commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli serta tempat terjadinya transaksi ekonomi. Pembangunan pasar baik itu pasar tradisional
maupun pasar modern merupakan suatu usaha yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sementara di kota Surakarta
sendiri terdapat 40 pasar tradisional dan 14 pasar modern Solo Pos, November 2009. Salah satu pasar tradisional tersebut adalah Pasar
Ngarsopuro. Pasar ini merupakan pasar baru yang dibangun oleh pemerintah Kota Surakarta dengan tujuan untuk menampung dan merelokasi toko-toko
elektronika dan beberapa toko alat-alat olahraga yang sebelumnya berada di sepanjang Jalan Diponegoro dan Jalan Ronggowarsito. Toko-toko tersebut
direlokasi karena berada tepat di sisi selatan Keraton Mangkunegaran atau yang lebih dikenal dengan kawasan Pasar Pon atau Ngarsopuran. Hal ini
dilakukan karena Pemerintah Kota Surakarta memang sengaja ingin menata kembali dan mempercantik kawasan ini menjadi kawasan wisata dan ruang
terbuka publik dengan latar Keraton Mangkunegaran. Dengan tujuan untuk menarik wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan luar negeri
agar singgah di Kota Surakarta. Secara rinci Pemerintah Kota Surakarta membangun kawasan wisata Ngarsopuran tersebut berupa
city walk
atau ruang sarana publik di sepanjang jalan ini dengan arsitektur Jawa dan lengkap
commit to user
2 dengan aksesori khas budaya Jawa. Kemudian Pemerintah Kota Surakarta
membangun ulang pasar barang-barang antik Triwindu menjadi sebuah pasar baru bernama Pasar Antik Windujenar, serta membangun Pasar Ngarsopuro.
Selain itu sepanjang Jalan Diponegoro tersebut akan digunakan sebagai pasar malam dadakan pada waktu-waktu tertentu.
Pasar Ngarsopuro ini dibangun di sudut pertemuan antara jalan Diponegoro dan jalan Ronggowarsito dengan luas tanah 1350 m². Pasar ini
terdiri dari dua lantai dan satu
basement
dengan bentuk gedung yang tertutup dan sangat mirip dengan gedung perkantoran. Sehingga jika dilihat secara
sekilas, maka kurang menarik perhatian masyarakat dan bahkan masyarakat ada yang tidak mengetahui bahwa bangunan tersebut adalah sebuah pasar. Di
dalam Pasar Ngarsopuro ini terdapat 71 kios yang tersebar di tiga lantai, namun pasar ini hanya dihuni sekitar 44 pedagang. Hal ini disebabkan oleh
kondisi pasar yang sepi sehingga beberapa pedagang terpaksa menutup kios dan usaha mereka, bahkan ada juga pedagang yang sejak awal enggan
menggunakan kiosnya untuk berjualan. Menurut pengakuan salah satu petugas Pasar Ngarsopuro jumlah pengunjung yang mengunjungi pasar ini hanya
sekitar 50 orang dalam satu harinya, padahal pasar ini buka dari pukul 09.00 WIB sampai pukul 20.00 WIB. Dalam pasar ini sebagian besar pedagangnya
menjual alat-alat listrik, namun terdapat pula beberapa kios yang menjual alat- alat olah raga, buku, dan makanan namun jumlah mereka sedikit. Barang
dagangan yang dijual dalam pasar ini khususnya alat-alat elektronika, memiliki jenis yang hampir sama dengan model atau tipe yang cukup sesuai
commit to user
3 dengan perkembangan jaman dan teknologi saat ini, dan semuanya dalam
kondisi baru. Di dalam pasar Ngarsopuro juga terdapat paguyuban yang aktif
mewadahi kegiatan sosial kekeluargaan antar pedagang, seperti melayat, kenduri, saling menengok jika ada pedagang yang sakit. Serta menampung
aspirasi dan keluhan para pedagang yang berjualan di pasar ini dan kemudian disampaikan kepada Pemerintah Kota Surakarta.
Dalam proses relokasi ini terjadi kesepakatan yang jelas dan matang diantara Pemerintah Kota Surakarta dengan pemilik toko-toko di sepanjang
Jalan Diponegoro tersebut karena dalam relokasi ini tidak terjadi konflik di antara kedua belah pihak dan semua proses relokasi ini berjalan dengan lancar.
Sebagai pasar dengan penampilan baru, Pasar Ngarsopuro diharapkan dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Namun seperti pasar-pasar
baru lainnya, kondisi pasar saat ini justru sepi karena minat para pedagang maupun para pembeli di Pasar Ngarsopuro sangat kecil. Berbeda dengan
sebelumya saat toko-toko tersebut masih berjualan di pinggir jalan, para pembeli begitu ramai berdatangan ke toko-toko tersebut.
Berdasarkan latar belakang itulah menjadi sebuah kajian yang menarik bagi penulis untuk mengevaluasi dampak sosial pedagang dari proyek
pembangunan Pasar Ngarsopuro.
commit to user
4
B. Perumusan Masalah