Judul Skripsi : HUBUNGAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN
SISWA DI SEKOLAH DENGAN PELANGGARAN TAT A TE RTIB DI SMP NEGERI 20 BANDAR
LAMPUNG
Nama Mahasiswa : Novita Hariyani
No. Pokok Mahasiswa : 0913032060
Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1.
Komisi Pembimbing
PembimbingI Pembimbing II
Dr. Adelina Hasyim, M.Pd Hermi Yanzi, S.Pd, M.Pd.
NIP. 19531018 198112 2 001 NIP. 198207272006041 002
2. Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan IPS
Ketua Program Studi PPKn
Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Holilulloh, M.Si
NIP 19560108 198503 1 002 NIP 19610711 198703 1 003
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. Adelina Hasyim, M.Pd.
………………….
Sekretaris : Hermi Yanzi, S.Pd, M.Pd.
…………………..
Penguji Bukan Pembimbing : Drs. Holillulloh, M.Si.
…………………..
2.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 01 Mei 2013
SANWACANA
Bismillaahirrahmaanirrahim,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan
Hidayahnya-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Hubungan Kemampuan Mengemukakan Pendapat tentang Hak dan Kewajiban Siswa di Sekolah dengan Pelanggaran Tata Tertib di SMP Negeri
20 Bandar Lampung ”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan yang datang
baik dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini juga tidak lepas dari bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari Ibu Dr. Adelina Hasyim M.Pd.,
selaku pembimbing akademik PA dan sebagai pembimbing I, yang telah memberikan motivasi dan bimbingannya dalam membantu penyusunan skripsi.
Dan juga Bapak Hermi Yanzi, S.Pd, M.Pd., selaku pembimbing II, terimakasih atas kesediaannya dalam membimbing dan memberikan motivasi dalam
bimbingannya. Selain itu penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 2.
Bapak Dr. Thoha B.S Jaya, M.S., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Arwin Ahmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 4.
Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 6.
Bapak Drs. Holilulloh, M.Si., selaku Ketua Program Studi PPKn Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, sekaligus selaku
pembahas I, terimakasih atas masukan, saran, dan kritikannya pada penulis. 7.
Bapak M. Mona Adha, M.Pd., selaku pembahas II, terimakasih atas masukan, saran, dan kritikannya pada penulis.
8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
9. Ibu Dra. Listadora, selaku Kepala SMP Negeri 20 Bandar Lampung yang
telah memberi izin penelitian dan atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis.
10. Bapak dan Ibu guru serta staf tata usaha SMP Negeri 20 Bandar Lampung
Kota Bandar Lampung yang telah membantu dalam penelitian kepada penulis.
11. Siswai SMP Negeri 20 Bandar Lampung yang telah membantu penulis
dalam mengadakan penelitian. 12.
Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, Bapak Kabul Riyanto dan Ibu Gunarti terimakasih atas keikhlasan, cinta dan kasih sayang, doa, motivasi,
moral serta finansial yang tidak akan pernah terbayarkan. Untuk kakakku Wulan Yuliannisa dan juga adikku, Neti Nurhasanah dan Indah Puji Astuti.
Terimakasih atas do’a, dukungan, bantuan, perhatian dan cinta kasih yang diberikan.
13. Sahabat-sahabat terbaikku, Hestia yang selalu setia mendengar curhatanku,
aku selalu nyaman dengan karaktermu yang pendiam, Maul yang selalu membuat aku ketawa terus, Alan yang selalu terbuka dengan perjalanan
cintanya, Nurul yang selalu menghibur kita dengan kepolosannya, dan Umi yang selalu menahanku, saat aku terlalu bersemangat. Terimakasih untuk
semangat, motivasi, dan kebersamaan kita selama ini. 14.
Teman-teman PPKn angkatan 2009 yang tidak bisa disebutkan satu persatu semoga kebersamaan kita ini akan tetap selalu ada, walaupun kadang-kadang
ada kesalahpahaman diantara kita namun kebersamaan dan kenangan tidak akan terlupakan.
15. Teman-teman seperjuangan KKN, PPL SMP PGRI 2 Merbau Mataram Tahun
2012 Ayu, Dika, Heri, Ika, Kiki, Listiono, Mb Sri, Novio, Rika, Riko, Vivi, dan Yeni terimakasih atas kebersamaannya dalam perjuangan kita. Desa
Karang Raja, Merbau Mataram, Kabupaten Lampung Selatan, terimakasih atas tempat menimba ilmu kami.
16. Adik tingkat PPKn 2010 sampai 2012 baik genap maupun ganjil terima kasih
atas motivasi dan segala bantuan serta canda tawanya. 17.
Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai.
Semoga amal baik yang telah BapakIbuSaudarai serta teman-teman berikan
akan selalu mendapatkan pahala dan balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan
baik dari penyampaian maupun kelengkapannya. Segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan sebagai tolak ukur penulis dimasa
yang akan datang. Penulis juga berharap semoga karya sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Mei 2013 Penulis,
Novita Hariyani
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, adalah: Nama
: Novita Hariyani NPM
: 0913032060 Prodi Jurusan
: PPKn Pendidikan IPS Fakultas
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, Mei 2013
Novita Hariyani NPM. 0913032060
PERSEMBAHAN
Dengan berlandaskan haturan syukur kepada ALLAH SWT,kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda bukti dancinta
kasih kepada :
“Kedua orang tuaku, ayah dan ibu tercinta yang selalu menjadi semangat dalam
hidupku, kesabaran dan do’a dalam setiap sujudmu untuk Menanti keberhasilanku serta harapan disetiap tetesan
Keringatmu demi keberhasilanku”
“Adikk-adikku serta saudara-saudaraku tersayang, yang dengan kasihnya selalu mendukung dan mendo’akanku”
“Teman-teman PPKN 2009 yang selalu memberikan semangat dan mendo’akan keberhasilanku”
“Dan Seseorang yang kelak akan mendampingiku mengarungi suka duka jalan kehidupannya kehidupan”
Serta
Almamaterku tercinta Universitas Lampung
Motto
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selsesai dari suatu urusan,
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain”
Al-Insyirah, 6-7
“Motivasi terkuat adalah motivasi yang datang dari diri kita sendiri”.
Novita Hariyani
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Novita Hariyani, dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 19 November 1991 yang merupakan
putri kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Kabul Riyanto dan Ibu Gunarti.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh penulis antara lain:
1. Taman Kanak-Kanak Melati Puspa diselesaikan pada tahun 1997.
2. Sekolah Dasar Negeri 1 Way Kandis yang diselesaikan pada tahun 2003.
3. SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2006.
4. SMA Negeri 5 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2009.
Pada tahun 2009 penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan
Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN.
I. PENDAHULUAN A.
Latar Belakang
Negara kita Indonesia sejak dua tahun belakangan ini banyak dihembusi oleh angin demokrasi yang dipadatkan dalam bentuk berbagai keinginan dan
tuntutan dengan mengatasnamakan rakyat. Keinginan untuk lepas dari pemerintahan yang terlalu lama berkuasa dan membentuk pemerintahan baru
yang diharapkan membawa angin segar dalam berbagai segi kehidupan. Keinginan untuk mengedepankan sifat keterbukaan dalam berbagai isu
nasional agar rakyat sebagai pemegang kedaulatan bisa memonitor dan mengkontrol secara langsung semua kebijakan yang dilakukan pemerintah.
Keinginan untuk mengeluarkan pendapat secara lebih bebas. Keinginan untuk mendapatkan otonomi lebih besar dalam pengelolaan daerah. Semua ini
dilapis dalam kata demokrasi, suara yang berasal dari rakyat.
Penyebab yang paling sering diajukan adalah menghubungkannya dengan kemerosotan kehidupan ekonomi negara yang jatuh akibat ketidakstabilan
nilai mata uang rupiah terhadap dolar yang efek dominonya juga membuat kehidupan politik dan pemerintahan menjadi ikut goyah. Tetapi peneliti
yakini faktor ekonomi ini hanya sebagai satu pemicu, penyebab yang utama adalah adanya tingkat pemikiran rakyat yang lebih baik, yang merupakan
2 produk keberhasilan program pendidikan. Pendidikan membuka cara berpikir
setiap insan terhadap hidup yang berbudaya, kecanggihan teknologi, konsep kesamaan dalam perbedaan, persamaan hak dan kewajiban, dan harapan
dalam hidup. Tingkat pendidikan yang lebih baik telah menggantikan sikap patuh dan diam dengan sikap kritis dan aktif. Inilah yang membangkitkan
semangat reformasi untuk berdemokrasi di kalangan masyarakat khususnya generasi muda, yaitu salah satunya kaum pelajar terutama dalam
kemampuannya mengemukakan pendapat tentang hak dan kewajibannya di sekolah.
Sebagaimana kita ketahui bahwasannya pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, ini berarti bahwa setiap manusia berhak
mendapatkan pendidikan dan berhak berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses
kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi seorang yang terdidik itu
sangat penting. Pendidikan dapat kita peroleh di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Pendidikan berjasa dalam membentuk pondasinya: rakyat yang tahu hak dan kewajibannya, rakyat yang mengakui persamaan kedudukan di dalam hukum
dan pemerintahan, membuka kesempatan yang luas bagi semua lapisan masyarakat dalam mencapai persamaan, dan membentuk rakyat yang kritis.
Dengan demikian pendidikan tidak saja memungkinkan tumbuhnya alam
3 demokrasi, tetapi juga membuat demokrasi menjadi hal yang utama untuk
hadir di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara. Yang diperlukan untuk mengatasi kekurangan dari sistem pendidikan yang
ada adalah pembenahan dalam cara mengajar. Cara mengajar yang hanya dititikberatkan pada penyampaian materi pelajaran satu arah harus dirubah
dengan cara mengajar yang mengajak siswa untuk berpikir dua arah. Berpikir secara mandiri dan bersama-sama dengan siswa lain dan guru
sebagai satu kelompok. Berpikir dan mengemukakan hasil pemikirannya dalam bentuk pendapat kepada siswa lain dan guru. Ini bisa diwujudkan
dalam bentuk cara belajar yang interaktif. Pendidikan yang interaktif bisa dilakukan dengan cara kerja kelompok untuk
mendiskusikan satu topik tertentu, atau dimulai dengan teknik curah gagasan brainstorming yang melepaskan dahulu justifikasi terhadap relevansi
ataupun kebenaran ide seseorang, tujuannya adalah mengumpulkan ide dari semua peserta. Kedua teknik tersebut akan memberi pengalaman pada siswa
dalam mengeluarkan keberaniannya untuk mengemukakan pendapat dengan tujuan untuk berbagi dalam keterbukaan, dalam melihat kenyataan bahwa
setiap orang belum tentu memiliki pendapat yang sama, dalam menyikapi dan menghargai pendapat siswa lain yang sealiran maupun yang bertentangan,
dalam menyikapi penolakan orang lain terhadap ide yang dikemukakan siswa yang bersangkutan, dalam mengolah ide orang lain menjadi lebih kreatif lagi,
dan dalam bagaimana menggunakan jalur komunikasi untuk menyelesaikan perbedaan dan masalah yang sedang dihadapi bersama.
4 Langkah selanjutnya adalah membawa siswa untuk beralih ke pemikiran
tertulis. Siswa diberi kemampuan untuk menuangkan pendapatnya dalam bentuk karangan tertulis secara gamblang dan terstruktur. Ini akan membantu
siswa dalam menyebarkan ide ke lingkup yang lebih luas. Karena bagaimanapun secara skala distribusi pemikiran yang tertulis akan lebih
efektif untuk sampai ke khalayak yang lebih luas. Inilah yang dimaksud dengan proses belajar yang sesungguhnya, memahami
untuk me-reinventing apa yang dipelajari, menganalisa untuk me-recreating sesuatu dari yang sudah dipelajari, dan akhirnya menyatakan kembali kepada
khalayak umum. Untuk melaksanakan cara belajar interaktif pada kondisi sekarang cukup sulit,
karena diperlukan faktor pendukung yang saat ini masih kurang dalam sistem pendidikan sekarang. Infrastruktur yang diperlukan untuk melaksanakan
pendidikan interaktif adalah: 1.
Guru yang kompeten dan berbakat mendidik dan mengajar. 2.
Meluangkan waktu terbanyak bagi pendidikan, terus belajar dan membaca, memilihkan soal analisa dalam proses belajar dan ulangan, memeriksa
jawaban essai siswa dengan cermat dan memberi umpan balik, dan memberi porsi besar teknik diskusi dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Bisa bertindak sebagai fasilitator dan mediator, selalu mempersiapkan
bahan diskusi dengan tepat, memahami semua pendapat yang timbul, dan tahu cara menengahi perbedaan dengan tepat.
5 4.
Tidak berorientasi hasil, melainkan berorientasi proses, tidak memusatkan perhatian pada keberhasilan dalam ujian tetapi pada proses belajarnya
sehingga siswa memiliki kemampuan belajar mandiri yang tetap berorientasi pada kerjasama.
5. Materi pelajaran yang menekankan pada analisa masalah, tidak saja
menekankan pada ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi juga keterampilan nilai, perilaku, emosi dan etika. Materi yang mampu
melatih kemampuan otak, emosi dan aksi siswa secara seimbang. 6.
Sistem penilaian yang proporsional pada nilai dan perilaku siswa, guru tidak hanya dinilai dari keberhasilan siswanya dalam memperoleh nilai
baik dalam ulangan tetapi juga keberhasilan guru dalam membentuk perilaku siswa. Demikian juga dalam menilai keberhasilan siswa itu
sendiri. 7.
Sistem ujian nasional yang tidak didominasi pilihan ganda, sesuatu yang tidak merangsang siswa untuk berpikir secara kreatif.
8. Kehidupan sekolah yang lebih demokratis, yaitu dengan memerankan
kembali kepala sekolah dan guru sebagai contoh hidup yang ideal, sebagai teman dalam berdiskusi, dan selalu melibatkan siswa dalam pengambilan
keputusan sekolah.
Harapan yang dibebankan pada keberhasilan sistem pendidikan ini adalah: 1.
Terbentuknya siswa yang memiliki pengetahuan yang luas. 2.
Terbentuknya siswa yang berkemampuan untuk menganalisa informasi di lingkungannya.
3. Terbentuknya siswa yang memiliki kesadaran akan kerjasama,
6 4.
Terbentuknya siswa yang berkemauan untuk menyampaikan pendapatnya secara kritis.
5. Terbentuknya siswa yang memiliki sikap toleransi terhadap perbedaan.
6. Terbentuknya siswa yang berorientasi pada berpikir dibandingkan
menggunakan otot. 7.
Terbentuknya siswa yang berorientasi pada aksi. 8.
Terbentuknya siswa yang memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam lingkungannya.
Dengan target tersebut, diharapkan demokrasi bukan hanya membutuhkan
pendidikan yang menghasilkan siswa yang melek huruf dan melek pengetahuan, tetapi juga pendidikan yang mampu memberi siswa kemampuan
berinisiatif, bersikap kritis, kreatif, toleransi, dan berpartisipasi. Salah satu mata pelajaran di sekolah yang sangat menekankan pada
kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat adalah mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Di dalam mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan terdapat materi yang khusus menjelaskan tentang kemerdekaan mengemukakan pendapat, jadi di dalam materi ini siswa dituntut
memiliki kemampuan dalam mengemukakan pendapat, salah satuya kemampuan mengemukakan pendapat tentang hak dan kewajiban siswa di
sekolah. Harapannya siswa tidak hanya mampu dalam mengemukakan pendapatnya, tetapi mampu juga dalam mengaplikasikan hak dan
kewajibannya di sekolah.
7 Untuk mencapai tujuan tersebut sangat ditentukan oleh kemampuan atau
kualitas guru, karena guru memiliki peranan penting dalam mengubah perilaku siswa. Pembinaan oleh guru di sekolah merupakan bagian integral dari upaya
pembinaan kesadaran hukum atau aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah. Pembinaan terhadap tata tertib sekolah merupakan salah satu bentuk kegiatan
guru di sekolah dalam rangka pembinaan generasi muda dan pembentukan manusia disiplin dan terdidik. Masalah yang dihadapi dalam pembangunan
pendidikan adalah bagaimana meningkatkan mutu pendidikan, baik yang bersifat pengetahuan maupun sikap. Usaha pertama yang dilakukan oleh
sekolah dalam pembinaan sikap yaitu melalui tata tertib sekolah. Sebagaimana diketahui dewasa ini banyak sekali siswa sekolah yang terlibat dalam
kenakalan remaja, pergaulan bebas, penggunaan narkoba, tawuran antar sekolah serta penggunaan etika yang salah dalam kehidupan. Oleh karena itu,
melalui pembinaan tata tertib sekolah diharapkan siswa dibiasakan melaksanakan kehidupan sesuai dengan aturan yang berlaku di masyarakatnya.
Hasil kajian sementara di lapangan menunjukkan bahwa masih terdapat
perilaku siswa yang tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila, hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang melanggar tata tertib sekolah. Kondisi ini tentu
sangat mengkhawatirkan di lihat dari perkembangan masyarakat global karena kemajuan pengetahuan dan teknologi, khususnya para siswa yang merupakan
generasi penerus bangsa yang nantinya akan berpengaruh negatif terhadap perilaku siswa. Peneliti mengambil lokasi penelitian di SMP Negeri 20 Bandar
Lampung, hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang melanggar tata tertib sekolah.
8
Tabel 1.1 Bentuk dan Jumlah Pelanggaran Tata Tertib Kelas VII Di SMP Negeri 20 Bandar lampung Bulan Juli-Desember 2012.
No Bentuk Pelanggaran Tata Tertib Sekolah
Jumlah Siswa
1. Tidak memakai seragam sesuai dengan
ketentuan 7
2. Lompat pagar sekolah
3 3.
Meninggalkan kelas sebelum jam pelajaran berakhir
7 4.
Terlambat hadir 10
5. Tidak hadir tanpa keterangan
6 6.
Merokok 5
7. Berkelahi
36 8.
Keluar saat KBM tanpa izin 12
9. Mengaktifkan atau menggunakan HP pada jam
KBM 8
10. Ribut di kelas
10 Total
105 Sumber: Dokumentasi guru BK di SMP Negeri 20 Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 20122013
Berdasarkan data, diketahui ada 105 siswa yang melanggar tata tertib sekolah. Banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh siswa menunjukkan bahwa
siswa tersebut masih kurang dapat mengaplikasikan pendapatnya tentang hak dan kewajibannya di sekolah. Pelanggaran terhadap tata tertib sekolah
menunjukkan siswa kurang patuh terhadap peraturan sekolah. Berbagai upaya yang telah dilaksanakan di sekolah sering kurang dihargai dan diperhatikkan
oleh siswa. Sekolah memegang peran yang sangat penting dalam menanamkan dan menumbuhkan aspek pendidikan moral. Kasus atau
pelanggaran tata tertib sekolah tersebut terkait dengan karakteristik siswa seperti perbedaan-perbedaan yang dimiliki setiap individu yang dipengaruhi
oleh sikap, minat, keinsyafan, pengetahuan, dan faktor lain yang mempengaruhinya. Ketaatan terhadap tata tertib sekolah adalah sebuah
9 kesiapan yang harus ditanamkan kepada siswa di sekolah agar mempunyai
sikap dan perbuatan sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Pelanggaran tata tertib yang terdapat pada tabel tersebut termasuk ke dalam bidang kajian nilai dan moral Pancasila. Hal tersebut termasuk ke dalam
bidang kajian nilai dan moral Pancasila karena pelanggaran tata tertib yang dilakukan siswa tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila, sehingga dapat
mengganggu kondisi lingkungan belajar di sekolah menjadi tidak kondusif. Bila generasi mudanya saja seperti ini, lalu bagaimana dengan nasib bangsa
kita yang ada di tangan mereka. Seharusnya sebagai siswa yang memiliki kemampuan mengemukakan pendapat tentang hak dan kewajibannya di
sekolah, siswa tersebut mampu mematuhi segala aturan-aturan yang ada, karena menaati tata tertib merupakan kewajiban siswa di sekolah, sehingga
segala sesuatunya dapat berjalan dengan baik dan tidak akan menimbulkan kericuhan dan kekacauan. Oleh karena itu, dari penelitian ini mengingatkan
kembali bahwa siswa adalah generasi muda yang perlu dibimbing dan dibina dengan baik, agar siswa tidak hanya mampu mengemukakan pendapat
tentang hak dan kewajibannya di sekolah, tetapi juga mampu mengaplikasikan hak dan kewajiban tersebut. Dengan harapan melalui
penelitian ini dapat memberikan kontribusi kepada seluruh pihak-pihak yang bersangkutan baik itu sekolah maupun keluarga.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian
mengenai “Hubungan Kemampuan
10 Mengemukakan Pendapat tentang Hak dan Kewajiban Siswa di Sekolah
dengan Pelanggaran Tata Tertib d i SMP Negeri 20 Bandar Lampung”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, peneliti mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Pentingnya pendidikan dalam menumbuhkan sikap demokrasi bagi
generasi muda. 2.
Peran pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam membina generasi muda.
3. Peranan guru dalam membina siswa.
4. Kemampuan mengemukakan pendapat tentang hak dan kewajiban siswa di
sekolah. 5.
Masih terdapat siswa yang melanggar tata tertib sekolah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang diajukan, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu:
1. Kemampuan mengemukakan pendapat tentang hak dan kewajiban siswa di
sekolah. 2.
Pelanggaran tata tertib sekolah.
11
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut
“Adakah hubungan kemampuan mengemukakan pendapat tentang hak dan kewajiban
siswa di sekolah dengan pelanggaran tata tertib di SMP Negeri 20 Bandar Lampung?
”
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Pada penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah menjelaskan adakah hubungan kemampuan mengemukakan pendapat tentang hak dan
kewajiban siswa di sekolah dengan pelanggaran tata tertib di SMP Negeri 20 Bandar Lampung.
2. Kegunaan Penelitian
2.1 Kegunaan teoritis
Kegunaan yang bersifat teoritik berkaitan dengan pengembangan khasanah pengetahuan, khususnya bagi program studi Pendidikan
Kewarganegaraan. Kegunaan yang bersifat teoritis tersebut berupa sumbangan hasil penelitian, yaitu dapat menambah khasanah
pengetahuan atau mengembangkan wawasan terutama dalam hal kemampuan mengemukakan pendapat tentang hak dan kewajiban
siswa di sekolah dan memberikan masukan guna pengembangan
12 dunia pendidikan serta memberikan masukan atau informasi bagi
calon guru dalam meningkatkan diri agar lebih profesional.
2.2 Kegunaan Praktis
a. Bagi siswa
Bagi siswa, penelitian ini berguna untuk memberikan motivasi atau dorongan agar siswa memiliki kemampuan mengemukakan
pendapat tentang hak dan kewajiban siswa di sekolah yang selanjutnya dapat mengurangi pelanggaran tata tertib sekolah.
b. Bagi guru
Bagi guru, penelitian ini berguna untuk memperbaiki dan mengintrospeksi
terhadap kemampuan,
kualitas, dan
keterampilan guru dalam melatih dan membimbing siswa, terutama dalam memberikan arahan tentang kemampuan
mengemukakan pendapat tentang hak dan kewajiban siswa di sekolah dan peraturan tata tertib sekolah.
c. Bagi sekolah
Bagi sekolah, penelitian ini berguna sebagai masukan untuk menerapkan kebijakan-kebijakan sekolah dalam membantu siswa
memiliki
kemampuan mengemukakan pendapat tentang hak dan kewajiban siswa di sekolah
dan pentingnya mematuhi tata tertib sekolah, sehingga terwujud wawasan wiyata mandala yang baik.
13
F. Ruang Lingkup Penelitian
1. Ruang Lingkup Ilmu Penelitian