100
ISSN: 2477‐636X
dimensi-dimensi kemanusiaan. Sehingga sangat tepat jika penilaian yang digunakan adalah penilaian proyek. Penilaian proyek dalam pembelajaran drama akan menjadi lebih
menyenangkan karena siswa dituntut untuk aktif dalam mengapresiasi naskah drama sekaligus aktif menghadapi pementasan drama yang sebelumnya melalui proses latihan. Hal-
hal semacam itu yang diharapkan mampu menunjang tujuan apresiasi sastra sekaligus motivasi peserta didik untuk senantiasa berperan aktif dalam pembelajaran.
Kata kunci: Penilaian proyek, authentic assesment, motivasi, pembelajaran drama
A. Pendahuluan
Proses pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi. Kegiatan belajar mengajar yang dirancang dalam
bentuk rencana mengajar disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan yang diharapkan, maka guru perlu adanya
evaluasi hasil pembelajaran. Menurut Ralph Tyler dalam Arikunto dan Suharsimi 2002:3, evaluasi adalah sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal
apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Evaluasi memiliki suatu alat yang disebut penilaian.
Penilaian autentik Authentic assessment merupakan pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Penilaian autentik merupakan proses assesment yang melibatkan beberapa bentuk pengukuran kinerja yang mencerminkan belajar siswa, prestasi, motivasi, dan sikap
yang sesuai dengan materi pembelajaran Kunandar, 2013:35. Penilaian autentik juga mengajarkan kepada siswa tentang pembelajaran yang bermakna karena siswa dapat
menjadikan segala aktivitas dari pembelajaran sebagai pengalaman belajar yang senantiasa diingatnya.
Penilaian autentik sebenarnya sudah diterapkan sejak kurikulum 2006 atau KTSP, kemudian dalam Kurikulum 2013 saat ini penilaian autentik lebih berpengaruh dalam setiap
pengukuran pembelajaran bagi peserta didik. Seperti yang dikatakan Kunandar 2013:35, bahwa salah satu penekanan dalam kurikulum 2013 adalah penilaian autentik Authentic
assement. Sebenarnya dalam kurikulum sebelumnya, yakni Kurikulum Satuan Tingkat
Pendidikan KTSP sudah memberi ruang terhadap penilaian autentik, tetapi dalam implementasi di lapangan belum berjalan secara optimal. Melalui kurikulum 2013 ini
penilaian autentik menjadi penekanan yang serius di mana guru dalam melakukan penilaian hasil belajar peserta didik benar-benar memerhatikan penilaian autentik.
Salah satu bentuk penilaian autentik adalah penilaian proyek Project assesment yang mengedepankan diskusi kelompok dalam jangka waktu yang berkala dan menghasilkan suatu
produk atau penampilan. Tugas yang diberikan tersebut dapat berupa perencanaa, pengumpulan data, diskusi, dan penyajian akhir atau pementasan. Hal tersebut dapat menarik
perhatian siswa dalam melakukan aktivitas pembelajaran yang tidak selalu individual dan hanya menghafal teori saja.
Pembelajaran sastra sebagai bagian dalam muatan pelajaran bahasa Indonesia juga membutuhkan penilaian yang autentik, termasuk dalam bentuk penilaian proyek. Hal tersebut
merupakan suatu usaha juga untuk membuat pembelajaran sastra lebih menarik dan menyenangkan, disamping juga usaha untuk membuat guru mata pelajaran bahasa Indonesia
menyeimbangkan muatan bahasa dan sastra. Banyak penelitian yang menyebutkan kekurangminatan siswa dalam pembelajaran sastra adalah faktor kemasan pembelajaran yang
disusun oleh guru. Maka penilaian proyek dalam pembelajaran sastra juga nantinya diharapkan menumbuhkan motivasi siswa dalam pembelajaran sastra.
101
Motivasi siswa dalam pembelajaran merupakan penunjang penting dalam menentukan berhasil tidaknya tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran sastra, drama memiliki daya tarik
yang kecil dibanding puisi dan prosa. Seperti yang diungkapkan dalam penelitian Dr. Yus Rusyana dalam Waluyo, 2002:1 bahwa minat siswa dalam mebaca karya sastra terbanyak
adalah prosa, menyusul puisi baru kemudian drama. Perbandingannya adalah 6:3:1. Banyak berbagai faktor yang mempengaruhi, termasuk motivasi siswa. Hal tersebut menjadi PR bagi
guru untuk dapat memberi motivasi kepada siswa terkait pembelajaran drama dan evaluasinya yang lebih inovatif.
B. Kajian Teori 1.