ANALISA PENERAPAN ORNAMEN BERNUANSA MELA

ANALISA PENERAPAN ORNAMEN BERNUANSA MELAYU
PADA MASJID AZIZI DI TANJUNG PURA

ANDRIE SUPARMAN-110406040

ANALISA PENERAPAN ORNAMEN BERNUANSA MELAYU PADA
MASJID AZIZI DI TANJUNG PURA

Andrie Suparman
Departemen Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
Jln. Almamater No. 9 Kampus USU Medan 20155 Sumatera Utara
Email : Andresuparman28@yahoo.co.id

Abstrak
Penerapan ornamen Melayu pada sebagian bangunan di kota Tanjung Pura kemungkinan terjadi pembaharuan
atau perubahan bentuk serta warna ornamen Melayu yang membuat pergeseran makna simbolik dari ornamen
tersebut. Pada penelitian ini, Analisis penerapan ornamen bernuansa melayu akan dilihat pada bangunan
Masjid. Masjid yang akan menjadi studi kasus dalam penelitian ini adalah Masjid Azizi di Tanjung Pura,
Langkat. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskripstif, dengan instrument
berupa kamera untuk merekam gambar, foto dan interview/wawancara. Penelitian ini dilakukan untuk menjaga
dan melestarikan kebudayaan melayu di kota Tanjung Pura, dan mencoba mendeskripsikan serta menganalisis

penerapan bentuk serta warna pada ragam hias ornamen bernuansa melayu pada Masjid Azizi di Tanjung
Pura. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah mengetahui penerapan bentuk motif ragam hias
ornament melayu serta penerapan warna pada bentuk ragam hias ornamen melayu yang terdapat pada Masjid
Azizi di Tanjung Pura, Langkat.
Kata Kunci: Ornamen Melayu, Ragam Hias, Masjid Azizi

Abstract
Application of Malay ornaments in some buildings in the of Tanjung Pura possibility of renewal or change of
shape and color that make ornaments Malay shift the symbolic meaning of the ornament. In this study, of the
application of the Malay nuanced ornament showed in the building of the mosque. Case study in this research is
Azizi Mosque in Tanjung Pura, Langkat. In this study used a qualitative approach with deskripstive method,
with instruments such as cameras to record images and photos and interview. This study was conducted to
maintain and preserve the Malay culture in the city of Tanjung Pura, and tried to describe and analyze the
application forms and colors in decorative ornaments in shades wither Azizi Mosque in Tanjung Pura. The
results obtained in this study was to determine the application form decorative ornamental motifs of Malay and
the application of color in the form of decorative ornament wither contained in Azizi Mosque in Tanjung Pura,
Langkat.
Keywords: Malay ornaments, Decorations, Azizi Mosque

PENDAHULUAN

Indonesia
memiliki
sekitar
500
kelompok etnis, setiap etnis memiliki warisan
budaya yang berkembang selama berabad-abad,
yang dipengaruhi oleh kebudayaan India, Arab,
Cina, Eropa, dan termasuk kebudayaan kita
sendiri yaitu Melayu. Suku Melayu bermukim di
sebagian besar Malaysia, pesisir timur
Sumatera, sekeliling pesisir Kalimantan,
Thailand Selatan, serta pulau-pulau kecil yang

terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat
Karimata.
Kota
Tanjung
Pura
dahulunya
merupakan ibukota Kesultanan Melayu Langkat.

Sebagai ibukota Kesultanan Melayu Langkat,
Tanjung Pura tentunya dulu memiliki sarana
prasarana pemerintahannya sendiri, seperti
istana, balai pertemuan, balai peradilan, penjara,
rumah raja, masjid, sekolah, dan lain-lain.
Selain itu masuknya beberapa etnis di Tanjung
Pura seperti Arab dan India yang bertujuan
untuk berdagang dan menyebarkan agama

ANALISA PENERAPAN ORNAMEN BERNUANSA MELAYU
PADA MASJID AZIZI DI TANJUNG PURA

Islam, muncul bangunan ibadah, lalu masuknya
etnis China sehingga muncul pertokoan dan
tempat ibadah, dan masuk juga Belanda ke Kota
Tanjung Pura sehingga muncul rumah-rumah
Belanda dan kantor-kantor pemerintahan dan
fasilitas umum seperti rumah sakit dan kantor
pos. Semua kawasan dan bangunan-bangunan di
masa Kesultanan Melayu dan Kolonial Belanda

merupakan peninggalan bersejarah yang
terdapat Tanjung Pura dan layak untuk
dilestarikan. Bangunan di kota Tanjung Pura,
khususnya bangunan khas Melayu, desain
arsitektur dan dekorasi bangunan Melayu
dengan
penerapan
ornamennya
sudah
mencerminkan etnis Melayu. Hal ini
memperlihatkan bahwa pemerintah maupun
masyarakat suku Melayu ingin mengangkat dan
melestarikan seni budaya meskipun terjadi
pembaharuan arsitektur tradisional menjadi
arsitektur modern, tetapi pada bangunan Melayu
tersebut masih memiliki nilai estetis dengan
berbagai jenis bentuk ornamen, warna dan
penempatan ornamen Melayu.
Penerapan ornamen Melayu pada
sebagian bangunan di kota Tanjung Pura

kemungkinan terjadi pembaharuan atau
perubahan bentuk serta warna ornamen Melayu
yang membuat pergeseran makna simbolik dari
ornamen tersebut. Dalam hal pewarnaan
ornamen melayu pada dasarnya menggunakan
dua warna yaitu warna hijau dan warna kuning,
namun banyak juga ornamen Melayu yang
menerapkan warna-warna lain seperti warna
putih, cokelat, merah dan biru demi terciptanya
nilai estetis yang tinggi.
Adapun permasalahan yang akan dilihat
dalam penelitian ini adalah apa saja bentuk

motif ragam hias ornamen Melayu yang
diterapkan pada Masjid Azizi di kota
Tanjung Pura, apa sajakah warna pada
setiap bentuk motif ragam hias ornamen
melayu yang diterapkan pada Masjid Azizi
di kota Tanjung Pura serta Bagaimana
penerapan unsur-unsur desain ornament

terhadap bentuk motif ragam hias ornamen
melayu pada Masjid Azizi di kota Tanjung
Pura
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Ornamen
Ornamen berasal dari kata ornare yang
berarti menghias. Menurut (Suardi, 2000).

ANDRIE SUPARMAN-110406040

ornamen dijelaskan sebagai setiap
hiasan bergaya geometrik atau yang lainnya.
Ornamen dibuat pada suatu bentuk dasar dari
hasil kerajinan tangan (perabot, pakaian, dan
lain sebagainya) dan arsitektur. (Dalam
Ensiklopedia Indonesia, 2004)
Ornamen merupakan penerapan hiasan
pada suatu produk. Bentuk-bentuk hiasan yang
menjadi ornamen tersebut fungsi utamanya
adalah memperindah benda produk atau barang

yang dihias. (Sunaryo, 2009)
Berbicara tentang pengertian ornamen
di atas, maka ornamen berhubungan erat dengan
kebudayaan. Dikatakan bahwa budaya adalah
pikiran, akal budi, dan adat istiadat. (Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005).
Istilah-Istilah dalam Ornamen
A. Stilasi
Defenisi stilasi merupakan motif hias
yang digayakan. Maksudnya yaitu memberikan
suatu gaya atau mode untuk mendisain suatu
bentuk motif hias agar tercipta variasi motif hias
yang berbeda dan inovatif. (Sulastianto, 2008).
B. Distrorsi
Distorsi merupakan penyederhanaan
motifmotif hias. Distorsi dan stilasi sebenarnya
merupakan kegiatan mengubah motif-motif hias
dengan
melakukan
penambahan

atau
penyederhanaan. Terkadang bentuk aslinya sulit
dikenali lagi. (Sulastianto, 2008).
C. Repetisi
repetisi merupakan pengulangan motifmotif hias, motif digambarkan secara berulangulang. Dari defenisi tersebut dapat dijelaskan
bahwa repetisi ini merupakan suatu kegiatan
mengulangi penggambaran motif-motif hias
agar terwujud motif hias yang inovatif (
Sulastianto, 2008)
D. Dekorasi
Defenisi
mengenai
dekorasi
menjelaskan bahwa dekorasi adalah hiasan atau
gambar yang dibuat untuk memperindah sesuatu
untuk lebih menarik. Dekorasi umumnya
dilakukan dengan melakukan penambahanpenambahan bentuk agar terlihat lebih indah dan
penyederhanaan bentuk agar terlihat lebih indah
dan penyederhanaan bentuk agar terkesan lebih
minimalis. (Sulastianto, 2008).


ANALISA PENERAPAN ORNAMEN BERNUANSA MELAYU
PADA MASJID AZIZI DI TANJUNG PURA

Ornamen
Menurut
Perkembangannya

Periode

A. Ornamen Primitif
Ornamen primitif ini hidup dan
berkembang pada masa nenek moyang. Dalam
perwujudannya biasanya memiliki bentukbentuk yang sederhana, naif dan selalu
dikaitkan pada hal-hal magis, juga
merupakan penggambaran dari para leluhurnya
yang telah meninggal dunia. Menurut (Sunaryo,
2009). Contoh : ukir Asmat yang ada di Irian
Jaya.


ANDRIE SUPARMAN-110406040

D. Ornamen Modern
Ornamen modern merupakan hasil
kreasi individu yang telah keluar dari aturanaturan ornamen tradisional modern maupun
klasik. Bahkan, sering kali ornamen modern ini
menyimpang dari bentuk aslinya dan sulit untuk
dikenali lagi. (Menurut Sunaryo, 2009 ).

Gambar 4. Ornamen Modern
Jenis Motif Ragam Hias Melayu
Motif Tumbuh- Tumbuhan (Flora)
Gambar 1. Ukiran Asmat, di Irian Jaya.
B. Ornamen Tradisional
Ornamen
tradisional
merupakan
ornamen yang hidup dan berkembang pada
masa nenek moyang, dan dipelihara secara turun
menurun hingga sekarang. (Menurut Sunaryo,

2009). Contoh : lebah bergayut pada rumah
tradisional melayu.

1. Kelompok Kaluk Pakis
Ukiran
Kaluk
Pakis
biasanya
ditempatkan pada bidang memanjang, seperti
pada papan tutup kaki dinding, daun pintu, lis
dinding, tiang dan lis ventilasi. Yang termasuk
kedalam kelompok ini adalah semua bentuk
bermotif daun-daunan dan akar-akaran.

Gambar 5. Ukiran Motif Dasar Kaluk Pakis
Gambar 2. lebah bergayut.
C. Ornamen Klasik
Ornamen klasik merupakan ornamen
yang telah mencapai puncak kejayaannya,
sehingga ciri dan bentuknya sudah tidak dapat
diubah kembali karena apabila sudah mengalami
perubahan walaupun sedikit saja maka ornamen
tersebut sudah tidak bisa dikatakan ornamen
klasik. ( Menurut Sunaryo, 2009) Contoh :
Ornamen Pajajaran,

Yang termasuk ke dalam kelompok
kaluk pakis adalah Genting Tak Putus dan Lilit
Kangkung.
 Genting Tak Putus
Makna yang terkandung dalam ragam
hias genting tak putus adalah bahwa
sesusah susahnya manusia menjalanai
hidup, tidak akan habis sama sekali.

Gambar 6. Ragam Hias Genting Tak Putus
Gambar 3. motif ragam hias padjajaran



Lilit Kangkung
makna semangat yang tak kunjung
padam, maju terus walaupun mendapat

ANALISA PENERAPAN ORNAMEN BERNUANSA MELAYU
PADA MASJID AZIZI DI TANJUNG PURA

halangan, namun tujuan disesuaikan
dengan kondisi waktu itu.

ANDRIE SUPARMAN-110406040



Bunga Melur
Bunga Melur ini mempunyai makna
yang sama dengan Bunga Melati, yaitu
melambangkan kesucian.

Gambar 7. Ragam Hias Lilit Kangkung
Gambar 12. Motif Bunga Melur
2. Kelompok Bunga-Bungaan
A. Kelompok Bunga Tunggal
 Bunga kundur
Makna dari
Bunga Kundur adalah
melambangkan ketabahan dalam hidup.



Bunga Cina
Bunga Cina ini mempunyai makna
keikhlasan hati.

Gambar 13. Motif Bunga Cina
Gambar 8. Motif Bunga Kendur



Bunga Melati
Makna dari Bunga Melati ini adalah
melambangkan kesucian, dan selalu
dipergunakan di berbagai upacara
sebagai alat upacara.

Bunga Hutan
Bunga Hutan ini mempunyai makna
keanekaragaman dalam kehidupan
masyarakat.

Gambar 14. Motif Bunga Hutan
Gambar 9. Motif Bunga Melati


Bunga Manggis
Manggis memiliki makna kemegahan.

B. Kelompok Bunga Rangkai
 Bunga Matahari
Ragam hias Bunga
Matahari
mempunyai makna ketentraman dan
kerukunan pemilik rumah, serta
memberi berkah dan rasa nyaman bagi
penghuninya.

Gambar 10. Motif Bunga Manggis


Bunga Cengkih
Bunga Cengkih ini memiliki makna
kemegahan.

Gambar 15. Ragam Hias Bunga
Matahari


Gambar 11. Motif Bunga Cengkih

Tampuk Pinang
Ragam Hias Tampuk Pinang merupakan
susunan tampuk pinang. Satu sama
lainnya saling berkaitan dan

ANALISA PENERAPAN ORNAMEN BERNUANSA MELAYU
PADA MASJID AZIZI DI TANJUNG PURA

berhubungan,
bentuk tegel.

sehingga

ANDRIE SUPARMAN-110406040

menyerupai

Gambar 19. Pelana Kuda Kencana
Gambar 16. Ragam Hias Tampuk
Pinang


Roda Bunga
Ornamen roda bunga berasal dari
bentuk
bunga-bungaan,
yang
dimaksudkan hanya
sebagai
keindahan
dan
menandakan
ketentraman pada pemilik rumah.

B. Semut Beriring
Motif ukiran ini adalah memiliki
hidup
rukun
serta
penuh
kegotongroyongan.

Gambar 20. Ukiran Motif Semut
Beriring
Ikan
Motif ikan melambangkan kesuburan
dan kemakmuran.

Gambar 17. Ragam Hias Roda Bunga
E. Kelompok Pucuk Rebung
A. Pucuk Rebung
Motif
ini
melambangan
kesuburan dan kebahagiaan dalam
kehidupan manusia.

Gambar 18. Pucuk Rebun
B. Sulo Lalang
Ukiran ini
melambangkan
kesuburan dan kebahagiaan dalam
kehidupan manusia.
Motif Hewan (Fauna)
A. Pelana Kuda
ornamen ini terletak pada singab
bagian luar dengan motif stilir tumbuhan.
(Menurut Julaihi Wahid dan Bhakti Alamsyah,
2013).

Gambar 21. Motif Ikan
C. Lebah Bergantung
Motif lebah bergantung mempunyai
arti yang baik bagi kesehatan tubuh
serta mendatangkan manfaat bagi
manusia.

Gambar 22. Lebah Bergantung
Kuntum Setaman

D. Itik Sekawan
Huruf “S” itulah yang mirip seekor
itik. Motif ukiran ini mmemiliki arti
kerukan dan ketertiban.

Gambar 23. Ukiran Motif Itik Sekawan
dan Itik Pulang Petang

ANALISA PENERAPAN ORNAMEN BERNUANSA MELAYU
PADA MASJID AZIZI DI TANJUNG PURA

ANDRIE SUPARMAN-110406040

E. Siku Kelang
Dinamakan demikian sesuai dengan
gerak keluang (kalong) yang terbang.

Gambar 28. Motif Roda Bunga dan
Burung-burung
Gambar 24. Sket Siku Keluang Padu
F. Burung-Burung
Ukiran ini mengambil motif dari
berbagai jenis burung. Motif yang
sering digunakan adalah burung
merpati.

Motif Alam
A. Awan Larat
Motif awan larat ini mempunyai
makna kelemahlembutan dalam pergaulan,

Gambar 29. Motif Ukiran Awan Larat
B. Ukiran Bintang-Bintang
Motif Bintang-bintang mempunyai
makna keaslian, kekuasaan Tuhan, dan sumber
sinar dalam kehidupan manusia.

Gambar 25. Motif Burung-burung
G. Ular-Ularan
Ukiran ini melambangkan kesuburan dan
kemakmuran
serta,
kecerdikan
dan
kekuasaan.
Gambar 30. Ukiran Motif Bintangbintang

Gambar 26. Motif Ular-ularan
H. Naga Berjuang
Ragam hias ini mengandung arti
kemampuan, berkecukupan, kaya dan berani.

Motif Kaligrafi dan Kepercayaan
Pengaruh Islam terlihat pada motif
ukiran kaligrafi Arab yang lazim disebut
kalimah, maupun ragam hias ukiran dengan
pola-pola geometris. Bentuk kaligrafi adalah
huruf-huruf Arab yang dibuat dalam berbagai
variasi. Tulisan ini adalah kalimat-kalimat yang
terdapat dalam kitab suci Al-Qur‟an.
Di rumah tempat tinggal, ukiran ini
biasanya ditempatkan diruang muka dan diruang
tengah, sedangkan di rumah ibadah (masjid atau
surau), terutama diletakkan di mimbar dan
dinding.

Gambar 27. Motif Naga Berjuang
I. Roda Bunga dan Burung
Ragam
Hias
ini
melambangkan
kemakmuran,
serta
pemilik
rumah
memperoleh berkah dan keagungan

Gambar 31. Ragam Hias motif
Kaligrafi

ANALISA PENERAPAN ORNAMEN BERNUANSA MELAYU
PADA MASJID AZIZI DI TANJUNG PURA

Motif Beraneka Ragam
A. Ragam Hias Jala-Jala
Ragam hias ini hanya berwarna
kecoklat-coklatan atau warna putih kapur saja.
Ragam hias ini dipasang pada kasa pintu, kasa
jendela rumah rakyat.

Gambar 32. Motif Jala-jala
B. Ragam Hias Sinar Matahari
Sinar matahari pagi dipercaya sebagai
sumber kehidupan bagi masyarakat Melayu.
Ornamen ini dipasang pada kasa jendela atau
kasa pintu.

Gambar 33. Sinar Matahari Pagi
C. Ragam Hias Terali Bola
Berfungsi hanya sebagai pagar, memperindah
beranda. Ragam hias terali biola berwarna
keemasan, kuning putih ataupun hijau dan
warna kayu saja.

Gambar 34. Motif Terali Biola
D. Ragam Hias Ricih Wajid
Ragam hias ini melambangkan pemersatu
masyarakat Melayu.

Gambar 35. Motif Ricih Wajid

ANDRIE SUPARMAN-110406040

Unsur-Unsur Desain Pada Ornamen
A. Garis
Garis adalah sebuah titik yang
diperpanjang akan menjadi sebuah garis. Selain
itu juga garis memiliki panjang, arah dan posisi.
(Menurut Francis D. K. Ching, 2000).
Penggunaan garis dalam sebuah desain
ragam hias harus tetap memperhatikan prinsip
desain, sehingga memunculkan motif ragam
hias yang indah. (Nawawi. 2005).
B. Bidang
Bidang merupakan sebuah garis yang
diperluas akan menjadi senuah bidang. Selain
itu, sebuah bidang akan memiliki panjang dan
lebar, wujud, permukaan, orientasi dan posisi.
Dan sebuah Bidang yang dikembangkan akan
menjadi sebuah ruang. (Menurut Francis D. K.
Ching, 2000).
Bidang bergelombang secara mendatar
mengesankan berkesan „labil‟, dan bidang
bergelombang tegak menimbulkan kesan
menyempit. Pemanfaatan unsur bidang secara
bervariasi dan proporsional dapat menimbulkan
suasana menarik dan indah. (Nawawi. 2005)
C. Bentuk
Setiap benda mempunyai bentuk. Istilah
“bentuk” dalam bahasa Indonesia dapat berarti
bangun (shape), atau benda plastis (form).
Setiap benda mempunyai bangun dan bentuk
plastis, segitiga, ornamental, tak teratur dan
sebagainya.
Bentuk adalah gambar (figure) dapat
berupa dua dimensi atau tiga dimensi. Semua
benda alam atau buatan manusia memiliki
bentuk seperti bulat, persegi, segitiga,
ornamental, atau tak teratur. Sebuah bentuk
akan berbeda sifatnya apabila diberi warna
gelap atau terang. (Menurut Sembiring, 2008 :
27-28).
D. Warna
Warna adalah atribut yang paling
menyolok membedakan suatu bentuk dari
lingkungannya. Warna juga mempengaruhi
bobot visual suatu bentuk. (Menurut Francis D.
K. Ching 2000 : 14), dalam bukunya Arsitekur
bentuk ruang dan tatanan.
Penataan warna dalam desain ornament
mempunyai peranan penting, karena karakternya
yang akan mempengaruhi si pengamat, yang
berdampak kepada minat untuk memilikinya.
(Nawawi. 2005).

ANALISA PENERAPAN ORNAMEN BERNUANSA MELAYU
PADA MASJID AZIZI DI TANJUNG PURA

E. Tekstur
Tekstur adalah kualitas yang dapat diraba
dan dapat dilihat yang diberikan ke permukaan
oleh ukuran, bentuk, pengaturan dan proporsi
bagian benda. tekstur juga menentukan sampai
dimana permukaan suatu bentuk memantulkan
atau menyerap cahaya datang. (Menurut Francis
D. K. Ching 2000 : 14) dalam bukunya
Arsitekur bentuk ruang dan tatanan.
F. Ukuran
Ruang yang sempit akan dihiasi dengan
motif-motif yang minimal, sehingga akan terasa
lebih longgar dan tetap indah. Sementara ruang
yang lebar dapat diisi dengan motif-motif
ornamen yang lebih rumit dan agak besar.
(Muhammad Nawawi. 2005).
G. Nada Gelap dan Terang
Sebuah desain ragam hias, gelap terang
dapat dimunculkan dengan menggunakan
variasi warna, dan dapat juga dengan
menggunakan tekstur pada permukaan sebuah
benda. (Muhammad Nawawi. 2005).
Prinsip-Prinsip Desain Ragam Hias
Di dalam desain ragam hias atau
ornamen tidak terlepas dari penerapan prinsipprinsip desain. menurut (Nawawi, 2005: 154155) menjelaskan prinsip-prinsip desain
meliputi :
 Kesederhanaan
 Keselarasan (Harmoni)
 Irama (Ritme)
 Kesatuan (Unity)
 Keseimbangan
Arsitektur Melayu
Untuk ragam hias ataupun ukiran pada
dinding dan tiang, pada bangunan melayu
menghindari motif hewan ataupun manusia,
untuk bangunan melayu ini lebih dominan
menggunakan bentuk motif tumbuh-tumbuhan
berupa bunga, daun, buah serta sulur-suluran.
(Husny, 1976).
Bangunan
yang
dimaksud
dalam
penelitian ini adalah bangunan yang memiliki
ciri khas utamanya adalah ornamen Melayu.
Diantara bangunan tersebut adalah Masjid.
Ragam Hias tradisional Melayu
Ragam hias tradisonal Melayu yaitu
suatu jenis ragam hias etnik yang berhubungan

ANDRIE SUPARMAN-110406040

dengan memuat nilai-nilai dari budaya Melayu,
seperti yang terdapat pada rumah adat, alat-alat
pakai, tempat sirih dan lain-lainnya. (Dwi
Budiwiwaramulja. 2004).
Menurut Kartini (2014) Warna yang
umumnya digunakan dalam ragam hias Melayu
antara lain :
(a) Putih : merupakan suatu lambang
kesucian, juga menggungkapkan tanda
berduka.
(b) Kuning : merupakan suatu lambang
kejayaan, kekuasaan.
(c) Hijau : warna ini merupakan suatu simbol
yang melambangkan suatu
kesuburan dan
kemakmuran.
Menurut Kartini (2014) kini pada
bangunan melayu jugak banyak menggunakan
penambahan warna selain warna hijau, kuning
dan putih, kini penggunaan warna lain nya pada
bangunan melayu antara lain :
(1) Keemasan : warna yang
melambangkan
kejayaan dan kekuasaan. Selain itu simbol
alam seperti tumbuhan, dan hewan sangat
dominan.
(2) Biru : warna ini merupakan suatu
lambang keperkasaan di lautan
(3) Hitam : merupakan warna yang
melambangkan keperkasaan.

METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Metode dasar penelitian yang digunakan
pada penelitian ini adalah menggunakan Teknik
Analisis Kualitatif dengan metode Deskriptif,
mengumpulkan data primer dan data sekunder.
Tujuan nya adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, factual
dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki.
Adapun variabel penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan
dalam tabel berikut.

ANALISA PENERAPAN ORNAMEN BERNUANSA MELAYU
PADA MASJID AZIZI DI TANJUNG PURA

ANDRIE SUPARMAN-110406040

Tabel 1. Variabel Penelitian

Gambar 36. Denah Lokasi Masjid Azizi

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Data Penelitian
Bagian-bagian bangunan yang terdapat
ornamen atau motif ragam hias melayu antara
lain :
Sumber : Dari Berbagai Literatur (Kartini,
2014), (D,K,Ching, 2000) dan (Nawawi, 2005)
Populasi pada penelitian ini adalah
beberapa bangunan mesjid bernuansa melayu
yang ada di kota Tanjung Pura.
Jadi, Sample pada penelitian ini adalah
hanya bangunan Masjid Azizi di kota Tanjung
Pura.
Metode Pengumpulan Data
Terdapat 2 jenis sumber data dalam
penelitian ini yaitu sumber data primer dan
sumber data sekunder.
Data primer adalah data-data yang
diambil dengan beberapa teknik yaitu teknik
interview dan observasi lapangan yaitu berupa
rekaman foto/gambar.
Sedangkan data sekunder adalah data
yang dikaji kembali dan diambil dari penelitian
sebelumnya yang terkait, seperti buku, jurnal,
artikel, majalah dan literatur yang berkaitan
dengan penelitian.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di jalan
jend.Sudirman, tepatnya di Kelurahan Tanjung
Pura, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten
Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Merupakan
masjid istana yang terletak di pinggir Jalan Raya
Lintas Sumatera - Banda Aceh, berjarak lebih
kurang 60 km dari kota Medan. (Gambar 36)

1. Ruang Masuk Masjid Azizi
Penerapan Bentuk dan Warna pada Motif
ragam hias ornament melayu yang terdapat
pada Ruang Masuk Masjid Azizi akan dilihat
dari penjelasan dibawah ini.

Gambar 37. Ruang Masuk Masjid Azizi
 Motif ragam hias Ornament Melayu yang
terdapat pada Ruang Masuk Masjid Azizi
ini adalah motif kaligrafi dan motif tumbuhtumbuhan yaitu tumbuhan Kaluk Pakis,
 Warna Ragam Hias Ornament melayu yang
terdapat pada ruang Masuk Masjid Azizi ini
adalah Warna Biru, Putih, Hijau dan
Kuning.
2. Ruang Utama Masjid Azizi
Penerapan Bentuk dan Warna pada Motif
ragam hias ornament melayu yang terdapat
pada Ruang Utama Masjid Azizi akan dilihat
dari penjelasan dibawah ini.

ANALISA PENERAPAN ORNAMEN BERNUANSA MELAYU
PADA MASJID AZIZI DI TANJUNG PURA

ANDRIE SUPARMAN-110406040

4. Pada Menara Masjid Azizi
Penerapan Bentuk dan Warna pada Motif
ragam hias ornament melayu yang terdapat
pada Menara Masjid Azizi akan dilihat dari
penjelasan dibawah ini.
Gambar 38. Ruang Utama Masjid Azizi
 Motif ragam hias Ornament Melayu yang
terdapat pada Ruang Utama Masjid Azizi ini
adalah Motif Tumbuh-Tumbuhan, Motif
Alam, Motif Kaligrafi, dan Motif Hewan.
 Motif Tumbuhan yang digunakan adalah
Tumbuhan Bunga Melur
 Motif Alam yang digunakan adalah Motif
Ragam Hias Bintang-Bintang.
 Motif Hewan yang digunakan adalah Motif
Ragam Hias Siku Keluang Padu dan Pelana
Kuda Kecana.
 Warna Ragam Hias Ornament melayu yang
terdapat pada ruang Utama Masjid Azizi ini
adalah Warna Hijau, Kuning, Cokelat, Biru
dan Putih
3. Pada Mimbar Masjid Azizi
Penerapan Bentuk dan Warna pada Motif
ragam hias ornament melayu yang terdapat
pada Mimbar Masjid Azizi akan dilihat dari
penjelasan dibawah ini.

Gambar 40. Menara Masjid Azizi
 Motif ragam hias Ornament Melayu yang
terdapat pada Menara Masjid Azizi ini adalah
Motif Tumbuh-Tumbuhan yaitu Motif
Ragam Hias Bunga Melati 2
 Warna Ragam Hias Ornament melayu yang
terdapat pada Menara Masjid Azizi ini adalah
Warna Hijau.
5. Pada Mihrab Masjid Azizi
Penerapan Bentuk dan Warna pada Motif
ragam hias ornament melayu yang terdapat
pada Mihrab Masjid Azizi akan dilihat dari
penjelasan dibawah ini.

Gambar 39. Mimbar Masjid Azizi

Gambar 41. Mihrab Masjid Azizi

 Motif ragam hias Ornament Melayu yang
terdapat pada Mimbar Masjid Azizi ini
adalah Motif Tumbuh-Tumbuhan, Motif
Kaligrafi, dan Motif Alam.
 Motif Tumbuhan yang digunakan adalah
Motif Ragam Hias Bunga Melati, Genting
Tak Putus dan Kaluk Pakis
 Motif Alam yang digunakan adalah adalah
Motif Ragam Hias Awan Larat.
 Warna Ragam Hias Ornament melayu yang
terdapat pada ruang Utama Masjid Azizi ini
adalah Warna Hijau, Kuning, Cokelat dan
Keemasan

 Motif ragam hias Ornament Melayu yang
terdapat pada Mihrab Masjid Azizi ini adalah
Motif Kaligrafi yaitu Kaligrafi Agama.
 Warna Ragam Hias Ornament melayu yang
terdapat pada Mihrab Masjid Azizi ini adalah
Warna Hijau dan keemasan.
6. Eksterior Masjid Azizi
Penerapan Bentuk dan Warna pada Motif
ragam hias ornament melayu yang terdapat
pada Eksterior Masjid Azizi akan dilihat dari
penjelasan dibawah ini.

ANALISA PENERAPAN ORNAMEN BERNUANSA MELAYU
PADA MASJID AZIZI DI TANJUNG PURA

ANDRIE SUPARMAN-110406040

Gambar 42. Eksterior Masjid Azizi
 Motif ragam hias Ornament Melayu yang
terdapat pada Mihrab Masjid Azizi ini adalah
Motif Kaligrafi dan Motif Beraneka Ragam.
 Motif Beraneka Ragam yang digunakan
adalah Motif Ragam Hias Terali Bola.
 Warna Ragam Hias Ornament melayu yang
terdapat pada Eksterior Masjid Azizi ini
adalah Warna Hijau dan Putih.

7. Pada Jendela Masjid Azizi
Penerapan Bentuk dan Warna pada Motif
ragam hias ornament melayu yang terdapat
pada Eksterior Masjid Azizi akan dilihat dari
penjelasan dibawah ini.

Gambar 43. Jendela Masjid Azizi
 Motif ragam hias Ornament Melayu yang
terdapat pada Jendela Masjid Azizi ini adalah
Motif Tumbuh-Tumbuhan yaitu Motif
Ragam Hias Bunga Melur dan Bunga Melati
2.
 Warna Ragam Hias Ornament melayu yang
terdapat pada Jendela Masjid Azizi ini adalah
Warna Kuning.
8. Pada Pintu Masjid Azizi
Penerapan Bentuk dan Warna pada Motif
ragam hias ornament melayu yang terdapat
pada Eksterior Masjid Azizi akan dilihat dari
penjelasan dibawah ini.

Gambar 44. Pintu Masjid Azizi
 Motif ragam hias Ornament Melayu yang
terdapat pada Jendela Masjid Azizi ini adalah
Motif Beraneka Ragam yaitu Ragam Hias
Garis.s
 Warna Ragam Hias Ornament melayu yang
terdapat pada Jendela Masjid Azizi ini adalah
Warna Hijau dan Putih.
Analisa Pembahasan
Arsitektur pada bangunan Masjid Azizi di
Tanjung Pura ini sangat menarik dengan
menerapkan unsur-unsur atau elemen ornamen
dari luar yaitu budaya Eropa, Persia, Cina
maupun Arab. Pada bangunan Mesjid Azizi ini,
segala jenis bentuk ornament Melayu tidak
semua ditemukan di setiap bagian sisi pada
masjid ini.
Bagian bangunan yang menerapkan
ornament melayu adalah ruang masuk masjid,
pada dinding-dinding di ruang utama, mimbar,
mihrab, menara, dinding-dinding eksterior,
jendela dan pintu. Nama bentuk ornamennya
adalah berupa Kaluk pakis, Bunga Melur, Siku
Keluang Padu, Kaligrafi, Bintang-Bintang,
Bunga Melati 2, Genting Tak Putus, Terali Bola,
Awan Larat, Bunga Melati, Pelana kuda
kencana.
Penempatan ornament pada bangunan
masjid Azizi ini sudah cukup lengkap, dimana
segala jenis bentuk ragam hias ornament melayu
sudah cukup banyak ditemukan di masjid ini.
Bentuk ragam hias ornament melayu yang
diterapkan disini adalah ornamen Melayu
dengan motif tumbuhan, motif agama/kaligrafi,
motif hewan, motif alam dan motif beraneka
ragam.
Penerapan warna ornamen pada
bangunan bernuansa Melayu Pada Masjid Azizi
menggunakan tiga warna pokok yaitu kuning,
hijau dan putih dan warna tambahan seperti
biru, cokelat dan keemasan.

ANALISA PENERAPAN ORNAMEN BERNUANSA MELAYU
PADA MASJID AZIZI DI TANJUNG PURA

ANDRIE SUPARMAN-110406040

Analisa Berdasarkan Teori Unsur-Unsur
Desain pada Ornamen
 Unsur Garis
Unsur garis pada setiap bagian yang terdapat
bentuk ragam hias ornamen melayu pada
Masjid Azizi ini dalam aplikasinya
menerapkan unsur garis lurus, garis
lengkung, garis bergelombang, garis-garis
zig zag serta garis tipis dan tebal. (D. K.
Ching, 2000).
 Unsur bidang
Unsur bidang pada setiap bagian yang
terdapat bentuk ragam hias ornamen melayu
pada Masjid Azizi ini memiliki panjang,
lebar, wujud, orientasi dan posisi. (D. K.
Ching, 2000). Pada setiap bagian yang
terdapat bentuk ragam hias ornament melayu
pada masjid Azizi ini memiliki bidang yang
bergelombang secara mendatar dan bidang
bergelombang secara tegak.
 Unsur Tekstur
Unsur tesktur pada setiap bagian yang
terdapat bentuk ragam hias ornamen melayu
pada Masjid Azizi ini adalah sesuatu
permukaan yang dapat diraba, dirasakan dan
dilihat oleh mata manusia, baik juga dalam
hal ukuran, bentuk, serta proporsi. (D. K.
Ching, 2000)
 Unsur Ukuran
Unsur ukuran pada setiap bagian yang
terdapat bentuk ragam hias ornamen melayu
pada Masjid Azizi ini jika dilihat
dari
ukuran ruang yang sempit dihiasi
dengan
bentuk
motif
ragam
hias
yang
minimal sehingga ruang tetap terasa longgar
dan indah, sedangkan untuk ukuran ruang
yang cukup lebar dihiasi
bentuk
motif
ragam
hias
yang
cukup
banyak
(Nawawi. 2005)

Analisa Hasil Wawancara/Interview
Menurut Bapak Hamdan Jumat, 15 mei
2015 yang menjabat sebagai ketua BKM mesjid
Azizi di Tanjung Pura dalam pemaparannya
menyebutkan :
 Pada mesjid Azizi di Tanjung Pura ini
mengadopsi sebagian ornamen atau
ragam hias dari berbagai budaya di
Eropa, Timur Tengah, etnis Cina.





Adanya
etnis
cina
dikarenakan
dahulunya pembangunan masjid Azizi
ini di pertukangin sebagian etnis
Tionghoa yang ada di kota Tanjung
Pura.
Warna dasar mesjid Azizi ini adalah
hijau dan kuning yang melambangkan
Agama Islam dan kejayaan.
Pada sebagian bentuk ragam hias
ornamen Melayu mengalami sedikit
perubahan dari bentuk dasarnya
(aslinya) atau telah dimodifikasi.
Bentuk motif ragam hias ornamen
melayu cukup banyak ditemukan di
mesjid ini, namun tidak semua jenis
motif ornamen Melayu ini ditemukan di
Mesjid Azizi ini dan banyak masyarakat
yang berkunjung di Mesjid ini hanya
untuk sekedar melakukan ibadah tetapi
tidak mengetahui makna dari ornamen
Melayu ini sendiri. Masyarakat yang
berkunjung hanya mengetahui bahwa
ornamen Melayu adalah sebagai hiasanhiasan saja pada bangunan Mesjid
Azizi.

KESIMPULAN DAN SARAN
Berbagai bentuk motif ragam hias ornamen
melayu sudah cukup banyak terdapat pada
bangunan Masjid Azizi di Tanjung Pura.
Adapaun bentuk motif ragam hias ornament
melayu yang terdapat pada bangunan masjid
Azizi adalah bentuk motif tumbuhan, bentuk
motif hewan, bentuk motif alam, bentuk
geometris dan bentuk kaligrafi. Nama bentuk
ornamennya adalah berupa Kaluk pakis, Bunga
Melur, Siku Keluang Padu, Kaligrafi, BintangBintang, Bunga Melati 2, Genting Tak Putus,
Terali Bola, Awan Larat, Bunga Melati, Pelana
kuda kencana.
Warna yang dipakai pada ragam hias
ornament melayu pada bangunan Masjid Azizi
antara lain kuning, hijau dan putih tetapi ada
juga penambahan warna lain seperti biru,
keemasan, dan cokelat.
Pada mesjid Azizi di Tanjung Pura ini
mengadopsi sebagian ornamen atau ragam hias
dari berbagai budaya di Eropa, Timur Tengah,
etnis Cina. Adanya etnis cina dikarenakan
dahulunya pembangunan masjid Azizi ini di
pertukangin sebagian etnis Tionghoa yang ada
di kota Tanjung Pura.

ANALISA PENERAPAN ORNAMEN BERNUANSA MELAYU
PADA MASJID AZIZI DI TANJUNG PURA

Penerapan unsur-unsur desain ornamen
pada bentuk ragam hias ornament melayu yang
terdapat di masjid Azizi ini seperti garis, bidang,
ukuran dan tekstur sudah cukup menciptakan
dan menerapkan unsur desain ornamen yang
cukup menarik, terdapat garis lurus, lengkung,
bergelombang, garis tebal dan tipis pada setiap
bentuk ragam hias ornamen, bentuk-bentuk
yang bervariasi, serta dengan pemilihan warna
yang sesuai sehingga menciptakan kesan
ataupun suasana ruang yang bernuansa melayu.
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
kesimpulan diatas, maka diperoleh beberapa
saran antara lain :

Harapan penulis melalui penelitian
bangunan khas Melayu di kota Tanjung
Pura ini diharapkan bagi pemerintah daerah
maupun masyarakat kota Tanjung Pura,
penerapan bangunan tradisional Melayu
perlu adanya pengembangan positif yaitu
harus adanya kesesuaian dalam penerapan
bentuk ornamen dan warna ornamen yang
estetis.

Kepada masyarakat kota Tanjung Pura,
secara khusus untuk generasi
muda
agar tetap memelihara dan menjaga serta
mengembangkan bentuk dan warna pada
ragam hias
ornamen
tradisioanal
Melayu yang
merupakan ciri khas
daerah Melayu,
agar tidak punah dan
hilang dengan
berkembangnya zaman.

DAFTAR PUSTAKA
Budiwiwaramulja, Dwi. 2004. Golden Section
pada Ragam Hias Melayu, Jurnal
Seni Rupa FBS- UNIMED, Vol 1, Hal
52-63.
Ching, D.K, Francis. 2000. Arsitektur Bentuk,
Ruang
dan
Susunannya,
Erlangga : Jakarta.
Ensiklopedia Nasional Indonesia, 2004. Jakarta :
PT Delta Pamugkas.
Kartini,

Ayu, 2014. Analisis Penerapan
Ornamen
Bernuansa
Melayu
Ditinjau dari Bentuk dan Warna
di Kota Medan. Jurusan Pendidikan
Seni Rupa, Fakultas Bahasa Seni,
Universitas Negeri Medan.

ANDRIE SUPARMAN-110406040

KBBI. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi Ke-3, Jakarta: Balai Pustaka
Nawawi,
Muhammad.
2005.
Analisis
Penerapan Estetika Ragam Hias pada
Kriya Keramik Mahasiswa,
Jurusan
Serni Rupa FBS Unimed,
Vol.2,
No.2: Medan.
Sembiring, Dermawan. 2008. Buku Ajar
Wawasan Seni, Jurusan Seni Rupa
Fakultas
Bahasa
dan
Seni
Universitas Negeri Medan.
Sinulingga, S, 2011. Metode penelitian. Edisi
Pertama. Cetakan pertama. Medan:
USU Press.
Suardi, Dedy. 2000. Ornamen Geometris.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sulastianto, Harry. 2008. Seni Budaya Untuk
Kelas IX Sekolah Menengah Pertama.
Grafindo
Media
Pratama:
Bandung.
Sunaryo, Aryo. 2009. Ornamen Nusantara.
Semarang: Dahara Prize.