Analisa Perancangan Saran Analisis Kinerja Usuneta Dengan Menghubungkan Seluruh Core Switch Membentuk Ring Backbone

38 BAB IV ANALISA PERBANDINGAN KINERJA 4.1 Umum Kinerja suatu jaringan dinilai dari seberapa baik kualitas layanan yang diberikan oleh penyedia layanan. Suatu sistem dikatakan ideal ketika data yang dikirim dari pengirim transmitter sampai dengan sempurna di sisi penerima receiver dengan tundaan waktu seminimal mungkin. Bagi pengguna, kualitas layanan yang baik dari penyedia adalah kepuasan. Untuk itu penyedia layanan harus terus meningkatkan kualitas layanan. Pada Bab IV ini akan membahas perbandingan kinerja USUNETA saat ini dengan USUNETA baru yang penulis rancang dengan menghubungkan seluruh core switch membentuk ring backbone. Jaringan dirancang dan disimulasikan dengan menggunakan perangkat lunak Cisco Packet Tracer. Parameter yang akan dibahas dalam menganalisa kinerja USUNETA pada bab ini adalah throughput, delay dan packet loss.

4.2 Analisa Perancangan

Pengujian dilakukan pada satu titik access switch yang mengirimkan data kepada empat titik access switch lainnya. Pengujian dilakukan sebanyak sepuluh kali pada setiap kali pengujian di setiap titiknya dengan mengirimkan seratus paket data dari satu titik access switch ke access switch lainnya di setiap pengujiannya. Tabel 4.1 menunjukkan titik-titik access switch pengujian jaringan. Universitas Sumatera Utara 39 Tabel 4.1 Pengujian Jaringan Asal Source Tujuan Destination ASW-GELANGGANG 192.168.21.1 ASW-FARMASI 192.168.22.1 ASW-LABKOMTE 192.168.23.1 ASW-SPS 192.168.24.1 ASW-BIROLT2 192.168.25.1 Dari Tabel 4.1 dapat kita lihat pengujian dilakukan dari access switch pengiriman yaitu ASW-GELANGGANG ke titik tujuan pengujian sebanyak empat access switch yang mewakili core network di empat cabang jaringan berbeda pada USUNETA yaitu ASW-FARMASI, ASW-LABKOMTE, ASW-SPS dan ASW- BIROLT2.

4.3 Data Hasil Simulasi

Setelah perancangan simulasi USUNETA selesai maka kita akan mendapatkan hasil simulasi dari pengujian jaringan. Pengujian jaringan pada Tugas Akhir ini dilakukan dengan pengujian jaringan tanpa trafik test ping, pengujian jaringan dengan membangkitkan traffic sebesar 25000 dan 50000 bytes per detik pada jaringan menggunakan traffic generator pada perangkat lunak Cisco Packet Tracer. 1. Data hasil Simulasi USUNETA saat ini Tabel 4.2, Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 berturut-turut menunjukkan hasil simulasi pada pengujian jaringan tanpa traffic, pengujian jaringan dengan traffic sebesar 25000bytess dan pengujian jaringan dengan traffic sebesar 50000bytess pada USUNETA saat ini. Universitas Sumatera Utara 40 Tabel 4.2 Pengujian jaringan tanpa traffic pada USUNETA saat ini Pengujian Kinerja Packet Loss Delay ms ASW-GELANGGANG ke ASW-FARMASI 11.9 ASW-GELANGGANG ke ASW-LABKOMTE 7.5 ASW-GELANGGANG ke ASW-SPS 3.6 ASW-GELANGGANG ke BIROLT2 6.6 Rata-rata 7.4 Dari Tabel 4.2 dapat kita lihat bahwa belum ada packet loss pengiriman data pada USUNETA saat ini untuk pengujian jaringan tanpa traffic, dan nilai rata-rata delay pengiriman data sebesar 7.4 ms. Tabel 4.3 Pengujian jaringan dengan traffic sebesar 25000bytess pada USUNETA saat ini Pengujian Kinerja Packet Loss Delay ms ASW-GELANGGANG ke ASW-FARMASI 43.9 ASW-GELANGGANG ke ASW-LABKOMTE 27.7 ASW-GELANGGANG ke ASW-SPS 22.9 ASW-GELANGGANG ke BIROLT2 29.7 Rata-rata 31.05 Dari Tabel 4.3 dapat kita lihat bahwa belum ada packet loss pengiriman data pada USUNETA saat ini untuk pengujian jaringan dengan traffic sebesar 25000bytess, dan nilai rata-rata delay pengiriman data sebesar 31.05 ms. Universitas Sumatera Utara 41 Tabel 4.4 Pengujian Jaringan dengan traffic sebesar 50000bytess pada USUNETA saat ini Pengujian Kinerja Packet Loss Delay ms ASW-GELANGGANG ke ASW-FARMASI 52.6 2710.3 ASW-GELANGGANG ke ASW-LABKOMTE 2.8 899.4 ASW-GELANGGANG ke ASW-SPS 1.7 774.1 ASW-GELANGGANG ke BIROLT2 1 687.8 Rata-rata 14.77 1267.9 Dari Tabel 4.4 dapat kita lihat bahwa rata-rata packet loss pengiriman data sebesar 14,7 dan nilai rata-rata delay pengiriman data sebesar 1267.9 ms untuk pengujian jaringan dengan traffic sebesar 25000bytess pada USUNETA saat ini. 2. Data hasil Simulasi USUNETA baru. Tabel 4.5, Tabel 4.6 dan Tabel 4.7 berturut-turut menunjukkan hasil simulasi pada pengujian jaringan tanpa traffic, pengujian jaringan dengan traffic sebesar 25000bytess dan pengujian jaringan dengan traffic sebesar 50000bytess pada USUNETA baru. Tabel 4.5 Pengujian jaringan tanpa traffic pada USUNETA baru Pengujian Kinerja Packet Loss Delay ms ASW-GELANGGANG ke ASW-FARMASI 9.6 ASW-GELANGGANG ke ASW-LABKOMTE 3.8 ASW-GELANGGANG ke ASW-SPS 2 ASW-GELANGGANG ke BIROLT2 4 Rata-rata 4.85 Universitas Sumatera Utara 42 Dari Tabel 4.5 dapat kita lihat bahwa belum ada packet loss pengiriman data pada USUNETA saat ini untuk pengujian jaringan tanpa traffic, dan nilai rata-rata delay pengiriman data sebesar 4.85 ms. Tabel 4.6 Pengujian jaringan dengan traffic sebesar 25000bytess pada USUNETA baru Pengujian Kinerja Packet Loss Delay ms ASW-GELANGGANG ke ASW-FARMASI 31.4 ASW-GELANGGANG ke ASW-LABKOMTE 32.3 ASW-GELANGGANG ke ASW-SPS 33.1 ASW-GELANGGANG ke BIROLT2 22 Rata-rata 29.7 Dari Tabel 4.6 dapat kita lihat bahwa belum ada packet loss pengiriman data pada USUNETA saat ini untuk pengujian jaringan dengan traffic sebesar 25000bytess, dan nilai rata-rata delay pengiriman data sebesar 29.7 ms. Tabel 4.7 Pengujian Jaringan dengan traffic sebesar 50000bytess pada USUNETA baru Pengujian Kinerja Packet Loss Delay ms ASW-GELANGGANG ke ASW-FARMASI 573.1 ASW-GELANGGANG ke ASW-LABKOMTE 2 959.4 ASW-GELANGGANG ke ASW-SPS 16.3 1950.7 ASW-GELANGGANG ke BIROLT2 0.1 400.4 Rata-rata 4.6 970.9 Dari Tabel 4.7 dapat kita lihat bahwa rata-rata packet loss pengiriman data sebesar 14,7 dan nilai rata-rata delay pengiriman data sebesar 1267.9 ms untuk pengujian jaringan dengan traffic sebesar 25000bytess pada USUNETA baru. Universitas Sumatera Utara 43

4.3.1 Analisa Throughput

Rumus untuk mencari throughput adalah: 2.1 Jumlah data yang dikirim pada simulasi jaringan dengan menggunakan perangkat lunak cisco packet tracer adalah 32 bytes atau 256 bits 32 x 8. 1. Analisa troughput pada simulasi USUNETA saat ini Dari Tabel 4.2, Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 kita dapatkan nilai rata-rata waktu pengiriman datadelay untuk pengujian jaringan tanpa traffic, pengujian jaringan dengan traffic sebesar 25000 bytess dan pengujian jaringan dengan traffic 50000 bytess pada USUNETA saat ini berturut-turut adalah 7.4 ms, 31.05 ms dan 1267.9 ms. Sehingga kita dapatkan nilai rata-rata throughput untuk pengujian jaringan tanpa traffic, pengujian jaringan dengan traffic sebesar 25000 bytess dan pengujian jaringan dengan traffic 50000 bytess pada USUNETA saat ini berturut-turut yaitu sebesar 34.59 kbps 2567.4, 8.24 kbps 25631.05 dan 0.2 kbps 2561267.9. 2. Analisa troughput pada simulasi USUNETA baru Dari Tabel 4.5, Tabel 4.6 dan Tabel 4.7 kita dapatkan nilai rata-rata waktu pengiriman datadelay untuk pengujian jaringan tanpa traffic, pengujian jaringan dengan traffic sebesar 25000 bytess dan pengujian jaringan dengan traffic 50000 bytess pada USUNETA saat ini berturut-turut adalah 4.85 ms, 29.7 ms dan 970.9 ms. Sehingga kita dapatkan nilai rata-rata throughput untuk pengujian jaringan tanpa traffic, pengujian jaringan dengan traffic sebesar 25000 bytess dan pengujian jaringan dengan traffic 50000 bytess pada USUNETA baru berturut- Universitas Sumatera Utara 44 turut yaitu sebesar 52.78 kbps 2564.85, 8.61 kbps 25629.7 dan 0.26 kbps 256970.9.

4.3.2 Analisa Delay

Rumus untuk mencari delay adalah : 2.2 1. Analisa troughput pada simulasi USUNETA saat ini Dari Tabel 4.2, Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 kita dapatkan nilai rata-rata waktu pengiriman datadelay untuk pengujian jaringan tanpa traffic, pengujian jaringan dengan traffic sebesar 25000 bytess dan pengujian jaringan dengan traffic 50000 bytess pada USUNETA saat ini berturut-turut adalah 7.4 ms, 31.05 ms dan 1267.9 ms. 2. Analisa troughput pada simulasi USUNETA baru Dari Tabel 4.5, Tabel 4.6 dan Tabel 4.7 kita dapatkan nilai rata-rata waktu pengiriman datadelay untuk pengujian jaringan tanpa traffic, pengujian jaringan dengan traffic sebesar 25000 bytess dan pengujian jaringan dengan traffic 50000 bytess pada USUNETA saat ini berturut-turut adalah 4.85 ms, 29.7 ms dan 970.9 ms.

4.3.3 Analisa Packet Loss

Untuk pengujian jaringan tanpa traffic dan pengujian jaringan dengan traffic 25000 bytess pada simulasi USUNETA saat ini dan USUNETA baru belum menemui packet loss. Pada saat pengujian jaringan dengan traffic sebesar 5000 bytess didapat nilai rata-rata packet loss sebesar 14.77 pada USUNETA Universitas Sumatera Utara 45 saat ini dan 4.6 pada USUNETA baru seperti yang terlihat pada Tabel 4.4 dan Tabel 4.7 Universitas Sumatera Utara 46 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan simulasi yang telah dilakukan, maka penulis dapat menarik kesimpulan pada Tugas Akhir ini, yaitu: 1. Untuk pengujian jaringan tanpa traffic terjadi peningkatan throughput dari 34.59kbps menjadi 52.78kbps dan penurunan delay dari 7.4ms menjadi 4.85ms. 2. Untuk pengujian jaringan dengan traffic sebesar 25000 bytess terjadi peningkatan throughput dari 8.24kbps menjadi 8.61kbps dan penurunan delay dari 31.05ms menjadi 29.7ms. 3. Untuk pengujian jaringan dengan traffic sebesar 50000 bytess terjadi peningkatan throughput dari 0.2kbps menjadi 0.26kbps, penurunan delay dari 1267.9ms menjadi 970.9ms dan penurunan packet loss dari 14.77 menjadi 4.6. 4. Kinerja Jaringan komputer USUNETA baru lebih baik dari USUNETA saat ini jika ditinjau dari parameter throughput, delay dan packet loss.

5.2 Saran

Setelah menyelesaikan Tugas Akhir ini, penulis banyak berpesan kepada para pembaca, antara lain: 1. Sebaiknya pengujian jaringan dilakukan lebih dari sepuluh kali untuk meningkatkan keakurasian data hasil simulasi. Universitas Sumatera Utara 47 2. Untuk penggunaan perangkat lunak dalam perancangan simulasi dan pengambilan data bisa menggunakan perangkat lunak network simulator lainnya seperti GNS3, NS2, NS3 dan lainnya selain perangkat lunak Cisco Packet Tracer. 3. Untuk protokol routing masih dapat dibandingkan dengan protokol routing lainnya selain OSPF, seperti IBGP, EIRP ataupun lainnya. Universitas Sumatera Utara 5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya menggunakan protokol komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat saling berbagi informasi, program- program, penggunaan perangkat keras bersama seperti printer, harddisk, dan sebagainya. Prinsip dasar dalam sistem jaringan ini adalah proses pengiriman data atau informasi dari pengirim ke penerima melalui suatu media komunikasi tertentu[1][2]. Dua unit komputer dikatakan terkoneksi apabila keduanya bisa saling bertukar datainformasi, berbagi resource yang dimiliki, seperti file, printer, media penyimpanan hardisk, floppy disk, cd-rom, falsh disk, dll, data yang berupa teks, audio maupun video bergerak melalui media kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna komputer dalam jaringan komputer dapat saling bertukar filedata, mencetak pada printer yang sama dan menggunakan hardwaresoftware yang terhubung dalam jaringan bersama-sama. Dua buah komputer yang masing-masing memiliki sebuah kartu jaringan, kemudian dihubungkan melalui kabel maupun nirkabel sebagai medium transmisi data, dan terdapat perangkat lunak sistem operasi jaringan akan membentuk sebuah jaringan komputer yang sederhana[3][4]. Untuk membangun sebuah jaringan komputer dibutuhkan beberapa komponen yang harus disediakan, yaitu end user dan perangkat jaringan. End user merupakan perangakat yang digunakan oleh pengguna sebagai media untuk saling Universitas Sumatera Utara 6 bertukar informasi seperti teks, data dan suara. Beberapa contoh perangkat end user adalah komputer, laptop, server dan printer. Sedangkan perangkat jaringan adalah perangkat-perangkat yang digunakan untuk pembagi jaringan, pengatur rute jaringan, pengkonversi data jaringan, dan penguat jaringan. Beberapa perangkat jaringan yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Bridge Bridge merupakan peralatan yang dapat menghubungkan bebrerapa segmen dalam sebuah jaringan. Bridge dapat mengenai MAC Address tujuan. Sehingga ketika sebuah komputer mengirim data untuk komputer tertentu, bridge akan mengirim data melalui port yang terhubung dengan komputer tujuan saja. 2. Hub Hub merupakan perangkat yang dapat menggandakan frame data yang berasal dari salah satu komputer ke semua port yang terdapat pada hub tersebut, sehingga semua komputer yang terhubung dengan port hub akan menerima data juga[5]. Gambar 2.1 menunjukkan gambar hub. Gambar 2.1 Hub Universitas Sumatera Utara 7 3. Repeater Repeater merupakan contoh dari active hub. Repeater merupakan perangkat yang dapat menerima sinyal, kemudian memperkuat dan mengirim kembali sinyal tersebut ke tempat lain. Sehingga sinyal dapat menjangkau area yang lebih jauh. Karena repeater bekerja pada besaran fisis seperti tegangan listrik, arus lstrik, atau gelombang elektromagnetik, maka repeater termasuk dalam kategori peralatan yang bekerja pada layer fisik OSI. 4. Switch Switch merupakan perangkat yang dapat menghubungkan frame data yang berasal dari salah satu komputer ke salah satu atau semua port yang terdapat pada switch tersebut, sehingga salah satu atau semua komputer yang terhubung dengan port switch akan menerima data juga yang akan bekerja pada lapisan data link. Setiap port pada switch memiliki collision domain sendiri yang sangat mempercepat pengiriman data pada jaringan dan dapat menghindari tabrakan antara lalulintas pengiriman. Hal inilah yang membuat switch lebih baik dari hub[5]. Pada gambar 2.2 dapat dilihat bentuk switch. Gambar 2.2 Switch Universitas Sumatera Utara 8 5. Router Router adalah peralatan jaringan yang dapat menghubungkan satu jaringan dengan jaringan yang lain. Router bekerja pada layer network. Fungsi- fungsi mendasar yang harus dilakukan router termasuk[5][6]: a. Menyediakan tautan antar jaringan. b. Menyediakan layanan pe-rute-an dan pengiriman data antar proses pada sistem-sistem akhir yang terhubung ke jaringan berbeda. c. Menyediakan fungsi-fungsi ini sedemikian rupa sehingga tidak memerlukan perubahan arsitektur jaringan atau subjaringan terhubung manapun. Pada dunia nyata, sebuah router tidak berdiri sendiri, tapi saling bekerja sama dengan router-router lain, sehingga seolah-olah membentuk jaringan router kompleks. Gambar 2.3 adalah salah satu contoh router. Gambar 2.3 Router

2.2 Jenis-jenis Jaringan Komputer