Analisa Penamaan Bebegig Pada Bebegig Sukamantri Hasil Kuesioner Kepada Masyarakat Di Kecamatan Sukamantri Terhadap

25 Gambar II.24 Diagram Pertanyaan 7 kuesioner Bebegig Sukamantri Sumber: Kuesioner Pengetahuan Masyarakat Tentang Bebegig Sukamantri Diakses 3042016 Dari diagram pertanyaan kuesioner nomor 7 diatas, dapat dilihat bahwa masyarakat Sukamantri mengetahui apa itu helaran dengan 34 orang yang menjawab. Gambar II.25 Diagram Pertanyaan 8 kuesioner Bebegig Sukamantri Sumber: Kuesioner Pengetahuan Masyarakat Tentang Bebegig Sukamantri Diakses 3042016 Dari diagram pertanyaan kuesioner nomor 8 diatas, dapat dilihat bahwa 56 masyarakat Sukamantri belum mengetahui apa itu Ngabagug. Ngabagug merupakan cikal bakal penamaan Bebegig pada Bebegig Sukamantri. Gambar II.26 Diagram Pertanyaan 9 kuesioner Bebegig Sukamantri Sumber: Kuesioner Pengetahuan Masyarakat Tentang Bebegig Sukamantri Diakses 3042016 26 Dari diagram pertanyaan kuesioner nomor 9 diatas, dapat dilihat 94 masyarakat Sukamantri dominan mengetahui fungsi Bebegig adalah sebagai kesenian. Gambar II.27 Diagram Pertanyaan 10 kuesioner Bebegig Sukamantri Sumber: Kuesioner Pengetahuan Masyarakat Tentang Bebegig Sukamantri Diakses 3042016 Dari diagram pertanyaan kuesioner nomor 10 diatas, dapat dilihat masyarakat Sukamantri sebanyak 62 belum mengetahui makna apa yang terkandung pada Bebegig Sukamantri. Gambar II.28 Diagram Pertanyaan 11 kuesioner Bebegig Sukamantri Sumber: Kuesioner Pengetahuan Masyarakat Tentang Bebegig Sukamantri Diakses 3042016 Dari diagram pertanyaan kuesioner nomor 11 diatas, dapat dilihat masyarakat Sukamantri sebanyak 84 dari 50 responden menganggap hutan itu penting bagi kehidupan masyarakat Sukamantri.

II.4 Khalayak

Kendati Bebegig Sukamantri tampak menakutkan, ketika helaran berlangsung masyarakat tidak menjauhi mereka. Alih-alih menghindar, sebagian malah 27 mendekat untuk sekedar mengabadikan momen tersebut dengan foto bersama. Dari tahun ke tahun popularitas Bebegig di Sukamantri semakin tinggi. Generasi penerus di kalangan anak-anak kecil Sukamantri kini banyak yang ingin mengenakan Bebegig. Bebegig bisa bertahan sampai sekarang karena regenerasi berjalan baik. Kehadiran Bebegig Sukamantri pada ajang Kemilau Nusantara 2015 yang bertempat di depan Gedung Sate Bandung, membuat kagum masyarakat dan tamu undangan Tika, 2015: para 4. Hasilnya Bebegig Sukamantri keluar sebagai juara pertama di tingkat provinsi.

II.5 Resume

Setelah meninjau hasil keseluruhan analisa dari paparan yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa dibalik minat yang tinggi terhadap Bebegig Sukamantri masyarakat Sukamantri masih belum mengetahui makna dibalik helaran Bebegig, makna yang terkandung dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari dan pengetahuan masyarakat mengenai penamaan Bebegig pada Bebegig Sukamantri masih kurang. Kurangnya media informasi yang membahas secara khusus Bebegig Sukamantri. Meninjau dari permasalahan yang ada, maka solusi yang dapat dilakukan adalah merancang informasi mengenai Bebegig Sukamantri melalui media informasi dalam bentuk buku ilustrasi yang didalamnya memberikan informasi mengenai makna yang terkandung dan penamaan Bebegig pada Bebegig Sukamantri. Tujuannya untuk memberikan informasi bahwa dibalik pementasannya dalam helaran, ada kearifan lokal yang ingin disampaikan oleh hadirnya Bebegig Sukamantri. 28

BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN

III.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan yang akan dilakukan dari kesenian Bebegig Sukamantri yaitu merancang atau membuat suatu media informasi berupa buku ilustrasi yang dirancang dengan cara story telling. Dalam keterangan sebelumnya ditemukan beberapa permasalahan yang terjadi terkait Bebegig Sukamantri diantaranya kurangnya pemahaman masyarakat mengenai makna yang terkandung pada Bebegig Sukamantri bahwa dalam pementasannya pada setiap helaran, Bebegig memiliki makna didalamnya. Dari hal tersebut dibutuhkan sebuah solusi, yaitu buku informasi bergambar yang mudah diterima oleh remaja, yang berfungsi sebagai bahan pengetahuan bahwa ada makna lain yang terkandung pada Bebegig Sukamantri dibalik pementasannya. III.1.1 Khalayak Sasaran Pentingnya memberikan informasi mengenai makna yang ada pada Bebegig Sukamantri bukan hanya tampil dalam suatu helaran tetapi ada kearifan lokal didalamnya. Dari hal tersebut, maka target audiens akan ditentukan berdasarkan segi demografis, psikografis dan geografis sebagai berikut. III.1.1.1 Consumer Insight Untuk perancangan buku ilustrasi tentang Bebegig Sukamantri, target audien adalah remaja. Audien yang dituju adalah remaja umur 13-15 tahun jenjang pendidikan SMP yang memiliki minat dan pernah melihat langsung helaran Bebegig Sukamantri. Berikut insight dari target audien:  Mengikuti gaya hidup.  Adanya kebanggan karena pernah melihat langsung helaran Bebegig Sukamantri.  Senang bermain. 29 Dengan target audien yang masih duduk di bangku SMP dengan kesibukannya belajar disekolah dan senang bermain, tidak ingin diganggu dengan hal-hal diluar kebiasaannya, maka untuk melibatkannya dengan media yang tanpa disadari digunakan oleh target audien. III.1.1.2 Consumer Journey Untuk menentukan cara penyampaian ide yang sudah dibentuk, maka diperlukan perencanaan yang baik melalui media-media yang akan digunakan, yang mampu berinteraksi dan menjangkau sasaran dengan tepat. Diperlukan aktifitas dari target audien. Consumer Journey inilah yang dijadikan acuan untuk aplikasi media yang dibentuk. Tabel III.1 Consumer Journey Sumber: Dokumentasi Pribadi 2016 No Kegiatan Tempat Point Of Contact 1 Bangun Pagi Kamar Tidur Buku 2 Perjalanan ke Sekolah Jalan, Kendaraan, Sekolah Stiker, Poster 3 Di Sekolah Sekolah Buku, Mading 4 Istirahat Sekolah, Kantin Poster, Stiker 5 Pulang Sekolah Sekolah, Jalan Stiker 6 Di Rumah Ruang Tamu, Kamar Tidur Buku 7 Bermain Rental Play Station Stiker, Poster, T-Shirt III.1.1.3 Indikator Konsumen  Demografis Secara Demografis target audiens dari buku ilustrasi Bebegig Sukamantri ini yaitu meliputi dua jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan. Kategori usia antara 13-15 tahun yang memiliki status pendidikan sebagai pelajar SMP atau sederajat, dengan status sosial menengah dan menengah keatas. Target sekunder atau target kedua yang dituju adalah remaja usia