Dasar Hukum Pemberantasan Tindak Pidana Penipuan

3. Membujuk orang itu dengan memakai : 1 Nama palsu atau keadaan palsu, 2 Akal cerdik tipu muslihat, dan 3 Karangan perkataan bohong. Menurut H.A.K Moch. Anwar, alat pembujuk atau penggerak dan dipergunakan dalam tindak pidana penipuan terdiri sebagai berikut : a. Pengertian pembujukan berarti : Melakukan pengaruh dan kelicikan terhadap orang, sehingga orang itu menurutinya berbuat sesuatu yang apabila mengetahui duduk perkara yang sebenarnya, ia tidak akan berbuat sedemikian itu. b. “ Keadaan palsu “ mengaku dan bertindak seolah-olah pelaku adalah seseorang yang mempunyai wewenang dan kedudukan tertentu, yang sebenarnya ia tidaklah dalam keadaan yang dimaksud. c. Karangan atau perkataan bohong Suatu tindakan dimana pelaku berkata pada dasar yang tidak sebenarnya terjadi, dimana pelaku mengada ada seolah olah apa yang ia bicarakan benar terjadi dan nyata adanya. d. Tipu muslihat Adalah perbuatan yang dilakukan sedemikian rupa sehingga perbuatan itu menimbulkan kepercayaan atau keyakinan atau kebenaran sesuatu kepada orang lain. Jadi tidak terdiri dari ucapan atau tindakan saja sudah dikatakan palsu memperlihatkan barang yang palsu adalah tipu muslihat.

E. Dasar Hukum Pemberantasan Tindak Pidana Penipuan

Kejahatan penipuan sangat merugikan baik bagi kelompok ataupun diri pribadi. Oleh karena itu, hendaknya harus dicegah, ditangkjal dan ditanggulangi. Dengan cara jajaran kepolisian harus selalu siap melaksanakan tugas sekaligus mengantisipasi peningkatan kejahatan penipuan. Disamping itu juga bagi mereka yang tertangkap dalam kejahatan ini hendaknya diberikan sanksi yang berat. Dengan pemberian sanksi yang berupa pidana terhadap pelaku penipuan belum dapat memuaskan rasa keadilan di masyarakat, karena rendahnya pidana yang dijatuhkan oleh hakim kepada pelaku penipuan. Pidana maksimum dari tindak pidana penipuan adalah 9 sembilan tahun. Dalam hukum pemberantasan kejahatan penipuan, dalam buku II KUHP yaitu : Pasal 378 KUHP 1 Barang siapa dengan maksud dan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, atau rangkaian kebohongan menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau memberi hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena penipuan dengan pidana penjara paling lama empat tahun 2 Ketentuan Pasal 365 ayat kedua, ketiga dan keempat berlaku bagi kejahatan ini. Pasal 369 KUHP 1 Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan ancaman pencemaran nama baik dengan lisan maupun tulisan atau dengan ancaman akan membuka rahasia memaksa seseorang supaya memberikan barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya memberi utang atau menghapuskan piutang diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa pihak Kepolisian mempunyai wewenang dalam penanganan tindak pidana penipuan yangh meliputi penyelidikan dan penyidikan yang didasarkan pada ketentuan yang ada yaitu Undang–undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah

Dokumen yang terkait

ANALISIS YURIDIS DASAR PERTIMBANGAN HAKIM TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA GOLONGAN 1 (Studi Kasus Putusan Nomor 195/Pid.B/2011/PN.GS)

0 16 58

ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HAKIM TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENIPUAN DALAM KASUS PINJAM MEMINJAM UANG TERHADAP KOPERASI (Studi Kasus Nomor : 737/Pid.B/2010/PN.TK.)

1 39 57

DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA INCEST (Studi Putusan No.24/Pid.B/2012/PN.KLD)

3 21 44

ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (Studi Putusan PN Nomor : 195/PID.B/2012/PN.GS)

0 7 61

ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMALSUAN SURAT (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR: 30/PID/2013/PT.TK)

0 33 77

ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMALSUAN SURAT (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR: 30/PID/2013/PT.TK)

0 16 59

ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAMMENJATUHKAN PIDANA TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA NARKOTIKA (Studi Putusan Nomor 1303K/PID.SUS/2011)

0 0 15

ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMALSUAN SURAT (STUDI KASUS PUTUSAN NO.30/PID/2013/PT.TK)

0 2 11

ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PENJATUHAN PIDANA MINIMUM TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG (Studi Putusan Nomor: 1218PID.SUS2016PN.TJK) (Jurnal)

0 1 13

ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA PERCOBAAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERZINAHAN (Studi Kasus Putusan No: 300/Pid.B/2017/PN.Tjk)

0 0 13