PEMROGRAMAN MIKROPROSESOR PEMROGRAMAN MIKROPROSESOR

209

BAB III. PEMROGRAMAN MIKROPROSESOR

3.1. PEMROGRAMAN MIKROPROSESOR

Sebagai pijakan awal dalam memprogram sebuah mikroprosesor adalah dengan memahami bahasa pemrograman, melalui bahasa pemrograman inilah programmer dapat menyusun instruksi-instruksi secara sekuensial guna memerintah mikroprosesor untuk melakukan suatu proses. Melalui bahasa pemrograman seorang programmer dapat menentukan tahapan logika dan perhitungan pada mikroprosesor, oleh karena itu bahasa pemrograman dilengkapi dengan sekumpulan atau himpunan tata aturan sintaks dan semantik instruksi untuk menyusun suatu program komputer. Terdapat 2dua bagian besar dalam sebuah program yaitu data dan program itu sendiri, yang kedua-duanya disimpan dalam memori baik memori RAM maupun ROM. Dengan program dapat diolah ataupun dikelola berbagai data tersebut, bagaimana data disimpan, dibaca, dibedakan jenisnya dan dengan cara atau langkah apa yang harus dilakukan di dalam mikroprosesor. Seperti dijelaskan pada bab terdahulu bahwa mikroprosesor tersusun dari berbagai komponen, dan komponen-komponen inilah sebagai pembentuk mesin pengolah data yang disebut sebagai mikroprosesor. Oleh karena itu bahasa pemrograman mikroprosesor dibedakan sebagai berikut: 1. Bahasa Mesin, yaitu pemrograman dilakukan dengan penyusunan instruksi atau perintah dalam kode biner, yaitu dengan memberikan logika 0 dan atau 1. 2. Bahasa Tingkat Rendah atau dikenal dengan istilah bahasa assembler, yaitu pemrograman dilakukan dengan penyusunan instruksi atau perintah dalam kode yang bisa dikenali oleh manusia melalui mnemonic. 3. Bahasa Tingkat Tinggi, yaitu bahasa pemrograman komputer yang instruksinya lebih mendekati kata yang digunakan dalam bahasa manusia sehari-hari, misal do, print, if, for, repeat,until, AND, OR. Sedangkan yang dimaksud dengan program adalah serangkaian instruksi yang disusun sehingga dapat melakukan sebuah fungsi dalam mikroprosesor, dan setiap mikroprosesor agar dapat melakukan suatu proses membutuhkan 210 keberadaan program. Sebuah program memiliki suatu pola atau bentuk model tertentu sesuai dengan bahsa yang digunakan, dengan format kode tersebut isi program dapat dipahami oleh programer yang sering dberi istilah kode sumber source code. Pemrograman mikroprosesor meliputi kegiatan menganalisis permasalahan melakukan pembuatan algoritma yang selanjutnya diwujudkan dalam bentuk program, selanjutnya program dikompilasi untuk bisa dikenali oleh mikropro- sesor sebagai mesin. Dengan demikian program siap untuk dijalankan, biasa-nya sebuah program yang telah dibuat tidak berjalan dengan semestinya oleh karena itu perlu dilakukan uji program debug. Sebuah program disimpan terlebih dahulu dalam memori utama RAM sebelum dijalankan, kemudian mikroprosesor akan mengeksekusi program tersebut. Eksekusi dilakukan secara instruksi demi instruksi sampai seluru instruksi dalam program dijalankan atau sampai program tersebut dihentikan. Sebuah program sedang berjalan dalam mikroprosesor dapat berhenti, dan penghentian jalannya sebuah program dapat dilakukan berdasarkan permintaan, interupsi, adanya kesalahan dalam pemberian instruksi program, adanya permasalahan pada perangkat keras. Program membutuhkan algoritma, karena pembuatan program membutuhkan tahapan solusi sekuensial selalu guna menyelesaikan masalah. Dengan berbasis pada logika pikir maka dapat dibuat suatu penyelesaian solusi terhadap suatu permasalahan. Sehingga algoritma mutlak dibuat dalam membuat suatu program, karena terdapat tahapan atau urutan langkah-langkah yang didalamnya berisi solusi logis penyelesaian masalah dan tersusun secara sistematis sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemrograman merupakan suatu proses iteratif penulisan dan penyuntingan kode sumber sehingga membentuk sebuah program, setelah didapatkannya algoritma penyelesaian masalah. Program hakekatnya penyusunan kode sumber dilanjutkan proses pengujian, analisis, pembetulan kesalahan, optimalisasi algoritma, normalisasi kode. Telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa bagaimana proses dan dari mana sumber yang dapat dimanfaatkan dalam menyusun rencana dan program pada 211 mikroprosesor menjadi pertanyaan yang sangat penting, hanya dengan logika akal pikiran manusia dapat mewujudkan sebuah rancangan program yang terstruktur, jelas, logis dan mempunyai target dan tujuan yang jelas. Pada kenyataannya hampir tidak ada batasan manusia dalam memanfaatkan logika dan akal pikirannya untuk mengkreasi sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Seperti diketahui logika dan akal pikiran manusia mampu bekerja selama 24 jam terus menerus, dari kenyataan tentang kerja logika dan akal pikiran manusia ini maka sudah seharusnya kita bersyukur dan mau mengakui keagungan-NYA Untuk mncapai apa yang diinginkan atau untuk memenuhi kebutuhan yang diharapkan pada sistem mikroprosesor, maka untuk dapat digunakan sebagai alat bantu dalam menyelesaikan masalah harus diprogram dengan suatu alur penyelesaian masalah yang dirancang sebelumnya. Ditinjau dari disiplin ilmu maka pemrograman dikenal dengan istilah rekayasa perangkat lunak Software engineering.

3.2. PEMROGRAMAN BERBASIS MASALAH