hitam dan memakai masker dan topi. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA  Kode Lingkungan Pada gambar 4.8. sampai pada gambar 4.10. terlihat Lee Yong-Gu sedang berada di tempat rekonstruksi ulang kejadian.  Kode Perilaku Pada gambar 4.8. sampai pada gambar 4.10. terlihat Lee Yong-Gu sedang bingung untuk melakukan perintah polisi atau menjalankan rekonstruksi dengan jujur.  Kode Dialog Pada gambar 4.8. sampai pada gambar 4.10. terlihat Lee Yong-Gu sedang di lobi untuk memanipulasi rekonstruksi.  Kode Latar Pada gambar 4.8. sampai pada gambar 4.10. terlihat kondisi cuaca sedang hujan. - Level Representasi  Kode Kerja Kamera Gambar 4.8. sampai pada gambar 4.10. terlihat diambil secara medium shoot yang memperlihatkan tangan hingga ke atas kepala Lee Yong-Gu.  Kode Pencahayaan Gambar 4.8. sampai pada gambar 4.10. terlihat cahaya yang redup.  Kode Musik Gambar 4.8. sampai pada gambar 4.10. terdengar suara hujan deras, suara teriakan orang, suara instrumen musik perkusi yang didominasi oleh piano dan biola dengan intonasi lambat. - Analisis gambar 4.8. sampai pada gambar 4.10. Pada gambar 4.8. sampai gambar 4.10. terlihat Lee Yong-Gu sedang berada di tempat rekonstruksi ulang kejadian. Lee Yong-Gu dalam keadaan bingung,tidak menentu dan tertekan pada saat pelaksanaan rekonstruksi ulang kasus pembunuhan dan pemerkosaan. Lee Yong-Gu dipaksa untuk membuka celananya oleh petugas kepolisian. Pihak Kepolisian melakukan pemaksaan agar seolah-olah Lee Yong-Gu melakukan pemerkosaan terhadap anak Komisaris UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Jenderal Polisi di hadapan seluruh media. Keadaan tidak menentu pada Lee Yong- Gu didukung dengan pakaian yang digunakannya berwarna hitam dimana hitam berarti tidak menentu dan pencahayaan redup yang identik dengan warna hitam. Lee Yong-Gu terlihat bingung,tidak menentu dan tertekan karena polisi menyuruhnya untuk membuka celana padahal Lee Yong-Gu tidak membuka celana. Suara teriakan orang membuat Lee Yong-Gu semakin tertekan. Hal ini terlihat dari dialog Lee Yong-Gu pada gambar 4.9. aku tidak membuka celana. Lee Yong-Gu sebenarnya tidak ingin membuka celananya karena ia tidak melakukan hal tersebut. Namun, karena dialog polisi cepat selesaikan lalu pulang temui putrimu, Lee yong-Gu akhirnya membuka celananya. Aktifitas Lee Yong-Gu ini menunjukkan rasionalitas Lee Yong-Gu dimana ia berpikir kalau dia melakukan yang disuruh oleh polisi maka ia akan pulang dan menemui putrinya. Be a Sturdy Oak: kelelakian membutuhkan rasionalitas, kekuatan dan kemandirian. Seorang laki-laki harus tetap bertindak kalem dalam berbagai situasi, tidak menunjukkan emosi, dan tidak menunjukkan kelemahannya Nasir, 2007:3. Sosok Maskulin Lee Yong-Gu dapat dilihat pada saat Lee Yong-Gu bersedia melakukan apa yang diperintahkan oleh pihak Kepolisian. Kebersediaan Lee Yong-Gu membuka celana pada saat rekontruksi ulang dikarenakan Lee Yong-Gu berpikir secara rasional. Rasional menurut KBBI adalah menurut pikiran dan pertimbangan yang logis. Cara berpikir rasionalnya Lee Yong-Gu dapat dilihat pada gambar 4.10. dimana saat pihak kepolisian mengatakan bahwa Lee Yong-Gu harus secepatnya menyelesaikan rekonstruksi ulang sesuai dengan keinginan pihak kepolisian agar ia dapat pulang dan menemui putrinya, Lee Yong-Gu melaksanakaan perintah dari pihak kepolisian tersebut karena Lee Yong-Gu ingin segera menemui putrinya yang sendirian di rumah menunggu kepulangan Lee Yong-Gu. Ia sangat khawatir kepada putrinya sehingga ia mau melaksanakan perintah pihak kepolisian tersebut. Rasa khawatir Lee Yong-Gu akan keberadaan putrinya didukung dengan kondisi latar yang terlihat hujan. Suara musik perkusi yang identik dengan piano dan biola dengan intonasi lambat juga mendukung rasa kekhawatiran Lee Yong-Gu terhadap putrinya. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 4.11. Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” Gambar 4.12. Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” Gambar 4.13. Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” Gambar 4.14. Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” Gambar 4.15. Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” Gambar 4.16. Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” Gambar 4.17. Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Level Realitas  Kode Kostum Pada gambar 4.11. sampai pada gambar 4.17. terlihat Lee Yong-Gu mengenakan pakaian penjara dengan baju lengan panjang berwarna oranye dan celana panjang berwarna oranye.  Kode Lingkungan Pada gambar 4.11. sampai pada gambar 4.17. terlihat Lee Yong-Gu sedang berada di lapangan penjara.  Kode Perilaku Pada gambar 4.11. terlihat Lee Yong-Gu sedang heran melihat orang yang menggesekkan sikat gigi di tiang besi. Pada gambar 4.12. terlihat Lee Yong-Gu sedang memperhatikan segerombolan orang yang berada di sekitar pria yang menggesekkan sikat gigi. Pada gambar 4.13. terlihat segerombolan orang dan pria yang menggesekkan sikat gigi sedang berjalan mendekati teman satu sel Lee Yong-Gu. Pada gambar 4.14. terlihat Lee Yong-Gu semakin heran melihat segerombolan orang dan pria yang menggesekkan sikat gigi sedang berjalan mendekati teman satu selnya. Pada gambar 4.15. terlihat Lee Yong-Gu berlari mendekati teman satu selnya ketika melihat segerombolan orang dan pria yang menggesekkan sikat gigi tersebut semakin cepat mendekati teman satu selnya. Pada gambar 4.16. terlihat segerombolan orang dan pria yang menggesekkan sikat gigi berlari untuk mendekati temen satu sel Lee Yong-Gu. Pada gambar 4.17. terlihat Lee Yong-Gu mendorong teman satu selnya agar tidak tertusuk sikat gigi dan Lee Yong-Gu yang tertusuk sikat gigi tersebut. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Level Representasi  Kode Kerja Kamera Gambar 4.11. dan 4.16. terlihat diambil secara middle close up dimana memperlihatkan ujung kepala hingga perut. Gambar 4.12. dan 4.14. terlihat diambil secara close up yang memperlihatkan leher hingga ujung kepala. Gambar 4.13. , 4.15. , dan 4.17. diambil secara long shoot yang memperlihatkan ujung kepala hingga ujung kaki.  Kode Pencahayaan Gambar 4.11. sampai pada gambar 4.17. terlihat cahaya yang terang.  Kode Musik Gambar 4.14. terdengar suara gesekan sikat gigi ke tiang besi. - Analisis gambar 4.11. sampai pada gambar 4.17. Pada gambar 4.11 sampai pada gambar 4.17. terlihat Lee Yong-Gu mengenakan pakaian penjara berwarna oranye. Lee Yong-Gu bersama tahanan yang lainnya sedang berada di lapangan penjara. Lee Yong-gu tampak sedang memperhatikan seseorang yang sedang menggesekkan sikat gigi ke tiang besi. Melalui gambar 4.11. sampai gambar 4.17. terlihat kesetiakawanan Lee Yong-Gu. Maskulinitas dapat disebut sebagai cara menjadi seorang pria sesuai dengan apa yang diterima di masyarakat. Awal pertemuan Lee Yong-Gu dengan teman satu sel kurang baik dimana teman-temannya membenci Lee Yong-Gu karena kasus yang dituduhkan kepadanya. Namun Lee Yong-Gu akhirnya diterima oleh teman satu selnya dikarenakan Lee Yong-Gu menyelamatkan teman satu selnya dari seorang narapida yang ingin melukaimenusuk dirinya. Kesetiakawanan Lee Yong-Gu ini merupakan sebuah bentuk konstruksi kelelakian terhadap laki-laki. Secara umum, maskulinitas tradisional menganggap tinggi nilai-nilai, antara lain kekuatan, kekuasaan, ketabahan, aksi, kendali, kemandirian, kepuasan diri, kesetiakawanan laki-laki, dan kerja. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kesetiakawanan adalah “perasaan bersatu, sependapat dan sekepentingan”, namun apabila ditambahkan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dengan kata sosial artinya berubah menjadi “adanya solidaritas sosial, tenggang rasa yang sanggup merasakan perasaan sesamanya, ditunjukan dalam toleransi kepada orang lain serta bersedia mengulurkan tangan apabila diperlu kan”. Menurut Jufri http:library.binus.ac.ideCollseThesisdocBab22011-2-00997- JP20Bab2001.pdf, pertama kesetiakawanan sosial muncul karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang hidup berkelompok baik kelompok kecil maupun besar. Manusia hidup saling tergantung satu dengan lainnya, adanya perasaan saling menyatu serta saling membutuhkan. Karena itu manusia mempunyai perasaan empati dan simpati Lee Yong-Gu memiliki sifat kesetiakawanan yang dapat dilihat dari bahasa tubuh Lee Yong-Gu. Pada gambar 4.15. Lee Yong-Gu terlihat berlari ketika mngetahui bahwa teman satu selnya akan dicelakai oleh orang lain. Lee Yong-Gu merelakan terluka dibandingkan temen satu selnya yang terlukai. Gambar 4.18. Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” Gambar 4.19. Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Level Realitas  Kode Kostum Pada gambar 4.18. dan 4.19. terlihat Lee Yong-Gu mengenakan pakaian seragam penjara.  Kode Lingkungan Pada gambar 4.18. dan 4.19. terlihat Lee Yong-Gu sedang berada di dalam selnya.  Kode Perilaku Pada gambar 4.18. terlihat Lee Yong-Gu sedang menggendong putrinya. Pada gambar 4.19. terlihat Lee Yong-Gu sedang meyakinkan putrinya dengan menatapnya.  Kode Dialog Pada gambar 4.18. terlihat Lee Yong-Gu sangat memperhatikan kondisi fisik putrinya. Pada gambar 4.19. terlihat Lee Yong-Gu sedang menyakinkan putrinya bahwa dirinya bukan penjahat.  Kode Ekspresi Pada gambar 4.18. terlihat Lee Yong-Gu terharu karena bisa bertemu dengan putrinya. - Level Representasi  Kode Kerja Kamera Gambar 4.18. dan 4.19. terlihat diambil secara medium shoot yang memperlihatkan tangan hingga ke atas kepala Lee Yong-Gu.  Kode Pencahayaan Gambar 4.18. sampai pada gambar 4.19. terlihat cahaya yang terang. - Analisis gambar 4.18 sampai pada gambar 4.19 Pada gambar 4.18. sampai pada gambar 4.19. terlihat Lee Yong-Gu sedang berada dalam ruang sel tahanan. Ia tampak memakai baju seragam penjara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA berwarna oranye. Lee Yong-Gu tampak semangat dan bergairah saat bertemu dengan putrinya. Semangat dan gairah Lee Yong-Gu didukung oleh warna pakaian yang digunakannya dimana oranye berarti semangat dan gairah. Pada gambar 4.18. terlihat aksi Lee Yong-Gu dimana Lee Yong-Gu sebagai seorang ayah memeluk putrinya. Pelukan yang dilakukan Lee Yong-Gu menunjukkan rasa rindu dan cintanya kepada putrinya. Lee Yong-Gu tampak senang ketika bertemu dengan putrinya. Hal ini diperkuat dengan pencahayaan pada gambar 4.18 yang terlihat terang dimana terang identik dengan warna putih. Putih berarti cinta, senang dan murni. Gambar 4.18. memperlihatkan kedekatan antara seorang ayah dengan putrinya. Lee Yong-Gu terlihat begitu merindukan putrinya. Ini ditunjukkan dari ekspresi wajah Lee Yong-Gu yang terlihat seperti menangis. Menangis tidak selamanya menandakan kesedihan tetapi menangis juga menandakan kebahagiaan. Lee Yong-Gu terharu karena bisa berjumpa dengan putrinya yang selama ini terpisah dengannya. The family mannurture berpatisipasi aktif dengan anak-anak sebagai ayah Kusumaningrum, 2012 : 8. Lee Yong-Gu merupakan sosok ayah yang family man, hal ini dapat dilihat dari dialog Lee Yong-Gu Ye Sung sudah kurus. Mengapa ringan sekali?. Ia merasa putrinya begitu ringan saat digendong. Gambar 4.18. diambil secara medium shoot sehingga memperjelas kode aksi dan ekspresi pada gambar ini. Pada gambar 4.19. terlihat gambar diambil secara medium shoot dimana pada gambar tersebut diperlihatkan Lee Yong-Gu sedang menjelaskan kepada putrinya bahwa ia bukan seorang penjahat meskipun ia sedang berada dalam sel penjara. Tatapan mata Lee Yong-Gu menandakan bahwa ia sedang mengeluarkan apa yang ada di perasaanya dan senyumannya berusaha meyakinkan bahwa apa yang dikatakan oleh dirinya adalah benar https: muhsinbudiono.com. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 4.20. Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” - Level Realitas  Kode Kostum Pada gambar 4.20. terlihat Lee Yong-Gu mengenakan kaos oblong berwarna putih.  Kode Lingkungan Pada gambar 4.20. terlihat Lee Yong-Gu berada di dalam selnya.  Kode Perilaku Pada gambar 4.20. terlihat Lee Yong-Gu sedang memeluk putrinya.  Kode Dialog Pada gambar 4.20. terlihat Lee Yong-Gu berjanji kepada putrinya akan membelikan tas sailormoon.  Kode Ekspresi Pada gambar 4.20. terlihat kening Lee Yong-Gu berkerut dan mukanya tersenyum kecil. - Level Representasi  Kode Kerja Kamera Gambar 4.20. terlihat diambil secara middle close up yang memperlihatkan ujung kepala hingga perut Lee Yong-Gu. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA  Kode Pencahayaan Gambar 4.20. terlihat cahaya yang redup. - Analisi gambar 4.20. Pada gambar 4.20. terlihat Le Yong-Gu sedang tidur bersama putrinya di dalam ruangan sel penjara. Gambar 4.20. diambil secara Middle Close Up. Pengambilan gambar ini bertujuan untuk memperlihatkan bahasa tubuh dan emosi pemeran. Gambar ini memperlihatkan kode aksi dimana Lee Yong-Gu sedang tidur dengan putrinya. Lee Yong-Gu tampak memeluk putrinya dan menatap putrinya. Melalui kode setting terlihat Lee Yong-Gu tidur bersebelahan dengan putrinya. Sebagai seorang anak perempuan, Ye Sung dapat belajar bahwa di a adalah “putri kesayangan ayah” melalui sinar di mata ayah, cara ayah menggendong dan memeluknya, cara ayah memperhatikannya, cara ayah menciumnya dan cara ayah memberitahu betapa cantiknya dia dan betapa dia berkembang menjadi seorang gadis muda yang cantik. Seorang anak perempuan mempelajari berbagai kekuatan yang ayahnya miliki dan dia merasa aman ketika berada dekat ayahnya, dan tahu bahwa ayahnya akan melindunginya. Dengan kata lain, Lee Yong-Gu merupakan sosok ayah yang mampu mengurus anaknya dan sosok ayah family man dimana ia dapat berperan aktif dengan putrinya. Pada gambar ini, Lee Yong-Gu terlihat sebagai sosok ayah yang bertanggung jawab dan mengasihi putrinya. Ini dapat dilihat dari dialog Lee Yong-Gu yang berjanji akan membeli tas Sailor Moon sekalipun ia sedang berada di dalam sel. Janji Lee Yong-Gu merupakan harapannya. Hal ini didukung oleh pakaian yang dikenakan Lee Yong-Gu berwarna putih dimana putih berarti harapan, murni, dan cinta. Kemurnian hati Lee Yong-Gu untuk membelikan tas keinginan putrinya menunjukkan cinta Lee Yong-Gu yang begitu besar pada putrinya. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 4.21. Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” Gambar 4.22. Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” Gambar 4.23. Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Level Realitas  Kode Kostum Pada gambar 4.21. sampai pada gambar 4.23. terlihat Lee Yong-Gu mengenakan seragam penjara berwarna oranye..  Kode Lingkungan Pada gambar 4.21. sampai pada gambar 4.23. terlihat Lee Yong-Gu sedang berada di luar ruangan sel penjara.  Kode Perilaku Pada gambar 4.21. sampai pada gambar 4.23. terlihat Lee Yong- Gu sedang mengejar kepala sipir untuk mendapatkan penjelasan tentang putrinya.  Kode Dialog Pada gambar 4.21. terlihat Lee Yong-Gu sedang menanyakan keberadaan putrinya. Pada gambar 4.22. sampai pada gambar 4.23. sedang mengkhawatirkan putrinya.  Kode Latar Pada gambar 4.21. sampai pada gambar 4.23. terlihat kondisi cuaca sedang hujan lebat. - Level Representasi  Kode Kerja Kamera Gambar 4.21. sampai pada gambar 4.23. terlihat diambil secara medium shoot yang memperlihatkan tangan hingga ke atas kepala Lee Yong-Gu.  Kode Pencahayaan Gambar 4.21. sampai pada gambar 4.23. terlihat cahaya yang redup.  Kode Musik Gambar 4.21. sampai pada gambar 4.23. terdengar suara hujan deras dan suara petir. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Analisis gambar 4.21. sampai pada gambar 4.23. Pada gambar 4.21. sampai pada gambar 4.23. terlihat Lee Yong-Gu sedang berada di luar ruangan sel. Ia tampak mengejar kepala sipir untuk mendapatkan penjelasan tentang keberadaan putrinya. Putrinya diambil oleh kepala sipir karena kedapatan di dalam ruangan sel. Lee Yong-Gu tampak berdukacita karena ia harus terpisah lagi dengan putrinya. Hal ini didukung oleh pencahayaan redup yang identik dengan warna hitam. Hitam berarti dukacita. Selain itu, kondisi hujan deras dan suara petir mendukung kekacauan dan kesedihan hati Lee Yong-Gu. Melalui gambar 4.21. sampai gambar 4.23. menggambarkan salah satu karakteristik maskulinitas yang dimiliki Lee Yong-Gu yaitu maskulinitas pahlawan dimana laki-laki digambarkan sebagai sosok yang tangguh, berani, dan sigap untuk menolong kaum perempuan Kurnia, 2004: 27. Beberapa gambar diatas menggambarkan Lee Yong-Gu yang tampak tangguh,berani dan sigap. Lee Yong-Gu juga terlihat berani menjumpai kepala sipir meskipun ia tahu bahwa dirinya bersalah tetapi demi putrinya, ia memberanikan diri melakukan hal apapun. Gambar 4.21. sampai pada gambar 4.23. diambil secara medium shoot dimana menunjukkan hujan yang sangat deras. Ini terlihat dari pakaian dan rambut Lee Yong-Gu dan kepala sipir yang terlihat basah. Hujan sebagai kode latar pada gambar ini semakin menguatkan sosok Lee Yong-Gu yang terlihat tangguh. Meskipun hujan deras, Lee Yong-Gu tetap mengejar kepala sipir demi mendapati kejelasan tentang keberadaan putrinya. Lee Yong-Gu juga terlihat sigap dalam gambar ini dikarenakan ia terus mengejar kepala sipir meskipun kondisi hujan dan kepala sipir tidak menanggapinya. Lee Yong-Gu terlihat begitu khawatir terhadap putrinya. Hal ini dapat dilihat dari dialog Lee Yong-Gu ini hujan lebat. Ye Sung bisa kedinginan. Ye Sung tidak punya payung. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 4.24. Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” Gambar 4.25. Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” Gambar 4.26. Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 4.27. Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” - Level Realitas  Kode Kostum Pada gambar 4.24. sampai pada gambar 4.26. terlihat Lee Yong-Gu mengenakan pakaian seragam penjara. Pada gambar 4.27. terlihat Lee Yong-Gu mengenakan kaos putih.  Kode Lingkungan Pada gambar 4.24. sampai pada gambar 4.26. terlihat Lee Yong-Gu sedang berada di dalam penjara. Pada gambar 4.27. terlihat Lee Yong-Gu sedang berada di klinik.  Kode Perilaku Pada gambar 4.24. terlihat Lee Yong-Gu sedang mecari bantuan untuk menolong kepala sipir yang terjebak di ruangan yang terbakar. Pada gambar 4.25. dan gambar 4.26. terlihat Lee Yong-Gu sedang menerobos masuk ke dalam ruangan yang terbakar untuk menolong kepala sipir.  Kode Dialog Pada gambar 4.26. terlihat Lee Yong-Gu memberitahu kepada orang lain bahwa seseorang sedang terjebak di dalam ruangan yang terbakar. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA  Kode Latar Pada gambar 4.24. sampai pada gambar 4.26. terlihat kondisi penjara terbakar.  Kode Ekspresi Pada gambar 4.25. terlihat Lee Yong-Gu terkejut melihat bara api dengan jarak yang dekat. Pada gambar 4.26. terlihat Lee Yong-Gu melawam ketakutannya dengan berteriak. - Level Representasi  Kode Kerja Kamera Gambar 4.24. sampai pada gambar 4.25. terlihat diambil secara medium shoot yang memperlihatkan tangan hingga ke atas kepala Lee Yong-Gu. Gambar 4.26. sampai pada gambar 4.27. terlihat diambil secara close up yang memperlihatkan leher hingga ke ujung kepala Lee Yong-Gu.  Kode Pencahayaan Gambar 4.24. sampai pada gambar 4.26. terlihat cahaya yang redup. Gambar 2.27. terlihat cahaya terang.  Kode Musik Gambar 4.24. sampai pada gambar 4.27. terdengar suara instrumen dengan dominasi piano yang berintonasi cepat, suara teriakan orang, dan suara lemari besi jatuh. - Analisis gambar 4.24. sampai pada gambar 4.27. Pada gambar 4.24. sampai pada gambar 4.27. terlihat kondisi penjara dalam keadaan terbakar. Pada gambar 4.24. sampai pada gambar 4.26. terlihat Lee Yong-Gu ingin menolong seseorang yang terjebak dalam ruangan yang terkepung api. Lee Yong-Gu berusaha mencari bantuan namun Lee Yong-Gu tidak mendapatkannya. Tidak ada orang yang mempedulikan Lee Yong-Gu. Suasana di penjara begitu kacau. Hal ini didukung dengan suara instrumen yang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA didominasi piano berintonasi cepat dan suara teriakan orang banyak. Akhirnya Lee Yong-Gu menerobos masuk ke ruangan tersebut seorang diri. Melihat respon orang-orang sekelilingnya yang tidak peduli dengan perkataannya, Lee Yong-Gu memutuskan untuk menolong orang tersebut. Dengan kekuatan yang dimilikinya, ia melakukan hal itu dengan sendiri semampunya bahkan ia tidak memikirkan nyawanya. Hal ini didukung dengan pakaian Lee Yong-Gu berwarna oranye dimana oranye berarti kekuatan dan tenaga. Gambar 4.24. dan gambar 4.25. diambil secara medium shoot dimana memperlihatkan latar kejadian kebakaran. Terlihat api yang membara disekitar ruangan dan suasana yang kacau.Kode aksi Lee Yong-Gu terlihat pada gambar 4.26 dimana Lee Yong- Gu berusaha masuk ke dalam ruangan yang sudah terkelilingi oleh api. Lee Yong- Gu dengan kekuatan yang dimilikinya mendorong lemari besi yang dikelilingi dengan api hingga terjatuh dengan seorang diri. Kemandirian Lee Yong-Gu menunjukkan maskulinitas Lee Yong-Gu. Thomas Carlyle berpendapat maskulinitas dikaitkan dengan kemandirian, kekuatan, dan suatu orientasi tindakan. Carlyle ini mengedepankan maskulinitas sebagai suatu nilai yang memiliki dimensi-dimensi yang banyak dijadikan ukuran kenjantanan dan tentu saja dalam banyak budaya ini sangat identik dengan tampilan laki-laki pada umumnya Wibowo, 2011: 130. Gambar 4.27. terlihat bahwa Lee Yong-Gu mengalami luka bakar dan pingsan akibat dirinya menolong orang lain. Ini dapat dijadikan ukuran kejantanan yang dimiliki Lee Yong-Gu. Lee Yong-Gu begitu murni menolong kepala sipir. Ketulusan hati Lee Yong-Gu tergambar dari pakaian yang dipakainya berwarna putih. Putih berarti murni. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 4.28. Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” Gambar 4.29. Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” Gambar 4.30. Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 4.31. Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” Gambar 4.32. Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” Gambar 4.33. Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Level Realitas  Kode Kostum Pada gambar 4.29. sampai pada gambar 4.33. terlihat Lee Yong-Gu mengenakan pakaian seragam penjara.  Kode Lingkungan Pada gambar 4.29. sampai pada gambar 4.31. terlihat Lee Yong-Gu sedang berada di ruang tunggu bersama Komisaris Jendral Polisi. Pada gambar 4.32. dan gambar 4.33. terlihat Lee Yong-Gu sedang berada di ruang persidangan.  Kode Perilaku Pada gambar 4.29. sampai pada gambar 4.1. terlihat Lee Yong-Gu tertekan dan bingung. Lee Yong-Gu tertunduk dan diam mendengarkan perkataan Komisaris Jendral Polisi. Pada gambar 4.32. sampai pada 4.33. terlihat Lee Yong-Gu mengakui tuduhan yang ditudukan kepadanya di persidangan.  Kode Latar Pada gambar 4.29. sampai pada gambar 4.31. terlihat Lee Yong- Gu bersama Komisaris Jendral Polisi di dalam ruangan. Pada gambar 4.32. sampai pada gambar 4.33. terlihat Lee Yong-Gu berada di ruang sidang pengadilan. - Level Representasi  Kode Kerja Kamera Gambar 4.29. sampai pada gambar 4.33. terlihat diambil secara medium shoot yang memperlihatkan tangan hingga ke atas kepala Lee Yong-Gu.  Kode Pencahayaan Gambar 4.28. sampai pada gambar 4.33. terlihat cahaya yang redup.  Kode Musik Gambar 4.32. dan gambar 4.33. terdengar suara teriakan banyak orang. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Analisis gambar 4.29. sampai pada gambar 4.33. Pada gambar 4.29. sampai pada gambar 4.31. terlihat Lee Yong-Gu sedang berada di ruangan bersama Komisaris Jendral Polisi. Lee Yong-Gu tampak sedang bingung dan tertekan karena diancam oleh Komisaris Jendral Polisi. Lee Yong-Gu merasa hancur mendengar perkataan Komisaris Jendral Polisi. Kehancuran hati Lee Yong-Gu didukung oleh pencahayaan yang redup dimana redup identik dengan warna hitam. Hitam berarti kehancuran. Melalui gambar 4.28. terlihat Lee Yong-Gu dipaksa oleh pengacaranya sendiri untuk mengakui tuduhan yang dituduhkan atas dirinya bahkan ia harus menjalani hukuman mati. Hal ini terlihat dari ucapan pengacara Lee Yong-Gu kepada Lee Yong-Gu pada gambar 4.28. Pengacara Lee Yong-Gu yang seharusnya membela Lee Yong-Gu malah memihak kepada pihak Komisaris Jendral Polisi. Nepotisme berasal dari istilah bahasa Inggris “Nepotism” yang secara umum mengandung pengertian “mendahulukan atau memprioritaskan keluarganyakelompokgolongan untuk diangkat dan atau diberikan jalan menjadi pejabat negara atau sejenisnya. Dengan demikian nepotisme merupakan suatau perbuatantindakan atau pengambilan keputusan secara subyektif dengan terlebih dahulu mengangkat atau memberikan jalan dalam bentuk apapun bagi keluargakelompokgolongannya untuk suatu kedudukan atau jabatan tertentu Echol dan Sadily, 1985: 21. Adanya nepotisme pada kasus pembunuhan dan pemerkosaan yang dituduhkan kepada Lee Yong-Gu membuat dirinya harus dihukum mati. Lee Yong-Gu yang tidak bersalah harus mati karena adanya nepotisme yang dilakukan pihak kepolisian dan pengacara untuk membela pihak Komisaris Jendral Polisi dalam kasus tersebut. Gambar 4.29 sampai pada 4.31. diambil secara medium shoot dimana Lee Yong-Gu terlihat tertunduk mendengarkan ucapan Komisaris Jendral Polisi. Ini juga terlihat dari gambar 4.29. sampai pada gambar 4.31. dimana ucapan Komisaris Jendral Polisi mengancam Lee Yong-Gu dengan membawa nama Ye Sung. Lee Yong-Gu yang begitu sayang kepada putrinya tidak ingin anaknya mengalami hal yang dikatakan oleh Komisaris Jendral Polisi tersebut sehingga ia mau melakukan apa yang dikehendaki oleh Komisaris Jendral Polisi tersebut. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pada gambar 4.32. dan gambar 4.33. menunjukkan kode aksi dimana Lee Yong- Gu mengakui bahwa ia melakukan hal yang dituduhkan kepadanya karena takut sesuatu hal yang buruk terjadi pada putrinya. Nepotisme dan identitas sosial Komisaris Jendral Polisi mampu membuat Lee Yong-Gu dihukum mati. Lee Yong-Gu melakukan hal tersebut hanya karena ingin melindungi putrinya. Aktifitas Lee Yong-Gu diatas menunjukkan maskulinitas Lee Yong-Gu dimana Lee Yong-Gu ingin melindungi putrinya. - Level Ideologi dan pembahasannya Ideologi maskulinitas yang mendukung kemaskulinitasan Lee Yong-Gu yaitu New man as nurturer dan maskulinitas tradisional. New man as nurturer merupakan gelombang awal reaksi laki-laki terhadap maskulinitas. Laki-laki pun menjalani sifat alamiahnya seperti laki-laki sebagai makhluk yang mempunyai rasa perhatian. Laki-laki mempunyai kelembutan sebagai seorang bapak, misalnya, untuk mengurus anak Beynon, dalam Nasir, 2007: 3. Sedangkan, maskulinitas tradisional menganggap tinggi nilai-nilai, antara lain kekuatan, kekuasaan, ketabahan, aksi, kendali, kemandirian, kepuasan diri, kesetiakawanan laki-laki, dan kerja. Dilihat dari ketiga unit analisis dalam film ini yaitu unit kerja,unit keluarga dan unit sosial, kedua ideologi maskulinitas diatas direpresentasikan dalam diri pemeran Lee Yong-Gu. Dalam unit dunia sosial, Lee Yong-Gu merupakan seorang pria yang memiliki kesetiakawanan laki-laki dimana ia merelakan dirinya dilukai orang lain daripada melihat teman satu selnya terluka. Selain itu, Lee Yong-Gu merupakan sosok yang memiliki kemandirian. Hal ini terlihat saat Lee Yong-Gu akan menolong kepala sipir. Ketika tidak satupun orang mempedulikan perkataannya, ia menolong kepala sipir sendirian dengan segala kekuatan yang dimilikinya. Dari aktifitas yang dilakukan Lee Yong-Gu, terlihat bahwa Lee Yong-Gu merupakan sosok maskulinitas tradisional dimana Lee Yong-Gu memiliki nilai-nilai kekuatan, kemandirian dan kesetiakawanan. Dari unit dunia kerja, Lee Yong-Gu terlihat bekerja sebagai tukang parkir. Meskipun dirinya merupakan seseorang yang memiliki keterbelakangan mental, Lee Yong-Gu tetap bekerja dengan kemampuan yang dimilikinya. Lee UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Yong-Gu memiliki sifat bertanggung jawab dan menyadari bahwa dirinya adalah penyokong keuangan dalam keluarganya. Bekerjanya Lee Yong-Gu ditengah keterbelakangan yang dimilikinya menjadikan dirinya menjadi sosok ayah yang maskulin yaitu sosok maskulinitas tradisional yang memiliki nilai kemandirian dan kerja. Dari unit dunia keluarga, Lee Yong-Gu merupakan sosok maskulinitas New man as nurturer dimana Lee Yong-Gu termasuk ayah yang mengurus anaknya. Ia merupakan ayah yang memiliki kelembutan hati. Lee Yong-Gu mengurus putrinya dengan cintanya yang begitu besar kepada putrinya. Lee Yong-Gu selalu memikirkan segala sesuatu yang terbaik untuk putrinya. Lee Yong-Gu adalah sosok ayah yang berperan aktif dalam keluarga. Ia bukan sosok ayah yang berkuasa, bukan sosok ayah yang keras tetapi Lee Yong-Gu sosok ayah yang bersahabat dan tidak mendominasi dalam keluarga.

4.3. Realitas Sosial dalam film “Miracle In Cell No.7”