Analisis Data dan Uji Hipotesis

model dalam menerangkan variasi variable dependent diperlukan pengujian sebagai berikut : i. Uji Statistik t Uji statistik t digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh antara konflik, stres kerja sebagai variabel independen secara parsial terhadap motivasi kerja sebagai variabel dependen. Melalui perhitungan dengan t- statistik akan diperoleh nilai t hitung masing- masing variabel bebas untuk dibandingkan dengan nilai ttabel pada taraf nyata level of significant 5 dimana ketentuan pengujian adalah : a. Jika nilai p value α, maka Ho ditolak dan Ha diterima, dengan kata lain variabel independent berpengaruh secara parsial terhadap variable dependen, sebaliknya b. Jika nilai p value α, maka Ho diterima dan Ha ditolak, dengan kata lain variabel independen tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen. ii. Uji F Uji F atau uji secara simultan bertujuan untuk melihat apakah variabel independen dapat mempengaruhi variabel dependen secara serentak. a. p value sig α 0,05, maka variabel independen berpengaruh bersama-sama terhadap variabel dependen b. p value sig α 0,05, maka variabel independen tidak berpengaruh bersama-sama terhadap variabel dependen iii. Koefisien Determinasi R 2 Koefisien determinasi R 2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable dependent. Koefisien determinasi atau adjusted R 2 bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai satu. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independen maka R 2 pasti meningkat, tidak peduli apakah variabel tersebut memiliki nilai t yang signifikan atau tidak. Oleh sebab itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan adjusted R 2 karena nilainya dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. Karena alasan tersebut dalam penelitian ini akan digunakan adjusted R 2 . Model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil bias merupakan model regresi yang menghasilkan estimator linear tidak bias yang terbaik. Hal tersebut dipenuhi dengan beberapa asumsi klasik sebagai berikut : 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,variable dependen, variable independen atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Deteksi normalitas dapat dilakukan dengan: a. Analisis Grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogramyang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan : i. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. ii. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal danatau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Analisis Statistik Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan skewness dari residual. 2. Uji Linearitas Uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Dengan uji linearitas akan diperoleh informasi apakah model empiris sebaiknya linear, kuadratik, atau kubik. Ada beberapa uji yang dapat dilakukan : a. Uji Durbin Watson Uji ini biasanya dilakuakan untuk melihat ada tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi. b. Ramsey Test Uji ini bertujuan untuk menghasilkan F-hitung, kemudian dibandingkan dengan F table. Jika F hitung F table, maka hipotesis nol yang menyatakan bahwa spesifikasi model dalam bentuk fungsi linear ditolak. c. Uji Langrange Multiplier Estimasi dengan uji ini bertujuan untuk mendapatkan nilai c2 hitung atau n x R2 3. Uji multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas. Analisis untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut : a. Melihat nilai t hitung, R2 dan F ratio. Jika R2 tinggi, nilai F ratio tinggi, sedangkan sebagian besar atau seluruh koefisien regresi tidak signifikan nilai t hitung sangat rendah. b. Menentukan koefisien korelasi antara variable independent yang satu dengan variable independent yang lain. Jika antara dua variable independent memiliki korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,09 maka didalam model regresi terdapat multikolonieritas. c. Melihat Variance Inflation Factor VIF yaitu faktor pertambahan ragam. Apabila VIF kurang dari 10,00 maka tidak terjadi multikolonieritas. 4. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas artinya varians variable dalam model tidak sama konstan. Konsekuensinya adalah penaksir estimator yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun besar. Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. 5. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan autokorelasi. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Obyek Penelitian

Penelitian pada skripsi ini dilakukan di sekolah-sekolah SMA swasta di Kabupaten Bantul, di mana ada 12 sekolah SMA swasta di Kabupaten Bantul yang di dalamnya terdapat guru honorer. Tujuan pemilihan obyek penelitian di sekolah- sekolah SMA swasta di Kabupaten Bantul yaitu untuk mengetahui pengaruh konflik dan stres kerja yang dialami oleh para guru honorer SMA swasta di Kabupaten Bantul terhadap motivasi kerjanya. Adapun 12 sekolah yang menjadi obyek penelitian adalah sebagai berikut: SMA Muhammadiyah Bantul adalah sekolah SMA Swasta yang terletak di Provinsi DI Yogyakarta, Bantul. Sekolah ini menggunakan Agama Islam sebagai pegangan utama pendidikan agamanya. Alamat lengkap SMA Muhammadiyah Bantul berada di kawasan pusat Bantul, yaitu Jalan Urip Sumoharjo No.04A Bantul 55711. Berdiri pada tanggal 1 Agustus 1964. Keberadaan gedung SMA Muhammadiyah Bantul ini menempati tanah persyarikatan Muhammadiyah yang sebelumnya adalah bekas persawahan penduduk yang telah dibeli. Sedangkan bangunan yang ada tersebut menjadi milik sekolah secara penuh untuk dikelola dan dirawat dengan baik. SMA Muhammadiyah Kasihan terletak di Jalan Bantul Km.5 Mrisi Tirtonirmolo Kasihan Bantul Propinsi Yogyakarta. Lembaga pendidikan swasta yang sudah terakreditasi A. beridir diatas luas lahan seluruhnya 1.193 m2 dan memiliki luas banguan 580 m2, dengan status kependidikan yayasan Muhammadiyah. SMA Muhammadiyah Kasihan berdiri pada tanggal 1 Juli 1980 dengan surat izin kantor wilayah Departeman Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta No. 0561.13.12 .80 pada tanggal 28 Juli 1980 dengan keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No: 0437H1986 tentang pembaharuan persetujuan pendiri sekolah swasta dikeluarkan pada tanggal 28 Mei 1986. SMA Muhammadiyah Pleret sebagai lembaga formal pendidikan umum- keagamaan dan pengabdian masyarakat mempunyai kewajiban berperan serta dalam mewujudkan manusia-manusia pembangunan yang bertanggungjawab dan bertakwa kepada Allah SWT, berkepribadian Indonesia serta berakhlak mulia. Beralamat di Kanggotan Pleret Bantul dengan memiliki akreditasi A. SMA Pangudi Luhur Sedayu berlamat di Sejarah singkat SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu, St louise IX adalah seorang raja yang murah hati, adil, dan bijaksana. Ia memerintah rakyat dengan tegas, bijaksana, belas kasih, dan menerapkan prinsip-prinsip kristiani sejati, ia mendengarkan yang miskin dan terabaikan serta memajukan pendidikan. Berkenaan dengan nama pelindung sekolah tersebut, pada akhir tahun 1967 beberapa tokoh pemuda katholik bekerjasama dengan dewan gereja Sedayu, Bantul merencanakan pendirian sekolah lanjutan bagi para lulusan sekolah menengah pertama, kemudian bulan januari tahun 1968 dimulailah proses pembelajaran rintisan tersebut dan diberi nama dengan SPG Sekolah Pendidikan Guru, dan dalam perjalanan waktu berdasar surat dari menteri pendidikan dan kebudayaan No.034113hkpts1989 secara resmi SPG Sekolah Pendidikan Guru berganti menjadi SMA Sekolah Menengah Atas, dan untuk proses manajemennya dibawah Yayasan Pangudi Luhur. Tahun 2005 dengan sistem penilaian akreditasi yang baru, SMA Pangudiluhur St. louise IX mendapatkan akreditas A hingga sekarang. SMA 17 Bantul terletak di Ringinharjo, Bantul, Yogyakarta. Sekolah ini mulai dibuka pada tanggal 4 Juli 1989 dengan No.SK pendirian sekolah yaitu 178CKep1989. Berdiri diatas luas tanah 1,690 m dan luas bangunan 1,392 m. SMA 17 Bantul memiliki jenjang akreditasi B. Pada tahun 1997 Drs. Suparno menjabat sebagai kepala sekolah SMA PGRI 1 Kasihan. Drs. Suparno yang juga selaku kepala yayasan YPLP PGRI mengemukakan bahwa yayasan tidak boleh dipegang sebatas satu yayasan saja. Akibat dari keputusan tersebut maka yayasan yang menaungi perguruan tinggi yaitu Universitas PGRI Yogyakarta dan SMA PGRI 1 Kasihan Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul akhirnya diputuskan untuk terpisah. Namun kemandirian SMA PGRI 1 Kasihan Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul akhirnya menimbulkan perpecahan dimana Drs. Suparno hengkang dan meninggalkan kedudukannya dalam yayasan PGRI. Kemudian setelah lengsernya kepemimpinan Drs. Suparno, Drs. Panut mengisi kedudukan kepala sekolah selama dua periode lebih. Pada tahun 2008 sekolah dibawah pimpinan Drs.